Pengaruh Program Pengawasan Pelaksanaan Pembiayaan BMT terhadap Perilaku Nasabah BMT Tamzis Cabang Cimahi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kurang lebih tujuh tahun lamanya, terhitung sejak Indonesia mengalami krisis

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang membutuhkan modal yang besar tidak mungkin dipenuhi tanpa bantuan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH MUSLIM DAN NON MUSLIM TERHADAP TRANSAKSI PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARIAH. Oleh: Ikin Ainul Yakin

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank konvensional yang membuka sistem baru dengan membuka bank. berpengaruh dalam kegiatan ekonomi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

memberikan kepuasan konsumen jangka panjang.

Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan di Dealer Yamaha Cabang PT Jayamandiri Gemasejati Motor Bandung

BAB I PENDAHULUAN. lalu di Indonesia dengan konsep perbankan, baik yang berbentuk konvensional

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah),

BAB I PENDAHULUAN. syariah dianggap sangat penting khususnya dalam pengembangan sistem ekonomi

BAB IV PENGARUH FEE BASED INCOME TERHADAP EARNING PER SHARE (EPS) DI BRI SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. bagi pembangunan, juga sebagai upaya untuk memeratakan hasil-hasil. pembangunan yang telah dicapai. Di sektor-sektor penting dalam

RESCHEDULING PEMBIAYAAN MURA<BAHAH MUSIMAN

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan perbankan syariah sebagai salah satu pilar penyangga dual-banking

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor

BAB II PENGAWASAN PEMBIAYAAN BMT TERHADAP PERILAKU NASABAH

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan nama Bank Syariah di Indonesia bukan merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

: Sri Hidayati NPM : Dosen Pembimbing : Dr. Sigit Sukmono, SE., MMSI

PENGARUH ROTASI JABATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI BANK BRI SYARIAH KCP KOPO BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

PENGARUH KOMUNIKASI PEMASARAN TERHADAP MINAT NASABAH TABUNGAN IB MASLAHAH. Jl. Tamansari No. 1 Bandung

BAB I PENDAHULUAN. dalam sumber hukum Islam yaitu Al-Qur an dan As-Sunah. Sumber. hukum Islam ini adalah dasar sebagai pedoman untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Ada sebagian orang yang mengatakan strategi pemasaranlah yang selalu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah merupakan organisasi profit oriented business yang tidak

PENGARUH NON PERFORMING FINANCING TERHADAP PEMBIAYAAN MUSYARAKAH. Debbi Chyntia Ovami. Abstrak

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

: Gina Ramadhani Sugiarto NPM :

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaries)

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

PENGARUH PRODUK PEMBIAYAAN MIKRO IB TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS DI BANK BRI SYARI AH KCP BANDUNG BUAH BATU PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Terbukti dengan bermunculannya bank umum syariah lainnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. keperluan-keperluan lain, tidak bisa diabaikan. Kenyataan menunjukkan bahwa di

Pengaruh Quality Of Work Life terhadap Kinerja Karyawan (Study Kasus pada Pt. Bank Panin, Tbk.Banjarmasin)

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan bisnis modern di dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

LUTHFI AL FARUQI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Bank syariah secara umum bertujuan untuk mendorong dan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah menjelaskan, praktik perbankan syari ah di masa sekarang

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua

ANALISIS KESESUAIAN PERLAKUAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN PSAK 105 (STUDI KASUS DI BMT KHALIFA BANDUNG)

BAB I PENDAHULUAN. yang kita ketahui sistem perekonomian negara-negara di dunia. Tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, serta memberikan jasa

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnah. Tak lain tujuan. dan mengalirkan dana sesuai dengan undang-undang perbankan

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT BANK SYARIAH MANDIRI Tbk CABANG DEPOK. Nama : Septiani Sukma D Kelas : 4EA12 NPM :

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, bank

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 Undang-Undang nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. latar belakang pada penelitian ini. Fenomena masalah adalah hal yang

I. PENDAHULUAN. Kebijakan perbankan di Indonesia sejak tahun 1992 berdasarkan ketentuan

ANALISIS LABA KONTRIBUSI PRODUK PEMBIAYAAN PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG DEPOK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam saat ini cukup pesat, ditandai dengan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional. Bank Islam telah berkembang pesat pada dekade terakhir

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan, salah satunya adalah bank. Dalam al-qur an, istilah

BAB V PENUTUP. parsial maupun simultan. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia umumnya

