USAHA MENGATASI RUGI RUGI DAYA PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.T, MT Sekolah Tinggi Teknologi Immanuel Medan ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

BAB III. Transformator

Jurnal Elektum Vol. 14 No. 1 ISSN : DOI: /elektum e-issn :

ANALISIS BEBAN TIDAK SEIMBANG TERHADAP LOSSES JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR) PADA GARDU DISTRIBUSI DT-1 DAERAH KERJA PT.PLN (Persero) RAYON DELITUA

BAB I PENDAHULUAN. dan papan. Hampir seluruh peralatan-peralatan yang digunakan untuk membantu

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik

KERJA DAERAH PROGRAM MEDAN. Menyelesaikan. oleh

STUDI EFISIENSI TRANSFORMATOR DAYA DI GARDU INDUK GIS LISTRIK. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.T, MT Dosen Sekolah Tinggi Teknologi Immanuel Medan

AKIBAT KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TERHADAP ARUS NETRAL DAN LOSSES PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

Kata Kunci : Transformator Distribusi, Ketidakseimbangan Beban, Arus Netral, Rugi-rugi, Efisiensi

ANALISA JATUH TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv DI FEEDER PENYU DI PT. PLN (PERSERO) RAYON BINJAI TIMUR AREA BINJAI LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

STUDI PERKIRAAN SUSUT TEKNIS DAN ALTERNATIF PERBAIKAN PADA PENYULANG KAYOMAN GARDU INDUK SUKOREJO

atau pengaman pada pelanggan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisa ketidakseimbangan beban pada jaringan distribusi sekunder dan

OPTIMALISASI PEMBEBANAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DENGAN PENYEIMBANGAN BEBAN

PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TERHADAP ARUS NETRAL DAN LOSSES PADA TRAFO DISTRIBUSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

PEMERATAAN BEBAN UNTUK MENGURANGI RUGI RUGI DAYA PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MT 232 DI PT PLN (PERSERO) RAYON MEDAN TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN PEMBEBANAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 KV PT PLN (PERSERO) CABANG PONTIANAK

ANALISIS RUGI RUGI ENERGI LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM...

PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR KERING BHT02 RSG GA SIWABESSY TERHADAP ARUS NETRAL DAN RUGI-RUGI

ANALISA PENGARUH BEBAN TIDAK SEIMBANG TERHADAP RUGI DAYA LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER HASBULAH

Penyeimbang Beban Pada Gardu Distribusi Dengan Metode Seimbang Beban Seharian Di PT. PLN Area Bukittinggi

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

PENGARUH ARUS NETRAL TERHADAP RUGI-RUGI BEBAN PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI PLN RAYON JOHOR MEDAN

ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA

BAB II TEORI DASAR. Universitas Sumatera Utara

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK IDENTIFIKASI BEBAN LEBIH DAN ESTIMASI RUGI-RUGI PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH

Rudi Salman Staf Pengajar Program Studi Teknik Elektro Universitas Negeri Medan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOKO SURYONO D

OPTIMASI PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TERHADAP ARUS NETRAL DAN RUGI-RUGI PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI PT.PLN (PERSERO) RAYON BELAWAN

BAB IV PERHITUNGAN SUSUT BEBAN. Data teknis dari transformator pada gardu induk tangerang yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

ESTIMASI UMUR PAKAI DAN RUGI DAYA TRANSFORMATOR. The Estimated Age of Use and Loss Power Transformer

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERENCANAAN PEMASANGAN GARDU SISIP P117

EVALUASI RUGI-RUGI JARINGAN YANG DILAYANI OLEH JARINGAN PLTS TERPUSAT SIDING

PENYEIMBANGAN BEBAN TRAFO GARDU DISTRIBUSI DENGAN METODE ALL RECONNECTING. Nomor : 180 /120/PR/ April 2009 Surat Sdr. No.

ANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU INDUK NGAGEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Analisis Pemasangan Kapasitior Daya

Jurnal Teknik Elektro ISSN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat seperti publik, bisnis, industri maupun sosial. Hampir disemua sektor,

STUDI TENTANG PENGUKURAN PARAMETER TRAFO DISTRIBUSI DENGAN MENGGUNAKAN EMT (ELECTRICAL MEASUREMENT & DATA TRANSMIT)

Pemerataan atau penyeimbangan beban merupakan salah satu cara untuk menekan losses teknik. Penekanan losses terjadi dengan prinsip mengurangi arus yan

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB 1 PENDAHULUAN

STUDI ANALISA PEMASANGAN KAPASITOR PADA JARINGAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV TERHADAP DROP TEGANGAN (APLIKASI PADA FEEDER 7 PINANG GI MUARO BUNGO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PENGARUH HARMONISA PADA GARDU TRAFO TIANG DAYA 200 KVA DI PT PLN (Persero) APJ SURABAYA UTARA

Penentuan Nilai Arus Pemutusan Pemutus Tenaga Sisi 20 KV pada Gardu Induk 30 MVA Pangururan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Listrik merupakan salah satu komoditi strategis dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 20 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI

ANALISIS PERHITUNGAN LOSSES PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH DENGAN PERBAIKAN PEMASANGAN KAPASITOR. Ratih Novalina Putri, Hari Putranto

PENGUJIAN TAPPING TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20

1. BAB I PENDAHULUAN

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni 2014

PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN SUTM 20 KV PADA PENYULANG SOKA DI PT. PLN ( PERSERO ) CABANG JAYAPURA. Parlindungan Doloksaribu.

1. BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN I... ii. HALAMAN PENGESAHAN II... iii. HALAMAN PERNYATAAN... iv. DAFTAR ISI...

BAB IV ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV

A. Latar Belakang. di Indonesia. Permasalahan utama yang dihadapi PT. PLN (Persero) adalah mulai

STUDI PENYISIPAN GARDU DISTRIBUSI DT-553 GUNA MENGANTISIPASI KERUSAKAN TRANSFORMATOR AKIBAT OVERLOAD

DAFTAR ISI JUDUL... LEMBAR PRASYARAT GELAR... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... LEMBAR PENGESAHAN... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK...

Jurnal Media Elektro Vol. V No. 2 ISSN: ANALISIS RUGI-RUGI DAYA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv PADA SISTEM PLN KOTA KUPANG

Analisis Rugi Daya Pada Jaringan Distribusi Penyulang Barata Jaya Area Surabaya Selatan Menggunakan Software Etap 12.6

STUDI BEBAN TIDAK SEIMBANG TERHADAP ARUS NETRAL PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI P70 PADA PLN CABANG PALU

ANALISIS KINERJA TRANSFORMATOR BANK PADA JARINGAN DISTRIBUSI GUNA MENGURANGI SUSUT TEKNIS ENERGI LISTRIK

BAB IV PENGGUNAAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN TERHADAP PERBAIKAN TEGANGAN JARINGAN 20 KV. 4.1 Perhitungan Jatuh Tegangan di Jaringan 20 kv

ABSTRAK. Kata Kunci : Jaringan tegangan rendah, Rugi rugi energi, Konektor Tap, Konektor Pres.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

ANALISIS PERSENTASE PEMBEBANAN DAN DROP TEGANGAN JARINGAN TEGANGAN RENDAH PADA GARDU DISTRIBUSI GA 0032 PENYULANG WIBRATA

ANALISA PEMILIHAN TRAFO DISTRIBUSI BERDASARKAN BIAYA RUGI-RUGI DAYA DENGAN METODE NILAI TAHUNAN

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 1/April 2014

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan industri serta pertambahan penduduk. Listrik

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar sampai ke konsumen.

Pengaruh Ketidakseimbangan Beban Terhadap Arus Netral dan Losses pada Trafo Distribusi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

PERHITUNGAN RUGI ENERGI LISTRIK PADA PENYULANG KIMA PT. PLN (PERSERO) AREA MAKASSAR

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI PERHITUNGAN DAN ANALISA RUGI RUGI JARINGAN DISTRIBUSI (STUDI KASUS: DAERAH KAMPUNG DOBI PADANG)

BAB III METODE PENELITIAN. keras dan perangkat lunak, adapun perangkat tersebut yaitu: laptop yang dilengkapi dengan peralatan printer.

