Deklarasi Penghapusan Semua Bentuk Intoleransi dan Diskriminasi berdasarkan Agama...

dokumen-dokumen yang mirip
DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH

DEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA

DEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA. Diterima dan diumumkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948 melalui resolusi 217 A (III)

Diadopsi oleh resolusi Majelis Umum 53/144 pada 9 Desember 1998 MUKADIMAH

Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia

PERNYATAAN UMUM TENTANG HAK-HAK ASASI MANUSIA

Konvensi Internasional mengenai Penindasan dan Penghukuman Kejahatan Apartheid

PROKLAMASI TEHERAN. Diproklamasikan oleh Konferensi Internasional tentang Hak-hak Asasi Manusia di Teheran pada tanggal 13 Mei 1968

DEKLARASI PEMBELA HAK ASASI MANUSIA

K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

K105 PENGHAPUSAN KERJA PAKSA

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA

KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK SIPIL DAN POLITIK 1 MUKADIMAH

Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG

2008, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu membentuk Undang-Undang tenta

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HAK KEBEBASAN BERAGAMA

Disampaikan dalam acara Workshop Memperkuat Justisiabilitas Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya: Prospek dan Tantangan, diselenggarakan oleh Pusat

PERLINDUNGAN HAK-HAK MINORITAS DAN DEMOKRASI

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA. Ditetapkan oleh Resolusi Majelis Umum 2200 A (XXI)

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA

Annex 1: Kovenan Internasional Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya

Hak Beribadah di Indonesia Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 4 Agustus 2015; disetujui: 6 Agustus 2015

ATURAN PERILAKU BAGI APARAT PENEGAK HUKUM

Memutus Rantai Pelanggaran Kebebasan Beragama Oleh Zainal Abidin

DEKLARASI PERSERIKATAN BANGSA BANGSA TENTANG HAK HAK MASYARAKAT ADAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG

DEKLARASI TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN. Diproklamasikan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa

No ekonomi. Akhir-akhir ini di Indonesia sering muncul konflik antar ras dan etnis yang diikuti dengan pelecehan, perusakan, pembakaran, perkel

10. KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS

Konvensi menentang Diskriminasi dalam Pendidikan. Diadopsi oleh Konferensi Umum Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan

Konvensi Internasional tentang Perlindungan Hak Semua Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya 1 PEMBUKAAN

KONVENSI HAK ANAK (HAK-HAK ANAK)

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA

Protokol Tambahan Konvensi Hak Anak Terkait Keterlibatan Anak Dalam Konflik Bersenjata

Konvensi tentang Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida

Muchamad Ali Safa at INSTRUMEN NASIONAL HAK ASASI MANUSIA

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK

MULAI BERLAKU : 3 September 1981, sesuai dengan Pasal 27 (1)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Deklarasi Vienna dan Program Aksi

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

III. Pengaturan terhadap Aparatur Penegak Hukum dan Pembatasan Penggunaan Kekerasan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG PENGHAPUSAN DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN TENTANG PERANAN PARA JAKSA. Disahkan oleh Kongres Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kedelapan. Tentang Pencegahan Kejahatan dan Perlakukan terhadap

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KONSEP DASAR HAM. Standar Kompetensi: 3. Menampilkan peran serta dalam upaya pemajuan, penghormatan dan perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG PENGHAPUSAN DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG PENGHAPUSAN DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kewajiban Negara Pihak terhadap Pelaksanaan Instrumen-instrumen HAM Internasional. Ifdhal Kasim

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambaha

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR XVII /MPR/1998

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR.. TAHUN. TENTANG PERLINDUNGAN UMAT BERAGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERANGKAT HAK ASASI MANUSIA LEMBAR FAKTA NO. 1. Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia

Prinsip Dasar Peran Pengacara

KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK SIPIL DAN POLITIK 1

KONVENSI HAK ANAK Mukadimah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1999 TENTANG

BUKU AJAR (BAHAN AJAR) PERLINDUNGAN HAK ANAK. Oleh : I Gede Pasek Eka Wisanjaya SH, MH

K106 ISTIRAHAT MINGGUAN DALAM PERDAGANGAN DAN KANTOR- KANTOR

Mengakui di satu pihak, bahwa hak-hak dasar manusia berasal dari sifat-sifat umat manusia,

KOMENTAR UMUM no. 08

KELOMPOK KERJA UNTUK PENAHANAN SEWENANG-WENANG. Lembar Fakta No. 26. Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia

KONVENSI INTERNASIONAL PENGHAPUSAN SEGALA BENTUK DISKRIMINASI RASIAL

Piagam Afrika tentang Hak Asasi Manusia dan Hak Penduduk CAB/LEG/67/3 rev. 5, 21 I.L.M.58 (Nairobi, Kenya, 1982) Berlaku pada 21 Oktober 1986.

KONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN DAN PERLAKUAN ATAU PENGHUKUMAN LAIN YANG KEJAM, TIDAK MANUSIAWI DAN MERENDAHKAN MARTABAT MANUSIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

K29 KERJA PAKSA ATAU WAJIB KERJA

MAKALAH. Pengadilan HAM dan Hak Korban Pelanggaran Berat HAM. Oleh: Eko Riyadi, S.H., M.H.

PROTOKOL OPSIONAL PERTAMA PADA KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK SIPIL DAN POLITIK 1

KONVENSI INTERNASIONAL PENGHAPUSAN SEGALA BENTUK DISKRIMINASI RASIAL

KONVENSI INTERNASIONAL PENGHAPUSAN SEGALA BENTUK DISKRIMINASI RAS

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM

BAB 1 PENDAHULUAN. umat manusia telah meninggalkan luka-luka yang dalam dan menimbulkan

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA MENJAGA KESEIMBANGAN ANTARA HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA ( WNI )

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNOFFICIAL TRANSLATION

MAKALAH. HAM dan Kebebasan Beragama. Oleh: M. syafi ie, S.H., M.H.

HAK AZASI MANUSIA. Drs. H. M. Umar Djani Martasuta, M.Pd

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG (KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KOMITE HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA. Lembar Fakta No. 16 (Revisi 1) Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia

PENDAPAT TERPISAH HAKIM ZEKIA

PUTUSAN Perkara Nomor 007/PUU-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975

BAB V INSTRUMEN-INSTRUMEN INTERNASIONAL TENTANG PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA. 1. Memahami dan mengetahui sistem internasional hak-hak asasi manusia;

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

KONVENSI MENGENAI DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG

K182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

Transkripsi:

DEKLARASI PENGHAPUSAN SEMUA BENTUK INTOLERANSI DAN DISKRIMINASI BERDASARKAN AGAMA ATAU KEPERCAYAAN (Diumumkan oleh resolusi Sidang Perserikatan Bangsa- Bangsa No. 36/55 pada tanggal 25 Nopember 1981) - *Dikutip dari Lampiran Buku Diskriminasi Dalam Praktek Oleh : Indradi Kusuma Sidang Umum Menimbang bahwa satu diantara prinsip dasar Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah prinsip mengenai martabat dan persamaan yang hakiki dari semua umat manusia, dan bahwa semua negara anggota telah berjanji untuk melakukan kegiatan bersama maupun sendiri, bersarna-sama dengan PBB untuk memajukan universal terhadap dipatuhinya hak-hak asasi manusia dan kebebasan dasar bagi semua orang, tanpa perbedaan atas dasar ras, jenis kelamin, bahasa atau agama. Menimbang bahwa Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dan persetujuan-persetujuan Internasional tentang Hak Asasi Manusia menyatakan prinsip non diskriminasi dan persamaan di depan hukum dan hak atas kebebasan pikiran, hati nurani, agama dan kepercayaan. Menimbang bahwa diabaikannya dan dilanggarnya hak asasi manusia dan kebebasan dasar, khususnya hak atas kebebasan pikiran, hati nurani, agama dan kepercayaan telah membawa langsung atau tidak langsung, perang dan penderitaan besar kepada umat manusia, khususnya dimana agama atau kepercayaan tersebut dijadikan alasan untuk campur tangan terhadap urusan dalam negeri Negara-negara lain dan menyebabkan merebak kebencian diantara rakyat dan bangsa-bangsa. Menimbang bahwa agama atau kepercayaan, bagi setiap orang yang menganutnya, merupakan salah satu unsur mendasar dalam Law Review, Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, Vol. II, No.2, November 2002 79

