BAB II KAJIAN TEORIE. Langkah-langkah permainan kategori: dengan subjek pada judul baris. 1. Kategori Gigi Ompong Dentin Magnet Menarik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Tinjauan Tentang Aktivitas Belajar. a. Aktivitas Belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN TEORI. teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan

BAB II KAJIAN TEORI. pasang bagi. Metode Pembelajaran ini merupakan metode untuk menunjukkan. dan mendorong siswa bekerja bersama secara informal.

BAB II KAJIAN TEORI. sama lain. Dalam uraian ini dapat berkenalan dengan beberapa perumusan

BAB II KAJIAN TEORI. mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. 1 Aktivitas belajar dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan Nasional dalam UU Sisdiknas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

BAB II KAJIAN TEORI. Fathurrohman dan Sutikno juga menjelaskan bahwa metode adalah cara atau. kata mengajar sendiri berarti memberi pelajaran.

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha untuk mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan

II. TINJAUAN PUSTAKA. satunya adalah metode diskusi. Hasibuan dan Moedjiono (2004:20) mengatakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kajian Teori. pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif saat ini banyak diterapkan oleh guru dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Biologi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata bios yang berarti

BAB II KAJIAN TEORI. proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. 1. menemukan dirinya dalam diri orang lain.

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORITIS. 1. Belajar dan Pembelajaran Matematika. memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Slameto (2003:

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan manusia

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Pembelajaran matematika membutuhkan proses bernalar yang tinggi

BAB II KAJIAN TEORI. ini sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa: dengan menggunakan kartu yang dipasangkan.

II. KAJIAN PUSTAKA. dari diri siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan untuk mengkaji permasalahan. itu. Untuk memenuhi kebutuhannya tersebut manusia akan melahirkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. memperkenalkan produk, karya atau gagasan kepada khalayak ramai.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang sering

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya

BAB III METODE PENELITIAN

KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas mengikuti proses pembelajaran meliputi mendengarkan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

BAB II KAJIAN TEORI. fisik maupun sosialnya. Ini sesuai dengan yang dikatakan Slameto bahwa

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang guru SD yang akan mengajarkan matematika kepada siswanya,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran yaitu terlaksana tidaknya suatu perencanaan

BAB II KAJIAN TEORI. Hisyam Zaeni menyebutkan bahwa pembelajaran aktif adalah suatu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle (LC) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan seperangkat pembelajaran yang diberikan kepada siswa termasuk di

BAB II KAJIAN TEORI. otak baik untuk menemukan ide pokok dari materi, memecahkan persoalan, yang ada

TINJAUAN PUSTAKA. TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

BAB II KAJIAN TEORI. penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORITIS. Perubahan tersebut mencakup aspek tingkah laku, keterampilan dan

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. salah satunya adalah teknik Numbered Head Together (NHT). Menurut

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Teknik Pembelajaran Secara Umum. seputar sikap dan perilaku menghadapi siswa. Beliau juga menjelaskan

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling

BAB I PENDAHULUAN. pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

BAB II KAJIAN TEORI. dan mental siswa selama proses pembelajaran. Jika siswa sudah terlibat secara

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

Ratih Rahmawati Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama

BAB II KAJIAN TEORI. dapai dipakai apabila konsep-konsep aktivitas dan ketentuan-ketentuan serta prinsip-prinsip

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya,

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2009:6). Menurut Gagne (dalam Sadiman, 2006:6) menyatakan bahwa media

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, karena interaksi pembelajaran merupakan kegiatan inti

BAB II TINJAUAN TEORITIS. 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Group to Group Exchange. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. Sejumlah pengalaman yang. dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan peserta didik.

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORIE A. Kerangka Teorietis 1. Pemainan Kategori a. Pengertian Pemainan Kategori Permainan kategori adalah sebuah permainan kata. Dalam permainan kata ini, setiap pemain memikirkan kata-kata yang dimulai dengan huruf tertentu dan termasuk kedalam kategori tertentu. Langkah-langkah permainan kategori: a) Gambar tabel 5x6 b) Pilihlah empat huruf awal dan lima kategori. Dalam tabel hurufhuruf menjadi judul kolom dan kategorinya menjadi judul baris. c) Kemudian tantanglah siswa untuk mengisi tabel menggunakan judul kolom sebagai huruf awal untuk berbagai kata yang berkaitan dengan subjek pada judul baris. 1 Berikut contohnya: Kategori Ronde 1 Ronde 2 Ronde 3 Ronde 4 Huruf M Huruf O Huruf D Huruf P Gigi Ompong Dentin Magnet Menarik Zat Partikel Batu Marmer Cahaya Merah Prisma 1 Jhon Dabell, Aktivitas Permainan dan Ide Praktis Belajar Sains, Jakarta: Erlangga, 2012, hlm. 286 9 1