47 JURNAL MATRIX, VOL. 7, NO. 2, JULI 1971

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai peran penting karena berhubungan langsung dengan

STUDI PENANGGULANGAN TRANSFORMATOR BERBEBAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH DAERAH KERJA PT PLN (PERSERO) AREA MEDAN RAYON MEDAN TIMUR

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

TEORI LISTRIK TERAPAN

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN

Transkripsi:

USAHA MENGATASI RUGI RUGI DAYA PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.T, MT Sekolah Tinggi Teknologi Immanuel Medan ABSTRAK Beban tidak seimbang pada jaringan distribusi tenaga listrik selalu terjadi dan penyebab ketidakseimbangan tersebut adalah pengaturan beban satu fasa pada pelanggan jaringan rendah. Akibat ketidakseimbangan beban tersebut muncul arus pada netraltrafo. Arus yang mengalir pada netraltrafo ini menyebabkan terjadinya losses (rugi-rugi), yaitu rugi-rugi akibat adanya arus netral pada penghantar netraltrafo. Bila terjadi ketidakseimbangan beban yang besar, maka arus netral yang muncul juga besar, dan rugi-rugi akibat arus yang mengalir pada penghantar netral besar juga. Setelah dianalisis, pada gardu distribusi MK 494 diperoleh ketidakseimbangan beban terbesar 38,633% pada waktu beban puncak (WBP) dan 34,533% pada luar waktu beban puncak (LWBP) dan arus netral yang muncul cukup besar yakni yang terbesar 47,5A pada WBP dan 47A pada LWBP. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai beban tidak seimbang, penulis menganalisis berdasarkan data yang ada. Kata kunci : Ketidakseimbangan beban, arus netral, rugi-rugi, kualitas tegangan 1. Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan bentuk energi yang sangat umum digunakan oleh masyarakat luas. Penggunaan energy listrik saat ini, tidak terbatas pada daerah atau konsumen kelas atas, namun energy listrik juga dikonsumsi oleh masyarakat menengah dan bawah. Kegiatan pedesaan sekalipun ditunjang oleh ketersediaan pasokan listrik. Kebutuhan akan tenaga listrik semakin meningkat sementara tersedianya pasokan listrik tidak meningkat pesat seperti kebutuhan akan tenaga listrik. Hal ini menyebabkan penyedia listrik untuk umum si Indonesia, dalam hal ini PT PLN (Persero) harus melakukan efisiensi segala sektor, terutama disektor penyediaan tenaga listrik. Salah satu langkah efisiensi yang dilakukan adalah menekan rugi rugi seminimal mungkin, baik bagi rugi rugi secara teknik maupun non teknik Umumnya sistim distribusi tenaga listrik tiga fasa empat kawat 14

dipergunakan untuk memasok kelompok beban rumah tangga, perkantoran, lembaga dan lainnya. Dalam kondisi normal, sistem tenaga listrik mempunyai arus beban yang relatif seimbang dengan arus netral sangat kecil. Namun, kenyataannya ditemukan beberapa kasus dimana arus netral sistem menjadi sangat berlebihan, bahkan sama besarnya dengan arus fasa. Karena beban dioperasikan tidak selalu pada waktu bersamaan maka terjadi ketidak seimbangan antar satu fasa. Akibatnya timbul arus balik yang mengalir pada konduktor netral ke sumber yang kita kenal dengan arus netral. Arus netral ini merupakan rugi rugi bagi penyedia tenaga listrik. Besarnya arus penghantar netral menurut SPLN toleransinya maksimal hanya 10 ampere. Beban tidak seimbang juga berdampak terhadap kualitas tegangan. Beban tidak seimbang menyebabkan tegangan pada konsumen yang berbeda fasa menjadi tidang seimbang. Penyedia tenaga listrik seharusnya menyediakan kualitas tegangan sesuai dengan standar. Jika tegangan melebihi atau kurang dari range tegangan standar, yakni + 5% s/d -10% dari tegangan standar maka akan berdampak pada kerusakan peralatan listrik atau peralatan listrik tidak beroperasi sesuai spesifikasinya. 1.2 Identifikasi Masalah Dari latar belakang diatas maka didapat identifikasi permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana kerugian daya yang terjadi pada distribusi primer? 2. Bagaimana pengaruh beban tidak seimbang terhadap arus netral? 3. Bagaimana pengaruh beban tidak seimbang terhadap rugirugi penghantar netral? 1.3 Batasan Masalah Dalam pembahasan dan penulisan ini, penulis membatasi permasalahan, adapun batasan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pengaruh beban tidak seimbang terhadap rugi-rugi penghantar netral pada jaringan distribusi 20 KV 2. Dampak yang timbul terhadap tegangan pada konsumen yang terhubung pada fasa R, S,dan T akibat adanya beban tidak seimbang 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan indetifikasi masalah di atas dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh beban tidak seimbang terhadap arus netral pada jaringan distribusi 20 KV? 15

