BAB I PENDAHULUAN. tingkat ASEAN sudah jauh tertinggal dari Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan potensi peserta didik melalui kegiatan belajar (dalam

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan, karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN NURUL FITRI ISTIQOMAH,2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anissa Dwi Ratna Aulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara umum pendidikan dipandang sebagai faktor utama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. yang bagus, dibutuhkan proses pendidikan yang bagus pula. Setiap usaha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

I. PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan. kepribadian manusia melalui pemberian pengetahuan, pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini,

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indri Murniawaty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

1. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan hal-hal. tersebut secara rinci dikemukakan berikut ini.

2015 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2014 PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN KEADAAN EKONOMI KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

1.1. Latar Belakang Masalah. Suatu bangsa memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 (dalam Triana, 2015) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Ilham Taufik Effendi, 2015 PENGARUH MINAT BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gina Aprilian Pratamadewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

I. PENDAHULUAN. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Berdasarkan Undang-undang No. 20 pasal ke-3 (2003)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional pada Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003, Triana, 2015:

BAB I PENDAHULUAN. semua orang untuk memiliki pengetahuan agar tidak tertinggal.

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan. Pendidikan harus mampu menjalankan fungsi dan tujuannya

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. bukanlah hal yang baru lagi, khususnya bagi masyarakat. Kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari pendidikannya. Untuk itu pendidikan sangat penting bagi suatu bangsa. Peringkat pendidikan Indonesia di tingkat ASEAN sudah jauh tertinggal dari Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand dan Philipina. Untuk tingkat dunia, peringkat pendidikan Indonesia berada di urutan 69 dunia. Selain itu, dari data yang dirilis UNDP terkait Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2011, Indonesia berada di peringkat 124 dari 187 negara. IPM mengukur indeks pembangunan manusia suatu Negara berdasarkan tiga dimensi dasar yang tercermin dalam taraf pendidikan, kesehatan, serta kemampuan daya beli. Dari ketiga dimensi, kontribusi sektor pendidikan adalah yang tertinggi. Untuk itu Indonesia harus bisa meningkatkan pendidikannya. Pemerintah merumuskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa pendidikan dilakukan agar mendapatkan tujuan yang diharapkan bersama, yaitu: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

2 Sesuai dengan undang-undang tersebut tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik. Upaya agar potensi peserta didik dapat berkembang salah satunya adalah dengan mengefektikan pengajaran di lembaga-lembaga pendidikan formal seperti sekolah. Dalam proses pengajaran terdapat proses belajar yang dilakukan oleh peserta didik. Menurut undangundang pendidikan nasional proses belajar yang dilakukan diharapkan dapat memberikan pengetahuan, dan perilaku baru yang mencerminkan warga negara yang baik. Berarti berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan bergantung bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik. Seperti yang dikemukakan Skinner (dalam Mudjiono, 2006:9) belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik, sebaliknya bila ia tidak belajar maka responsnya menurun. Pelaksanaan proses belajar mengajar adalah suatu upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dari pengertian belajar diatas tujuan pembelajaran itu ditunjukkan oleh adanya perubahan dalam diri siswa atau dapat disebut dengan hasil belajar. SMAN 7 Tasikmalaya merupakan salah satu sekolah yang mempunyai akreditasi A. Dalam mata pelajaran Akuntansi pernah memperoleh juara 2 olimpiade akuntansi tingkat Jawa Barat di Politeknik Bandung pada tahun 2009. Selain itu juga memperoleh juara 3 olimpiade Ekonomi/Akuntansi tingkat kota Tasikmalaya pada tahun 2011. Banyak prestasi yang sudah diraih oleh SMAN 7 Tasikmalaya ini khususnya dalam mata pelajaran akuntansi. Namun, dalam pelaksanaan pembelajaran dilapangan ditemukan hambatan dan rintangan dalam

