LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 9 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUPANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUPANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 13 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENETAPAN PERATURAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2000 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 17 TAHUN 2001 PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 4 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR NOMOR: 9 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN SE KABUPATEN JEMBRANA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 7 TAHUN 2000 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 38 SERI D

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 08 TAHUN 2002 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 18 TAHUN 2000 SERI D NOMOR SERI 13

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN RUKUN TETANGGA DALAM DAERAH KOTA BONTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 06 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

PERATURAN DESA KLARI KECAMATAN KLARI KABUPATEN KARAWANG NOMOR. TAHUN Tentang : LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 8 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN BUPATI BARITO KUALA,

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 18 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (LPMK) DI KOTA MALANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 18 TAHUN 2002

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 28 TAHUN 2001 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2007 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 10 TAHUN 2007 T E N T A N G

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2003 NOMOR 4 SERI D

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N K E N D A L NOMOR 20 TAHUN 2000 SERI D NOMOR 19

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 3 TAHUN 2000 TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN, PERLINDUNGAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR : 3, TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 11 TAHUN 2000 SERI D NOMOR SERI 6

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA

Perda No. 5 / 2002 tentang Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Di Desa dan atau Kelurahan. PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2002

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA / KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 4 TAHUN 2008 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR: 4 TAHUN 2008

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA ADAT DAN/ATAU KEMASYARAKATAN DI DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

TAHUN : 2005 NOMOR : 06

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMPERDAYAAN MASYARAKAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2001 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN SIAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2001 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN SIAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 32 TAHUN 2001 SERI D NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 32 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG LEMBAGA ADAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 20 SERI D. 20 =================================================================

DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SOLOK

WALIKOTA BANJARMASIN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 9 TAHUN 2002 SERI : D NOMOR : 7 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2002

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

PERATURAN DAERAH NOMOR 17 TAHUN 2000

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA ( BPD ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DONGGALA,

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 14 TAHUN 2000 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA / KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DESA GIRIPURWA DI KECAMATAN PENAJAM

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA (RT) DAN RUKUN WARGA (RW) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA SIPAYUNG KECAMATAN SUKAJAYA KABUPATEN BOGOR PERATURAN DESA SIPAYUNG NOMOR 04 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 10 TAHUN 2001 PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR: 10 TAHUN 2000 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA PEKON (APBP) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SAWAHLUNTO PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 3 LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 10 TAHUN 2000 T E N T A N G ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA PEKON (APBP)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENATAAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 1999 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGATURAN MENGENAI DESA

PERATURAN DESA NANGGUNG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA NANGGUNG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR : 10 TAHUN 2000 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 9 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASIR Menimbang : a. bahwa untuk mendukung pelaksanaan tugas Pemerintahan dan Pembangunan di Desa sesuai dengan Undang undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, maka dipandang perlu untuk menata dan mengatur kembali pemebntukan kelembagaan masyarakat Desa dalam Daerah Kabupaten Pasir; b. bahwa untuk mencapai maksud sebagaimana dimaksud pada huruf a diatas sesuai dengan Keputusan menteri Dalam Negeri Nomor 63 Tahun 1999 tentang Pedoman Umum Peraturan mengenai Desa, dipandang perlu untuk mengatur Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan di Desa dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pasir. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undangundang Nomor 3 Darurat Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 9) sebagai Undang-undang; 2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1987 tentang Penetapan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Samarinda, Kotamadya Daerah Tingkat II Balikpapan, Kabupaten Daerah Tingkat II Kutai dan Kabupaten Daerah Tingkat II Pasir (Lembaran Negara Tahun 1987 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3364); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1996 tentang Pembentukan 13 (tiga belas) Kecamatan di Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Kutai, Berau, Bulungan, Pasir, Kotamadya Daerah Tingkat II Samarinda dan Balikpapan dalam Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Timur (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 56); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 6. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Tehnis Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1999 tentang Pencabutan beberapa Peraturan Menteri Dalam Negeri, Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Instruksi Menteri Dalam Negeri mengenai Pelaksanaan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa; 11. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 63 Tahun 1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan dan Penyesuaian Peristilahan dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Kelurahan; 12. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 tentang Pedoman Umum Pengaturan Daerah Kabupaten mengenai Desa. Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH, KABUPATEN PASIR

MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintahan adalah Pemerintah Republik Indonesia; 2. Daerah adalah Daerah Kabuaten Pasir; 3. Bupati dalah Bupati Pasir; 4. Kecamatan adalah Wilayah Kerja Camat sebagai perangkat Daerah Kabupaten dan Daerah Kota; 5. Camat adalah Kepada Kecamatan dalam Daerah Kabupaten Pasir; 6. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur dan atau Pemerintah Kabupaten Pasir; 7. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah Kabupaten; 8. Tugas Pembantuan adalah Penugasan dari Pemerintahan kepada Daerah dan Desa dan dari Daerah Desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai pembiayaan, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggung jawabkan kepada yang menugaskan; 9. Pemerintah Desa adalah kegiatan Pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan Badan Perwakilan Desa; 10. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dan Perangkat Desa;

11. Badan Perwakilan Desa atau yang selanjutnya disebut BPD adalah Badan Perwakilan Desa yang terdiri atas pemuka-pemuka masyarakat di Desa yang berfungsi mengayomi adat istiadat, membuat Peraturan Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat serta melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Desa; 12. Lembaga Kemasyarakatan adalah lembaga yang dibentuk dan tumbuh dari masyarakat Desa sebagai wahana partisipasi masyarakat dalam Pembangunan; 13. Peraturan Desa adalah semua ketentuan yang telah ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dimusyawarahkan/dimufakatkan dengan Badan Perwakilan Desa. BAB II Bagian Pertama SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA Pasal 2 (1) Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Desa untuk memberdayakan masyarakat dalam Pembangunan Desa; (2) Lembaga Kemasyarakat dimaksud ayat (1) pasal ini berkedudukan di Desa dan dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan Desa yang ditetapkan dengan Peraturan Desa; (3) Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini tumbuh dari, oleh dan untuk masyarakat, merupakan wahana partisipasi masyarakat dalam pembangunan di Desa dan menjadi mitra Pemerintah Desa dalam aspek perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian. Pasal 3 Pembentukan Lembaga Kemsyarakatan sebagaimana dimaksud pada pasal 2 diatas mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Sebagai wadah partisipasi masyarakat dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan;

b. Menggali, memnfaatkan potensi dan menggerakkan swadaya gotong royong masyarakat dalam pembangunan; c. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat; d. Membina dan menggerakkan potensi pemuda untuk membangun; e. Meningkatkan peranan wanita dalam mewujudkan keluarga sejahtera; f. Membina kerjasama antar lembaga yang ada dalam masyarakat untuk membangun; g. Menanamkan pengertian dan kesadaran masyarakat agar menjaga kestabilan pelaksanaan pembangunan Desa dan secara dini turut serta bersama-sama mengatasi apabila ada permasalahan yang terjadi. Pasal 4 Nama, susunan organisasi, tata kerja serta wewenang dan kewajiban lembaga kemasyarakatan lebih lanjut disesuaikan dengan kondisi daerah dan desa masing-masing. Bagian Kedua KEANGGOTAAN PENGURUS Pasal 5 (1) Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan dan keanggotaannya dimusyawarahkan dan dimufakatkan oleh Kepala Desa dengan pemuka-pemuka masyarakat di Desa; (2) Hasil Musyawarah mufakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) oleh Kepala Desa disampaikan kepada Badan Perwakilan Desa untuk mendapat persetujuan, kemudian ditetapkan dalam Peraturan Desa. Pasal 6 (1) Yang dapat menjadi anggota lembaga kemasyarakatan desa adalah Warga Negara Republik Indonesia yang : a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. Setia dan taat kepada Pancasila dan UUD 1945;

c. Berumur 17 Tahun/sudah menikah; d. Berkelakuan baik, jujur, adil, cakap, dan penuh tanggung pengabdian terhadap masyarakat; e. Sebagai penduduk Desa dan bertempat tinggal tetap; f. Mempunyai kemampuan dan kemauan untuk bekerja dan membangun; g. Bukan perangkat Desa atau anggota Badan Perwakilan Desa. (2) Jumlah anggota Lembaga Kemasyarakatan sedikitnya 15 (lima belas) orang dengan susunan kepengurusan sebagai berikut : a. Ketua sebagai pimpinan dan penanggung jawab; b. Sekretaris sebagai pembantu Pimpinan dan Penyelenggara administrasi; c. Bendahara sebagai penyelenggara administrasi keuangan; d. Ketua seksi sebagai pembantu Pimpinan dan pelaksana jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan; Pasal 7 Anggota Pengurus berhenti/diberhentikan karena : a. Meninggal dunia; b. Mengundurkan diri; c. Pindah tempat tinggal dan menjadi penduduk Desa lain; d. Berakhir masa bhaktinya; e. Tidak memenuhi lagi syarat-syarat sebagai anggota pengurus; f. Terkena peraturan Perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Bagian Ketiga TATA KERJA Pasal 8 (1) Lembaga Kemasyarakatan yang dibentuk berkewajiban membina hubungan kerja dengan lembaga kemasyarakatan lain di Desa guna memberdayakan masyarakat dalam pembangunan;

(2) Dalam Pelaksanaan tugas dan fungsi Lembaga Kemasyarakatan selalu mengkoordinasikan dengan Kepala Desa sebagai bahan penyusunan kebijaksanaan pembangunan Desa. Pasal 9 (1) Dalam melaksanakan tugasnya para anggota pengurus Lembaga Kemasyarakatan mengutamakan azas musyawarah untuk mencapai mufakat dengan memperhatikan prinsip keterpaduan, prioritas dan transparan; (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut pada ayat (1) pasal ini : a. Ketua bertanggung jawab kepada Kepala Desa dan b. Sekteraris, Bendahara dan Ketua-ketua Seksi bertangung jawab kepada Ketua. BAB III TUGAS DAN FUNGSI PENGURUS Pasal 10 (1) Ketua mempunyai tugas sebagai Pimpinan dan penganggung jawab Lembaga Kemasyarakatan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Ketua Umum mempunyai fungsi : a. Memimpin dan mengendalikan semua kegiatan; b. Melaksanakan koordinasi terhadap seksi-seksi dengan Pemerintah Desa; c. Membina kader-kader pembangunan baik terhadap seksi-seksi dengan Masyarakat Desa. (2) Sekretaris mempunyai tugas membantu pimpinan dalam menyelenggarakan administrasi dan pelayanan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, sekretaris mempunyai fungsi : a. Menyelenggarakan administrasi surat menyurat kearsipan, pendataan dan penyusunan laporan;