2. Bagaimana dampak yang timbul terhadap tegangan pada konsumen yang terhubung pada fasa R, S, dan T akibat adanya beban tidak seimbang pada jaringan distribusi 20 KV? 1.5 TujuanPenelitian Adapuntujuanpenelitianini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh beban tidak seimbang terhadap arus netral pada jaringan distribusi 20 KV 2. Untuk mengetahui dampak yang timbul terhadap tegangan pada konsumen yang terhubung pada fasa R, S, dan T akibat adanya beban tidak seimbang pada jaringan distribusi 20 KV 1.6 ManfaatPenelitian Berikut adalah manfaat dari penelitian yang dilakukan: 1. Mengetahui dampak yang timbul akibat adanya beban tidak seimbang. 2. Menjaga kualitas tegangan pada konsumen. 2. Metodologi Penelitian 2.1 Metode Penelitian Metode merupakan cara atau prosedur yang digunakan untuk memecahkan masalah penelitian. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Metode Dokumentas Metode dokumentasi merupakan salah satu metode yang digunakan untuk penelitian ini, dengan cara mengumpulkan datadata yang berhubungan. 2. Metode Observasis Metode observasi merupakan cara pengambilan data langsung ke tempat penelitian untuk keperluan penulisan penelitian. 3. Pembahasan 3.1. Sistem Daya Listrik Sistem daya listrik merupakan sistem yang berkaitan dengan pembangkitan, penyaluran daya listrik hingga kepelanggan. Sistem distribusi merupakan bagian dari system daya listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar ( Bulk Power Source) sampai ke konsumen. Berdasarkan nilai tegangannya, system distribusi diklasifikasikan menjad idua, yaitu system distribusi primer dan system distribusi sekunder. Distribusi primer adalah jaringan distribusi daya listrik yang bertegangan 16

menengah (20 KV). Jaringan distribusi primer tersebut merupakan jaringan penyulang. Jaringan ini berawal dari sisi sekunder trafo daya yang terpasang pada gardu induk hingga kesisi primer trafodistribusii yang terpasang pada tiang-tiang saluran. Distribusi sekunder adalah jaringan daya listrik yang termasuk dalam kategori tegangan rendah, yaitu 380/220 volt. Jaringan distribusi sekunder bermula dari sisi sekunder transformator distribusi dan berakhir hingga ke alat ukur (meteran) pelanggan Suatu sumber tiga fasa membangkitkan tegangan tiga fasa, yang dapat digambarkan sebagai tiga sumber tagangan yang terhubung Y (bintang) seperti terlihat pada gambar 2.2a. Titik hubung antara ketiga tegangan itu disebut titik netral. Antara satu tegangan dengan tegangan yang lain berbeda fasa 120º. Jika kita mengambil tegangan V AN sebagai referensi, maka kita dapat menggambarkan diagram fasor tegangan dari system tiga fasa ini seperti terlihat padaa gambar 2.2b. Urutan fasa dalam gambar ini disebut urutan positif. Bila fasor tegangan V BN dan V CN dipertukarkan, kita akan memperoleh urutan fasa negatif Gambar 2.1 Skema sistem tenaga listrik 2.2 Sistem Tiga Fasaa Sistem jaringan listrik yang digunakan di Indonesia merupakan jaringan listrik tiga fasa yang disalurkan oleh produsen listrik, dalam hal ini PT PLN (Pe rsero) ke konsumen listrik. Secara umum sistem tenaga listrik terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu pembangkitan, penyaluran (transmisi dan distribusi) dan beban. a) Sumber Terhubung Y b) Diagram fasor. Gambar 2.2. Sistem tiga Fasa 2.3 BebanTerhubungBintang Gambar 2.3 memperlihatkan beban seimbang yang terhubung bintang. Arus saluran sama dengan arus fasa 17