BAB V PEMBAHASAN. syari ah yaitu pembiayaan piutang yang mana merupakan bentuk pinjaman

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENALTI PADA PENGAMBILAN SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO) SEBELUM JATUH TEMPO DI BMT SYIRKAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. prinsip syariah sebagai dasar hukumnya berupa fatwa yang dikeluarkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH PADA BAITUL MAAL WAT-TAMWIL (BMT) AMANAH CABANG KENDARI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT EL LABANA SERTA KAITANYA DENGAN FATWA DSN MUI NO.04 TAHUN 2000

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Return On Assets terhadap pembiayaan murabhahah. Hasil pengujian data diatas dapat diketahui dari tabel Coefficient

HUBUNGAN SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN KINERJA PEGAWAI DI PUSKOPSYAH CABANG PADASUKA KAB.BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan konsumen atau disebut sebagai nasabah bank. nasabahnya melalui pemberian informasi yang benar dan jelas mengenai setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. pada bank umum, pinjaman disebut kredit atau loan, sedangkan pada bank syariah

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN TELLER DI PT BANK CENTRAL ASIA TBK, CABANG TIMES SQUARE CIBUBUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan

Pengaruh Penerapan Fair Value dan Basis Akrual terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi pada Pemerintahan di Wilayah IV Jawa Barat)

PENGARUH NON PERFORMING FINANCE

Transkripsi:

Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN: 2460-6561 Pengaruh Program Pengawasan Pelaksanaan Pembiayaan BMT terhadap Perilaku Nasabah BMT Tamzis Cabang Cimahi 1 Listya Ramadhani, 2 N. Eva Fauziah, 3 Nunung Nurhayati 1,2,3 Prodi Keuangan & Perbankan Syariah, Fakultas Syariah, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116 e-mail: 1 tyalistya.ramnug@gmail.com Abstrak. BMT telah berperan aktif dalam memajukan ekonomi masyarakat di daerah Cimahi terutama nasabah pengusaha mikro seperti pedagang, pengrajin dan usaha kecil lainnya. Dari seluruh BMT yang ada di Cimahi, penulis memilih BMT Tamzis sebagai objek penelitian, karena BMT Tamzis memiliki program pengawasan rutin yang dilakukan, Pembiayaan yang dilakukan BMT Tamzis meliputi pembiayaan produktif dengan akad Mudharabah dan Musyarakah serta pembiayaan konsumtif dengan akad Murabahah yang keduanya memiliki cara dan peraturan yang berbeda. Penulis menarik masalah dari adanya dugaam penyimpangan perilaku nasabah dalam penggunaan dana pembiayaan baik konsumtif maupun produktif, dengan dilakukannya pengawasan yang rutin dan kualitas pengwasannya lebih ditingkatkan maka akan mengurangi adanya dugaan penyimpangan perilaku nasabah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui program pengawasan pembiayaan di BMT Tamzis Cabang Cimahi, perilaku nasabah pembiayaan, dan pengaruh pengawasan pembiayaan terhadap perilaku nasabah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan kuesioner, yang respondennya adalah karyawan BMT Tamzis Cabang Cimahi sebanyak 20 karyawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program pengawasan pelaksanaan pembiayaan BMT dinilai baik yaitu sebesar 73.5% sesuai dengan indikator untuk mengukur program pelaksanaan pengawasan BMT yang baik. Perilaku nasabah dinilai baik yaitu sebesar 79.2%. Adapun hasil penelitian penerapan peningkatan pengawasan menunjukkan presentase 85.95%. Artinya, berpengaruh kuat terhadap perilaku nasabah. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa variable perilaku nasabah dipengaruhi oleh variable program pelaksanaan pengawasan BMT sebesar 85.9% dan sisanya 14.1% oleh faktor lain yang tidak dilteliti dalam penelitian ini. Kata Kunci : Program Pengawasan, Perilaku Nasabah A. Pendahuluan Kemampuan BMT untuk menghimpun dana masyarakat termasuk luar biasa, mengingat anggota dan nasabahnya adalah pelaku UMKM, yang bahkan hanya berskala mikro. Sebagian besar dari para penyimpan adalah mereka yang sama sekali tidak diperhitungkan oleh Bank Konvensional, bahkan kurang diperhatikan juga oleh Bank Syariah sebagai penyumbang dana. Dengan demikian, BMT memiliki peran penting dalam meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menabung dan berwirausaha. Kemampuan BMT dalam menyalurkan dana berupa pembiayaan dapat dikatakan sangat spektakuler. Rasio Financing to Deposit Ratio (FDR), yang umumnya mendekati atau lebih dari 100% dana dari pihak ketiga, menunjukkan bahwa dana yang dihimpun dari anggota dan nasabah dapat disalurkan sepenuhnya, bahkan kadang tidak mencukupi. Namun jika mengalami kemacetan dalam pengembalian, maka BMT tersebut dapat dikatakan tidak sehat akibat Non Performing Financing(NPF) nya tinggi. Supaya NPF tidak tinggi, maka salah satu upaya yang harus dilakukan BMT adalah pengawasan. Sedangkan diketahui bahwa pembiayaan itu ada yang bersifat konsumtif dan produktif. Untuk pembiayaan konsumtif pada umumnya menggunakan akad murabahah yang keuntungannya sudah jelas. Namun untuk pembiayaan produktif menggunakan akad kerjasama antara lain musyarakah dan mudharabah yang keuntungannya belum diketahui secara pasti sehingga dana 179