b. Melaksanakan tugas-tugas tertentu yang diberikan oleh ketua; c. Melaksanakan tugas dan fungsi Ketua, apabila Ketua sedang berhalangan. (3) Bendahara mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi keuangan, termasuk benda-benda bergerak atau tidak bergerak dan penyimpanan uang. Untuk melaksanakan tugas tersebut, bendahara mempunyai fungsi : a. Menyelenggarakan pembukuan, Penyusunan laporan keuangan dan penyimpanan uang; b. Mengadakan pencatatan swadaya gotong royong masyarakat dalam pembangunan yang dinilai dengan uang. (4) Ketua-ketua seksi mempunyai tugas memimpin dan mengendalikan seksi masingmasing. Untuk melaksanakan tugas tersebut, ketua-ketua seksi berfungsi : a. Menyusun rencana pembangunan sesuai bidang masing-masing; b. Menyelenggarakan kegiatan pembungan sesuai dengan rencana; c. Melakukan koordinasi dengan seksi-seksi lain untuk terwujudnya keserasian pelaksanaan pembangunan; d. Mengendalikan kelompok-kelompok kerja yang dibentuk berdasarkan wilayah dan jenis kegiatan; e. Mengadakan pengawasan terhadap kegiatan bidang masing-masing; f. Mengikuti perkembangan dan mencatat segala kegiatan dalam seksinya; g. Mengadakan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan; h. Menyusun laporan secara berkala; i. Memberikan saran dan pendapat kepada Ketua; j. Menyenggarakan tugas-tugas tertentu yang diberikan oleh Ketua. Pasal 11 (1) Kelompok-kelompok kerja dapat dibentuk berdasarkan pembagian wilayah atau jenis kegaiatan; (2) Pada setiap wilayah sesuai keperluan dapat dibentuk beberapa kelompok kerja; (3) Setiap kelompok kerja hanya melaksanakan jenis kegiatan seksi yang bersangkutan;

(4) Kelompok-kelompok kerja tersebut dikoordinasikan oleh seksi-seksi sesuai dengan bidang tugas masing-masing. BAB IV P E M B I N A A N Pasal 12 (1) Dalam rangka memberdayakan Lembaga Kemasyarakatan Dinas / Instansi yang memiliki program / proyek didata dalam batas-batas tertentu sesuai kemampuan diserahkan pelaksanaannya kepada Desa ; (2) Bupati selaku Pembina Lembaga Kemasyarakatan yang ada di desa yang dalam pelaksanaan sehari-hari dilakukan oleh Camat di Wilayah kerja masing-masing ; (3) Camat atas nama Bupati selaku Pembina mengadakan kerja sama dengan instansi terkait yang mempunyai kegiatan / tugas pembangunan di Desa ; (4) Kepala Desa selaku Pembina langsung Lembaga Kemasyarakatan yang bersangkutan dan hasil pembainaannya dilaporkan kepada BPD sebagai bahan pertanggung jawaban Kepala Desa setiap akhir tahun anggaran. Pasal 13 (1) Sumber dana Lembaga Kemasyarakatan di Desa diperoleh dari ; a. Swadaya masyarakat baik berupa uang maupun tenaga ; b. Bantuan Pemerintah Desa yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa; c. Bantuan lain yang sah dan tidak mengikat serta tidak bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. (2) Pengelolaan dana sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini dilakukan oleh Bendaharawan Lembaga Kemasyarakatan yang diprogramkan dalam Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Desa.

BAB V KETENTUAN PERALIHAN Pasal 14 (1) Selama sebelum ditetapkannya petunjuk atau pedoman pelaksanaan yang baru mengenai Lembaga Kemasyarakatan yang ada di Desa berdasarkan Peraturan Daerah ini, Lembaga Desa yang telah ada di Desa seperti LKMD dan PKK tetap melaksanakan tugas ; (2) Lembaga Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) paling lambat 1 (satu) tahun harus disahkan dengan Peraturan Daerah ini terhitung sejak diundangkan. BAB VI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 15 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati. Pasal 16 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Pasir. Disahkan di Tanah Grogot pada tanggal 31 Juli 2000 BUPATI PASIR Ttd Drs. H. YUSRIANSYAH SYARKAWI

Diundangkan di Tanah Grogot pada tanggal 8 Agustus 2000 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PASIR, Ttd Drs. H. NORMAD EDHY P e m b i n a NIP. 010082077 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASIR TAHUN 2000 NOMOR 10