Gambar 2.3 Beban terhubung bintang Dari gambar ini jelas terlihat bahwa arus yang mengalir di saluran sama dengan arus yang mengalir di masing-masing fasa. Jika kita tetap menggunakan V AN sebagai refensi, makaa : I AB = I BC = I C CA = Dari gambar tersebut, memperoleh hubungan : I A = I AB I CA I B = I BC I AB I C = I CA I BC kita I A = = I B = = = θ θ θ) = I f ( θ -120 ) I C = = θ θ = I f θ = ( 120 = ( 240 θ) = I f ( θ -240 ) 2.4 Beban Terhubung Delta Jika beban terhubung delta (gambar 2.4), arus saluran tidak sama dengan arus fasa. 2.5 Penyaluran dan susut daya Misalkan daya sebesar P disalurkan melalui suatu saluran dengan penghantar netral. Apabila pada penyaluran daya, arus-arus fasa dalam keadaan seimbang, maka besar daya dapat dinyatakan sebagai berikut: (2.20) Dengan : P ) P =.V.I.cos φ = Dayapadaujungkirim( Watt V V ) = Teganganpadaujungkirim( Cos φ = Faktor dayaa ( VAR ) Gambar 2.4 Beban Terhubung Delta Jika kita hendak menghitung arus maupun daya di tiap fasa dalam keadaan beban terhubung delta, kita memerlukan formulasi hubungan antara arus-arus fasa I AB, I BC, I CA dengan tegangan-tegangan fasa V AB, V BC, dan V CA. Dari gambar 2.4 terlihat dibahwa ini. 3. Data dan Hasil Pengukuran Beban Gardu Distribusi MK 494 3.1. Data Gardu 494 Distribusi MK Data darihasilpengukuranbebanpadagardu Distribusi MK 494 menyatakan data sepertitabel 3.1 18

3.3 Pengukuran Beban Pada Luar Waktu Beban Puncak (LWBP) Data dari hasil pengukuran beban pada luar waktu beban puncak (LWBP) Gardu Distribusi MK 494 menyatakan data seperti tabel 3.3 Tabel 3.3 pengukuran beban pada LWBP Tabel 3.1 Data gardu induk MK 494 3.2 Pengukuran Beban Pada Waktu Beban Puncak (WBP) Data dari hasil pengukuran beban pada waktu beban puncak (WBP) Gardu Distribusi MK 494 menyatakan data seperti table 3.2 Tabel 3.2 pengukuran beban pada WBP Dari hasil pengukuran beban, penulis menemukan gardu distribusi yang mempunyai arus netral besar, sehingga dapat di curigai bahwa pada gardu distribusi tersebut terjadi ketidak seimbangan beban. Dari hasil pengukuran beban, penulis menentukan sampel sebanyak tiga buah, yakni gardu distribusi MK 494, MK 256 dan MK 429. Namun, untuk analisis ini digunakan gardu distribusi MK 494. Gardu distribusi MK 494 terdiri atas tiga bgian yaitu Jl. Sabarudin, Jl. Besi Jl. Kapt Jumhana dan. Dalam analisis ini, akan dibahas masing-masing gardu distribusi. 19

Berikut hasil analisis yang oleh penulis. 3.4. Ketidakseimbangan Beban Terhadap Arus Netral Pada WBP Berdasarkan hasil pengukuran, gardu distribusi MK 494 memiliki pembebanan yang tidak seimbang. Beban tidak seimbang ditunjukkan dengan besarnya selisih arus pada masingmasing fasa, dapat dilihat hasil pengukuran beban waktu beban (WBP) pada table 3.2. Pada Jl. Sabarudin ditemukan adanya arus netral lebih besar dari pada arus pada fasa T. Hal ini menjadi alasan bagi peneliti untuk menentukan gardu distribusi ini sebagai sampel, untuk selanjutnya dianalisis Oleh karena itu, peneliti akan menganalisis persentase ketidakseimbangan. Dengan menggunakan persamaan (2.21), koefisien a, b, dan c dapat diketahui besarnya, di mana besarnya arus fasa dalam keadaan seimbang (I) sama dengan besarnya arus rata-rata (Irata). Sesuai hasil pengukuran beban pada table 3.2, penulis menghitung aurs rata-rata pada WBP. Arus rata-rata pada malam hari / WBP I R = a. I maka a = = I S = b. I maka b = =,,,, = 1,435 = 1,145 I T = c. I maka c = =, = 0,421 4.2. Rugi-Rugi Pada Penghantar Saat WBP Berdasarkan hasil pengukuran dan data penghantar rugi-rugi pada penghantar dapat ditunjukkan pada dihitung besarnya. Penghantar dengan luas penampang 35 mm 2 memiliki tahanan sebesar 0,867 Ω untuk penghantar fasa dan 0,581 Ω untuk penghantar netral, sehingga rugi-rugi pada Jl. Sabarudin adalah : Rugi-rugi pada fasa R P R = I R 2. R R = (78,9) 2. 0,867 = 5397,257 watt = 5,397 Kw Dimana adanya aktif transformator (P) Sehingga, persentase rugi-rugi pada fasa R adalah : % P R = 100% =, 100% = 5,996% I rata-rata malam = Rugi-rugi pada fasa S I rata-rata malam =,, =, = 47,433 A P S = I S 2. R S = (56,1) 2. 0,867 = 2728,631 watt = 2,728 kw 20

