PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL POSITIF PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN MENGGUNAKAN BIMBINGAN KELOMPOK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT MENGGUNAKAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING SISWA KELAS XII SMA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT MENGGUNAKAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING SISWA KELAS XII SMA

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Putria Maharani 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3

PENGGUNAAN LAYANAN INFORMASI DALAM BIMBINGANDAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Ratih Novita Sari 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3

PENGGUNAAN TEHNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA DI SEKOLAH

PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM BELAJAR GROUP COUNSELING FOR IMPROVING CONFIDENCE IN STUDENT LEARNING

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING PADA SISWA

PENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK. Tika Febriyani 1 Syaifuddin Latief 2 Diah Utaminingsih 3

PENGGUNAAN TEKHNIK ASSERTIVE TRAINING DALAM MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWA KELAS VII

III. METODE PENELITIAN. mengumpulkan data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode. dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI MENGGUNAKAN TEKNIK REINFORCEMENT POSITIF SISWA KELAS 1 SD

PENINGKATAN KONSEP DIRI POSITIF SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM MENGURANGI PELANGGARAN TATA TERTIB SISWA DI SEKOLAH

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Yuda Pratama 1 Giyono 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 1 Bandar Lampung dan waktu

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VIII

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

ABSTRACT. Keywords: Group Counseling Services, Learning Mathematics Motivation

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DALAM BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMA

BAB III METODELOGI PENELITIAN. pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Natar yang beralamatkan Jl. Mawar no.

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. mengumpulkan data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode dimaksudkan

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

ABSTRACT. Keywords: Positive self-concept in learning, Role playing techniques

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung yang

MENINGKATKAN PERILAKU DISIPLIN BERLALU LINTAS DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN DISIPLIN SISWA MENGGUNAKAN KONSELING KELOMPOK PENDEKATAN BEHAVIOR SISWA SMP KELAS VIII

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Meity Fitri Yani 1 Syarifuddin Dahlan 2 Yusmansyah 3

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugi yono, 2012). dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 3 Natar dan waktu pelaksanaan. penelitiannya pada tahun pelajaran 2014/2015.

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH

MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN RATIONAL EMOTIVE THERAPY

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENGURANGI PERILAKU AGRESIF PADA SISWA

PENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat dipertanggung

Citra Passa Hartadi 1 Syarifuddin Dahlan 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT

PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KELAS X MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

MENGURANGI KONSEP DIRI NEGATIF MENGGUNAKAN ASSERTIVE TRAINING PADA SISWA KELAS X SMA

PENINGKATAN SIKAP SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN BAHASA LAMPUNG DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

UPAYA MENGURANGI KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM MENGGUNAKAN TEKNIK RELAKSASI ABSTRACT

PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Yuyun 1 Yusmansyah 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT

III. METODE PENELITIAN

EFFORTS TO INCREASE STUDENT S CREATIVITY IN LEARNING BY USING GROUP COUNSELING SERVICES IN STUDENT CLASS XII SMK SPP LAMPUNG SCHOOL YEAR 2012/2013

I. PENDAHULUAN. aktivitas hidupnya dan melanjutkan garis keturunannya. Dalam menjalin

SYSTEMATISC DESENSITIZATION TECHNIQUE USE TO REDUCE ANXIETY AT THE PRESENTATION OF STUDENTS FOR STUDENTS IN CLASS X SMK 1 METRO YEAR 2012/2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2011). Penggunaan metode

PEMBERIAN INFORMASI KARIR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN PROGRAM JURUSAN

KEEFEKTIFAN PELATIHAN KESADARAN DIRI

Rika Yuniarti 1 Di bawah bimbingan Yusmansyah 2 dan Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT

PENINGKATAN PERILAKU SELF ESTEEM DENGAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII

BAYU ADHY TAMA K

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono yang berlokasi

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Baradatu. Waktu penelitian. adalah pada tahun pelajaran 2014/2015.

