BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah N. Yuli Mutiara, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN TEKNIK TRANSFORMASI CERPEN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH DRAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk karya yang bereaksi langsung secara kongkret (Hasanuddin, 2009:1).

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup keterampilan menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

2015 PENERAPAN METODE SUGESTI-IMAJINASI DENGAN MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. deskripsi, eksposisi, argumentasi, proposal, surat resi, surat dinas, rangkuman,

BAB I PENDAHULUAN. Ridha Wulan Kartika, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran menulis

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis naskah drama merupakan salah satu kegiatan atau bentuk dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

PENGGUNAAN MEDIA TAYANGAN JEJAK PETUALANG TRANS7 PADA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI KEINDAHAN ALAM

realita dan fiksi. Kita hidup dalam keduanya. Sastra memberikan kesempatan dengan mengemukakan tikaian dan emosi lewat lakuan dan dialog (Sudjiman,

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Eka Purnama, 2014 Keefektifan teknik imagine (khyalan visual) dalam pembelajaran menulis puisi lirik

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

2015 PENERAPAN MOD EL TRANSFORMASI LIRIK LAGU NARATIF D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PEND EK

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Widya Lestari Koswara, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembelajaran diartikan sebagai suatu sistem yang di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik, di antaranya disebabkan oleh kurangnya minat dan motivasi siswa. Salah satu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Sumardjo (Mursini 2010:17) yang mengemukakan bahwa sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. karangan terutama karangan narasi. Data yang diperoleh juga menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Sari Pertiwi, 2014 EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

TEKNIK BERMAIN PERAN DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas X SMA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN TEKNIK COPY THE MASTER BERORIENTASI SILANG WATAK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA MORAL/FABEL

BAB I PENDAHULUAN. belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalam dan luar siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai alat komunikasi manusia yang paling efektif, bahasa memegang. penanan yang sangat penting. Dengan berbahasa, manusia mampu

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Cerpen merupakan sebuah karya yang didalamnya terkandung berbagai aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Annisa Octavia Koswara, 2015

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. baca-tulis bangsa Indonesia. Budaya baca-tulis di Indonesia masih kurang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia

Oleh Desi Khairani Drs. Sanggup Barus, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa mencakup empat aspek keterampilan berbahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengajaran sastra sangat penting bagi kemajuan mutu pendidikan. Terutama

BAB I PENDAHULAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan utama

BAB I PENDAHULUAN. oleh siswa. Sastra terbagi menjadi beberapa jenis misalnya puisi, cerpen, novel,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

Kelas Pratest Perlakuan Pascates

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dilaksanakan di dalam kelas

BAB I PENDAHULUAN. pukul 09:00 WIB untuk menanyakan kendala atau hambatan pada saat. pembelajaran Mendengarkan Pementasan Drama di dalam kelas.

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Diki Sumarna, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti sebelumnya telah melakukan observasi awal berupa wawancara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Liestia Lestari, 2013

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMA KASIH... ii. ABSTRAK... v. ABSTRACT... vi. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL... xii

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa,

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN FISHBOWL

DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TULIS TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kenyataan hal tersebut seringkali tidak terjadi. Pembelajaran menulis cerpen masih dianggap

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah dulce at utile. Menyenangkan dapat dikaitkan dengan aspek hiburan yang

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nanda Mahesa, 2014

Oleh Sariduma Sinaga Prof. Dr. Rosmawaty, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) universitas juga diberikan mata pelajaran bahasa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa yang baik. Bentuk bahasa dapat dibagi dua macam, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 dalam pelajaran bahasa Indonesia bagi siswa menengah

Volume 5, Number Juni 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi tujuan pembelajaran bahasa Indonesia yang tercantum dalam. budaya dan intelektual manusia Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bukti eksistensi dari sebuah negara dapat berdiri. Sama

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING

BAB I PENDAHULUAN. Sastra ialah seni pertunjukan dalam kata-kata dan memiliki kekuatan untuk

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang besar adalah bangsa yang menjunjung tinggi bahasanya. Bahasa resmi negara Republik Indonesia yaitu bahasa Indonesia yang juga merupakan bahasa nasional dan bahasa persatuan rakyat Indonesia. Sebagai bukti nyata rasa cinta bangsa Indonesia terhadap bahasa Indonesia, maka sudah disahkan dalam undang-undang bahwa bahasa Indonesia menjadi salah satu pelajaran wajib di sekolah dari tingkat SD sampai perguruan tinggi. Dalam kurikulum pendidikan tercantum pelajaran bahasa dan sastra Indonesia sebagai salah satu standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia sebagai media untuk menumbuhkan nilai-nilai budaya dan karakter pada peserta didik. Salah satu standar kompetensi yang harus dicapai siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia yakni menulis naskah drama. Menulis naskah drama menjadi salah satu standar kompetensi dalam silabus pembelajaran kelas VIII tingkat sekolah menengah pertama. Menulis naskah drama merupakan kegiatan menuangkan pikiran berupa tulisan menjadi dialog. Namun ternyata pada praktiknya dalam pembelajaran menulis drama, siswa banyak menemukan kesulitan. Kesulitan yang dirasakan siswa saat pembelajaran menulis naskah drama di antaranya menentukan ide cerita, menciptakan dialog antar tokoh, menentukan karakter tokoh, mengembangkan cerita, menentukan konflik dan menentukan akhir cerita. Oleh karena itu, perlu adanya terobosan baru untuk membantu kesulitan siswa dalam pembelajaran menulis naskah drama. Salah satu alternatif dalam membantu kesulitan siswa yaitu peran guru merancang pembelajaran kreatif yang bisa memudahkan siswa mencapai kompetensi yang diinginkan. Salah satunya yaitu dengan menyediakan model, metode, teknik atau media pembelajaran yang sesuai untuk menulis naskah drama.

2 Pada penelitian ini akan dilakukan dengan transformasi cerpen pada pembelajaran menulis naskah drama. Pemilihan cerpen sebagai media untuk ditransformasi ke dalam naskah drama karena berbagai pertimbangan salah satunya yaitu cerpen memiliki unsur-unur yang juga ada dalam drama seperti adanya konflik, alur, tokoh dan latar. Hal lain yang dimiliki cerpen adalah adanya dialog antar tokoh seperti yang ada dalam naskah drama. Selain itu, dalam cerpen juga ada nilai moral yang bisa dijadikan pembelajaran bagi siswa SMP salah satunya yaitu nilai pendidikan karakter. Sebenarnya tidak hanya cerpen tetapi banyak juga karya sastra lain yang bisa digunakan untuk menulis naskah drama. Bukan hal yang asing ketika kini banyak karya sastra yang ditransformasi seperti dijadikan film, sebaliknya naskah film ditulis menjadi novel seperti yang dilakukan Seno Gumira Ajidarma dalam Biola Tak Berdawai. Selain itu, ada juga sebuah puisi bisa dibuat menjadi video klip. Jauh sebelumnya, banyak puisi yang ditransformasi menjadi sebuah lagu seperti pada Aku Ingin karya Sapardi Djoko Damono. Faktor lain dipilihnya transformasi cerpen sebagai teknik pembelajaran menulis naskah drama tidak lain karena banyak dramawan yang mentransformasi cerpen ke dalam bentuk naskah drama, seperti A.A Navis yang mentransformasi cerpen karyanya sendiri berjudul Robohnya Surau Kami menjadi naskah drama. Ada juga Gusmel Riyadh yang mentransformasi cerpen karya Seno Adji Gumira Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi. Selain itu, ada juga Mira Lesmana yang mentransformasi novel Laskar Pelangi menjadi naskah drama. Hal tersebut menjadi salah satu alasan kuat bagi peneliti untuk menggunakan teknik transformasi cerpen dalam pembelajaran menulis naskah drama pada siswa SMP. Penelitian pembelajaran menulis naskah drama sebenarnya sudah dilakukan sebelumnya seperti yang dilakukan oleh Nining Widaningsih dengan judul Penggunaan Teknik Drama Kreatif dalam Pembelajaran Menulis Naskah Drama (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 13 Bandung Tahun Ajaran 2007/2008). Hasil penelitian setelah uji hipotesis dilakukan melalui perbedaan prates dan pascates. Nining menyimpulkan ada peningkatan kemampuan siswa kelas XI SMA Negeri 13 Bandung pada

3 pembelajaran menulis naskah drama dengan menggunakan teknik drama kreatif. Selain itu ada juga Wuri Pangestuti Ningsih Keefektifan Teknik Sulih Suara dalam Pembelajaran Menulis Naskah Drama Satu Babak (Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 48 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012). Wuri menyimpulkan setelah melakukan uji maka diperoleh hasil dengan derajat kebebasan 33 diketahui harga t tabel dengan taraf signifikasi 5% atau taraf kepercayaan 95% adalah 2,048. Sedangkan harga t hitung diperoleh 13,93. Hal ini berarti t hitung > t tabel, yaitu 13,93 > 2,048. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa kelas VIII-E SMP Negeri 48 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 dalam menulis naskah drama satu babak sebelum dan sesudah menggunakan teknik sulih suara. Penelitian pembelajaran naskah drama juga dilakukan dengan memakai media seperti yang dilakukan Amaturrasyidah Keefektifan Media Cuplikan Film Senyap dalam Pembelajaran Menulis Naskah Drama (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMPN 43 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012) Hasil penelitian tersebut terlihat dari hasil penghitungan statistik yang menunjukkan nilai signifikansi (2-tailed) sebesar 0,003. 0,003 < α = 0,05, maka H0 ditolak. Media cuplikan film senyap efektif digunakan dalam pembelajaran menulis naskah drama. Dilihat dari beberapa hasil penelitian tersebut pembelajaran menulis naskah drama perlu memiliki referensi yang baru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa baik memperbaharui metode, teknik atau media pembelajaran. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dalam pembelajaran menulis naskah drama dengan membawa sesuatu yang baru. Penerapan transformasi pada pembelajaran pernah dipakai dalam beberapa penelitian sebelumnya di antaranya oleh Yogas Novia Alamsyah Upaya Meningkatkan Keterampian Menulis Cerpen Melalui Teknik Transformasi Film (Penelitian Tindakan Kelas X SMAN 6 2009/2010), Penelitian untuk meningkatkan keterampilan menulis cerpen melalui teknik transformasi tersebut dilekukan dengan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian dilakukan dalam tiga siklus. Nilai rata-rata pada siklus I 63,34 dan pada siklus II 71,22 sehingga ada peningkatan nilai rata-rata antara siklus I dan II sekitar 7,98%, dan pada siklus

4 III 76 sehingga ada peningkatan nilai rata-rata anatara siklus II dan II sekitar 4,78%. Selain itu ada juga Luci Yolanda dengan judul penelitian Penerapan Teknik Transformasi Lirik Lagu pada Pembelajaran Menulis Paragraf Narasi Siswa Sekolah Menengah Atas (Penelitian Eksperimen Kelas X SMAN Bandung 2012/2013). Luci menyimpulkan pembelajaran menulis paragraf narasi dengan menggunakan teknik transformasi lirik lagu pada kelas X SMAN 6 Bandung menunjukkan hasil yang lebih baik. Hal tersebut terlihat dari skor reliabilitas antarpenimbang data tes awal sebesar 0,96 dan skor reliabilitas antarpenimbang data tes akhir sebesar 0,55. Keberhasilan penelitian sebelumnya dengan penerapan transformasi menjadi salah satu alasan peneliti untuk menerapkannya dalam pembelajaran menulis naskah drama. Oleh karena itu, berdasarkan rincian tersebut penulis merumuskan penelitian dengan judul Penerapan Teknik Transformasi Cerpen dalam Pembelajaran Menulis Naskah Drama. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut. 1) Adanya kecenderungan siswa SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung mendapat kesulitan dalam pembelajaran menulis naskah drama terutama dalam hal menentukan ide, menciptakan dialog antar tokoh dan mengembangkan cerita. 2) Perlu adanya model, metode, atau teknik pembelajaran baru dalam pembelajaran menulis naskah drama pada siswa kelas VIII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung. C. Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada penerapan teknik transformasi cerpen dalam pembelajaran menulis naskah drama di kelas VIII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung.