Sehingga, persentasise rugi-rugi pada fasa S adalah : % P S = 100% =, 100% = 3,031 % Rugi-rugi pada fasa T P T = I T 2. R T = (42,5) 2. 0,867 = 1566,018 watt = 1,566 kw Sehingga, persentase rugi-rugi pada fasa T adalah : % P S = 100% =, 100% = 1,74% Rugi-rugi pada penghantar netral P N = I N 2. R N = (47,5) 2. 0,581 = 1310,881watt = 1,311 kw Sehingga, persentaserugi-rugi akibat adanya arus netral pada penghantar netral trafo adalah : % P N = 100% =, 100% = 1,457% 4.3. Rugi-Rugi Pada Penghantar Saat LWBP Rugi-rugi pada fasa R P R = I R 2. R R = (56,) 2. 0,867 = 2718,912 watt = 2,718 kw Sehingga, persentase rugi-rugi pada fasa R adalah : % P R = 100% =, 100% = 3,02% Rugi-rugi pada fasa S P S = I S 2. R S = (41,) 2. 0,867 = 1457,427 watt = 1,457 kw Sehingga, persentase rugi-rugi pada fasa S adalah : % P S = 100% =, 100% = 1,618 % Rugi-rugi pada fasa T P T = I T 2. R T = (31) 2. 0,867 = 833,187 watt = 0,833 kw 21

Sehingga, persentase rugi-rugi pada fasa T adalah : % P S = 100% =, 100% = 0,925% Rugi-rugi pada penghantar netral P N = I N 2. R N = (4,7) 2. 0,581 = 1283,429watt = 1,283 kw Sehingga, persentase rugi-rugi akibat adanya arus netral pada penghantar netral trafo adalah : 4. Rugi-rugi daya pada gardu distribusi MK 494 dalam satu bulan sebesar 10.820,52 KWh setara dengan Rp15.773.289 5.2 Saran 1. Untuk mengetahui beban tidak seimbang sebaiknya dilakukan pengukuran beban pada gardu distribusi secara periodic misalnya sekali dalam tiga bulan. 2. Untuk mengurangi rugi-rugi yang diakibatkan beban tidak seimbang hendaknya penyeimbangan beban dilakukan dan sambungan netral diperbaiki. Jika ada sambungan baru (khususnya pelanggan 1 fasa) sebaiknya disambungkan dengan fasa yang bebannya lebih rendah % P N = 100% =, 100% = 1,426% 5.1. Kesimpulan 1. Arus yang mengalir pada penghantar netral terjadi karena adanya ketidakseimbangan beban. 2. Ketidakseimbangan beban berpengaruh terhadap rugirugi, tegangan dan peralatan pelanggan. 3. Semakin besar persentase ketidakseimbangan beban, semakin besar pula rugi-rugi yang timbul. 22

DAFTAR PUSTAKA 1. Kadir, A. 2000.Distribusi dan utilisasi Tenaga Listrik. Jakarta : Universitas Indonesia 2. Mulyadi, A.D. 2011. Pengaruh Ketidakseimbangan Beban Pada Rugi Daya Saluran Netral Jaringan Tegangan Rendah. MeTrik Polban. 3. Theraja,B. L. dan A. K. Theraja. 1995. Electrical Technology. S. Chand. Kelompok Pembakuan Bidang Transmisi. SPLN 1 : 1995 Tegangan Tegangan Standar. Penerbit PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) 4. Dahlan, M. 2008.AkibatKetidakSeimbang anbebanterhadaparusnetral Dan Losses PadaTransformstorDistribusi. 5. Ramdhani, M. 2008. RangkaianListrik. Jakarta :Erlangga. 23