Efektivitas Teknik Latihan Asertif Untuk Meningkatkan Internal Locus Of Control Siswa dalam Belajar

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Labuhan Ratu Kecamatan Labuhan

Yondariwati 1 Dibawah bimbingan Yusmansyah 2 dan Ratna Widiastuti 3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan tertentu Sugiyono(2014:2). Penggunaan metode dimaksudkan

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DALAM BELAJAR

KONSELING BEHAVIORAL DENGAN TEKNIK MODEL SIMBOLIS UNTUK MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 6 SRAGEN TAHUN AJARAN 2015/2016

MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF MENGGUNAKAN PENDEKATAN BEHAVIORAL DENGAN LATIHAN ASERTIF PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SALATIGA

III. METODE PENELITIAN. dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2012:3).

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP KEMAMPUAN SAINS ANAK KELOMPOK B

JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GROGOL TAHUN PELAJARAN 2016/2017

JURNAL EFEKTIVITAS CINEMA THERAPY UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI DI DEPAN KELAS SISWA KELAS XI PEMASARAN SMK PGRI 3 KEDIRI TAHUN 2016/2017

MENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR POSITIF MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XII

MENGURANGI KECEMASAN SISWA DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DESENSITISASI SISTEMATIS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

: WAHYU CAHYA SETYONINGRUM K

TEKNIK TOKEN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERTANYA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SOKO GABUS PATI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH METODE PRAKTIKUM DENGAN PENDEKATAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PEMISAHAN CAMPURAN DI SMP

TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 MATESIH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENGARUH TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK PENINGKATAN PERILAKU ASERTIF SISWA. Novita Wella Sari 1. Yusmansyah 2 Diah Utaminingsih 3

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri dan

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI I NATAR

METODE PENELITIAN. ini adalah pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. eksperimental atau eksperimen semu. Penelitian quasi eksperimental dapat

I. PENDAHULUAN. dasarnya, manusia berkembang dari masa oral, masa kanak-kanak, masa

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SYMBOLIC MODELING UNTUK MENINGKATKAN PERENCANAAN KARIER SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2015/2016

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X

INFLUENCE OF GIVING INFORMATION SERVICE ABOUT RAISING SELF-CONFIDENT AT STUDENTS IN CLASS XI IPA STATED-OWNED SENIOR HIGH SCHOOL 2 PEKANBARU 2014/2015

PENINGKATAN KEMANDIRIAN DENGAN MENGGUNAKAN TOKEN ECONOMY PADA 6 ANAK USIA DINI TAMAN KANAK-KANAK (TK)

PENINGKATAN KONSEP DIRI POSITIF DENGAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Nurhalimah 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3 ABSTRACT

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

TEKNIK ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA KELAS VII SMP N 1 KEBONARUM KLATEN TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung yang berlokasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMA Bina Mulya Kota Bandar Lampung dan waktu

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN ALTERNATIVE SOLUTIONS WORKSHEET UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

Jurnal Matematika Ilmiah STKIP Muhammadiyah Kuningan Vol. 2 No.2 November 2016

Transkripsi:

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING Fitri Ramadhani 1 (fitri_rmd@yahoo.com) Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3 ABSTRACT The research aims determined the increasing of expressing opinions ability by using assertive training technique. The research problem was the low of expressing opinions ability. The research problem was was there any increasing of expressing opinions ability by using assertive training technique?. The research method was quasi-experimental with one-group pretest-posttest design. The research subjects were six students who had low expressing opinions ability. Data collecting techniques used observation and interview. The research result showed that student s expressing opinions ability increased after given assertive training, it proved from the result of pretest and posttest obtained Z output =-2.201 and Z table 0.05= 0. Z output <Z table, thereby Ho is rejected and Ha is received, it meant that there was significant differential between student s expressing opinions ability before and after assertive training technique. The conclusion was that there was increasing of expressing opinions ability by using assertive training technique of the students grade VIII SMPN 3 Natar. Tujuan penelitian untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengungkapkan pendapat dengan menggunakan teknik assertive training Masalah penelitian yaitu kemampuan mengungkapkan pendapat rendah. Permasalahannya Apakah terdapat peningkatan kemampuan mengungkapkan pendapat dengan menggunakan teknik assertive training?. Metode penelitian adalah quasi eksperimen dengan one group pretest-posttest. Subyek penelitian adalah enam siswa yang memiliki kemampuan mengungkapkan pendapat rendah. Teknik pengumpulan data adalah observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan mengungkapkan pendapat mengalami peningkatan. Hasil pretest dan posttest yang diperoleh Z hitung = -2,201 dan Z tabel = 0. Z hitung Z tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan dengan taraf signifikansi 5% antara kemampuan mengungkapkan pendapat sebelum dan setelah diberikan assertive training. Kesimpulannya adalah terdapat peningkatan kemampuan mengungkapkan pendapat dengan menggunakan teknik assertive training pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Natar. Kata kunci : Assertive Training, Bimbingan dan Konseling, Kemampuan Mengungkapkan Pendapat 1 Mahasiswa Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Lampung 2 Dosen Pembimbing Utama 3 Dosen Pembimbing Pembantu

PENDAHULUAN Menurut Surakhmat (1994:60), proses belajar dapat dikatakan mencapai titik akhir apabila peserta didik telah mengalami perubahan pola tingkah laku. Pola tingkah laku tersebut terlihat pada reaksi dan sikap peserta didik secara fisik maupun mental. Bersamaan dengan hal itu maka terjadi bermacam-macam proses lain yang juga menghasilkan tambahan perubahan tingkah laku, sehingga akhirnya terdapat satu kesatuan yang menyeluruh. Di dalam suatu proses belajar mengajar, perasaan siswa sangat berpengaruh pada keberanian mengeluarkan pendapat. Apabila siswa merasa senang, aman, maka proses penyampaian pendapat akan berlangsung dengan baik. Sebaliknya apabila siswa merasa takut, tidak senang, maka siswa akan takut pula mengeluarkan pendapat. Mengeluarkan pendapat pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain. Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Berdasarkan pada keterampilan dasar komunikasi yang kedua menurut Johnson (dalam Supratiknya, 2003:11) menyatakan bahwa kita harus mampu mengkomunikasikan pikiran dan perasaan kita secara tepat dan jelas. Dengan saling mengungkapkan pikiran-perasaan dan saling mendengarkan, kita memulai, mengembangkan, dan memelihara komunikasi dengan orang lain. Mengungkapkan pendapat merupakan kebebasan bagi seluruh individu dalam berinteraksi dengan sesama. Bila kita berinteraksi dengan orang lain, biasanya kita ingin menciptakan dampak tertentu, merangsang munculnya gagasan-gagasan tertentu, menciptakan kesan-kesan tertentu, atau menimbulkan reaksi-reaksi perasaan tertentu dalam diri orang lain tersebut. Kadang-kadang kita berhasil mencapai semuanya itu, namun ada kalanya kita gagal. Artinya, kadang-kadang orang memberikan reaksi terhadap tingkah laku dengan cara yang sangat berbeda dari yang kita harapkan. Siswa SMP pada prinsipnya sudah harus berani berbicara mengeluarkan pendapat, berani bertanya dan menyanggah. Karena beberapa hal ada sebagian kecil siswa yang pada usianya tidak dapat atau bahkan sangat sulit melakukan hal tersebut

