BAB I PENDAHULUAN. Masalah yang muncul dinegara yang sedang berkembang adalah. bagaimana meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta menciptakan lapangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja. Biasanya semakain tinggi pertumbuhan ekonomi cenderung

BAB I PENDAHULUAN. lebih tinggi. Di lain segi istilah tersebut bertujuan untuk menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

JUNIAR HENDRO NUGROHO

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN SEKTOR PERDAGANGAN DI JAWA TENGAH TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat berkembang dengan baik hal terburuk yang akan muncul salah. satunya adalah masalah pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional pada dasarnya dilaksanakan di daerah. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan penerimaan (atau pendapatan) dimasa yang akan datang. Umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa uang merupakan bagian yang tidak. terpisahkan dalam kehidupan masyarakat dan perekonomian suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional identik dengan pembangunan daerah karena

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua negara baik negara maju maupun negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makroekonomi jangka

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang disertai oleh perbaikann sistem kelembagaan (Arsyad, 2010:11)

BAB I PENDAHULUAN. masa depan perekonomian dunia. Menurut Kunarjo dalam Badrul Munir (2002:10),

BAB I PENDAHULUAN. sangat sentral sekali untuk dibicarakan karena hal tersebut berhadapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang sekarang ini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

ANALISIS PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, INFLASI DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA SURAKARTA TAHUN

ANALISIS PENGARUH INFLASI, PDRBk, UPAH, JUMLAH UNIT USAHA, JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENGANGGURAN DI PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional secara keseluruhan dengan tujuan akhir untuk. daerah, umumnya perencanaan pembangunan ekonomi beorientasi pada

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP INVESTASI SEKTOR PERTANIAN DI JAWA TENGAH PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam mengelola sumber daya daerah tersebut. menentukan kebijakan untuk masa mendatang.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah cerminan kegiatan pasar

ANALISIS PRODUKSI INDUSTRI TEKSTIL DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daerah dan menserasikan laju pertumbuhan antar daerah

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu proses perbaikan yang berkesinambungan dari suatu masyarakat

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

ANALISIS PENGARUH PRODUKSI, UPAH, DAN UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI BESAR DAN SEDANG PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi nasional. Campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya. pertumbuhan penduduk yang cepat dan dinamis (Sadhana, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun dapat mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran rakyat dilakukan secara terencana, rasional, optimal, bertanggung jawab dan sesuai kemampuan daya dukungnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan berlangsungnya proses demografis. Pada tahun 2004, di Jawa. 1,07 persen bila dibanding tahun 2003 (BPS, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. sektor swasta dan masyarakat (Saragih, 2009). merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Pengeluaran konsumsi pemerintah atau government expenditure adalah. anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PDB) tahun tertentu dengan tahun sebelumnya. Perekonomian

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN KONSUMSI MASYARAKAT DI INDONESIA PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, oleh karena itu harus

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KOTA SURAKARTA TAHUN

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Ketimpangan pendapatan adalah sebuah realita yang ada di tengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan seluruh bangsa tersebut. Hal ini di Indonesia yang salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

BAB I PENDAHULUAN. (Groos Domestic Product) dan GNP (Gross National Product) tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendapatan perkapita merupakan besarnya pendapatan rata-rata penduduk suatu

PENGARUH INVESTASI, JUMLAH UNIT USAHA, EKSPOR, TINGKAT UPAH, INFLASI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECILDI PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. ekspor dan impor ke atas pengeluaran agregat (Sadono, 2015). Menurut I Gede

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi merupakan peningkatan kemampuan suatu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk membangun dirinya untuk mencapai kesejahteraan bangsanya. meliputi sesuatu yang lebih luas dari pada pertumbuhan ekonomi.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

BAB I PENDAHULUAN. dunia terutama negara sedang berkembang. Masalah kemiskinan harus dihadapi

ANALISIS KAUSALITAS ANTARA HARGA MINYAK DUNIA DENGAN INFLASI DUNIA TAHUN (Pendekatan Error Corection Model atau ECM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. penggerak kegiatan perekonomian. Kegiatan lembaga-lembaga keuangan. perekonomian suatu negara. (Siamat,2004).