Deklarasi Penghapusan Semua Bentuk Intoleransi dan Diskriminasi berdasarkanagama... membangun konsepsinya mengenai kehidupan, maka kebebasan beragama atau mempunyai kepercayaan harus dihormati dan dijamin sepenuhnya. > Menimbang bahwa adalah penting sekali untuk memajukan pengertian, toleransi dan rasa hormat dalam hal-hal'/ang berkaitan dengan kebebasan bergama dan kepercayaan dan untuk menjamin bahwa penggunaan agama atau kepercayaan untuk tujuan-tujuan yang tidak sesuai dengan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, instrument-instrument hak asasi manusia dan maksud serta prinsip dari Deklarasi ini adalah tidak dapat diterima. Yakin bahwa kebebasan beragama dan kepercayaan juga harus memberi sumbangan kepada tercapainya tujuan-tujuan perdamaian dunia, keadilan sosial dan persahabatan diantara rakyat dan kepada penghapusan ideology atau praktek kolonialisme dan diskriminasi rasial. Menyambut gembira diterimanya dan akan berlakunya beberapa konversi, dibawah naungan Perserikatan Bangsa- Bangsa dan badan-badan khusus PBB, untuk penghapusan berbagai bentuk diskriminasi. Prihatin dengan perwujudan intoleransi dan dengan terjadinya diskriminasi dalam hal agama atau kepercayaan yang masih tampak di beberapa bagian dunia. Berketetapan untuk mengambil semua langkah yang perlu, untuk penghapusan intoleransi tersebut dalam semua bentuk dan perwujudannya dan untuk mencegah dan memerangi diskriminasi berdasarkan agama atau kepercayaan. Menyatakan Deklarasi tentang Penghapusan Semua bentuk intoleransi dan Diskriminasi yang Berdasarkan Agama atau Kepercayaan : Pasal 1 1. Setiap orang mempunyai hak atas kebebasan pikiran, hati nurani atau agama. Dalam hak ini termasuk kebebasan untuk mempunyai suatu agama atau kepercayaan apapun yang dipilihnya, dan kebebasan menyatakan agama atau 80 Law Review, Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, Vol. II, No.2, November 2002

kepercayaan dengan mengajarkannya, melakukannya, beribadat dan menaatinya, baik sendiri atau bersama-sama dengan orang lain, didepan umum maupun sendiri. 2. Tidak seorangpun boleh menjadi sasaran pemaksaan yang akan menghalangi kebebasannya untuk mempunyai agama atau kepercayaan yang dipilihnya. 3. Kebebasan untuk menyatakan agama atau kepercayaan seseoarang hanya dapat dibatasi sebagaimana ditetapkan oleh hukum dan keperluan untuk melindungi keamanan umum, ketertiban, kesehatan atau moral atau hak dan kebebasan dasar orang lain. Pasal 2 1. Tidak seorangpun boleh menjadi sasaran diskriminasi oleh Negara, lembaga, kelompok, atau individu atas dasar agama atau kepercayaan. 2. Untuk keperluan Deklarasi ini, istilah "intoleransi dan diskriminasi yang berdasarkan agama atau kepercayaan" berarti setiap perbedaan, pengecualian pembetasan atau preferensi berdasarkan agama atau kerpercayaan dan yang mempunyai tujuan atau membawa akibat hilang atau rusaknya pengakuan, penikmatan atau pelaksanaan hak assasi dan kebebasan atas dasar yang setara. Pasal 3 Dikriminasi antar umat manusia atas dasar agama atau kepercayaan dan pengingkaran terhadap prinsip Piagam Perserikatan Bangsa- Bangsa, dan akan dihukum sebagai suatu pelanggaran terhadap hak asasi manusia dan kebebasan dasar yang dinyatakan dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dan diuraikan secara terperinci dalam berbagai Persetujuan-persetujuan Internasional tentang hak Asasi Manusia, dan sebagai suatu penghalang terhadap hubungan yang damai dan bersahabat diantara bangsa-bangsa. Pasal 4 1. Setiap Negara akan mengambil langkah-iangkah Law Review, Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, Vol. II, No.2, November 2002 81