3 proses kegiatan belajar mengajar yang menjadikan salah satu kendala tidak meratanya kemampuan peserta didik khususnya dalam pelajaran Akuntansi. Dari data nilai ulangan harian siswa kelas XI IPS SMAN 7 Tasikmalaya dilapangan menunjukan bahwa masih terdapat siswa yang nilai pelajaran akuntansinya masih dibawah KKM. KKM yang ditetapkan oleh sekolah ini adalah 75,00. Berikut ini adalah data nilai Ulangan siswa kelas XI IPS dalam mata pelajaran akuntansi. Kelas Tabel 1.1 Daftar Siswa Yang Mencapai KKM dan Tidak Mencapai KKM Mata Pelajaran Akuntansi Semester Genap 2010-2011 Jumlah Siswa Yang mencapai nilai KKM Persentase (%) Yang tidak mencapai Nilai KKM Persentase (%) XI IPS 1 43 33 orang 76,7 % 10 orang 23, 3 % XI IPS II 43 8 orang 18, 6 % 35 orang 81, 4 % XI IPS III 45 9 orang 20 % 36 orang 80 % XI IPS IV 43 8 orang 18, 6 % 35 orang 81, 4 % Jumlah 174 58 orang 133,9% 116 orang 266,1% Rata-rata persentase dari keseluruhan 33, 3 % 66, 7 % Sumber : (Nilai Ulangan Harian SMAN 7 Tasikmalaya) Di lembaga-lembaga pendidikan Indonesia seperti sekolah, pembelajaran dapat dikatakan berhasil harus memenuhi standar yaitu KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum), apabila belum mencapai KKM maka belum dikatakan berhasil. Dari data nilai ulangan harian siswa kelas XI IPS SMAN 7 Tasikmalaya lebih dari 50% masih terdapat siswa yang belum mencapai KKM, yaitu sebanyak 116 siswa dari keseluruhan siswa adalah sebanyak 174 orang. KKM adalah standar ketuntasan siswa dalam belajar pada suatu mata pelajaran, yang berfungsi sebagai acuan apakah siswa sudah menguasai materi yang diajarkan atau belum. Siswa

4 dikatakan tuntas dalam belajar apabila nilai siswa sudah mencapai KKM. Siswa yang tuntas dalam belajar berarti sudah mencapai hasil belajar yang baik. Dari data masih ada 116 orang siswa kelas XI yang belum mencapai KKM berarti siswa tersebut belum tuntas dalam belajar, dan belum menguasai materi pelajaran yang diajarkan. Padahal siswa akan mengalami kesulitan dalam menerima materi pelajaran selanjutnya, karena mata pelajaran Akuntansi merupakan mata pelajaran berupa siklus, yang apabila pada materi sebelumnya belum memahami, maka akan kesulitan dalam menerima materi selanjutnya. Selain itu, mata pelajaran Akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang diujian Nasional-kan, sehingga apabila siswa masih belum menguasai materi pelajaran dikhawatirkan tidak akan lulus ujian. Untuk dapat mencapai hasil belajar yang baik dapat dilihat dari hal-hal yang mempengaruhi belajar. Muhibbin Syah (2009:145) menyatakan bahwa : Faktor yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu faktor internal (yang ada dalam diri siswa) dan faktor eksternal (kondisi lingkungan disekitar siswa / faktor dari luar siswa) serta faktor pendekatan belajar (approach to learning) yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materimateri pelajaran. Faktor internal ini meliputi aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh) dan aspek psikologis yakni tingkat kecerdasan/intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, motivasi siswa,disiplin siswa. Faktor eksternal yang meliputi aspek lingkungan sosial yang terdiri dari faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan masyarakat, faktor kelompok, dan aspek lingkungan nonsosial seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi kesenian dan sebagainya, fasilitas belajar, fasilitas rumah, iklim dan faktor spiritual dan lingkungan agama.