diatas. Sebelum siswa dapat menjawab ataupun mempunyai opini tetapi mereka lebih memilih diam karena berbagai alasan, takut salah, merasa malu, rasa takut ditertawakan dan sebagainya. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk membantu siswa agar berani mengungkapkan pendapat yaitu dengan menggunakan teknik assertive training. Tujuan penanganan melalui konseling behavioral dengan teknik assertive training adalah untuk merubah tingkah laku sebagai upaya alternatif memperbaiki dan merubah sikap siswa yang belum berani mengungkapkan pendapat menjadi berani mengungkapkan pendapat, berani menghadapi situasi ketidaknyamanan belajar dan berani bertindak. Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Menurut Powell (dalam Supratiknya, 2003:32-33) membedakan komunikasi dalam 5 taraf. Taraf kelima adalah basa-basi. Taraf keempat, yakni membicarakan orang lain, taraf ketiga adalah menyatakan gagasan atau pendapat, taraf kedua yaitu taraf hati atau perasaan dan taraf pertama merupakan hubungan puncak. Berdasarkan 5 taraf komunikasi di atas, yang akan diteliti kali ini yaitu taraf komunikasi yang ketiga, menyatakan gagasan atau mengungkapkan pendapat. Badudu (2001:854) mengungkapkan bahwa kemampuan adalah kesanggupan, menguji seseorang atau otaknya untuk berfikir luar biasa. Kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktek. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia mengungkapkan berarti mengatakan, menyatakan, melahirkan (gagasan, pendapat). Sedangkan pendapat berarti pikiran atau anggapan. Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengungkapkan pendapat adalah daya atau kesanggupan untuk menyatakan pikiran atau perasaan. Maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengungkapkan pendapat adalah keinginan seseorang untuk mengungkapkan sesuatu berdasarkan pengetahuan dan pemikiran yang dimilikinya disertai kemampuan untuk dapat menerima perasaan

atau pendapat orang lain dan dengan tidak mengingkari hak mereka dalam mengekspresikan pikiran dan perasaan. Teknik Assertive Training Assertive training merupakan teknik dalam konseling behavioral yang menitikberatkan pada kasus yang mengalami kesulitan dalam perasaan yang tidak sesuai dalam menyatakannya (Willis, 2004:72). Menurut Corey (2009:215), assertive training (latihan asertif) merupakan penerapan latihan tingkah laku dengan sasaran membantu individu-individu dalam mengembangkan cara-cara berhubungan yang lebih langsung dalam situasi-situasi interpersonal. Selain itu Gunarsih (2007:217) menjelaskan pengertian latihan asertif menurut Alberti yaitu prosedur latihan yang diberikan kepada klien untuk melatih perilaku penyesuaian sosial melalui ekspresi diri dari perasaan, sikap, harapan, pendapat, dan haknya. Berdasarkan beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa teknik assertive training atau latihan asertif adalah teknik dalam konseling behavioral yang menitikberatkan pada kasus yang mengalami kesulitan dalam perasaan yang tidak sesuai dalam menyatakannya, melatih dan membiasakan klien terus menerus untuk menyesuaikan diri dengan perilaku tertentu yang diinginkan melalui ekspresi diri dari perasaan, sikap, harapan, pendapat, dan haknya, dan mengembangkan cara-cara berhubungan yang lebih langsung dalam situasi-situasi interpersonal. Kerangka pemikiran penelitian ini dapat digambarkan seperti berikut: Kemampuan siswa dalam mengungkapkan pendapat rendah Kemampuan siswa dalam mengungkapkan pendapat meningkat Teknik assertive training Gambar 1. Kerangka pikir penelitian