10 b. Tujuan permainan 1) Untuk memperkaya kosakata dan mengembangkan pemahaman akan istilah-istilah ilmiah. 2) Untuk memperlancar, memperkaya, dan menyeimbangkan cara berfikir. 3) Untuk memperkuat hubungan antara konsep kunci dengan gagasan. 4) Untuk memilah sumber informasi mana yang akan digunakan untuk menjawab pertanyaan. c. Kelebihan permainan kategori 1) Melalui permainan ini dapat mengembangnakan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahaman sendiri dan siswa mampu memecahkan masalah tanpa ada rasa takut membuat kesalahan. 2) Memperkaya kosa kata anak 3) Melalui permainan ini siswa tidak tergantung pada guru, tetapi menambah kepercayaan untuk berfikir sendiri. d. Kelemahan permainan kategori a) Memerlukan waktu yang cukup banyak b) Mengganggu ketenangan kelas lain 2. Pengertian Aktivitas Belajar Aktivitas belajar adalah proses pembelajaran dimana guru harus mencipatakan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari peserta didik dalam membangun pengetahuan, bukan proses pasif yang hanya menerima penjelasan guru

11 tentang pengetahuan. Peran aktif peserta didik sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan juga orang lain. 2 Kemudian Aktivitas belajar juga dapat dilihat dari aktivitas fisik dan mental siswa selama proses pembelajaran. Jika siswa sudah terlibat fisik dan mental, maka siswa akan merasakan suasana belajar yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. Aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang cepat menangkap apa yang dipelajari, dan kadang-kadang terasa sulit. Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan karena faktor intelegensi yang rendah (kelainan mental), akan tetapi disebabkan oleh faktor non-intelegensi. 3 Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat dipahami keaktifan belajar murid dalam pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berfikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Belajar aktif itu sangat diperlukan oleh peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Ketika peserta didik pasif, atau hanya menerima dan pengajar, ada kecendrungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan. Belajar aktif adalah salah satu cara untuk mengikat informasi yang baru kemudian menyimpannya dalam otak. Belajar yang mengandalkan indra 2 Hartono, PAIKEM Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, Pekanbaru: Zafana, 2008, hlm. 11 3 Abu Hamadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Sadi Mahasatya, hlm. 77

12 pendengaran mempunyai kelemahan, padahal hasil belajar seharusnya disimpan dalam jangka waktu yang lama. 4 Ketika peserta didik mendapat rangsangan menyenangkan dari lingkungannya, akan terjadi berbagai sentuhan tingkat tinggi pada diri peserta didik yang membuat mereka lebih aktif dan kreatif secara mental dan fisik. Ketika mereka tersenyum atau tertawa aliran darahnya akan semangkin lancer menjalar keseluruh tubuh yang membuatnya semakin aktif. Kenyamanan yang mereka nikmati ketika tertawa, akan memberikan kesempatan otak emosi (memori) untuk menyimpan informasi. 5 Hisyam Zaini menjelaskan bahwa pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif, ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktivitas pembelajaran dengan ini mereka secara aktif baik menggunakan otak. Baik untuk menemukan ide pokok dari materi kuliah, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan nyata. Dalam belajar aktif ini peserta didik ini diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik, dengan cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dimaksimalkan. 6 4 Hisyam Zaini dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Pustaka Insane Madani, 2008. hlm. xiv 5 Darmansyah, Strategi Menyenangkan dengan Humor. Jakarta: Bumi Aksara, 2010, hlm. 4 hlm. 17 6 Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Insan Madani, CTSD, 2007)