5 Belajar yang baik akan menghasilkan hasil belajar yang baik pula, sehingga hasil belajar yang dicapai seorang siswa merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor yang mempengaruhinya dan saling berkaitan. Berdasarkan wawancara kepada guru akuntansi dan guru bimbingan konseling di SMAN 7 Tasikmalaya masih ada siswa kelas XI IPS yang masuk ke dalam kelas IPS mengetahui ada pelajaran akuntansi namun mereka belum paham tujuan dari belajar akuntansi, menganggap tidak ada manfaat buat mereka dikehidupan sehari-hari, dan menganggap pelajaran akuntansi itu sulit. Selain itu mereka beranggapan pelajaran akuntansi itu butuh keterampilan dan kecakapan yang rumit, mereka harus membawa buku akuntansi yang berukuran besar, membuat tugas dan catatan yang rapih, dan malas untuk berdiskusi dengan teman. Namun dari anggapan siswa tentang pelajaran akuntansi itu ada juga siswa-siswa yang ingin ada tambahan belajar akuntansi, ingin mengikuti olimpiade-olimpiade akuntansi, mendapatkan nilai yang baik, dan menganggap bahwa belajar akuntansi itu untuk bekal mereka di dunia kerja. Selain itu banyak siswa yang sudah berniat untuk mengerjakan tugas sendiri dirumah namun tenyata banyak gangguan sehingga mereka mengerjakan tugas disekolah. Dengan demikian pemahaman siswa pada pelajaran akuntansi masih kurang, mereka masih ragu-ragu apakah mereka senang atau tidak terhadap pelajaran akuntansi. Sehingga banyak sikap yang tercermin dalam perilaku yang timbul. Sikap tersebut seperti tidak membawa perlengkapan belajar, masih mengerjakan pekerjaan rumah disekolah, masih takut untuk berinteraksi dengan guru mata pelajaran, memperhatikan tetapi pikiran tidak fokus, dan sebagainya.

6 Sikap-sikap negatif siswa pada mata pelajaran Akuntansi tersebut akan tercermin pada perilakunya yang negatif. Sikap siswa yang kurang respon terhadap mata pelajaran akuntansi tersebut akan menjadi salah satu faktor belajar yang dapat menghambat kelancaran proses belajar yang mempengaruhi hasil belajar. Untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai salah satu faktor yang mempengaruhi belajar tersebut, yaitu faktor psikologis atau yang terdapat dari diri siswa yaitu sikap siswa pada mata pelajaran akuntansi tersebut. Sikap adalah kecenderungan untuk bertingkah laku. Sikap merupakan keteraturan perasaan, pemikiran dan predisposisi tindakan terhadap lingkungannya. Sikap tidak datang sendirinya, tetapi sikap dapat dibentuk dan diubah, sikap setiap orang berbeda-beda dan beragam, bagaimana mereka bersikap terhadap suatu objek tergantung dari bagaimana penerimaan setiap individu terhadap suatu stimulus yang diterimanya. Stimulus yang dapat mereka terima dengan baik besar kemungkinannya untuk bersikap yang baik pula. Sehubungan dengan bahasan diatas dan fenomena tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana pengaruh sikap siswa pada mata pelajaran Akuntansi terhadap hasil belajar siswa. Sehingga untuk melakukan penelitian ini mengambil judul Pengaruh Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Terhadap Hasil Belajar Siswa Di SMAN 7 TASIKMALAYA.

7 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran sikap siswa pada mata pelajaran Akuntansi di SMAN 7 Tasikmalaya. 2. Bagaimana gambaran hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi di SMAN 7 Tasikmalaya. 3. Bagaimana pengaruh sikap siswa pada mata pelajaran Akuntansi terhadap hasil belajar siswa di SMAN 7 Tasikmalaya. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukaan di atas, maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sikap siswa pada mata pelajaran Akuntansi terhadap hasil belajar siswa di SMAN 7 Tasikmalaya. 1.3.2 Tujuan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran sikap siswa pada mata pelajaran Akuntansi di SMAN 7 Tasikmalaya. 2. Untuk mengetahui gambaran hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi di SMAN 7 Tasikmalaya. 3. Untuk mengetahui pengaruh sikap siswa pada mata pelajaran Akuntansi terhadap hasil belajar siswa di SMAN 7 Tasikmalaya.

8 1.4 Kegunaan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti berharap adanya manfaat yang berguna, khususnya bagi peneliti, dan umumnya bagi masyarakat. Dalam penelitian ini terdapat dua kegunaan, yaitu sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi mengenai teori belajar, khususnya dalam pembelajaran disekolah, dan mengenai teori sikap, yaitu sikap siswa pada mata pelajaran akuntansi. 2. Manfaat Empiris a. Bagi peneliti Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman peneliti, khususnya mengenai sikap siswa dalam belajar dan hasil belajar. b. Bagi sekolah Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi sekolah untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar yang dihadapi siswa. Serta dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi dalam pelaksanaan belajar mengajar guna mengoptimalkan hasil belajar siswa yang khususnya bagi kelas XI IPS SMAN 7 Tasikmalaya.