Gambar 1 memperlihatkan bahwa pada awalnya siswa memiliki kemampuan mengungkapkan pendapat rendah kemudian peneliti mengatasi masalah tersebut dengan menggunakan teknik assertive training. Assertive training diharapkan dapat membantu siswa dalam upaya peningkatkan kemampuan mengungkapkan pendapat. Kemampuan mengungkapkan pendapat yang baik akan mendukung kegiatan siswa di sekolah dalam proses pembelajaran maupun komunikasi dalam interaksi sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengungkapkan pendapat dengan menggunakan teknik assertive training pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Natar Kab. Lampung Selatan T.A. 2012/2013 METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experimental). Desain penelitian yang digunakan adalah one group pretestposttest design. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut: Pretest Treatment Posttest O 1 X O 2 Gambar 3 One Group Pretest-Posttest Design Keterangan : O 1 X O 2 : kemampuan mengungkapkan pendapat sebelum diberikan perlakuan : perlakuan berupa teknik assertive training : kemampuan mengungkapkan pendapat setelah diberikan perlakuan Subjek Penelitian Subyek penelitian ini adalah 6 siswa yang memiliki kemampuan mengungkapkan pendapat rendah di kelas VIII SMP Negeri 3 Natar. Subjek diperoleh dari hasil wawancara dengan guru BK mengenai siswa yang memiliki kemampuan mengungkapkan pendapat yang rendah.

Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Observasi disusun berdasarkan pedoman observasi. Observasi yang digunakan adalah observasi terstruktur dan dilakukan oleh tiga observer, yaitu peneliti, mahasiswa lain yang melakukan penelitian di sekolah yang sama, dan ketua kelas. Observasi digunakan saat pretest dan posttest. Wawancara ditujukan kepada guru BK dengan maksud untuk memperoleh subjek penelitian. Wawancara juga ditujukan kepada siswa dengan tujuan untuk menggali informasi lebih lanjut mengenai siswa yang mengalami peningkatan terendah dan tertinggi. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Penelitian a. Variabel bebas (independen) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah teknik assertive training b. Variabel terikat (dependen) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan mengungkapkan pendapat Definisi Operasional 1. Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Kemampuan mengungkapkan pendapat adalah keinginan seseorang untuk mengungkapkan sesuatu berdasarkan pengetahuan dan pemikiran yang dimilikinya disertai kemampuan untuk dapat menerima perasaan atau pendapat orang lain dan dengan tidak mengingkari hak mereka dalam mengekspresikan pikiran dan perasaan, ditandai dengan rasa keingintahuan yang tinggi, adanya kepercayaan diri, dapat berkomunikasi secara langsung dan terbuka, serta adanya ketegasan. 2. Teknik Assertive Training Teknik assertive training adalah teknik dalam konseling behavioral yang menitikberatkan pada kasus yang mengalami kesulitan dalam perasaan yang tidak sesuai dalam menyatakannya, melatih dan membiasakan klien terus menerus untuk menyesuaikan diri dengan perilaku tertentu yang diinginkan

melalui ekspresi diri dari perasaan, sikap, harapan, pendapat, dan haknya, dan mengembangkan cara-cara berhubungan yang lebih langsung dalam situasisituasi interpersonal. Pengujian Instrumen Penelitian Validitas Instrumen 1. Observasi Validitas yang digunakan adalah validitas konstruk (construc validity). Menurut Sugiyono (2010:177) untuk menguji validitas konstruks, digunakan pendapat dari ahli (judgments experts). 2. Wawancara Validitas dalam wawancara dapat diukur dari konsistensi jawaban-jawaban yang diberikan atas pertanyaan yang hampir mirip dan diperlukan adanya pengecekan jawaban. Reliabilitas Instrumen Observasi Peneliti menggunakan metode observasi yang dilakukan oleh tiga observer, maka uji reliabilitas dihitung dengan menggunakan rumus koefisien kesepakatan, memilki tingkat reliabilitas tinggi yakni 0,69. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Wilcoxon Match Pairs Test dengan menggunakan perhitungan komputerisasi program SPSS 17.0. HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN Tahap pertama yang peneliti lakukan sebelum pelaksanaan assertive training adalah peneliti mencari informasi kepada guru BK dengan bantuan guru mata pelajaran mengenai siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Kab. Lampung Selatan yang akan dijadikan subjek penelitian. Berdasarkan informasi yang diberikan oleh

guru-guru SMP Negeri 3 Natar, maka diperoleh 6 orang siswa yang memiliki kemampuan mengungkapkan pendapat rendah. Setelah itu, peneliti melakukan observasi kepada enam siswa yang menjadi subjek penelitian sebagai pretest. Setelah melakukan pretest, peneliti memberikan perlakuan kepada subjek yang memiliki kemampuan mengungkapkan pendapat rendah dengan menggunakan teknik assertive traning. Pelaksanaan pretest dan posttest dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi. Adapun pedoman observasi untuk meningkatkan kemampuan mengungkapkan pendapat adalah beberapa pernyataan yang diturunkan dari indikator kemampuan mengungkapkan pendapat yang dapat diamati. Terdapat perbedaan skor atau hasil yang diperoleh setelah peneliti memberikan perlakuan berupa assertive training terhadap hasil posttest yang dilakukan. Perbedaan itu terlihat dengan adanya peningkatan skor yang diperoleh saat hasil posttest. Tabel 1 Data kemampuan mengungkapkan pendapat siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan assertive training. No Nama Kode Pretest Posttest I Posttest II Gain (d) 1 Angela R. AR 42 49,7 60,7 18,7 2 Ida A. IA 40,7 50,7 63 22,3 3 Simbad H. SH 40,7 46 59 18,3 4 Dodi S. DS 38,3 40 46 7,7 5 Samuel Sm 37,7 41,3 52,7 15 6 Maulida S. MS 36,7 39,7 48,3 11,6 Jumlah 236,1 267,3 329,7 Rata-rata (N=6) 39,35 44,55 54,94 Berdasarkan data pada tabel tersebut, dapat diketahui hasil pretest yang berupa observasi sebelum pemberian perlakuan terhadap subjek diperoleh jumlah skor 236,1 dengan nilai rata-rata skor kemampuan mengungkapkan pendapat siswa sebesar 39,35, hal ini menunjukkan siswa memiliki kemampuan mengungkapkan pendapat yang rendah. Setelah dilakukan assertive training kemudian dilakukan postest I kepada subjek diperoleh jumlah skor 267,3 dengan rata-rata skor 44,55

dan selanjutnya postest II diperoleh jumlah skor 329,7 dengan rata-rata skor 54,94. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan kemampuan mengungkapkan pendapat siswa setelah diberikan perlakuan berupa assertive training sebesar 15,59. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam menguji hipotesis, peneliti menggunakan subyek penelitian dengan uji Wilcoxon melalui komputerisasi menggunakan program SPSS17. Kemudian hasil Z hitung = -2,201 dibandingkan dengan nilai Z tabel dengan taraf signifikansi 0,05 = 0. Dari hasil perhitungan didapat Z hitung = -2,201 Z tabel = 0. Sesuai ketentuan dalam uji Wilcoxon, jika Z hitung Z tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan mengungkapkan pendapat dengan menggunakan teknik assertive training pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun Ajaran 2012/2013. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Lukman (2012), teknik assertive training digunakan untuk meningkatkan komunikasi interpersonal. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan latihan asertif kepada 3 orang siswa dengan kemampuan komunikasi interpersonal rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan komunikasi interpersonal siswa setelah diberi teknik assertive training. Mengungkapkan pendapat juga merupakan bagian dari suatu komunikasi. Hasil penelitian diatas memperkuat bahwa teknik assertive training dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan mengungkapkan pendapat siswa. Penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh Irawati (2008), teknik assertive training digunakan untuk meningkatkan percaya diri siswa. Hal ini juga erat kaitannya dengan mengungkapkan pendapat. Pada dasarnya, untuk mengungkapkan pendapat diperlukan adanya kepercayaan diri. Menurut Corey (2009:213) latihan asertif bisa diterapkan terutama pada situasisituasi interpersonal dimana individu mengalami kesulitan untuk menerima kenyataan bahwa menyatakan atau menegaskan diri adalah tindakan yang layak atau benar