efektif untuk mencegah dan menghapuskan diskriminasi atas dasar agama atau kepercayaan dalam mengakui, melaksanakan dasar dalam bidang-bidang kehidupan sipil, ekonomi, politik, sosial dan budaya. 2. Setiap negara akan berusaha sekuat tenaga atau bila perlu memberlakukan atau membatalkan undang-undang guna melarang setiap diskriminasi semacam itu, dan mengambil semua langkah yang layak untuk memerangi intoleransi atas dasar agama atau kepercayaan. Pasal 5 Orang tua, apabila kasusnya mengharuskan demikian, wali anak sah, mempunyai hak untuk mengatur kehidupan dalam keluarga sesuai dengan agama atas kepercayaan serta dengan mengingat pendidikan moral dimana mereka percaya bagaimana anak seharusnya dibesarkan. 1. Setiap anak mendapatkan hak untuk mendapatkan akses dalam memperoleh pendidikan agama atau kepercayaan sesuai dengan keinginan orangtuanya atau, apabila kasusnya menentukan demikian, walinya yang sah, dan tidak akan dipaksa untuk menerima pengajaran tentang agama atau kepercayaan yang bertentangan dengan keinginan orangtua atau walinya yang sah, dimana kepentingan terbaik bagi anak itu merupakan prinsip yang harus dipertimbangkan. 2. Anak akan dilindungi dari setiap bentuk diskriminasi berdasarkan agama atau kepercayaan. la akan dibesarkan dalam semangat saling pengertian, toleransi, persahabatan diantara rakyat, perdamaian antar persaudaraan universal, penghormatan kepada kebebasan beragama atau kepercayaan orang lain, dan dengan kesadaran penuh bahwa energi dan berkatnya seharusnya diabdikan kepada kepentingan sesama umat manusia. 3. Akan halnya seorang anak yang tidak berada bawah asuhan orangtua walinya yang sah, dalam kaitannya dengan agama atau kepercayaan, maka harus dipertimbangkan setiap keinginan atau setiap 82 Law Review, Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, Vol. II, No.2, November 2002

bukti yang menunjukkan keinginan anak itu untuk menentukan pilihannya, dimana prinsipnya adalah demi kepentingan terbaik anak itu. 4. kebiasaan agama atau kepercayaan dimana seorang anak dibesarkan haruslah merugikan kesehatan fisik atau mentalnya atau perkembangannya secara penuh, dengan mempertimbangkan pasal 1, ay at 3, dan Deklarasi ini. Pasal 6 Sesuai dengan pasal 1 Deklarasi ini, dan tunduk pada ketentuan pasal 1, ayat 3, hak atas kebebasan pikiran, hati nurani, agama atau kepercayaan akan mencakup, antara lain, kebebasankebebasan berikut ini: a. Untuk beribadah atau berkumpul dan untuk mendirikan dan memelihara tempat-tempat untuk keperluan suatu agama atau kepercayaan; b. Untuk mendirikan atau memelihara lembaga-lembaga derma atau kemanusiaan yang layak; c. Untuk membuat, memperoleh dan menggunakan sampai sebatas yang memadai barang-barang dan bahanbahan yang perlu dan berkaitan dengan ritual atau kebiasaan dari suatu agama atau kepercayaan; d. Untuk penulis, menyebarkan tulisan yang relevan di bidang ini; e. Untuk mengajarkan suatu agama kepercayaan di tempattempat yang sesuai untuk keperluan ini; f. Untuk mengumpulkan dan menerima sumbangan dana dan Iain-lain secara sukarela dari individu dan lembagalembaga; g. Untuk melatih menunjuk, memilih atau mengangkat secara bergantian pemimpin yang tepat sesuai dengan persyaratan dan standar dari setiap agama atau kepercayaan; h. Untuk memperingati hari istirahat dan untuk merayakan hari istirahat dan untuk merayakan hari-hari besar serta upacara sesuai dengan ajaran agama atau kepercayaan seseorang; i. Untuk mendirikan dan memelihara komunikasi dengan individu dan masyarakat dalam hal agama Law Review, Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, Vol. II, No.2, November 2002 83

dan kepercayaan pada tingkat nasional; Pasal 7 Hak dan kebebasan yang ditetapkan dalam Deklarasi ini akan disesuaikan dalam perundang nasional dengan cara sedemikian sehingga setiap orang akan mendapatkan kesempatan untuk menggunakan hak dan kebebasan tersebut dalam praktek. Pasal 8 Tidak lagi ada ketentuan dalam Deklarasi ini akan ditafsirkan sebagai membatasi atau mengurangi suatu hak yang diteapkan dalam Deklarasi Universal hak Asasi Manusia dan Perjanjian-perjanjian Internasional tentang Hak Asasi Manusia lainnya. 84 Law Review, Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, Vol. II, No.2, November 2002