BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan

BAB V METODE PELAKSANAAN. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak pihak yang berkaitan

BAB V METODE PELAKSAAN STRUKTUR ATAS. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak pihak yang berkaitan

BAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi

BAB V METODE PELAKSANAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

Bab V. Metode Pelaksanaan Kerja

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP. proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang harus direncanakan terlebih

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. kebutuhan sarana akomodasi tempat tinggal. Bangunan ini didesain untuk

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift.

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH

LAPORAN KERJA PRAKTIK PROYEK APARTEMEN U RESIDENCE 2

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS. Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang

BAB VII METODE PELAKSANAAN CORE WALL DAN SHEAR WALL BESERTA TUGAS KHUSUS DI LAPANGAN

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BAB IV TINJAUAN BAHAN DAN ALAT-ALAT

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL. Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam melaksanakan proyek pembangunan dapat dipastikan digunakan alat-alat

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. 1. Staff teknik dengan staff logistik dan peralatan, memberikan data-data

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL. Ambassador 2 St.Moritz ini meliputi Peralatan apa saja yang dipakai untuk

BAB VI TINJAUAN KHUSUS PERBANDINGAN SISTEM PLAT LANTAI (SISTEM PLAT DAN BALOK (KONVENSIONAL) DAN SISTEM FLAT SLAB)

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut.

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PERALATAN dan MATERIAL

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... LEMBAR PENDADARAN... KATA PENGANTAR... LEMBAR PERSEMBAHAN... DAFTAR GAMBAR...

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. bangunan yang bermutu agar tahap konstruksi dapat berjalan dengan lancar dan

BAB III BAHAN BANGUNAN DAN ALAT


BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PEKERJAAN

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEMBESARAN KOLOM DAN METODE PELAKSANAAN SHEARWALL. terlebih dahulu dan mengacu pada gambar kerja atau shopdrawing.

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang

LAPORAN KERJA PRAKTEK METODE BEKISTING ALLUMA SYSTEM PADA BALOK DAN PLAT LANTAI PROYEK PEMBANGUNAN MENTENG PARK APARTEMEN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai

BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN SHEAR WALL. biasanya terdapat pada bangunan tower atau gedung bertingkat.

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS

: Rika Arba Febriyani NPM : : Lia Rosmala Schiffer, ST., MT

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. gambar-gambar pada kertas kerja menjadi bangunan fisik. Pelaksanaan ini

BAB IV ALAT DAN BAHAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT - ALAT YANG DIGUNAKAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : c. Podium 5 lantai, dengan 1 lantai semi basement

METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. lift di cor 2 lantai diatas level plat lantai. Alasan menggunakan metode perlakuan core sebagai kolom adalah :

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Tahap pelaksanaan pekerjaan adalah tahapan dimana suatu kegiatan yang

BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

ANALISA PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN CAST IN SITU DENGAN PRACETAK TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK DIAN REGENCY APARTEMEN

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Sebelum pelaksanaan pekerjaan di proyek Apartemen Jatake Solmarina, maka di adakan persiapan lapangan seperti :

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI BALOK BETON PRATEGANG DI PROYEK WISMA KARTIKA GROGOL

Transkripsi:

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5. 1 Uraian Umum Metoda konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan pelaksanaan konstruksi yang mengikuti prosedur serta telah dirancang sesuai dengan pengetahuan atau standar yang telah diuji cobakan. Cara atau metoda tersebut tidak terlepas dari penggunaan teknologi sebagai pendukung dan mempercepat proses pembuatan suatu bangunan, agar kegiatan pembangunan dapat berjalan sebagai mana mestinya sesuai dengan yang diharapkan dan lebih ekonomis Berkaitan dengan bangunan sebagai lingkungan buatan, teknologi dibutuhkan agar berbagai kegiatan pembangunan dapat berjalan secara effisien dan effektif, juga dengan teknologi akan didapat produk yang lebih berkualitas atau lebih sesuai dengan kebutuhan pemakai bangunan dan lebih ekonomis dalam biaya,pemakaian bahan, dan sebagainya. 5. 2 Pekerjaan Persiapan Material Proyek Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang membentuk suatu struktur yang diinginkan. Karena itu, pasokan material yang berkualitas tinggi akan dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan, kekakuan, dan kestabilan. V - 1

Selain itu faktor kelancaran pengadaan material akan membantu penyelesaian struktur secara tepat waktu. Bahan-bahan yang digunakan dalam proyek telah dijelaskan pada bab IV. 5.3 Metode Pelaksanaan Pelaksanaan pekerjaaan yang akan dibahas pada pelaksanaan pekerjaan ini meliputi : 1. Pekerjaan Bekisting 2. Pekerjaan Pembesian 3. Pekerjaan Pengecoran 5.3.1.Pekerjaan bekisting Sebelum memulai pekerjaan bekisting, maka dilakukan terlebih dahulu beberapa langkah langkah sebagai berikut : A. Ruang Lingkup Sebelum dilaksanakan pekerjaan pembesian semua pihak agar benarbenar terlebih dahulu mengetahui lingkup pekerjaan yang harus dikerjakan dan spesifikasi material yang digunakan. Adapula lingkup pekerjaan tersebut adalah sebagai berikut : a) Bekisting untuk pekerjaan balok b) Bekisting untuk pekerjaan plat c) Bekisting untuk pekerjaan kolom V- 2

B. Penyiapan Shop Drawing Untuk memudahkan pelaksanaan di lapangan, maka harus dibuat gambar yang detail dan lengkap, gambar tersebut disebut gambar pelaksanaan atau shop drawing. Gambar pelaksanaan harus menggambarkan : a) Gambar tampak, harus dapat memberikan informasi mengenai jenisjenis material yang dipakai untuk system bekisting yang akan digunakan. b) Gambar detail, harus dapat memberikan informasi mengenai ukuran ukuran material, jarak pemasangan material tersebut dan detail penempatan sambungan. c) Semua gambar pelaksanaan harus mengacu pada gambar perencanaan yang berstatus for construction spesifikasi dan risalah lelang. Gambar tersebut harus sudah disetujui pemberi tugas. Sebelum diedarkan ke lapangan serta gambar yang beredar merupakan gambar dengan revisi terakhir. C. Cara Pelaksanaan Sistem penggunaan bekisting typical dapat dilihat pada gambar. Untuk efektifitas dan efisiensi pelaksanaan pekerjaan bekisting, areal kerja dibagi dalam zone. D. Sistem Bekisting 1. Kolom a. Bekisting untuk kolom menggunakan plywood 18 mm phenolic 1 muka. V- 3

b. Sistem adjustable 5.3.1 (a) Gambar plywood 18 mm phenolic 1 muka Gambar 5.3.1 (b) Bekising kolom 2. Balok dan Plat a. Untuk bekisting plat dan balok menggunakan plywood 12 mm phenolic 1 muka. V- 4

Gambar 5.3.1 (c) plywood 12 mm phenolic 1 muka b. Perancah ring lock system Gambar 5.3.1 (d) Perancah ring lock system V- 5

c. Sistem table form untuk pelat dan balok Gambar 5.3.1 (e) Table form untuk pelat dan balok (f) (g) Gambar 5.3.1 (f) Aplikasi Table Plat Form di Lapangan (g) Aplikasi Table Plat Form dan Perancah V- 6

E. Bongkar Bekisting 1. Pembongkaran Bekisting Kolom : Pembongkaran bekisting pada kolom dilakukan setelah pengecoran berumur 12 jam. 2. Pembongkaran Bekisting Balok dan Plat : Setelah pengecoran plat lantai dan balok, bekisting balok dibongkar pada saat beton berumur 7 hari kemudian dan diganti dengan reproping sampai dengan 21 hari setelah pengecoran. Untuk bekisting plat dibongkar 7 hari setelah pengecoran kemudian diganti dengan reporping sampai dengan 21 hari setelah pengecoran. F. Cara Pembersihan Sebelum pekerjaan pengecoran beton dilaksanakan, bekisting dan besi yang sudah terpasang harus dibersihkan dari dari kotoran, batu, potongan kayu, potongan besi dan lain-lain. Pembersihan dapat dilakukan dengan menggunakan air compressor, disiram dengan air atau dengan cara lain. 5.3.2 Pekerjaan Pembesian Pembesian merupakan bagian dari suatu struktur dalam bangunan, yang berfungsi menahan gaya tarik akibat beban pada beton. Pekerjaan pembesian adalah pekerjaan perakitan besi tulangan untuk mendukung kekuatan pada beton bangunan yang disesuaikan dengan shop drawing yang mengacu pada standarisasi penulangan sehingga didapat kekuatan bangunan yang sesuai dengan yang direncanakan. Adapun lingkup pekerjaan pembesian yaitu : V- 7

1. Pembesian kolom 2. Pembesian balok dan slab 1. Pembesian Kolom A. Flow Chart V- 8

B. Fabrikasi Besi Proses fabrikasi adalah merupakan tahap pekerjaan pembesian yang pertama kali, dan merupakan proses perakitan tulangan disuatu tempat yang telah ditentukan yang meliputi proses pemotongan, pembengkokan dan penyambungan. Terdapat satu tempat fabrikasi yang terletak di depan kantor. Peralatan yang digunakan pada saat fabrikasi : a. Mesin pembengkok besi (bar bender) b. Mesin pemotong besi (bar cutter) Gambar 5.3.2 (a) Bar Bender Gambar 5.3.2 (b) Bar Cutter V- 9

C. Pemasangan tulangan Dalam pelaksanaan pekerjaan pembesian pada proyek ini, besi-besi tulangan yang telah datang di lokasi proyek, diletakkan di lokasi penyimpanan yang telah ditentukan sebagai lokasi fabrikasi besi. Transportasi besi ke tempat yang diinginkan baik secara vertikal maupun horizontal dapat dipermudah dengan bantuan tower crane yang telah tersedia di lokasi proyek. Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan pembesian harus tetap mengacu pada instruksi yang diberikan, diantaranya membuat dan melaksanakan pekerjaan pembesian harus sesuai dengan daftar pemotongan dan pembengkokan besi tulangan yang tidak boleh menyimpang dari gambar kerja yang sesuai dengan bar banding schedule. Gambar 5.3.2 (c) Marking Jarak Tulangan Utama dan Sengkang V- 10

Gambar 5.3.2 (d) Pemasangan Tulangan Utama dan Sengkang Gambar 5.3.2 (e) Pemasangan Tulangan Hook D. Pekerjaan Pengukuran dan Pengecekan Pekerjaan pengukuran merupakan salah satu proses pengecekan, baik pengecekan dari sisi penulangan, penempatan beton decking, dimensi kolom dan tingkat vertikalisasi kolom. Pengukuraan ini dilakukan kontraktor utama, peralatan yang di gunakan pada pengecekan tersebut meliputi: 1. Lod dan benang 2. Theodolit 3. Meteran. V- 11

Marking penentuan sepatu kolom. Dimaksudkan untuk mengetahui jarak antara tulangan kolom dengan bekisting kolom sebelum dilakukan pekerjaan bekisting Gambar 5.3.2 (f) Pekerjaan Pengukuran dan Pengecekan E. Pekerjaan Pembersihan Setelah semua pekerjaan telah selesai dan sudah dilakukan pengecekan oleh pengawas segera dilakukan pembersihan dengan alat bantu kompressor udara. Hal ini dilakukan agar saat pengecoran tidak terdapat material atau bahan-bahan yang dapat mengurangi kekuatan beton. Gambar 5.3.2 (g) Pekerjaan Pembersihan V- 12

2. Pembesian Pelat dan Balok Pelat dan balok merupakan bagian dari suatu struktur suatu bangunan. Pelat berfungsi menahan gaya vertikal sedangkan balok sebagai penopang dari pelat itu sendiri. Tata cara pelaksanaan pekerjaan pelat dan balok adalah sebagai berikut : A. Flow Chart a) Balok V- 13

b) Slab V- 14

B. Pekerjaan Pemasangan Bekisiting Pada pekerjaan balok dan pelat pertama di lakukan adalah erection material, pemasangan perancah (scaffolding) yang berguna untuk menahan beban sementara pada bangunan yang akan di cor setelah dicor sampai umur beton sudah mencapai 10 hari. Pada pekerjaan pemasangan perancah dilanjutkan pada pekerjaan pemasangan bekisting, setelah semua selesai dilakukan pekerjaan perkuatan bekisting. (h) (i) Gambar 5.3.2 (h) Pemasangan Perancah (i) Pemasangan Bekisting V- 15

C. Pekerjaan Pengukuran Setelah pekerjaan pemasangan perancah bekisting selesai maka dilakukan pengukuran terhadap elevasi. Pengukuran ini berfungsi sebagai pengecekan bekisting supaya tetap pada elevasi sesuai gambar shop drawing. Pengukuraan ini dilakukan kontraktor utama, peralatan yang di gunakan pada pengecekan tersebut meliputi: a. Rambu Ukur b. Theodolit c. Meteran. d. Pemukul besi untuk menaik turunkan Jack Base (j) (k) Gambar 5.3.2 (j) Pengukuran Elevasi (k) Proses Setting Jack Base V- 16

D. Fabrikasi Besi Proses fabrikasi adalah merupakan tahap pekerjaan pembesian yang pertama kali, dan merupakan proses perakitan tulangan di suatu tempat yang telah ditentukan yang meliputi proses memotongan, pembengkokan dan penyambungan. Penentuan tempat fabrikasi ini mengacu pada : a. Jarak jangkauan Tower crane (TC) b. Kapasitas tempat fabrikasi. c. Kemudahan dalam distribusi Peralatan yang digunakan pada saat fabrikasi : a. Mesin pembengkok besi (bar bender) Gambar 5.3.2 (l) Bar Bender b. Mesin pemotong besi (bar cutter) Gambar 5.3.2 (m) Bar Cutter V- 17

E. Pemasangan tulangan Dalam pelaksanaan pekerjaan pembesian pada proyek ini, besi - besi tulangan yang telah datang di lokasi proyek, diletakkan di lokasi penyimpanan yang telah ditentukan sebagai lokasi fabrikasi besi. Transportasi besi ke tempat yang diinginkan baik secara vertikal maupun horizontal dapat dipermudah dengan bantuan tower crane yang telah tersedia di lokasi proyek. Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan pembesian harus tetap mengacu pada instruksi yang diberikan, diantaranya membuat dan melaksanakan pekerjaan pembesian harus sesuai dengan daftar pemotongan dan pembengkokan besi tulangan yang tidak boleh menyimpang dari gambar kerja yang sesuai dengan bar banding schedule. (n) (o) Gambar 5.3.2 (n) Penulangan Balok (o)penulangan Pelat V- 18

F. Pekerjaan Pembersihan Setelah semua pekerjaan telah selesai dan sudah dilakukan pengecekan oleh pengawas segera dilakukan pembersihan dengan alat bantu kompressor udara. Hal ini dilakukan agar saat pengecoran tidak terdapat material atau bahan-bahan yang dapat mengurangi kekuatan beton. Gambar 5.3.2 (p) Proses Pembersihan Pelat dan Balok 5.3.3 Pekerjaan Pengecoran 1. Persiapan Sebelum memulai pekerjaan pengecoran, semua bagian yang terlibat harus terlebih dahulu memahami bahwa semua kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan pengecoran harus didasarkan pada : a. Spesifikasi b. Gambar perencanaan Lingkup pekerjaan pengecoran ini meliputi pengecoran : a. Kolom b. Pelat V- 19

c. Balok A. Penyiapan shop drawing Untuk memudahkan pelaksanaan dilapangan, maka harus dibuat gambar yang detail dan lengkap, gambar tersebut disebut gambar pelaksanaan atau shop drawing. Gambar pelaksanaan harus menggambarkan : a. Gambar denah, yang menggambarkan dimensi/ukuran balok, kolom serta notasi penulangannya dan juga elevasi. b. Gambar potongan harus dapat menginformasikan ukuran, detail penulangannya, elevasi, mutu beton dan mutu besi yang dipakai. c. Gambar skematik penulangan harus dapat menginformasikan jenis, jumlah dan diameter besi serta jarak besi baik besi utama maupun besi sengkang. Semua gambar pelaksanaan harus mengacu pada gambar perencanaan yang berstatus for construction spesifikasi dan risalah lelang. Gambar tersebut harus sudah disetujui pemberi tugas. Sebelum diedarkan ke lapangan serta gambar yang beredar merupakan gambar dengan revisi terakhir. B. Mempersiapkan bahan, tenaga kerja dan alat a) Mempersiapkan bahan Material yang digunakan harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari pemberi tugas atau konsultan. Jenis material yang perlu mendapatkan persetujuan adalah sebagai berikut : Besi tulangan Beton melalui trial mix / job mix Mempersiapkan peralatan yang dipakai V- 20

b) Peralatan yang dipakai untuk mengerjakan pekerjaan pengecoran antara lain : Gerobak Ember Cor Genset / Penerangan Kerja Concrete Pump Alat Bekisting Vibrator Concrete Bucket Air Compressor Alat Bantu lainnya. C. Pelaksanaan pengecoran 1. Test Slump A. Flow chart V- 21

B. Bahan Beton yang digunakan untuk pengecoran di lapangan. C. Tenaga kerja a) Pekerja b) Pengawas lapangan / Quality Control. c) Tenaga Pembersihan. d) Safety & K3 D. Peralatan a) Kerucut Abrams b) Sekop c) Batang Pemadat / Besi Beton d) Sendok Semen e) Mistar pengukur / meteran f) Plat alas g) Palu karet E. Metode pelaksanaan a) Pembersihan alat-alat kerucut Abrams b) Ambil adukan beton yang baru saja dikeluarkan dari truk mixer c) Letakkan alat kerucut diatas pelat d) Masukkan ke dalam kerucut lebih kurang 1/3 bagian nya lalu dipadatkan dengan cara ditusuk dengan batang pemadat secara merata sebanyak 25 kali V- 22

e) Lakukan hal yang sama untuk lapisan kedua dan ketiga, penusukkan batang pemadat hanya untuk lapisan bersangkutan saja dan tidak mengenai lapisan sebelumnya. f) Ratakan permukaan atasnya dengan batang pemadat g) Selanjutnya diukur penurunan yang terjadi yaitu perbedaan antara tinggi awal dengan tinggi akhir.dengan ketentuan slump 14 +/- 2 Gambar 5.3.3 (a) Slump Test 14 +/- 2 2. Penuangan Beton Untuk mendapatkan hasil beton yang baik maka cara penuangan harus benarbenar yaitu : a. Pengecoran dituang langsung dan atau dengan menggunakan concrete pump. b. Beton harus dituang vertikal dan sedekat mungkin dengan bagian yang dicor c. Beton tidak boleh dituangkan kedalam bekisting dengan jarak yang tinggi (maksimum 1.50 m) karena akan menagkibatkan segregasi. Apabila tinggi lebih dari 1.5 m, maka harus memakai concrete pump/ concrete bucket. V- 23

d. Beton tidak boleh dicorkan pada saat hujan lebat tanpa penutup di atasnya, karena air hujan akan menyebabkan turunnya mutu beton. 3. Pemadatan Disamping cara penuangan yang benar, cara pemadatan yang benar juga merupakan faktor penting guna mencapai tujuan pembetonan. Cara pemadatan dengan vibrator yang benar yaitu : a. Besarnya kepala vibrator harus disesuaikan dengan jenis struktur beton yang akan dicor dan jarak antar tulangan terkecil. b. Vibrator harus dapat dimasukan ke dalam jaringan/anyaman besi beton dan harus diusahakan sedikit mungkin menempel pada besi. Menggetarkan besi beton dapat menyebabkan turunnya mutu beton. Dimana terjadi pengumpulan pasir disekitar besi. Bahkan apabila besi digetarkan terusmenerus dapat menyebabkan retak atau terjadinya rongga antar besi dan beton yang telah mengeras rongga ini dapat menyebabkan korosi pada tulangan. c. Tidak boleh meletakan kepala vibrator terlalu lama dalam beton karena akan menyebabkan segregasi dan bleeding terutama untuk beton dengan slump tinggi. Lama penggetaran cukup antara 10 s/d 15 detik. d. Kepala vibrator jangan terlalu dekat dengan bekisting, karena apabila bekisting bergetar akan terbentuk lapisan pasir lepas dan juga dapat merusakan bekisting. Jarak minimal kebekisting adalah 10 cm. e. Beton tidak boleh digetarkan berulang-ulang pada tempat yang sama, karena dapat mengakibatkan rongga-rongga didalam beton. V- 24

f. Vibrator harus dimasukan kedalam beton yang belum terpadatkan secara tepat dan dicabut pelan-pelan. Kecepatan memasukan vibrator diperlukan agar tidak sempat terjadi pemadatan awal pada beton lapis atas sehingga menyulitkan lolosnya udara dan air yang terperangkap di bawahnya. Sedangkan pencabutan harus dilakukan pelan-pelan untuk memberikan kesempatan vibrator menyalurkan secara penuh energi pemadatan pada beton. Kecepatan pencabutan berkisar antara 4cm/dt s/d 8 cm/dt. g. Lapisan beton harus dicor secara rata sejak permulaan untuk memudahkan pengaturan sistem pemadatan dengan vibrator. 4. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran A. Kolom I. BAHAN Concrete Fc 50 MPa II. TENAGA KERJA 1. Juru ukur / Surveyor 2. Pembantu juru ukur 3. Pekerja 4. Pelaksana Pengecoran 5. Quality control 6. Tenaga pembersihan 7. Safety & K3 III. PERALATAN 1. Alat Ukur : Waterpass, Theodolite, Benang, Roll V- 25

meter, Lot. 2. Alat Kerja Tukang: Sekop, Ember,Alat Perata 3. Alat Test Beton : Cetakan Silinder, Kerucut Abrams 4. Alat Pengecoran : Concrete mixer, Concrete pump, Concrete Vibrator, Talang Cor, Compressor 5. Perlengkapan : Lampu, Selang, Palu besi 8 kg dan palu besi 1 kg IV. METODE PELAKSANAAN 1. Pekerjaan persiapan a. Mempelajari shop drawing b. Mempelajari tenaga kerja, alat kerja dan bahan yang akan diperlukan. 2. Pelaksanaan a. Lokasi Pengecoran kemudian dibersihkan kotoran kotoran terlebih dahulu menggunakan air compressor b. Membuat campuran beton sesuai dengan mutu yang disyaratkan c. Test slump dengan kerucut Abrams oleh tim pengawas lapangan d. Pembuatan silinder beton sebanyak 5 buah dan satu untuk cadangan e. Pengecoran pelat lantai dilakukan menggunakan concret bucket. Beton yang akan dituang harus V- 26

ditempatkan sedekat mungkin pada lokasi pengecoran dalam posisi lapisan horizontal, kira-kira setinggi 30 cm f. Selama pengecoran dilakukan pemadatan menggunakan vibrator untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan beton yang keropos. g. Setelah beton dituangkan ke lokasi pengecoran, beton disebarkan pada sebagian area pelat lantai dan kemudian permukaan pelar lantai diratakan, setelah diratakan permukaan pelat lantai kemudian dihaluskan. h. Selesai Pengecoran harus diadakan perawatan beton (curing) dengan cara curing compound dengan bahan sika. Gambar5.3.3 (b) Pengecoran Kolom V- 27

B. Pelat dan Balok Flow chart V- 28

I. BAHAN Concrete Fc 35 MPa II. TENAGA KERJA 1. Juru ukur / Surveyor 2. Pembantu juru ukur 3. Pekerja 4. Pelaksana Pengecoran 5. Quality control 6. Tenaga pembersihan 7. Safety & K3 III. PERALATAN 1. Alat Ukur : Waterpass, Theodolite, Benang, Roll meter, Lot. 2. Alat Kerja Tukang : Sekop, Ember,Alat Perata 3. Alat Test Beton : Cetakan Silinder, Kerucut Abrams 4. Alat Pengecoran : Concrete mixer, Concrete pump, Concrete Vibrator, Talang Cor, Compressor 5. Perlengkapan : Lampu, Selang, Palu besi 8 kg dan palu besi 1 kg IV. METODE PELAKSANAAN 1. Pekerjaan persiapan a. Mempelajari shop drawing V- 29

b. Mempelajari tenaga kerja, alat kerja dan bahan yang akan diperlukan. 2. Pelaksanaan a. Lokasi Pengecoran kemudian dibersihkan kotoran kotoran terlebih dahulu menggunakan air compressor b. Membuat campuran beton sesuai dengan mutu yang disyaratkan c. Test slump dengan kerucut Abrams oleh tim pengawas lapangan d. Pembuatan silinder beton sebanyak 4 buah e. Pengecoran pelat lantai dilakukan menggunakan concrete pump. Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin pada lokasi pengecoran dalam posisi lapisan horizontal, kira-kira setinggi 30 cm f. Selama pengecoran dilakukan pemadatan menggunakan vibrator untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan beton yang keropos. g. Setelah beton dituangkan ke lokasi pengecoran, beton disebarkan pada sebagian area pelat lantai dan kemudian permukaan pelar lantai diratakan, setelah diratakan permukaan pelat lantai kemudian dihaluskan. h. Selesai pengecoran harus diadakan perawatan beton (curing) dengan cara pemberian air sebanyak dua kali. V- 30

Gambar 5.3.3 (c) Pengecoran Pelat dan Balok 5. Pembukaan Bekisting Cetakan beton baru boleh dibuka setelah beton mengeras. Beton biasa dianggap mengeras apabila sudah mencapai kurang 70% dari kekuatan karateristiknya, yaitu umumnya 7 hari setelah pengecoran dilaksanakan. Setelah umur 7 hari tersebut, panel-panel bekisting balok sudah boleh dibuka, namun scaffolding masih harus dipasang, yang berarti bekisting untuk pelat lantai, balok, masih belum dibuka. Baru setelah 21 hari atau 2 lantai berada diatasnya, yang sudah mencapai sekitar 90% dari kekuatan karateristiknya. 1. Bongkar Bekisting Kolom & Wall 12 Jam setelah pengecoran. 2. Bongkar Bekisting Balok 10 Hari setelah pengecoran. 3. Bongkar Bekisting Pelat 5 Hari setelah pengecoran 6. Perawatan Curing Perawatan beton dapat diartikan semua kegiatan yang bertujuan agar struktur tetap memenuhi atau mempunyai keadaan yang baik. Pada hari-hari pertama selama 2 x 24 jam setelah selesai pengecoran, proses pengerasan tidak boleh terganggu terutama oleh getaran-getaran, lantai tidak boleh digunakan untuk V- 31

penimbunan bahan/ barang ataupun untuk melakukan kegiatan kerja dengan beban berat. Selain itu, permukaan beton yang masih basah harus dijaga dan dilindungi dari air hujan yang dapat menyebabkan terbukanya permukaan yang masih lunak.untuk mencegah terjadinya kekurangan air yang diperlukan untuk pengerasan beton permukaan beton harus disiram air. Hal ini dilakukan untuk mencegah penguapan air yang berlebihan yang dapat menyebabkan penyusutan yang besar sehingga dapat mengurangi kekuatan beton dan menimbulkan retakretak. 1. Metode kerja curing kolom I. BAHAN 1. Air Compon ( antisol) Gambar 5.3.3 (d) Antisol II. TENAGA KERJA 1. Pekerja 2. Quality control 3. Pelaksana Pengecoran 4. Tenaga pembersihan 5. Safety & K3 III. PERALATAN V- 32

1. Rol IV. METODE PELAKSANAAN 1. Mempersiapkan tenaga kerja, alat kerja, dan bahan yang akan diperlukan. 2. Curring beton dilakukan setelah bongkar bekisting 3. Proses curing beton kolom dilaksanakan dengan antisol 4. Proses curing ini dilakukan 2 kali dalam satu hari Gambar 5.3.3 (e) Proses Curing Kolom 2. Metode kerja curing balok dan pelat I. BAHAN 1. Air II. TENAGA KERJA 1. Pekerja 2. Quality Control 3. Pelaksana Pengecoran V- 33

4. Tenaga Pembersihan 5. Safety & K3 III. PERALATAN 1. Selang 2. Pompa IV. METODE PELAKSANAAN 1. Mempersiapkan tenaga kerja, alat kerja, dan bahan yang akan diperlukan. 2. Curing beton dilakukan setelah beton setting 3. Proses Curing beton plat dan balok dilaksanakan secara teratur dengan cara penyiraman air compon dipermukaan beton selama 2 hari. 4. Jika terjadi hujan maka tidak perlu dilakukan pekerjaan penyiraman beton plat dan balok. Gambar 5.3.3 (f) Proses Curing Pada Pelat dan Balok V- 34