Orang yang berperilaku pasif sering meminta maaf dan ragu-ragu dalam berbicara, berbicara dengan suara pelan, gugup dan enggan menyampaikan pendapat. Perilaku-perilaku pasif dalam komunikasi tersebut juga disebabkan karena mereka berfikir bahwa berkomunikasi dengan orang lain merupakan sesuatu yang harus dihindari karena mereka takut salah jika mereka berbicara (Harley, 2001:196-197). Rogers (dalam Willis, 2004:136) mengemukakan teori pertumbuhan alamiah (nature growth) tehadap aktualisasi dan pertumbuhan diri yang optimal. Dari pandangan ini, pada dasarnya manusia secara alamiah adalah kreatif. Dan peran pelatih (guru) adalah mendorong siswa secara spontan untu kreatif. Guru perlu menciptakan situasi kelas yang kondusif. Komunikasi yang terjadi dalam teknik assertive training juga dapat mengubah sikap ketidakmampuan menerima kritik dari orang lain. Dalam teknik assertive training seluruh anggota memiliki kesempatan untuk saling memberikan masukan dan saran, pendapat dan menanggapinya. Dengan demikian, siswa dapat belajar menerima pendapat dari orang lain, tidak memaksakan pendapatnya serta dapat saling memahami respon yang diberikan teman. Perubahan yang terjadi adalah mereka yang diawal masih bersikap tertutup dengan hanya memberikan senyum atau diam ketika diminta menyampaikan pendapat, seiring berjalannya waktu mereka sudah mulai bersedia mengungkapkan pendapat ketika diminta. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 3 Natar, maka dapat diambil kesimpulan yaitu; 1. Kesimpulan Statistik Berdasarkan dari hasil penelitian yang diperoleh, dapat diketahui bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan mengungkapkan pendapat dengan menggunakan teknik assertive training

pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Natar. Hal ini terbukti dari hasil pretest dan posttest yang diperoleh yang dianalisis dengan menggunakan uji Wilcoxon diperoleh hasil Z hitung = -2,201 dan Z tabel = 0. Karena Z hitung Z tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan signifikan dengan taraf signifikansi 5% antara skor kemampuan mengungkapkan pendapat siswa sebelum diberikan perlakuan berupa assertive training dan setelah diberikan perlakuan berupa assertive training. 2. Kesimpulan Penelitian Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu terdapat peningkatan kemampuan mengungkapkan pendapat dengan menggunakan teknik assertive training pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Natar. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan dari keenam subjek penelitian setelah pemberian teknik assertive training. B. Saran Saran yang dapat dikemukakan dari penelitian yang telah dilakukan di SMP Negeri 3 Natar adalah: 1. Kepada Siswa Siswa yang memiliki kemampuan mengungkapkan pendapat rendah hendaknya berusaha untuk meningkatkan kemampuan mengungkapkan pendapat. 2. Kepada Guru Pembimbing Guru pembimbing diharapkan dapat memaksimalkan pemberian layanan Bimbingan dan Konseling kepada siswa di sekolah dan memanfaatkan teknik assertive training untuk membantu siswa meningkatkan kemampuan mengungkapkan pendapat.

3. Kepada Guru Guru bidang studi diharapkan dapat menerapkan metode pembelajaran yang dapat menstimulus siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. 4. Kepada Peneliti Lain Para peneliti diharapkan dapat melakukan penelitian dengan menggunakan layanan yang sama tetapi dengan masalah dan subjek yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Badudu. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Gunarsih, S. D. 2007. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia Harley, P. 2001. Interpersonal Communication. New York: Routledge Mulyarto. 2009. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT Refika Aditama Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Supratiknya, A. 2003. Komunikasi Antarpribadi, Tinjauan Psikologis. Yogyakarta: Kanisius Surakhmad. 1994. Pengantar Interaksi Mengajar Belajar Dasar & Teknik Metodologi Pengajaran. Bandung: Tarsito Willis, S. 2004. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta