2. Terdapat genotipe-genotipe padi yang toleran terhadap salinitas melalui pengujian metode yang terpilih. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai November 2009 bertempat di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura dan Rumah kaca Leuwikopo, IPB, Darmaga, Bogor. Bahan dan Alat Bahan- bahan yang digunakan adalah 3 varietas padi peka (IR 64, Widas, Batanghari), 3 varietas padi toleran (Lalan, Pokkali, Dendang) terhadap salinitas, 54 genotipe padi yang belum diketahui peka atau tidaknya terhadap salinitas, NaCl (garam dapur), dan berbagai media tanam (arang sekam, humus daun bambu, serbuk gergaji, cocopit, pasir, tanah liat, zeolit, dan kompos). Benih yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Balai Besar Penelitian Tanaman Padi di Muara, Bogor. Alat-alat yang digunakan antara lain adalah bak plastik berukuran 35 cm x 30 cm x 10 cm, plastik mika berukuran 15 cm x 10 cm x 5 cm, oven, timbangan, pengayak media tanam, kertas label, alat tulis, dan kamera digital. Metode Penelitian I. Pengujian Toleransi Salinitas Padi pada Stadia Perkecambahan di Laboratorium Percobaan ini terdiri dari tiga tahap yaitu : a. Percobaan Pendahuluan Toleransi Padi pada Berbagai Media Tanam dan Konsentrasi NaCl Media tanam yang digunakan pada percobaan ini adalah arang sekam, humus daun bambu, serbuk gergaji, cocopit, pasir, tanah liat, zeolit, dan kompos dengan konsentrasi garam yang diberikan bervariasi antara 0 ppm sampai 8000 ppm. Setiap media tanam, ditanam masing-masing benih padi toleran dan benih padi peka terhadap
salinitas. Dari semua metode uji yang dilakukan, dipilih empat metode yang berpotensi dapat membedakan varietas peka dan toleran terhadap salinitas dengan peubah - peubah pengamatan meliputi jumlah tanaman mati, tinggi tanaman dan warna bibit. b. Pengujian Toleransi Varietas Padi yang Toleran dan Peka pada Empat Metode Uji yang Berpotensi Setelah mendapatkan media tanam dan konsentasi NaCl yang berpotensi membedakan varietas peka dan toleran, dilakukan percobaan dengan menggunakan model Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) faktorial dua faktor, yaitu varietas padi (A) dan metode uji (B). Varietas padi (A) yang digunakan yaitu 3 varietas toleran dan 3 varietas peka terhadap salinitas sedangkan metode uji (B) terdiri dari empat jenis metode, yaitu M1 = media humus daun bambu dengan 4000 ppm NaCl, M2 = media cocopit dengan 6000 ppm NaCl, M3 = media pasir dengan 4000 ppm NaCl, dan M4 = media tanah dengan 8000 ppm NaCl. Setiap satuan percobaan diulang tiga kali sehingga total satuan percobaan yang dilakukan adalah 36 satuan percobaan. Benih padi direndam selama 24 jam kemudian ditanam pada media sesuai dengan perlakuan konsentrasi garam yang diberikan. Setiap ulangan ditanam sebanyak 25 butir benih padi. Model linier yang digunakan untuk pengujiannya adalah : Yijk = µ + Ai + Bj + (AB)ij + Ck + εijk Keterangan : Yijk = nilai pengamatan pada perlakuan metode uji ke-i, varietas padi ke-j dan kelompok ke-k µ = nilai rataan umum Ai = pengaruh perlakuan varietas padi ke i (i = 1, 2, dan 3) Bj = pengaruh perlakuan metode uji ke-j (j = 1, 2, 3, 4,) Ck = pengaruh kelompok ke-k ( k = 1, 2, 3) (AB)ij = pengaruh interaksi perlakuan varietas padi ke-i dan metode uji ke-j ε ijk = pengaruh galat percobaan dari perlakuan varietas padi ke-i, metode uji ke-j, dan kelompok ke-k.
c. Pengujian Toleransi terhadap Salinitas 54 genotipe Padi pada Satu Metode Uji yang Terpilih Setelah mendapatkan metode uji yang terbaik yaitu M4 (media tanah dengan konsentrasi garam 8000 ppm) kemudian dilakukan pengujian toleransi salinitas pada 54 genotipe padi. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan satu faktor yaitu genotipe padi (α). Genotipe padi yang digunakan sebanyak 54 genotipe dan setiap satuan percobaan diulang tiga kali sehingga total satuan percobaan yang digunakan adalah 162 satuan percobaan. Benih padi direndam selama 24 jam kemudian ditanam pada media tanah dengan konsentrasi garam 8000 ppm. Model linier yang digunakan untuk pengujiannya adalah : Yij = µ + αi + βj + εij Keterangan : Yij = Nilai pengamatan pada perlakuan genotipe padi ke-i dan kelompok ke-j µ = nilai tengah umum αi = pengaruh perlakuan genotipe padi ke-i (i = 1, 2, 3, 4,..., 54) βj = pengaruh kelompok ke-j (j = 1, 2, 3) εij = pengaruh galat percobaan dari perlakuan genotipe padi ke-i dan kelompok ke-j II. Pengujian Toleransi Salinitas 54 genotipe Padi pada Stadia Bibit di Rumah kaca Percobaan ini mengikuti metode standar pengujian yang biasa dilakukan oleh para pemulia padi dalam proses seleksi toleransi padi terhadap salinitas dimana konsentrasi garam yang digunakan adalah 4000 ppm. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan satu faktor yaitu genotipe padi (α). Genotipe padi yang digunakan sebanyak 54 genotipe, dimana setiap satuan percobaan terdiri dari 2 bibit padi berumur dua minggu.
Model linier yang digunakan adalah : Yij = µ + αi + βj + εij Keterangan : Yij = Nilai pengamatan pada perlakuan genotipe padi ke-i dan kelompok ke-j µ = nilai tengah umum αi = pengaruh perlakuan genotipe padi ke-i (i = 1, 2, 3, 4,..., 54) βj = pengaruh kelompok ke-j (j = 1, 2, 3) εij = pengaruh galat percobaan dari perlakuan genotipe padi ke-i dan kelompok ke-j Pelaksanaan Penelitian I. Pengujian Toleransi Salinitas Padi pada Stadia Perkecambahan di Laboratorium Percobaan pendahuluan dilakukan dengan menanam varietas toleran dan peka terhadap salinitas pada berbagai media tanam dan konsentrasi garam. Peubah pengamatan dapat bervariasi antar metode uji dan pengamatan tersebut dilakukan sampai terlihat adanya perbedaan antara varietas peka dan toleran. Setelah mendapat beberapa metode uji (media tanam dan konsentrasi garam) yang berpotensi membedakan varietas toleran dan varietas peka terhadap salinitas, dilakukan percobaan selanjutnya guna mendapatkan satu metode uji yang paling tepat berdasarkan hasil analisis statistik yang digunakan. Media tanam disiram dan diaduk sampai merata dengan larutan garam sesuai dengan perlakuan konsentrasi garam yang diberikan. Setiap media tanam, ditanam 25 benih toleran dan 25 benih peka salinitas yang telah direndam air terlebih dahulu selama 24 jam. Satu metode uji yang terpilih dari hasil analisis statistik kemudian digunakan untuk menguji toleransi 54 genotipe padi terhadap salinitas pada stadia perkecambahan. Pengujian toleransi 54 genotipe padi dilakukan dengan menanam benih padi yang telah direndam selama 24 jam ke dalam media tanam dan konsentrasi
garam yang terpilih (metode uji). Setiap satuan percobaan menggunakan 25 butir benih. II. Pengujian Toleransi Salinitas Padi pada Stadia Bibit di Rumah kaca Percobaan ini dilakukan dengan menanam bibit padi yang telah berumur dua minggu pada bak plastik dengan ukuran 35 cm x 30 cm x 10 cm dan berisi tanah 5 kg kering angin per bak yang telah diberi 4 liter larutan garam berkonsentrasi 4000 ppm. Tinggi genangan pada bak plastik tetap dipertahankan setiap hari. Tanah yang digunakan dalam percobaan ini berasal dari kebun percobaan Sawah Baru yang belum pernah dipupuk. Pengamatan dilakukan setelah tanaman berumur enam minggu dimana perbedaan antara varietas peka dan toleran sudah jelas terlihat secara visual, bahkan tanaman peka sudah mati (Sulaiman, 1980). Pengamatan Pengamatan pada Stadia Perkecambahan di Laboratorium : Pengamatan yang dilakukan pada percobaan pendahuluan adalah banyaknya tanaman mati dan panjang tanaman. Pengamatan yang dilakukan pada percobaan pengujian toleransi padi pada empat metode yang berpotensi adalah : 1. Panjang Akar (PA) Panjang akar merupakan panjang dari ujung akar sampai pangkal akar 2. Panjang Tajuk (PT) Panjang tajuk diukur mulai dari pangkal tajuk sampai ujung tajuk 3. Panjang Bibit (PB) Panjang bibit diperoleh dari penjumlahan panjang tajuk dengan panjang akar 4. Berat Kering Bibit (BKB) Merupakan penjumlahan dari berat kering tajuk dan berat kering akar yang telah dioven pada suhu 60 0 C selama 3x24 jam dengan satuan miligram. 5. Berat Kering Akar (BKA)
Merupakan berat kering akar tanaman padi yang telah dioven pada suhu 60 0 C selama 3x24 jam dengan satuan miligram. 6. Berat Kering Tajuk (BKT) Merupakan kering tajuk tanaman padi yang telah dioven pada suhu 60 0 C selama 3x24 jam dengan satuan miligram. 7. Jumlah Tanaman Mati (JTM) Merupakan jumlah tanaman yang mati pada akhir pengamatan. Analisis data yang digunakan pada percobaan ini adalah menggunakan Model Rancangan Kelompok Lengkap Teracak untuk melihat pengaruh masing faktor tunggal serta interaksinya terhadap masing- masing peubah yang diamati. Kriteria pemilihan metode yang digunakan berdasarkan hasil analisis statistik dan dilanjutkan dengan selisih nilai rataan antara varietas toleran dan peka terhadap salinitas dengan memperhitungkan efisiensi dari segi ekonomi maupun kemudahan dalam aplikasinya. Pengamatan pada Stadia Bibit di Rumah kaca : 1. Panjang Tanaman (Ptan) Merupakan penjumlahan panjang tajuk dengan panjang akar dari tanaman padi 2. Gejala Salinitas (Jumlah Tanaman Mati dan Jumlah Daun yang Rusak) Gejala yang ditimbulkan akibat pengaruh cekaman garam pada tanaman padi diantaranya adalah 1) berkurangnya kecepatan perkecambahan; 2) berkurangnya tinggi tanaman dan jumlah anakan; 3) pertumbuhan akar jelek; 4) sterilitas biji meningkat; 5) kurangnya bobot 1000 gabah dan kandungan protein total dalam biji karena penyerapan Na yang berlebihan; dan 6) berkurangnya penambatan N 2 secara biologi dan lambatnya mineralisasi tanah. Selain itu,secara morfologi daun akan menjadi kuning (klorosis) dan tepi daun mati atau mengering (terbakar).