180 Listya Ramadhani, et al. pembiayaan produktif yang diberikan kepada nasabah harus dilakukan pengawasan yang ketat, pengawasan yang ketat akan berpengaruh kepada tingkat pengembalian. Sehingga disimpulkan bahwa perilaku nasabah harus diawasi dengan ketat oleh pihak BMT karena darisanalah timbul penyimpangan penggunaan dana pembiayaan produktif. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih jauh mengenai masalah program pengawasan pelaksanaan pembiayaan BMT terhadap nasabah di salah satu BMT yaitu BMT Tamzis Cabang Cimahi dengan menuangkannya dalam skripsi yang berjudul Pengaruh Program Pengawasan Pelaksanaan Pembiayaan BMT terhadap Perilaku Nasabah di BMT Tamzis Cabang Cimahi. Pemilihan BMT Tamzis cabang Cimahi sebagai objek penelitian karena BMT Tamzis cabang Cimahi merupakan BMT yang memiliki program pengawasan dalam standarisasi pengajuan pembiayaan oleh nasabah maupun saat dana pembiayaan sudah sampaidi tangan nasabah. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan penelitian untuk mengetahui program pengawasan pembiayaan di BMT Tamzis Cab. Cimahi 2. Perilaku nasabah pembiayaan di BMT Tamzis Cab. Cimahi. 3. Pengaruh peningkatan pengawasan pembiayaan BMT Tamzis Cab. Cimahi terhadap perilaku nasabah B. Landasan Teori Pengawasan adalah setiap usaha dan tindakan dalam rangka untuk mengetahui sampai dimana pelaksanaan tugas yang dilaksanakan menurut ketentuan dan sasaran yang hendak dicapai. Pengawasan bisa diartikan pula sebagai proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai rencana yang telah disepakati sebelumnya. Dalam pandangan Islam, pengawasan dilakukan untuk meluruskan yang tidak lurus, mengoreksi yang salah, dan membenarkan yang hak. Kemudian kontrol yang berasal dari diri sendiri yang bersumber dari tauhid dan keimanan kepada Allah SWT. Seseorang yang yakin bahwa Allah pasti selalu mengawasi hamba-hambanya, maka ia akan bertindak hati-hati. Dalam surat Al-Mujadilah ayat 7 telah dijelaskan bahwa: 7. Tidakkah kamu perhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu. Dilihat dari segi kerangka praktisnya, ketentuan bagi pengajuan bantuan kredit dan pembiayaan di BMT tidak jauh berbeda dengan di lembaga keuangan Volume 2, No.1, Tahun 2016