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan. merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN SKALA SEDANG DAN BESAR PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, PENGELUARAN PEMERINTAH, PENAWARAN UANG DAN EKSPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. perbedaaan kondisi demografi yang terdapat pada daerah masing-masing.

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM :

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

BAB I PENDAHULUAN. masalah ketenagakerjaan hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi angka

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada umumnya negara berkembang di dunia mengalami keadaan

Msi = x 100% METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan harta kekayaan perusahaan secara produktif.investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kesempatan kerja merupakan salah satu indikator pembangunan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

ABSTRAK. Kata Kunci: pertumbuhan ekonomi, inflasi, investasi, pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibutuhkan peran pemerintah, tingkat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENILITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA TAHUN 2005 SAMPAI 2015

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

BAB I PENDAHULUAN. Harga pada perekonomian biasanya tidak lepas dari faktor permintaan dan

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan jumlah orang yang mencar i pekerjaan. Keadaan ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Akan tetapi masih banyak ditemui penduduk yang tidak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah yang muncul dinegara yang sedang berkembang adalah bagaimana meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta menciptakan lapangan pekerjaan yang dapat menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengganguran. Dengan membaiknya kondisi perekonomian maka kondisi ketenagakerjaan akan turut membaik yang dapat tercermin dari terjadinya proses penyerapan tenaga kerja. Dengan adanya kebijakan perluasan kesempatan kerja merupakan suatu kebijakan penting dalam pelaksanaan pembangunan, kena sebagai salah satu tolok ukur untuk menilai keberhasilan ekonomi, suatu negara/bangsa adalah kesempatan kerja yang diciptakan oleh adanya pembangunan ekonomi. Kesempatan kerja merupakan aspek sosial ekonomi yang terpokok. hal tersebut mempengaruhi produktivitas social terburuk. Kebijakan-kebijakan dan program pembangunan perlu diarahkan untuk perluasan kesempatan kerja (Tjokromodjojo, 1994: 119-120). Upaya yang dapat dilakukan dalam rangka pemerataan pendapatan antara lain dengan penganekaragaman peluang kerja bagi masyarakat. Hal ini bertujuan agar masyarakat mempunyai pilihan dalam upayanya untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya. Masyarakat akan mempunyai peluang yang lebih baik dalam memanfaatkan potensi yang dimiliki guna meningkatkan taraf hidupnya. 1

2 Kesempatan kerja dan jumlah serta kualitas orang yang digunakan dalam suatu pekerjaan mempunyai fungsi yang menentukan dalam pembangunan. Ini bukan hanya karena tenaga kerja merupakan pelaksana pembangunan, akan tetapi juga karena pekerjaan merupakan sumber pendapatan utama bagi masyarakat. Dalam perekonomian Indonesia, permasalahan pokok yang dihadapi secara global ditandai oleh rendahnya kesempatan kerja dibandingkan dengan angkatan kerja. Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat akan mengakibatkan pada peningkatan jumlah tenaga kerja. Angkatan kerja merupakan bagian dari tingkat kerja yang sesungguhnya terlibat atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan produktif. sedangkan usia kerja yaitu berusia 10 tahun keatas sampai dengan usia 65 tahun, jumlah angkatan kerja berkaitan erat dengan kesempatan kerja. Apabila kesempatan kerja banyak, maka jumlah pengangguran akan berkurang (Siregar, 1982: 194). Kesempatan kerja meliputi lapangan pekerjaan yang sudah ditempati dan belum ditempati. Dari lapangan pekerjaan yang lowong tersebut timbul permintaan kerja yang datang. Adanya permintaan kerja tersebut mempunyai arti bahwa ada kesempatan kerja bagi penganggur. Besarnya lapangan kerja yang belum ditempati atau permintaan tenaga kerja yang secara riil dibutuhkan oleh perusahaan tergantung pada banyak faktor, diantaranya yang paling penting adalah prospek usaha atau pertumbuhan output dari perusahaan yang meminta tenaga kerja, biaya tenaga kerja yang harus dibayar dan harga dari faktor produksi lainnya (Tambunan, 1996: 64).

3 Dalam pereknomian Indonesia, permasalahan pokok yang dihadapi secara global ditandai oleh rendahnya kesempatan kerja dibanding dengan angkatan kerjanya. Demikian pula kasusnya dikabupaten Boyolali, dalam situasi seperti sekarang ini kesempatan kerja perlu ditingkatkan agar laju pertumbuhannya dapat melebihi kecepatan pertumbuhan angkatan kerjanya guna memperingan atau menahan memberatnya masalah ketenagakerjaan dimasa yang akan datang, yaitu masalah pengangguran. Memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan yang memiliki adalah harapan semua orang. namun suatu kecenderungan untuk mendapatkanpekerjaan dengan upah tinggi yang mensyaratkan ijazah sekolah tertentu dan adanya kebijakan pemerintah dibeberapa negara berkembang untuk mensubsidi biaya pendidikan perorangan terutama untuk jenjang pendidikan yang tinggi seperti universitas, membawa situasi dimana investasi sosial dalam pendidikan secara kuantitasif biasa dikatakan tidak memberikan hasil yang setimpal, apalagi jika dibandingkan dengan alternatif kesempatan investasi lainnya (Todaro, 1998: 215). Dengan investasi yang baik pembangunan akan bisa terwujud. Investasi yang semakin tinggi akan mempercepat laju pertumbuhan pendapatan nasional dan melebihi tingkat pertumbuhan penduduk. Dengan demikian tingkat pendapatan perkapita semakin besar (Arsyad Lincolin, 1992: 45). Rendahnya investasi dan rendahnya permintaan akan barang dan jasa dikarenakan kebutuhan tenaga kerja yang tidak memadahi sehingga tidak

4 mencakupi permintaan tenaga kerja bagi penduduk (S. Yudo dan S. Endang, 1995: 50). Dengan adanya peningkatan daya beli masyarakat ini akan meningkatkan investasi, karena investor tidak ragu-ragu mengadakan investasi, disebabkan pangsa pasar yang tersedia cukup potensial. Dampak ini semua akan mengurangi tingkat pengangguran, hal ini akan kembali memberikan dampak positif pada potensi pasar dalam negeri. Kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kemampuan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat. Pertumbuhan ekonomi penduduk dan hal-hal yang berhubungan dengan kenaikan jumlah angkatan kerja secara tradisional telah dianggap sebagai faktor yang positif dalam merangsang pertumbuhan ekonomi. Artinya semakin banyak penduduk akan meningkatkan potensi pasar domestik, dengan catatan mereka mempunyai daya beli sehingga permintaan akan meningkat (Todaro,1997:163). Kenaikan dalam permintan barang dan jasa pada tahap selanjutnya diimbangi dengan peningkatan penawaran barang dan jasa,sehingga produksi akan meningkatkan dan menciptakan kesempatan kerja. Kenaikan tingkat upah mempengaruhi pilihan antara pekerjaan pasar dan penggunaan waktu yang lain dalam dua cara. Pertama, kenaikan upah mendorong untuk bekerja lebih lama, karena setiap jam kerja saat ini dapat digunakan untuk membeli barang dan jasa dalam jumlah yang lebih banyak. Bila upah naik, opportunity cost dari penggunaan waktu lain seperti waktu

5 luang juga meningkat. Jadi bila upah naik, kita mensubstitusi kegiatan lain dengan pekerjaan pasar dan hal ini merupakan efek substitusi dari kenaikan upah. Akan tetapi kenaikan upah berarti juga kenaikan pendapatan untuk jumlah lebih banyak karena mengingat waktu luang adalah barang norma kenaikan pendapatan meningkatkan permintaan terhadap waktu luang sehingga mengurangi alokasi waktu untuk pekerjaan pasar. Efek pendapatan dari kenaikan upah ini cenderung mengurangi jumlah tenaga kerja pasar yang ditawarkan (Triandary, 2001). Berdasarkan uraian diatas penulis meneliti penelitian ini dengan judul: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Dikabupaten Boyolali Tahun 1985 2004. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah variabel investasi, produk domestik regional bruto dan upah minimum mempengaruhi penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Boyolali tahun 1985-2004? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah: untuk mengetahui pengaruh investasi, produk domestik regional bruto dan upah minimum terhadap penyerapan kerja di Kabupaten Boyolali.

