ANALISIS PERBANDINGAN KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH

dokumen-dokumen yang mirip
KELAYAKAN DAN ANALISIS USAHATANI JERUK SIAM (Citrus Nobilis Lour Var. Microcarpa Hassk) BARU MENGHASILKAN DAN SUDAH LAMA MENGHASILKAN ABSTRAK

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

ANALISIS USAHATANI SAYURAN

ANALISIS USAHATANI BAWANG MERAH LAHAN SEMPIT DIBANDINGKAN DENGAN LAHAN LUAS

ANALISIS USAHATANI UBI KAYU (Manihot esculenta) ABSTRAK

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI CABAI MERAH

BIAYA PRODUKSI IKAN PATIN (Pangasius pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN NELAYAN

DAMPAK PENGGUNAAN PUPUK KOMPOS TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG

Nelfita Rizka*), Salmiah**), Aspan Sofian**)

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN USAHATANI POLA DIVERSIFIKASI DENGAN MONOKULTUR PADA LAHAN SEMPIT

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PRODUKSI USAHATANI CABAI (Kasus Kelurahan Tiga Runggu Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun)

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI TERHADAP LUAS TANAM BAWANG MERAH DI BERDASARKAN PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN DAIRI

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI TAMBAK UDANG SISTEM EKSTENSIF DAN SISTEM INTENSIF

Staf Pengajar Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

LAMPIRAN. Uji Perbedaan. Group Statistics. Independent Samples Test

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN JAGUNG DI SUMATERA UTARA

ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN STUDI KASUS: DESA MANCANG, KEC. SELESAI, KAB. LANGKAT ABSTRAK

ANALISIS PRODUKTIVITAS USAHATANI CABAI MERAH BESAR (Capsicum annum L.) DI DESA ANDONGSARI KECAMATAN AMBULU KABUPATEN JEMBER

BAB IV METODE PENELITIAN

Mhd Riswan Hanafi*), Thomson Sebayang**), Yusak Maryunianta**)

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI SAWI

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI KEPITING (Scilla serrata) ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NAIK TURUNNYA HARGA CABAI MERAH MENURUT PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN SITUBONDO

Sartika Krisna Panggabean* ), Satia Negara Lubis** ) dan Thomson Sebayang** ) Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Unversitas

ANALISIS KOMPARASI USAHATANI UDANG WINDU ORGANIK DAN NONORGANIK (STUDI KASUS: BATANG KILAT KOTA MEDAN PROPINSI SUMATERA UTARA)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI JAGUNG (Zea mays L.) (Studi kasus di Desa Sidodadi, Kec. Patean Kab. Kendal)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Dan Pendapatan Usahatani Jagung (Studi Kasus : Tanjung Jati, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat) ABSTRAK

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Kata Kunci : biaya, pendapatan, karet rakyat, kelapa sawit rakyat

EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum Annum L.) ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN PETANI JAGUNG YANG MENJUAL BIJI BASAH DENGAN MENJUAL BIJI KERING

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI KELAPA DALAM DI KECAMATAN TUNGKAL ILIR KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT JURNAL FEBRIANTIKA FITRI

EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO

ANALISIS KOMPARASI DISTRIBUSI PENDAPATAN USAHATANI JERUK DAN USAHATANI KOPI DI KABUPATEN KARO

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK ITIK (Studi Kasus Desa Percut, Kec. Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang)

Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alasan peneliti memilih desa Sipiongot kecamatan Dolok Kabupaten

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL TINOMBO DI DESA LOMBOK KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

IV. METODE PENELITIAN

Kata kunci: Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan, Tingkat Pengembalian Dana, Karakteristik Sosial Ekonomi Petani ABSTRACT

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi

ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TERHADAP BIAYA INPUT DAN OUTPUT USAHATANI AYAM BROILER DI KABUPATEN DELI SERDANG

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH (Studi Kasus: Desa Medang, Kecamatan Medang Deras, Kabupaten Batu Bara)

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

ANALISIS PROFITABILITAS USAHATANI PADI SAWAH BERDASARKAN LUAS PENGUASAAN LAHAN DI KECAMATAN BANYUURIP KABUPATEN PURWOREJO JURNAL PENELITIAN

ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI UBI KAYU

III. METODE PENELITIAN. dianalisis. Menurut Supardi (2005) penelitian deskripsi secara garis besar

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PINANG KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA. Mawardati*

ANALISIS FINANSIAL PERKEBUNAN GAMBIR RAKYAT DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT. Vera Anastasia

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Belitung Timur Propinsi Bangka

KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHATANI SAYURAN Asep Irfan Fathurrahman 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

IV METODE PENELITIAN

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI DESA BOYA BALIASE KECAMATAN MARAWOLA KABUPATEN SIGI

DAFTAR KUISIONER Komoditi: Kelapa sawit

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI BAWANG MERAH

Reza Raditya, Putri Suci Asriani, dan Sriyoto Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ABSTRACT

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA ABSTRAK

ANALISIS OPTIMALISASI PENGGUNAAN INPUT PADA USAHA BUDIDAYA PERIKANAN

ANALISIS TITIK IMPAS (Break Event Point) dan FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KELAPA SAWIT PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA TINJOWAN

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN PETANI KOPI ATENG YANG MENJUAL DALAM BENTUK GELONDONG MERAH (Cherry red) DENGAN KOPI BIJI

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI SAWI (Kasus: Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan) JURNAL ILMIAH

KATA KUNCI: PUAP, Dinamika Organisasi dan Karakteristik Sosial Ekonomi Pertanian

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI CABAI RAWIT DI DESA SUNJU KECAMATAN MARAWOLA KABUPATEN SIGI

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN DAN KONSUMSI PANGAN STRATEGIS DI SUMATERA UTARA ABSTRACT

Kelayakan Ekonomi Teknologi Petani Pada Usahatani Bawang Merah Varietas Sumenep (Studi Kasus di Desa Rajun Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep)

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI WORTEL (Daucus carota L.) DI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

DAMPAK BANTUAN PUPUK, BENIH, DAN PESTISIDA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PETANI PADI

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN SERTA PERSEPSI NELAYAN TERHADAP PROGRAM PENINGKATAN PENDAPATAN NELAYAN OLEH PEMERINTAH

ANALISIS PEMASARAN CABAI MERAH (Capsicum annum) DI DESA GOMBONG KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG ABSTRAK

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. sepanjang tahun dan memiliki potensi komersial yang cenderung semakin

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

BAB IV. METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI PADA KELOMPOK TANI PATEMON II DI DESA PATEMON KECAMATAN TLOGOSARI KABUPATEN BONDOWOSO

BAB III METODE PENELITIAN. Rumah tangga petani di Kecamatan Bandungan sebagian besar bergantung

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan

Transkripsi:

ANALISIS PERBANDINGAN KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH (Capsiccum Annum L.) DENGAN CABAI RAWIT (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun) Agri Mandasari Damanik*), Meneth Ginting**), Salmiah**) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Jl. Prof. A. Sofyan No. 03 Medan. Hp. 085262369393, E-mail: agridamanik@ymail.com **) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Tujuan penelitian adalah Untuk menganalisis perkembangan produktivitas usahatani cabai merah dan cabai rawit 5 tahun terakhir, untuk menganalisis karakteristik petani cabai merah dan cabai rawit, untuk menganalisis perbandingan pengaruh input (bibit, pupuk, dan pestisida) terhadap output antara usahatani cabai merah dan cabai rawit, untuk menganalisis perbandingan pendapatan antara usahatani cabai merah dengan cabai rawit, dan untuk menganalisis perbandingan kelayakan usahatani cabai merah dan cabai rawit. Metode Penentuan daerah dilakukan secara purposive (sengaja). Metode pengambilan sampel menggunakan metode System Random Sampling. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis usahatani, analisis regresi berganda, Uji Beda Rata-rata, dan metode analisis kelayakan R/C ratio dan B/C ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Terdapat perbedaan karakteristik antara petani cabai merah dan cabai rawit yaitu pada luas lahan yang diusahakan. Terdapat perbedaan pengaruh input terhadap output antara usahatani cabai merah dan cabai rawit. Produktivitas cabai merah dan cabai rawit di Desa Hinalang cenderung mengalami peningkatan selama 5 tahun terakhir.. Pendapatan petani cabai merah sebesar Rp 172.765.913 (Ha/masa tanam), lebih besar dari pendapatan petani cabai rawit yang hanya sebesar Rp 121.387.040 (Ha/musim tanam). Nilai R/C dan B/C usahatani cabai merah sebesar 3,24 dan 2,25. Sedangkan nilai R/C dan B/C usahatani cabai rawit sebesar 1,96 dan 1,01. Dengan demikian usahatani cabai merah lebih layak dan dikembangkan secara ekonomi dibandingkan dengan usahatani cabai rawit. Kata Kunci : Cabai Merah, Cabai Rawit, R/C, B/C. ABSTRACT The objective of the research was to analyze production development of red chili and cayenne pepper agribusiness last five years, to analyze farmers characteristic, to analyze the comparasion of input affect (seed, fertilizer, and pest) to output, to

analyze comparasion of farmers income, to analyze comparasion of feasibility of red chili and cayenne pepper in research area. The research location was determined purposively. Sampling method was taken by using. The data were analyzed by using agribusiness method, multiple regression analysis, compare means method, R/C method, B/C method. The result of the research showed that: there was characteristic differention at farmer s areal, the productivity has been increasing in last five years. The income of red chili s farmer was Rp. 172.765.913 (Ha/MT) and it was bigger than cayenne pepper farmer s income that only get Rp 121.387.040 (Ha/MT). R/C red chili value was 3,24, R/C cayenne value was 2,25. B/C red chili value was 1,96 and B/C cayenne pepper was 1,01. Conclude that red chili agribusiness were more effort than cayenne peper agribusiness. Kata Kunci : Red Chili, Cayenne Pepper, R/C, B/C. ABSTRACT AGRI MANDASARI DAMANIK (110304072) The Title of the Thesis: THE ANALYSIS COMPARASION FEASIBILITY OF RED CHILI (Capsicum Annum L.) WITH CAYENNE PEPPER (Capsicum Frutescens L.) AGRIBUSINESS supervised by Meneth Ginting and Salmiah. The objective of the research was to analyze production development of red chili and cayenne pepper agribusiness last five years, to analyze farmers characteristic, to analyze the comparasion of input affect (seed, fertilizer, and pest) to output, to analyze comparasion of farmers income, to analyze comparasion of feasibility of red chili and cayenne pepper in research area. The research location was determined purposively. Sampling method was taken by using. The data were analyzed by using agribusiness method, multiple regression analysis, compare means method, R/C method, B/C method. The result of the research showed that: there was characteristic differention at farmer s areal, the productivity has been increasing in last five years. The income of red chili s farmer was Rp. 172.765.913 (Ha/MT) and it was bigger than cayenne pepper farmer s income that only get Rp 121.387.040 (Ha/MT). R/C red chili value was 3,24, R/C cayenne value was 2,25. B/C red chili value was 1,96 and B/C cayenne pepper was 1,01. Conclude that red chili agribusiness were more effort than cayenne peper agribusiness. Kata Kunci : Red Chili, Cayenne Pepper, R/C, B/C. PENDAHULUAN

Latar Belakang Konsumsi cabai oleh penduduk di Sumatera Utara pada tahun 2012 mencapai 62.075.970 Kg. Untuk itu pengembangan usahatani cabai perlu dilakukan terkait dengan kebutuhan konsumsi cabai seiring meningkatnya jumlah penduduk. Oleh karena itu usahatani cabai diarahkan untuk dapat memacu peningkatan produktivitasnya. Adapun kontribusi provinsi Sumatera Utara terhadap produksi cabai di Indonesia menurut Kementrian Pertanian RI pada tahun 2009-2013 secara berturut-turut adalah 15,8 %, 19,16 %, 22,25 %, 20,68 %, dan 15, 98%. Adapun Kabupaten Simalungun merupakan salah satu sentra produksi cabai terbesar di Sumatera Utara setelah Kabupaten Karo dan Kabupaten Batubara. Pada Tahun 2013, Badan Pusat Statistik mencatat bahwa Kabupaten Simalungun memproduksi cabai sebesar 16.5% terhadap total produksi tanaman cabai di Sumatera utara. Untuk luas panen, Kabupaten Simalungun merupakan kabupaten terluas kedua setelah Kabupaten Karo, sedangkan untuk produktivitas, Kabupaten Simalungun berada di urutan teratas produksi rata-rata terbesar diatas Kabubaten Karo dan Kabupaten Batubara. Kecamatan Purba merupakan salah satu sentra produksi cabai yang ada di Kabupaten Simalungun. Di Kecamatan Purba budidaya usahatani cabai merah dan cabai rawit merupakan salah satu usahatani yang terus berjalan setiap tahun. Namun, hal penting yang perlu diketahui adalah bagaimana perkembangan usahatani cabai merah dan cabai rawit di Kecamatan Purba serta mengetahui perbandingan pendapatan petani

dari kedua jenis cabai yaitu cabai merah dan cabai keriting sehingga diketahui jenis cabai mana yang lebih layak diusahakan di daerah penelitian sehingga dapat digunakan sebagai referensi dalam usahatani dimasa yang akan datang. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang dirumuskan adalah Bagaimana perbandingan karakteristik petani cabai merah dan petani cabai rawit di daerah penelitian, bagaimana perbandingan pengaruh input (bibit, pupuk, dan pestisida) terhadap output antara usahatani cabai merah dan cabai rawit di daerah penelitian, bagaimana perkembangan produktivitas cabai merah dan cabai rawit 5 tahun terakhir di daerah penelitian, bagaimana perbandingan pendapatan antara usahatani cabai merah dengan usahatani cabai rawit di daerah penelitian, bagaimana perbandingan kelayakan antara usahatani cabai merah dan cabai rawit di daerah penelitian. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan karakteristik petani cabai merah dan cabai rawit di daerah penelitian, untuk menganalisis perbandingan pengaruh input (bibit, pupuk, dan pestisida) terhadap output antara usahatani cabai merah dan cabai rawit di daerah penelitian, untuk menganalisis perkembangan produktivitas usahatani cabai merah dan cabai rawit 5 tahun terakhir di daerah penelitian, untuk menganalisis perbandingan pendapatan antara usahatani cabai merah dengan cabai rawit di daerah penelitian, untuk menganalisis perbandingan kelayakan usahatani cabai merah dan cabai rawit di daerah penelitian.

TINJAUAN PUSTAKA Tidak jarang pengusaha cabai menemui kegagalan dan kerugian yang berarti. Untuk mengantisipasi kemungkinan tersebut, diperlukan keterampilan dalam penerapan pegetahuandan teknik budidaya cabai yang benar sesuai dengan daya dukung agroekosistemnya. Berbagai aspek agronomis antara lain pemilihan bibit yang baik, pemilihan lahan yang cocok, ketersediaan air, dan penguasaan teknik budi daya termasuk mengantisipasi kemungkinan serangan hama serta penyakit menjadi kunci penting keberhasilan usahatani cabai di Indonesia (Santika, 1999). Landasan Teori Ilmu Usahatani Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani dapat mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki sebaik-baiknya, dan dapat dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut mengeluarkan output yang melebihi input (Soekartawi, 1995). Pendapatan Menurut Soekartawi (1999) biaya usahatani biasanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap (FC) adalah biaya yang relatif jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Biaya variabel (VC) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, contohnya biaya tenaga kerja.

Analisis Kelayakan Usahatani R/C adalah singkatan dari revenue-cost ratio, atau dikenal sebagai perbandingan atau nisbah antara penerima dan biaya. Makin besar nilai R/C ratio usahatani itu makin besar keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut (Soekartawi, 1995). Analisis lain yang dapat digunakan untuk menghitung kelayakan usahatani adalah analisis B/C Ratio. Menurut Soekartawi (1995), analisis benefit-cost ratio (B/C) ini pada prinsipnya sama saja dengan analisis R/C (revenue-cost ratio), hanya saja pada analisis B/C ratio ini data yang diperhitungkan adalah besarnya manfaat. METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Kabupaten Simalungun ditentukan secara purposive (sengaja), hal ini dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa Kabupaten Simalungun merupakan kabupaten dengan produktivitas cabai tertinggi di Sumatera Utara pada tahun 2013. Metode Penentuan Sampel Metode penentuan sampel penelitian dengan Metode Sistem Random Sampling. Pengambilan sampel penelitian melalui metode ini adalah dari petani yang mengusahakan cabai merah dan mengusahakan cabai rawit di daerah penelitian. Jumlah rumah tangga yang berusahatani cabai merah adalah 60 Petani, sedangkan jumlah rumah tangga yang berusahatani cabai rawit adalah 50 Petani. Perhitungan

besar sampel dengan metode Slovin, diperoleh besar sampel untuk cabai merah sebesar 37 Petani sedangkan sampel untuk cabai rawit sebesar 33 Petani. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari hasil wawancara dengan responden (petani) didaerah penelitian dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah disiapkan terlebih dahulu. Sedangkan data sekunder dapat diperoleh dari instansi atau lembaga terkait dengan penelitian yang dilakukan, seperti Badan Pusat Statistik, Balai Penyuluhan Pertanian dan instansi lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Metode Analisis Data Untuk Identifikasi Masalah 1 digunakan analisis deskriptif dan Uji beda rata-rata. Analasis deskriptif yaitu dengan membandingkan karakteristik petani cabai meliputi umur, pengalaman, pendidikan, luas lahan dan jumlah tanggungan keluarga petani cabai merah dan cabai rawit. Sedangkan Uji beda rata-rata adalah sebagai alat untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara karakteristik petani cabai merah dan cabai rawit dengan melihat nilai signifikansi yang diperoleh. Untuk Identifikasi Masalah 2 digunakan analisis Regresi Linier Berganda, yaitu dengan menganalisis pengaruh input (jumlah bibit, jumlah pupuk, dan pestisida) terhadap output usahatani cabai merah dan cabai rawit. Secara sistematis dapat ditulis :

Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 +e Untuk Identifikasi Masalah 3 digunakan analisis deskriptif, yaitu dengan mengamati perkembangan produktivitas usahatani cabai merah dan cabai rawit selama 5 tahun terakhir. Untuk Identifikasi Masalah 4 dianalisis dengan menggunakan metode analisis pendapatan dari usahatani cabai, secara sistematis ditulis : Pd = TR TC TR = y.py TC = FC + VC Untuk Identifikasi Masalah 5 dianalisis dengan metode analisis R/C Ratio dan B/C Ratio. R/C Ratio( Return Cost Ratio), atau dikenal sebagai perbandingan atau nisbah antara penerimaan dan biaya. B/C Ratio atau Benefit Cost Ratio, yaitu perbandingan antara total pendapatan dan total biaya yang dikeluarkan. HASIL DAN PEMBAHASAN Perbedaan Karakteristik Petani Cabai Merah dan Cabai Rawit Tabel 1. Komposisi Luas Lahan Yang Ditanami Petani Cabai Merah dan Cabai rawit No Luas Lahan (Ha) Jumlah (Orang) Cabai merah Persen (%) Jumlah (Orang) Cabai rawit Persen (%)

1 0,06 - - 1 3,03% 2 0,08 4 10,1% 17 51,52% 3 0,12 11 29.7% 12 36,36% 4 0,16 12 32.4% 3 9,09% 5 0,2 10 27% - 9% Jumlah 37 100,0 33 100% Sumber : Analisis Data Primer Tabel di atas menunjukkan bahwa luas lahan yang paling banyak diusahakan petani Cabai Merah adalah 0,016 Ha atau sebesar 32,4% dari seluruh total responden Cabai Merah di Desa, sedangkan petani Cabai Rawit paling banyak mengusahakan Cabai Rawit di lahan seluas 0,08 Ha atau sebesar 51,52% dari total responden Cabai Rawit di Desa Hinalang. Hal ini menunjukkan bahwa lahan petani Cabai Merah lebih luas dari petani Cabai Rawit. Adapun rata-rata luas lahan yang diusahakan petani Cabai Merah dan Cabai Rawit adalah 0,15 Ha dan 0,1 Ha. Luas lahan yang diusahakan oleh petani per musim tanam tentu berpengaruh terhadap produksi serta pendapatan petani cabai di daerah penelitian. Untuk melihat ada tidaknya perbedaan antara luas lahan yang diusahakan petani Cabai Merah dan Cabai Rawit maka dilakukan Uji Beda Rata-rata yang hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2. Uji Beda Rata-rata Terhadap Luas Lahan yang diusahakan Petani Cabai merah dan Cabai rawit Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Sig. (2- Mean Differenc Std. Error Differenc Interval of the Difference F Sig. t df tailed) e e Lower Upper luas lahan Equal variances assumed 5.570.021 6.126 72.000.04757.00776.03209.06305 Equal variances not assumed Sumber : Analisis Data Primer 6.126 63.509.000.04757.00776.03205.06308 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa signifikansi yang diperoleh adalah 0,000. Nilai yang diperoleh lebih kecil daripada probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu α 5% atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak atau H1 diterima, artinya ada perbedaan luas lahan antara yang ditanam petani cabai merah dan cabai rawit. Perbedaan Pengaruh Input Terhadap Output Antara Usahatani Cabai merah dan Cabai rawit Tabel 3. Pengaruh Input Terhadap Output Dalam Usahatani Cabai Merah Variabel Koefisien t Hitung Signifikan Konstanta 347.236 2.135 0.040 Bibit(X 1) 0.011 0.157 0.876 Pupuk (X 2) -0.352-1.441 0.159 Pestisida(X 3) 146.203 15.401 0.000 R 2 = 0.976 F Hitung = 445.180

T tabel = 2,026 Signifikansi Uji F = 0.000 F Tabel = 2,86 Sumber :Analisis Data Primer Diperoleh nilai R 2 sebesar 0.976 yang berarti bahwa 97,6 % produksi cabai petani Cabai Merah dipengaruhi oleh faktor bibit, pupuk, dan pestisida yang digunakan dalam usahataninya. Sedangkan 2,4% sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar model. F hitung F tabel dan sig. F 0.000 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima yang artinya faktor bibit, pupuk, dan pestisida secara serempak berpengaruh nyata terhadap produksi cabai petani cabai merah di Desa Hinalang. Hanya jumlah pestisida yang secara parsial berpengaruh nyata terhadap produksi cabai petani cabai merah di Desa Hinalang. Perbedaan Pengaruh Input (Bibit, Pestisida dan Pupuk) Terhadap Output Usahatani Cabai Rawit. Tabel 4. Pengaruh Input Terhadap Output Dalam Usahatani Cabai Rawit Variabel Koefisien t Hitung Signifikan Konstanta 55.727 0.326 0.747 Bibit(X 1) -1.895-0.199 0.844 Pupuk (X 2) 0.377 1.342 0.190 Pestisida(X 3) 0.910 5.674 0.000 R 2 = 0.924 F Hitung = 116.851 Signifikansi Uji F = 0.000 F Tabel = 2.89 T tabel = 2.035 Sumber :Analisis Data Primer Diperoleh nilai R 2 sebesar 0.924 yang berarti bahwa produksi cabai petani cabai rawit 92.4% dipengaruhi oleh faktor bibit, pupuk, dan pestisida yang digunakan dalam usahataninya. Sedangkan 7.6 % sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar

model. F hitung F tabel dan sig. F 0.000 0.05, maka Ho ditolak dan H1 diterima yang artinya faktor bibit, pupuk, dan pestisida secara serempak berpengaruh nyata terhadap produksi cabai petani cabai rawit di Desa Hinalang. Hanya jumlah pestisida yang secara parsial berpengaruh nyata terhadap produksi cabai petani cabai rawit di Desa Hinalang. Perkembangan Produktivitas Cabai di Desa Hinalang 10 8 6 4 2 produktivitas cabai rawit produktivitas cabai merah 0 2009 2010 2011 2012 2013 Gambar 5. Grafik perkembangan Produktivitas Cabai Merah dan Cabai Rawit di Desa Hinalang tahun 2010-2014. Dari gambar 5 diketahui bahwa produksi, luas lahan dan produktivitas Cabai Merah dan Cabai Rawit di Desa Hinalang cenderung mengalami peningkatan selama 5 tahun terakhir dari tahun 2010-2014. Perbedaan Pendapatan Usahatani Cabai merah dan Cabai rawit Pendapatan merupakan selisih antara seluruh penerimaan dengan seluruh biaya pendapatan yang dikorbankan dalam rupiah per tahun. Dari hasil penelitian yang dilakukan di Desa Hinalang diperoleh rataan pendapatan untuk masing-masing skala usaha baik kecil dan besar yang dapat dilihat dari tabel sebagai berikut: Tabel 6. Perbedaan Rataan Pendapatan Usahatani Cabai merah dan Cabai rawit

No Keterangan Cabai merah Cabai rawit (Rp/Ha/Masa tanam) (Rp/HaMasa tanam) 1 Total Penerimaan 249.607.207 241.957.580 2 Total Biaya Produksi 76.841.294 120.573.540 3 Total Pendapatan 172.765.913 121,387.040 Sumber : Analisis Data Primer Dari pengolahan data primer diperoleh rataan pendapatan yang diterima petani cabai merah adalah Rp 172.765.913 per masa tanam untuk lahan 1 Ha dan rataan pendapatan petani cabai rawit adalah Rp 121.387.040 per masa tanam untuk lahan 1 Ha. Artinya pendapatan petani cabai merah lebih tinggi daripada pendapatan petani cabai rawit. Perbedaan Kelayakan Usahatani Cabai merah dan Cabai rawit Usahatani yang menguntungkan terjadi apabila jumlah penerimaan dari usahatani lebih besar disbanding dengan biaya yang dikeluarkan selama usahatani tersebut. Kelayakan usaha dapat dianalisis menggunakan kriteria R/C (Revenue/Cost Ratio) dan B/C (Benefit/Cost). R/C (Revenue/Cost Ratio) Cabai Merah a = R/C R = Py.Y = Rp 249.607.207 C = Rp 76.841.294 a = Rp249.607.207 Rp 76.841.294 = 3,24 R/C (Revenue/Cost Ratio) Cabai Rawit a = R/C R = Py.Y = Rp 11.848 x 20.421 Kg = Rp 241.957.580

C = FC + VC = Rp 120.573.540 a = Rp 241.957.580 Rp120.573.540 B/C (Benefit/Cost) Cabai Merah B = Benefit (Laba Bersih) C = Cost (Total Biaya) = 2,00 = Rp172.765.913 Rp 76.841.294 = 2,25 B/C (Benefit/Cost) Cabai Rawit B = Benefit (Laba Bersih) C = Cost (Total Biaya) = Rp121.387.040 Rp120.573.540 = 1.01 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Terdapat perbedaan karakteristik antara petani cabai merah dan cabai rawit yaitu pada luas lahan yang diusahakan. 2. Terdapat perbedaan pengaruh input terhadap output usahatani cabai merah dan cabai rawit. Sebesar 97,6% produksi cabai petani cabai merah dipengaruhi oleh faktor jumlah bibit, jumlah pupuk, dan jumlah pestisidayang digunakan dalam usahataninya. Sedangkan pada usahatani cabai rawit 92,4% produksi cabai petani cabai rawit dipengaruhi oleh faktor jumlah bibit, jumlah pupuk, dan jumlah pestisida yang digunakan dalam usahataninya. 3. Perkembangan produktivitas cabai merah dan cabai rawit di Desa Hinalang cenderung mengalami peningkatan selama 5 tahun terakhir.

4. Terdapat perbedaan pendapatan antara petani cabai merah dan cabai rawit. Pendapatan petani cabai merah sebesar Rp. 172.765.913/ masa tanam untuk setiap Hektarnya (Ha), sedangkan usahatani cabai rawit hanya menghasilkan Rp 121.387.040 / masa tanam untuk setiap Hektarnya (Ha). Dengan demikian pendapatan petani cabai merah lebih besar dibandingkan dengan pendapatan cabai rawit. 5. Kelayakan usahatani cabai merah dan cabai rawit berbeda dimana nilai R/C dan B/C usahatani cabai merah berturut-turut sebesar 3,24 dan 2,25. Sedangkan nilai R/C dan B/C usahatani cabai rawitberturut-turut sebesar 2,00 dan 1,01. Dengan demikian usahatani cabai merah lebih layak diusahakan dan dikembangkan secara ekonomi dibandingkan dengan usahatani cabai rawit. Saran 1. Diharapkan petani mampu menggunakan input secara efisien, khususnya pada pemakaian pupuk karena dilihat dari hasilpenelitian yang telah dilakukan, pemakaian pupuk pada tanaman cabai ternyata melebihi batas jumlah yang dibutuhkan. 2. Diharapkan pemerintah memberikan pelatihan-pelatihan kepada petani cabai di Kabupaten Simalungun mengenai penggunaan pupuk secara efisien agar produksi cabai di Kabupaten Simalungun khususnya tetap stabil dan mampu menutupi jumlah demand (permintaan) cabai di Sumatera Utara. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 2014. Sumatera Utara dalam Angka: Medan Santika, A. 1999. Agribisnis Cabai. Penebar Swadaya: Jakarta

Soekartawi, 1995. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia-Press: Jakrta Soekartawi, 1999. Agribisnis teori dan aplikasinya. Raja Grafindo Persada: Jakarta