Pengaruh Program Pengawasan Pelaksanaan Pembiayaan BMT terhadap Perilaku... 181 konvensional. Akan tetapi, yang membedakan adalah tata cara bertransaksi dan memperhitungkan bagi hasil ditetapkan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam hal pengajuan kredit dan pembiayaan ke BMT adalah: Jenis Kredit/Pembiayaan, terbagi dua, yaitu: 1. Kredit/Pembiayaan Konsumtif, yakni bantuan kredit yang semata-mata digunakan bagi kepentingan pemenuhan kebutuhan yang sifatnya pokok dan digunakan bagi hidup keseharian. Kredit semacam ini umumnya dilakukan dengan cara qardh al-hasan dan murabahah. 2. Kredit/Pembiayaan Produktif, yakni bantuan kredit yang semata-mata digunakan bagi kepentingan modal usaha, baik untuk penambahan modal usaha maupun bagi si pemohon yang tidak memiliki modal sama sekali. Jenis kredit semcam ini umumnya dilakukan dalam bentuk mudharabah, musyarakah dan bai bi tsaman ajil. Sebagai lembaga funding, BMT berfungsi menarik dana (investasi) dari masyarakat yang dihimpun dalam simpanan dana nasabah. Sedangkan sebagai pengelola atau penyalur dana kepada masyarakat, BMT mampu memberi keuntungan material kepada semua pihak yang berinvestasi di dalamnya. Perilaku nasabah didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut. Menurut pandangan Islam, perilaku nasabah sama saja seperti perilaku manusia pada umumnya yang sama-sama diatur oleh sang Maha Pencipta yaitu Allah swt, Islam mengatur bagaimana manusia melakukan kegiatan-kegiatan konsumsi yang membawa manusia berguna bagi kemaslahatan hidupnya, Islam telah mengatur jalan hidup manusia melalui Al-Qur an dan Al-Hadits. Perilaku berkonsumsi seorang muslim diatur perannya sebagai makhluk sosial. Allah SWT berfirman dalam Qs. An-Nisa Ayat 29: 29. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Ada elemen penting dari pengertian perilaku nasabah yaitu proses pengambilan keputusan dari kegiatan fisik, yang semua ini melibatkan individu dalam memilih, mendapat dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa ekonomis. C. Hasil Penelitian Pada Variabel program pelaksanaan pengawasan pembiayaan BMT terdiri dari 8 (delapan) pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel program pelaksanaan pengawasan BMT yang dalam pengambilan datanya menggunakan kuesioner. Berdasarkan penelitian, rata-rata keseluruhan variabel program pelaksanaan pengawasan pembiayaan BMT sebesar 73.5 termasuk pada kriteria baik berada di interval 69-84, menggambarkan tanggapan responden mengenai Variabel X (program Keuangan dan Perbankan Syariah, Gelombang 1, Tahun Akademik 2015-2016

182 Listya Ramadhani, et al. pelaksanaan pengawasan pembiayaan BMT) dapat dilihat bahwa skor total Variabel X adalah 588. Jumlah skor tersebut dimasukkan ke dalam garis kontinum, yang pengukurannya ditentukan dengan cara : 1. Nilai Indeks Maksimum = 5 x 8 x 20 = 800 2. Nilai Indeks Minimum = 1 x 8 x 20 = 160 3. Jarak Interval = [nilai maksimum nilai minimum] : 5 = (800 160): 5 = 640 4. Persentase Skor = [(total skor) : nilai maksimum] x 100 = (588 : 800) x 100% = 73.5% 588 540 972 1404 1836 2268 2700 SB* B* C B** SB** Garis Kontinum Variabel X (Program pelaksanaan pengawasan pembiayaan BMT) Keterangan: SB* = Sangat buruk B* = Buruk C = Cukup B** = Baik SB** = Sangat baik Pada gambar di atas menunjukkan dari seluruh total Variabel X (Program pelaksanaan pengawasan pembiayaan BMT) yang terdiri dari 8 pernyataan, diperoleh hasil akhir sebesar 588. Dimana nilai Program pelaksanaan pengawasan BMT dinilai tinggi. Hal ini berarti menunjukkan bahwa Program pelaksanaan pengawasan BMT dinilai baik sesuai dengan indikator untuk mengukur Program pelaksanaan pengawasan BMT yang baik. Pada variabel perilaku nasabah terdiri dari 9 (sembilan) pernyataan yang digunakan untuk mengukur perilaku nasabah yang dalam pengambilan datanya menggunakan kuisioner. Berdasarkan penelitian, rata-rata keseluruhan variabel perilaku nasabah sebesar 79.22 berada pada kriteria baik dengan range 69-84, menggambarkan tanggapan responden mengenai Variabel Y (perilaku nasabah) dapat dilihat bahwa skor total Variabel Y adalah 713. Jumlah skor tersebut dimasukkan ke dalam garis kontinum, yang pengukurannya ditentukan dengan cara : 1. Nilai Indeks Maksimum = 5 x 9 x 20 =900 2. Nilai Indeks Minimum = 1 x 9 x 20 = 180 3. Jarak Interval = [nilai maksimum nilai minimum] : 5 = (900 180): 5 = 144 4. Persentase Skor = [(total skor) : nilai maksimum] x 100 Volume 2, No.1, Tahun 2016