13 Sedangkan menurut Muhammad Ali, Aktivitas siswa sangat diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga siswalah yang seharusnya banyak aktif, sebab siswa sebagai subjek yang melaksanakan belajar. Keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yang diharapkan adalah keterlibatan secara manual (intelektual dan emosional) yang dalam beberapa hal harus sejalan dengan keaktifan fisik. Sehingga siswa betul betul berperan serta dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Aktivitas belajar itu banyak sekali macamnya maka para ahli mengadakan klarifikasi atas macam-macam aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya adalah yang dikemukakan oleh Paul B. Dierich dalam buku Ramayulis mengemukakan 8 bentuk aktivitas belajar yaitu : a. Visual activities (aktivitas visual), seperti membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan dan lain-lain. b. Oral activities (aktivitas lisan), seperti menanyakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, diskusi dan lainlain. c. Listening activities (aktivitas mendengarkan), seperti mendengarkan uraian percakapan, diskusi dan lain-lain. d. Writing activities (aktivitas menulis), seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin dan lain-lain. e. Drawing activities (aktivitas menggambar), seperti menggambar grafik, peta dan lain-lain. f. Motor activities (aktivitas metrik), seperti melakukan percobaan, memilih alat, berkebun dan lain-lain. g. Mental activities (aktivitas mental), seperti mengingat, memecahkan soal, menganalisa, mengambil keputusan dan lainlain. h. Emosional activities (aktivitas emosional), seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup dan lain-lain. 7 3. Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar Siswa 7 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2005, hlm. 106

14 Menurut Slameto faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Adapun penjelasannya: a. Faktor intern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, meliputi faktor jasmaniah (yang menyangkut tentang keberadaan kondisi fisik siswa), faktor psikologis (yang meliputi inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan. b. Faktor ekstern. Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu yang sedang belajar meliputi: 1) Faktor keluarga, yang terdiri dari cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, pengertian orang tua, dan latar kebudayaan. 2) Faktor sekolah, yang mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. 3) Faktor masyarakat. 8 4. Hubungan Permainan Kategori dengan Aktivitas Siswa Salah satu faktor mempengaruhi keaktifan belajar murid adalah faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar murid. Pembelajaran aktif dapat diartikan mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil 2003, hlm. 54-69 8 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta,

15 belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki di samping itu pembelajaran aktif juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian peserta didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Oleh sebab itu untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa perlu suatu cara, strategi atau permainan yang disenangi oleh peserta didik. Keberhasilan melakukan pengajaran di kelas banyak ditentukan oleh kemampuan guru untuk memulai pelajaran dengan menampilkan sesuatu yang menarik seluruh peserta didik. Guru hanya memerlukan sedikit waktu saja untuk melakukannya dan kemudian suasana kelas yang menyenangkan pun akan tercipta. 9 Permainan dalam pembelajaran sangat berguna, baik guru maupun murid pada proses pembelajaran. Bagi guru, permainan dalam pembelajaran ini dijadikan sebagai pedoman dan acuan bertindak yang sistematis dalam pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan bagi murid penggunaan permainan dalam pembelajaran dapat mempermudah proses pembelajaran dan mempercepat untuk memahami materi pelajaran. Kemudian diharapkan permainan ini dapat meningkatkan keaktivan siswa. Salah satu permainan yang penulis pilih adalah permainan Kategori, dengan alasan: a. Suasana kelas akan menjadi hidup, sebab anak-anak mengarahkan pikirannya kepada masalah yang diberikan guru. b. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan. hlm. 118 9 Taufik Tea, Inspiring Teacing (Mendidik Penuh Inspirasi), Jakarta: Gema Insani, 2009,

16 c. Membiasakan anak didik mendengar pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya. d. Dapat menaikkan prestasi kepribadian individu seperti toleransi, demokratis, kritis, berfikir sistematis dan membuat siswa lebih aktif. e. Keaktifan belajar murid lebih meningkat, karena siswa lebih aktif dalam bertanya, mendengarkan penjelasan guru dan berpendapat. 10 B. Penelitian Relevan Sebagaimana diketahui bahwa judul penelitian ini adalah Penggunaan Teknik Permainan Kategori untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 15 Pekanbaru. Berdasarkan judul penelitian di atas, maka penelitian ini sangat relevan dengan penelitian Misna Wati dengan judul : Penerapan Model Pembelajaran Tebak Kata pada Mata Pelajaran Sains Materi Bumi dan Alam Semesta untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas II Sekolah Dasar Negeri 035 Penyesawan Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar menyimpulkan bahwa motivasi belajar siswa meningkat dari 51 % menjadi 71,5%. 11 Keberhasilan dari pembelajaran ini dilatar belakangi oleh penggunaan model pembelajaran tebak kata sehingga aktivitas siswa menjadi lebih aktif. Penelitian penulis dengan penelitian Misna Wati sama-sama menggunakan Permainan, Sedangkan yang menjadi perbedaan yaitu peneliti yang penulis menggunakan Permainan Kategori. 10 Buchari Alma, Guru Professional Menguasai Metode dan Trampil Mengajar, Bandung: Alfabeta, 2008, hlm. 53 11 Misna Wati, Penerapan Model Pembelajaran Tebak Kata pada Mata Pelajaran Sains Materi Bumi dan Alam Semesta untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas II Sekolah Dasar Negeri 035 Penyesawan Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. (Pekanbaru: Skripsi), di Terbitkan

