BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek

dokumen-dokumen yang mirip
Gereja Katolik Kristus Raja di Wasuponda, Luwu Timur, Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN

GEREJA PAROKI KRISTUS RAJA UNGARAN

GEREJA PAROKI SANTO YUSUP BATANG Dengan Penekanan Desain Tadao Ando

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Ciputra News, 21 November Sumantri, Y, SJ. Akar dan Sayap, hal. 11, Kanisius Yogyakarta, 2002.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang

KATA PENGANTAR. Penyusun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek

Bab I Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

ARAH DASAR PASTORAL KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

RUMAH RETRET KHATOLIK DI TUNTANG DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO-VERNACULAR

GEREJA KATOLIK SANTO PAULUS DI PRINGGOLAYAN, BANTUL

Rumah Retret Kaum Muda di Tuntang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

Gereja Katolik Paroki Rasul Barnabas di Tangerang BAB I PENDAHULUAN

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA SARANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Misa Setiap Akhir Pekan Gereja Katolik Santa Maria 1500 umat 5 kali 7500 umat

HILLSIDE HOTEL DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

Bab I PENDAHULUAN. : bangunan untuk tempat tinggal (KBBI) : mengundurkan diri dari kegiatan sehari hari dalam jangka. sendirian) - artikata.

REDESAIN KOMPLEKS GEREJA KATOLIK PAROKI SANTA THERESI BONGSARI SEMARANG

PENGEMBANGAN GOA MARIA KALIORI BANYUMAS SEBAGAI KAWASAN DOA UMAT KATOLIK DENGAN PENDEKATAN KONSEP TAMAN (Penekanan desain arsitektur organik)

(Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular)

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK

RUMAH RETRET KATHOLIK DI AMBARAWA DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR KARYA YB. MANGUNWIJAYA

Bab I Pendahuluan Latar Belakang. Tugas Akhir 122

PENGEMBANGAN KAWASAN ZIARAH CANDI HATI KUDUS TUHAN YESUS GANJURAN DI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION

MASJID JABALUL KHOIR PURWODADI SEBAGAI MASJID MODERN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

TUGAS AKHIR 135. Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo-Vernakular

BAB 1 PENDAHULUAN Kematian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Asrama Mahasiswa UNDIP Mohammad Iqbal Hilmi L2B09060

BAB III METODE PERANCANGAN

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

BAB I PENDAHULUAN. lebih khusus akan ditinjau adalah sejumlah bangunan peribadatan dari Gereja. maupun relokasi (pembangunan bangunan baru).

BAB I PENDAHULUAN. 1 1 Universitas Kristen Maranatha

GEREJA MAWAR SHARON SATELIT MIRACLE DI JOGJAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan

GEDUNG PAMERAN SENI RUPA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Tawangmangu merupakan daerah wisata yang berpotensi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Anastasia Jessica Putri Larasati

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

tahun ke tahun. Demand bidang perdagangan dan perekonomian kota Sragen dalam kurun waktu mencapai peningkatan 60%. Namun perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

bahasa dan mulai menyebarkan ajaran Kristus kepada orang lain yang beranekaragam. Hal tersebut mirip dengan karakter umat di Gereja St. Monika BSD yan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN

Gambar 4.1: Gedung Penginapan Wisma Syalom (Dokumen Pribadi)

diberikan Tuhan, meminta tolong kepada Tuhan, menenangkan pikiran dan memusatkannya untuk menuju ke fase kesederhanaan, absolusi / penebusan, epifania

BAB V KESIMPULAN. Di dalam Alkitab, setidaknya terdapat tiga peristiwa duka dimana Yesus

SEMINARI MENENGAH DI UNGARAN Penekanan Desain Arsitektur Modern Richard Meier

GBI Keluarga Allah Yogyakarta

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM. Redesain Kompleks Gereja Kristus Raja Semesta Alam di Kelurahan Tegalrejo, Salatiga

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan merupakan paparan deskriptif mengenai langkah-langkah di dalam

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

RUMAH RETRET DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Redesain Gedung Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Diponegoro 1

BIARA KATOLIK ORDO TRAPPIST DI PURWOREJO

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Isu Perkembangan Properti di DIY

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

A.M. Hardjana dalam bukunya yang berjudul Penghayatan Agama: Yang Otentik & dengan Tuhan baik secara perorangan maupun secara bersama sebagai umat.

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimana arsitektur itu berada (Rapoport, 1969). Rapoport membagi arsitektur menjadi

Integrasi Budaya dan Alam dalam Preservasi Candi Gambarwetan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan perhimpunan dari keluarga-keluarga Katolik. Terlepas dari kegiatan

GUEST HOUSE DI JALAN GUNUNG SAWO SEMARANG DENGAN PENDEKATAN KONSERVASI

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan

Gedung Perkuliahan Jurusan Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan. Pengembangan Kawasan Kerajinan Gerabah Kasongan BAB I PENDAHULUAN

Redesain Kantor Bupati Kabupaten Sukoharjo BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset

BAB III KONSEP PERANCANGAN INTERIOR

BAB I Pendahuluan Latar Belakang

MAKALAH TUGAS AKHIR 2014 Wedding Hall BAB I PENDAHULUAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO. RUMAH RETRET KATOLIK DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo-Vernakular TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. masalah hal selanjutnya yang dilakukan ialah melakukan studi atau mencari data,

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB I PENDAHULUAN. Maksud perencanaan dan perancangan hotel resort ini adalah :

KANTOR SINODE GEREJA KRISTEN JAWA (GKJ) DI SALATIGA BABI PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang heterogen dimana terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KAJIAN TEORI. Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam. penggunaan tema arsitektur neo vernakular diawali dari adanya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Eksistensi Proyek Gereja Kristus Raja Ngrambe yang berada di kabupaten Ngawi, Jawa Timur merupakan satu-satunya tempat ibadah umat Katolik yang ada di wilayah Ngrambe. Gereja ini menyimpan sejarah mengenai perkembangan umat Katolik di wilayah tersebut. Diawali dari pembangunan gereja kecil yaitu pada tahun 1940 yang merupakan awal perkembangan umat Katolik di wilayah Ngrambe. Selanjutnya umat terus berkembang yang mengakibatkan kapasitas bangunan gereja kecil kurang memadahi sehingga pada tahun 1985 bangunan gereja kecil direnovasi total menjadi bangunan gereja yang sampai saat ini masih ada. Secara fisik hampir seluruh bangunan gereja mengalami perubahan dibandingkan dengan bentuk fisik bangunan gereja kecil pada awal berdirinya. Dalam perkembangannya saat ini jumlah umat semakin meningkat, sehingga kapasitas bangunan gereja tidak lagi memadahi untuk menampung pertambahan umat. Sedangkan kondisi fisik bangunan yang ada sampai saat ini masih dapat digunakan, tetapi tidak dapat dipertahankan dan memerlukan pembaharuan-pembaharuan, perbaikan untuk meningkatkan kualitas bangunan. Adapun perbaikan dan pembaharuan yang perlu dilakukan antara lain penambahan kapasitas gedung Gereja, tampilan fasad, penataan ulang organisasi ruang serta penambahan fasilitas untuk dapat menunjang kelangsungan kegiatan dalam gereja. