BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Veronica, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Like Monisa (2012) Menurut Tri & Ferry (2012)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) dan sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi

BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Emery, Finnertry, and Stowe 2007:14 Brigham dan Ehrhardt (2002:12

BAB I PENDAHULUAN. saham akan semakin meningkat (Wahyudi dan Pawestri, 2006).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaaan juga harus dimaksimalkan, nilai peusahaan yang telah go public

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( Mayangsari 2009 dalam Indahningrum dan Ratih 2009)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bisa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan dengan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia yang terus

BAB I PENDAHULUAN. menyejahterakan para stakeholder dan shareholder, yang lainnya yaitu untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan secara berkelanjutan (sustainable). Nilai perusahaan merupakan. menginvestasikan modalnya pada perusahaan tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perusahaan yang semakin meningkat, pemilik

BAB I PENDAHULUAN. sahamnya yang di-publish dalam situs resmi baik itu laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. kredibilitas yang dijunjung tinggi, mempunyai kualitas bagus dan harus bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki sebuah perusahaan go public. Semakin tinggi nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini semakin banyaknya perusahaan-perusahaan besar yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan negara yang kaya akan sumber daya tambangnya dan sektor

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Manajer diharapkan menggunakan resources yang ada sematamata

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. dengan globalisasi memicu munculnya perusahaan dengan jenis dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi pertanggungjawaban dalam organisasi. Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kemakmuran para investor atau pemegang saham.nilai perusahaan. kepada perusahaan yang tinggi pula (Anggraini,2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan tekanan persaingan di antara pemain pasar yang ada dan new entrants,

BAB I PENDAHULUAN. manajer (agen). Manajemen ditunjuk sebagai pengelola perusahaan oleh pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebuah organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai entitas ekonomi lazimnya memiliki tujuan jangka

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, kesadaran dunia internasional mengenai dampak berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami pemulihan salah satu di bidang industri manufaktur asing. Pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan perusahaan selain memaksimalkan laba adalah memaksimalkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate governance telah menjadi topik bahasan utama dalam. bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. bebas antar perusahaan-perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di. memiliki tujuan dalam mendirikan perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin meningkat dalam dasawarsa ini

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jensen dan Meckling (1976) Jensen dan Meckling (1976) Weston dan Brigham (2001:21) Jensen dan Meckling (1976)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara manajer (agent) dengan investor (principal). Terjadinya konflik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu cara perusahaan untuk mengembangkan usahanya dapat

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan operasionalnya. Saat ini semua perusahaan wajib membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. Awal munculnya konsep Corporate Governance ini karena adanya. bertanggung jawab. Masalah Corporate Governance ini semakin menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi atas hasil yang diperoleh dari seluruh aktivitas perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Bringham dan Huston, 2001)

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya, yaitu mencari profit, akan tetapi selain mencari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tujuan para investor yaitu memperoleh return yang maksimal dari dana yang

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan laporan keuangan untuk pihak pihak yang berkepentingan seperti

BAB I PENDAHULUAN. tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. (shareholder) dengan jalan memaksimalkan kekayaan pemilik.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang kemudian mencuat dan memunculkan agency theory. dan kemakmuran para pemegang saham atau stakeholder. Nilai perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Bagi perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. berdampak terhadap nilai perusahaan (Fama dan French, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama didirikannya perusahaan adalah untuk mencari keuntungan, profit

BAB I PENDAHULUAN. nilai perusahaan untuk mendapatkan pengelolaan yang baik maka perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. saham. untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang saham manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. memahami corporate governance. Jensen dan Meckling (1976) dalam Muh.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate governance,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,

BAB 1 PENDAHULUAN. terjamin tumbuh secara berkelanjutan (sustainable) apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Hedi Sasrawan, 2015) Kurniawan & Indriantoro (2000) Dini Nuraeni (2010)

BAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. antara manajemen perusahaan dengan pihak lain yang meliputi shareholder

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data atau

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini banyak perusahaan maupun perorangan yang tertarik terhadap investasi dalam bentuk saham. Saham merupakan salah satu modal bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Seseorang yang membeli saham disebut sebagai investor, apabila investor tersebut ingin membeli saham suatu perusahaan harus ke pasar modal. Pasar modal merupakan tempat jual belinya saham perusahaan. Pasar modal yang ada di indonesia salah satunya adalah BEI (Bursa Efek Indonesia) yang berskala nasional. Indeks LQ 45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar hal itu merupakan indikator likuidasi. Indeks LQ 45, menggunakan 45 saham yang terpilih berdasarkan likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan (setiap awal bulan februari dan agustus). Dengan demikian saham yang terdapat dalam indeks tersebut akan selalu berubah (http://idx.co.id). Pada kenyataanya, sudah menjadi fenomena umum bahwa harga saham bisa naik ataupun turun dikarenakan hal tertentu bisa dari internal perusahaan atau pun external. Kinerja indeks LQ 45 pada semester I 2012 cenderung lebih rendah dibandingkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sepanjang semester I 2012, indeks lq 45 hanya naik 0,19% lebih rendah dibandingkan ihsg yang naik 3,96%. Jika dicermati dari 2009 hingga 2012, kinerja indeks LQ 45 tidak selalu linear dengan ihsg. Padahal, indeks LQ 45 dan saham-saham yang terdaftar didalamnya banyak digunakan pelaku pasar sebagai acuan untuk membuat produk, misalnya dipakai manajer investasi membuat produk reksadana. (sumber : http://indonesiafinancetoday.com; 2012). 1

Sebagian besar imbal hasil saham-saham yang masuk indeks saham LQ 45 mencatatkan penurunan hingga pekan keempat november 2013. Hanya 18 saham yang mencatatkan imbal hasil positif dari 45 saham yang masuk indeks saham LQ 45. Sentimen makro ekonomi indonesia dan rencana pengurangan stimulus moneter amerika serikat (AS) memberikan sentimen negatif ke bursa saham termasuk LQ45. (sumber : http://bisnis.liputan6.com; 2013) Penurunan kinerja LQ 45 pun masih terjadi pada tahun 2014 bahkan pada tahun ini sebanyak 36 reksadana dapat mengalahkan indeks LQ 45 dan 28 di antaranya berkinerja di atas IHSG. Dengan hasil reksadana lebih baik dari indeks lq-45 yang hanya tumbuh 33,4%. (sumber : http://kolom.kontan.co.id; 2014). Dalam keadaan perekonomian yang seperti ini, perusahaan harus dapat bertahan untuk menghadapi permasalahan perekonomian yang mengancam kelangsungan hidup perusahaan. Untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, para pelaku dunia usaha harus mengubah cara mereka dalam melakukan dan mengelola bisnisnya. Dengan semakin kompetitifnya pasar maka perubahan dalam penerapan tata kelola (corporate governance) mutlak dilakukan. Perusahaan yang telah menjual sahamnya ke publik di perlukan adanya corporate governance (tata kelola perusahaan) yang berguna untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan yang menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam sebuah perusahaan. Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-117/M-MBU/2002, Good Corporate Governance adalah suatu proses dari struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya. Pada prinsipnya tata kelola perusahaan menyangkut kepentingan pemegang saham yaitu dengan memberikan perlindungan jaminan hak terhadap stakeholder, termasuk di dalamnya yaitu shareholder, lender, employers, executives, government, customers, dan stakeholders yang lain (Theresia,2005). 2

Sistem Corporate governance terdiri dari (1) berbagai peraturan menjelaskan hubungan antara pemegang antara pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah dan stakeholders yang lain, dan (2) berbagai mekanisme yang secara langsung ataupun tidak langsung menegakkan peraturan-peraturan tersebut atau disebut dengan mekanisme Corporate Governance internal dan eksternal (Zhuang, et al). Banhart dan Rosenstein (dalam Haryani, Pratiwi, Syafruddin 2011) menyebutkan mekanisme Corporate governance dibagi menjadi dua kelompok. Pertama, berupa internal mechanisms (mekanisme internal), seperti komposisi dewan direksi atau komisaris, kepemilikan manajerial, dan kompensasi eksekutif. Kedua, external mechanisms (mekanisme eksternal), seperti pengendalian oleh pasar, dan level debt financing. Dengan adanya mekanisme Corporate governance tersebut di harapkan pengawasan terhadap manajer perusahaan dapat lebih efektif. Permasalahan yang timbul dalam corporate governance adalah adanya pemisahan antara kepemilikan dan tata kelola perusahaaan sehingga mengakibatkan konflik keagenaan yaitu adanya perbedaan kepentingan antara pihak principal (pemilik) dan agen (manajer) yang memicu terjadinya agency cost serta mengabaikan kepenting investor. Perbedaan tersebut terjadi karena manajer mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi dari manajer karena apa yang dilakukan manajer tersebut akan menambah biaya bagi perusahaan sehingga menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan dan dividen yang akan di terima pemegang saham (Haruman, 2008). Serta masalah lain yang timbul akibat adanya biaya keagenan yaitu saat pemegang saham dominan mengambil alih kekayaan saham minoritas. Kondisi ini terjadi karena asymmetri information antara manajemen dan pihak lain yang tidak memiliki sumber dan akses yang memadai untuk memperoleh informasi yang di gunakan untuk memonitor tindakan manajemen (Firth, et al 2008). Fenomena asymmetri infornation yaitu kesenjangan (gap) antara manajer dan pihak lain yang mempunyai sumber dan akses yang memadai untuk memonitor semua tindakan 3

manajer karena perusahaan merupakan kumpulan berbagai kepentingan dari berbagai pihak yang kepentingan-kepentingan tersebut akan sangat ditentukan oleh pengelolaan manajemen. Secara teoritis kesuperioran mendorong dan memotivasi manajer bersikap oportunistik. Manajer berusaha mentransfer kemakmuran pemilik perusahaan kepada dirinya, salah satunya dengan menggeser laba atau biaya masa mendatang ke periode sekarang atau sebaliknya untuk memperoleh keuntungan pribadi. Meskipun dalam berbagai literatur disebutkan bahwa tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Yang terjadi adalah baik manajemen atau manajer perusahaan sering mempunyai tujuan yang berbeda yang mungkin bertentangan dengan tujuan utama tersebut. Sehingga timbul konflik kepentingan antara para manajer dan para pemegang saham perusahaan (Agency conflict) yang memicu terjadinya biaya keagenan (Agency cost) serta mengabaikan kepentingan investor. Agency Teory mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas kepentingan mereka sendiri Pemegang saham sebagai principal diasumsikan hanya memiliki kepentingan pada hasil keuangan mereka atau investasi mereka yang semakin meningkat. Sedangkan para agent memiliki kepentingan menerima kepuasan berupa kompensasi keuangan/ bonus/insentif yang memadai dan sebesar-besarnya dalam hubungan tersebut. Perbedaan kepentingan tersebut yang membuat masing-masing pihak berusaha memperbesar keuntungan diri sendiri. Manajer sebagai agent akan merekayasa laporan keuangan perusahaan untuk memperbesar keuntungan pribadi, sehingga mengurangi keuntungan (return) para pemegang saham sebagai principal. Keinginan manajer untuk mengambil keuntungan pribadi membuat keuntungan (return) pihak pemegang saham sebagai principal menjadi menurun atas investasi yang mereka tanamkan. Pada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ 45 terjadi kenaikan Agency Cost, seperti terlihat dalam grafik di bawah ini : 4

Grafik 1.1 Rata- Rata Agency Cost pada Perusahaan Indeks LQ 45 agency cost 81% 80% 79% 78% 77% 76% 75% 74% 73% 72% 71% 2010 2011 2012 2013 2014 agency cost Linear (agency cost) Apabila Agency cost terus meningkat hal tersebut akan berdampak buruk terhadap perusahaan di masa yang akan datang terutama akan berdampak pada nilai perusahaan, Seperti yang kita tahu bahwa tujuan perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan yang tinggi merupakan tujuan jangka panjang yang seharusnya dicapai perusahaan yang akan tercermin dari harga pasar sahamnya karena penilaian investor terhadap perusahaan dapat diamati melalui pergerakan harga saham perusahaan yang ditransaksikan di bursa untuk perusahaan yang sudah go public. Investor akan berani untuk membeli saham dengan harga yang tinggi terhadap perusahaan yang dinilai tinggi. Menurut Jansen, (2001) dalam Rawi dan Munawir, (2010: 2) menyatakan bahwa untuk memaksimumkan nilai perusahaan dalam jangka panjang (tidak hanya nilai ekuitas, tetapi juga semua klaim keuangan seperti utang, warrant, maupun saham preferen) manajer dituntut untuk membuat keputusan yang memperhitungkan kepentingan semua stakeholder, sehingga manajer akan dinilai kinerjanya berdasarkan kemampuan mencapai tujuan atau mampu mengimplementasikan strategi untuk mencapai tujuan. Nilai perusahaan yang tinggi dapat meningkatkan 5

kemakmuran bagi para pemegang saham, sehingga para pemegang saham akan menginvestasikan modalnya kepada perusahaan tersebut (Haruman, 2008 dalam Susanti dan Mildawati, 2014). Grafik 1.2 Rata-Rata PBV Perusahaan Indeks LQ 45 PBV 5.00 4.50 4.00 3.50 3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00 2010 2011 2012 2013 2014 PBV Linear (PBV) Pada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ-45, kondisi nilai perusahaan yang di ukur menggunakan Price Book Value mengalami penurunan selama periode penelitian untuk itu kita perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan tersebut. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti menyusun penelitian dengan judul PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN AGENCY COST SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI INDEKS LQ-45 PERIODE 2010-2014 6

1.2 Identifikasi Masalah Berdaasarkan pada latar belakang permasalahan yang diuraikan diatas, maka rumusan permasalahan yang diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Perkembangan Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Dewan Komisaris Independen, Agency Cost, dan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Indeks LQ-45 Periode 2010-2014? 2. Bagaimana Pengaruh Kepemilikan Institusional dan Kepemilikan Dewan Komisaris Independen Terhadap Agency Cost Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Indeks LQ-45 Periode 2010-2014 Baik Secara Simultan Maupun Parsial? 3. Bagaimana Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Dewan Komisaris Independen dan Agency Cost Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Indeks LQ-45 Periode 2010-2014 Baik Secara Simultan Maupun Parsial? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Untuk Mengetahui Perkembangan Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Dewan Komisaris Independen, Agency Cost, dan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Indeks LQ-45 Periode 2010-2014 2. Untuk Mengetahui Bagaimana Pengaruh Kepemilikan Institusional dan Kepemilikan Dewan Komisaris Independen, Terhadap Agency Cost Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Indeks LQ-45 Periode 2010-2014 Baik Secara Simultan Maupun Parsial 3. Untuk Mengetahui Bagaimana Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Dewan Komisaris Independen, dan Agency Cost Terhadap 7

Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Indeks LQ-45 Periode 2010-2014 1.4 Kegunaan Penelitian 1. Bagi Investor Hasil penelitian ini memberikan informasi mengenai faktor internal apa saja yang akan memengaruhi struktur modal, sehingga berguna bagi investor dalam menilai kinerja perusahaan serta melihat kondisi perekonomian atau prospek perusahaan sebelum investor menanamkan modalnya pada suatu perusahaan. 2. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat dipergunakan perusahaan terutama oleh pihak manajemen sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan besarnya dana, baik yang bersumber dari hutang maupun modal sendiri untuk membiayai aktivitas operasional perusahaan. 3. Bagi Penulis Penelitian ini berguna bagi peneliti sebagai sarana mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama kuliah khususnya mengenai struktur modal perusahaan. 1.5 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Nazir (2011:54) metode deskriptif adalah sebagai berikut. 8

Suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suati sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang Tujuan dari penelitian dekriptif ini adalah untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Menurut Mashari (2008:45) menyatakan bahwa pengertian metode verifikatif yaitu: Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji variabel X terhadap variabel Y yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis diterima atau ditolak. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penlitian adalah sebagai berikut: 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mencari dan mempelajari literatur-literatur, buku-buku, dan sumber lainnya seperti majalah, jurnal, internet dan koran yang berhubungan dengan penelitian ini. Data yang diperoleh selanjutnya akan dijadikan tinjauan pustaka dalam peneliti ini. 2. Penelitian Lapangan Merupakan pengumpulan data dengan cara observasi yaitu melalui Pojok Bursa Universitas Widyatma 9

Situs BEI: www.idx.co.id, www.saham.ok, www.e-bursa.com Data yang diperoleh selanjutnya akan diolah, kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan. 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di indeks LQ-45 periode 2010-2014. Namun karena keterbatasan jarak, waktu, serta ketersediaan informasi yang lebih mudah, maka pengambilan data didasarkan pada data sekunder yaitu berupa laporan keungan perusahaan yang dapat diakses dari situs BEI, dengan lokasi penelitian pada Pojok Bursa Universitas widyatama dan Perpustakaan Universitas Widyatama. Penelitian ini dilakukan dari Januari 2016 sampai dengan selesai. 10