5 D. Rumusan masalah Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan oleh peneliti, berikut adalah rumusan masalah dalam penelitian ini. 1) Bagaimanakah hasil pembelajaran menulis naskah drama pada siswa kelas VIII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung dengan menggunakan teknik pembelajaran transformasi cerpen? 2) Bagaimanakah hasil pembelajaran menulis naskah drama pada siswa kelas VIII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung tanpa menggunakan teknik pembelajaran transformasi cerpen? 3) Apakah pada siswa kelas VIII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung terdapat perbedaan yang signifikan antara pembelajaran menulis naskah drama menggunakan teknik pembelajaran transformasi cerpen dengan yang tidak menggunakan teknik pembelajaran transformasi cerpen? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) hasil pembelajaran menulis naskah drama pada siswa kelas VIII SMP Laboratorium Percontohan UPI dengan menggunakan teknik pembelajaran transformasi cerpen; 2) hasil pembelajaran menulis naskah drama pada siswa kelas VIII SMP Laboratorium Percontohan UPI tanpa menggunakan teknik pembelajaran transformasi cerpen; 3) perbedaan pembelajaran menulis naskah drama pada siswa kelas VIII SMP Laboratorium Percontohan UPI dengan menggunakan teknik pembelajaran transformasi cerpen dan pada siswa kelas VIII SMP Laboratorium Percontohan UPI yang tidak menggunakan teknik pembelajaran transformasi cerpen.

6 F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoretis dan manfaat praktis. Adapun teoretis deskripsi uraiannya adalah sebagai berikut. a. Manfaat Teoretis Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan ilmu bahasa dan sastra Indonesia. Selain itu, dengan adanya penelitian ini bisa menambah referensi teknik pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia khususnya dalam menulis naskah drama. b. Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, bagi siswa, dan bagi peneliti. Adapun penjelasan dari ketiganya adalah sebagai berikut. 1) Bagi Pengajar, penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif teknik pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, terutama dalam pembelajaran menulis naskah drama. 2) Bagi Siswa, penelitian ini diharapkan dapat melalui penelitian ini diharapakan siswa dapat lebih terangsang memunculkan ide, menciptakan diolog antar tokoh dan mengembang cerita dalam pembelajaran menulis naskah drama. 3) Bagi Peneliti, penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan dan pengalaman di bidang penelitian, khususnya dalam pengalaman menulis naskah drama. G. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam menulis naskah drama dengan menggunakan teknik transformasi cerpen. Tidak terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam menulis naskah drama dengan menggunakan teknik transformasi cerpen.

7 H. Definisi Operasional Penelitian ini mempunyai dua variabel, yaitu variabel keterampilan menulis naskah drama dan variabel teknik pembelajaran transformasi cerpen. Adapun uraianya yaitu sebagai berikut. 1) Teknik Transformasi Cerpen dalam Pembelajaran Menulis Naskah Drama Pembelajaran menulis nakskah drama merupakan salah satu Standar Kompetensi yaitu mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui kegiatan menulis kreatif naskah drama untuk siswa kelas VIII pada semester 1. Dalam pembelajaran menulis naskah drama memerlukan model, metode, atau teknik pembelajaran yang kreatif agar merangsang siswa untuk berpikir lebih kreatif dalam menuangkan ide membuat naskah drama. Oleh karena itu teknik transformasi cerpen digunakan untuk menulis naskah drama. Teknik transformasi dapat digunakan dalam materi sastra, tidak hanya cerpen tetapi puisi, hikayat, film dan jenis karya sastra lainnya bisa menggunakan teknik transformasi dengan ketentuan yang berbeda. Teknik transformasi mempunyai tujuan pembelajaran lebih pada penguasaan konsep daripada kemampuan. Dengan begitu, teknik ini sesuai untuk pembelajaran sastra dalam menciptakan sebuah karya sastra dari karya sastra yang lain. 2) Pembelajaran Menulis Naskah Drama Keterampilan menulis naskah drama adalah kemampuan mengekspresikan drama secara tertulis dalam bentuk dialog untuk kepentingan pementasan. Pembelajaran menulis naskah drama adalah pembelajaran yang menitikberatkan pada penguasaan keterampilan menulis naskah drama, yaitu sebuah karya yang dalam bentuk dialog yang dimaksudkan untuk dipertunjukkan di atas pentas.