17 Sedangkan penelitian yang dilakukan Misna Wati menggunakan Model Pembelajaran Tebak Kata. Syaifullah, pada tahun 2011 telah melakukan penelitian dengan judul Penerapan Strategi The Power Of Two untuk meningkatkan Keaktifan belajar Matematika siswa kelas VII MTS Darun Naim simpang kubu Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa dengan menggunakan strategi The Power Of Two dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar Matematika dengan rata rata presentase 77,5%. 12 Persamaan peneliti Syaifullah dengan peneliti penulis adalah sama sama meningkatkan aktivitas belajar siswa, sedangkan perbedaannya terletak pada mata pelajaran dan strategi pembelajarannya. C. Kerangka Berpikir Rendahnya aktivitas belajar disebabkan oleh kurang menariknya pembelajaran yang dilakukan, oleh sebab itu guru haruslah mampu untuk menciptakan proses pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif maka guru haruslah dapat memilih dan menerapkan strategi yang cocok.salah satu strategi yang cocok untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa tersebut adalah strategi tennis verbal. Seorang guru selalu mengharapkan siswanya untuk mencapai keaktifan belajar yang baik. Untuk mencapai keaktifan belajar yang baik tentu tidaklah 12 Syaifullah, Penerapan Strategi The Power of Two Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTS Darun Naim Simpang Kubu Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar, (Pekanbaru: Skripsi), Tidak di Terbitkan

18 mudah, guru sebagai pendidik proses pembelajaran harus merancang strategi pembelajaran yang tepat dengan materi pembelajaran yang bersumber dari kurikulum. Setiap sekolah tentunya menginginkan hasil belajar yang optimal, semuanya bisa tercapai bila didukung oleh keaktifan belajar yang tinggi. Salah satu keuntungan keaktifan belajar adalah tanggapan sesuatu dari yang dialami atau dikerjakan siswa lebih sempurna dan mudah direproduksikan dan pengertian yang diperoleh siswa lebih jelas. Selain itu, beberapa sifat watak tertentu dapat dipupuk misalnya: rajin, tekun, dan tahan uji, percaya pada diri sendiri, perasaan social, dan sebagainya. D. Indikator Keberhasilan 1. Indikator Kinerja Guru Indokator kinerja guru sesuai dengan langkah-langkah permainan yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: a. Guru membentuk siswa siswa menjadi beberapa kelompok. b. Guru menggambar tabel dengan kotak 5x6 lalu meminta siswa untuk membuat tabel yang sama. c. Guru membagi gulungan kertas yang berisi kunci jawaban. d. Guru menulis beberapa huruf pada judul kolom dan kategorinya menjadi judul baris. e. Guru menantang siswa untuk mengisi dan menebak isi tabel yang berkaitan dengan subjek pada judul baris. f. Guru meminta setiap kelompok untuk bediskusi.

19 2. Indikator Aktivitas Belajar Siswa a. Siswa duduk dalam masing-masing kelompok. Setelah kelompok ditentukan oleh guru siswa diminta untuk duduk pada kelompoknya masing-masing sambil menunggu perintah selanjutnya dari guru. b. Siswa menggambar tabel 5x6. Salah seorang anggota dari kelompok menggambar tabel 5x6 sesuai yang diperintahkan guru. c. Siswa menerima gulungan kertas yang diberikan guru. Siswa memilih salah satu gulungan kertas yang diberikan guru. Didalam gulungan tersebut sudah berisi sebuah kata kunci yang nantinya siswa akan menjawab 4 buah istilah yang masing-masing memiliki 4 huruf awal yang sudah ditentukan guru berkaitan dengan kategori. d. Siswa memperhatikan guru untuk memilih 4 huruf awal dan 5 kategori. Siswa memperhatikan penjelasan guru di depan kelas untuk dapat memilih 4 huruf awal dan 5 kategori dari hal yang berkaitan dengan materi. e. Siswa tertantang untuk mengisi dan menebak tabel. Siswa antusias untuk memikirkan 4 istilah yang memiliki kaitan dengan kategori kata yang kelompok mereka dapatkan hingga waktu yang telah ditetapkan batas oleh guru. f. Siswa berdiskusi dalam kelompok. Siswa mendiskusikan 4 istilah yang berkaitan dengan kategori yang mereka peroleh.