6 D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi pemerintah khususnya di Kabupaten Boyolali dalam memecahkan masalah yang terjadi yaitu tingginya angka pengangguran dan mengambil kebijakan-kebijakan yang mampu mengatasi jumlah pengangguran tersebut. b. Dapat dijadikan tambahan referensi dan gambaran informasi serta sebagai bahan studi komperatif bagi penelitian selanjutnya. E. Metode Penelitian a. Jenis dan sumber data Data-data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data yang berasal dari catata-catatan atau dokumen dari instansi pemerintah (BPS), Bank Indonesia, dan bahan-bahan tertulis lainnya yang mendukung penelitian ini. Data sekunder tersebut meliputi data investasi, produk domestik regional bruto dan upah minimum yang diambil dari tahun 1985 sampai 2004. b. Metode analisa data Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda dengan metode OLS. Adapun model yang digunakan adalah model Error Corection Model (ECM).

7 1. Untuk menganalisis pengaruh investasi, produk domestik regional bruto dan upah minimum terhadap penyerapan tenaga kerja digunakan model ECm (Error Corection Model) Adapun model koreksi kesalahan diformulasikan dalam hubungan jangka pendek dan jangka panjang sebagai berikut (Ramanathan, 1995: 557). Model koreksi kesalahan dalam hubungan jangka pendek: LNL = γ o + γ 1 LNPDRB+ γ 2 LNINV + γ 3 LNW+ γ 4 LNPDRB t-1 + γ 5LNINV t-1 + γ 6 LNW t-1 + γ 7 ECT + Ut...(1) Model koreksi kesalahan dalam hubungan jangka panjang: LNLt : β o + β 1 LNPDRBt + β 2 LNINVt + β 3 LNW + Ut... (2) Dimana : ECT = LNPDRB t-1 + LNINV t-1 +LNW t-1 LNL t-1 Koefisien jangka pendek : γ 1... γ 3 = α 1... α 3 Koefisien jangka panjang : γ o = λβ o γ 4 = -λ (1 - β 1 ) γ 5 = -λ (1 - β 2 ) γ 6 = -λ (1 - β 3 ) γ 7 = λ : koefisien penyesuaian U t = Variabel penggangu

8 Keterangan : LNL : Penyerapan tenaga kerja LNPDRB : Produk domestik regional bruto LNINV LNW : Investasi : Upah minimum 2. Uji Validasi Asumsi Klasik a. Multikolinearitas Dalam model persamaan, mencerminkan adanya hubungan linier diantara variabel independen dalam model regresi. Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dalam penelitian ini digunakan metode klien yang ditemukan oleh LR. klien (Gujarati, 1997: 166). b. Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah untuk mengetahui kedaan dimana varians penganggu tidak mempunyai varians yang sama. Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji white (Gujarati, 1995: 336). c. Autokorelasi Autokorelasi terjadi apabila nilai variabel masa lalu memiliki pengaruh terhadap nilai variabel masa kini, atau masa datang. Dalam penelitian ini menggunakan uji Breusch Godfrey digunakan untuk melacak keberadaan autokorelasi (Guajrati, 1995: 425).

9 3. Uji Statistik a. Uji validitas pengaruh (uji t) Untuk menguji validitas pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen digunakan uji t. Uji t statistik ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen secara dua sisi (two tail). b. Uji F Uji F digunakan untuk mengetahui apakah model yang digunakan eksis atau tidak. F. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sitematika penulisan skripsi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka merupakan penjabaran dari kerangkan teoritik yang terapat pada usulan penelitian dan memuat materi yang dikumpulkan dan dipilih dari berbagai sumber tertulis yang dipakai sebagai bahan awan dalam pembahasan atas topik permasalahan yang muncul.

10 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini meliputi tentang kerangka pemikiran, sumber data, metode pengumpulan data, variabel-variabel penelitian, definisi operasional variabel, model dan metode analisis data. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi gambaran umum subyek penelitian, hasil analisis data dan pembahasannya pada bab III, perbandingan hasil penelitian dengan kriteria-kriteria yang ada, pembuktian hipotesis dan jawaban atas pertanyaan yang disebutkan dalam perumusan masalah. BAB V PENUTUP Berisi tentang kesimpulan dari serangkaian pembahasan skripsi dan saran-saran.