Pengaruh Program Pengawasan Pelaksanaan Pembiayaan BMT terhadap Perilaku... 183 = (713 : 900) x 100% = 79.2% 713 540 972 1404 1836 2268 2700 SB* B* C B** SB** Keterangan: SB* = Sangat buruk B* = Buruk C = Cukup B** = Baik SB** Garis Kontinum Variabel Y (Perilaku Nasabah) = Sangat baik Pada gambar di atas menunjukkan dari seluruh total Variabel Y (Perilaku Nasabah) yang terdiri dari 9 pernyataan, diperoleh hasil akhir sebesar 713. Hal ini berarti menunjukkan bahwa Perilaku Nasabah dinilai baik sesuai dengan indikator untuk mengukur Perilaku Nasabah yang baik. Besarnya sumbangan atau peranan variabel Program Pelaksanaan Pengawasan BMT terhadap variabel perilaku nasabah dapat diketahui dengan menggunakan analisis koefisien determinasi (KD). Tabel 4.29 Program Pelaksanaan Pengawasan BMT dengan Perilaku Nasabah1 Model Summary b Mode l R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1,927 a,859,851 1,380 a. Predictors: (Constant), Program Pelaksanaan Pengawasan BMT b. Dependent Variable: Perilaku Nasabah Koefisien determinasinya (R Square) menunjukkan nilai sebesar 0,859 atau sebesar 85,9% diperoleh dari hasil (r 2 x 100%=0,927 2 X 100%=33,1%). Artinya, variabel perilaku nasabah dipengaruhi oleh variabel Program Pelaksanaan Pengawasan BMT sebesar 85,9% dan sisanya 14,1% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. D. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Pengaruh Program Pengawasan Pelaksanaan Pembiayaan terhadap Perilaku Nasabah, maka pada bagian akhir 1 Sumber: Data primer yang diolah, 2015 Keuangan dan Perbankan Syariah, Gelombang 1, Tahun Akademik 2015-2016

184 Listya Ramadhani, et al. penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan Pengawasan di BMT sudah terlaksana dengan baik, terlihat dari data yang diperoleh sebesar 73.5 termasuk pada kriteria baik berada di interval 69-84, menggambarkan tanggapan responden mengenai Variabel X (Program pelaksanaan pengawasan BMT) bahwa skor total Variabel X adalah 588. BMT Tamzis memiliki Program Pengawasan yang baik dan terlaksana dengan baik pula, karyawan yang mendukung proses pengawasan sudah memiliki kemampuan yang cukup. 2. Perilaku nasabah BMT Tamzis Cabang Cimahi sudah baik, terlihat dari data yang diperoleh sebesar 79.22 berada pada kriteria baik dengan range 69-84. Menggambarkan tanggapan responden mengenai Variabel Y (Perilaku Nasabah) dapat dilihat bahwa skor total Variabel Y adalah 713. 3. Perilaku Nasabah dipengaruhi oleh Program pelaksanaan pengawasan BMT sebesar 85.9% dan sisanya 14.1% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Jadi, Program Pengawasan Pembiayaan di BMT Tamzis mempengaruhi perilaku nasabah di BMT Tamzis. Daftar Pustaka A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, Perilaku Konsumen, Refika Aditama, Bandung, 1988. Ahmad Hasan Ridwan, BMT dan Bank Islam, Pustaka Bani Quraisy, Bandung, 2004. Azis, M.Amin, Pedoman Pembentukan BMT, Pinbuk Press, Jakarta:2004. Basu Swastha dan Hani Handoko, Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen, BPEE, Yogyakarta, 2000. Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam, Ekonisia, Yogyakarta, 2002. Kahf, M., Ekonomi Islam, PustakaPelajar, Yogyakarta, 1995. Nurul Huda&Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam, Kencana, Jakarta, 2010. Saiffudin Rasyid.A, Konsep dasar BMT, Republika Online. edisi 14/12/11. Sondang P. Siagian, Proses Pengelolaan Pembangunan Nasional, Gunung Agung, Jakarta, 1984. Yadi Janwari, Lembaga-lembaga Perekonomian Syari ah, Pustaka Mulia dan Fakultas Syari ah IAIN SGD Bandung,2000. Volume 2, No.1, Tahun 2016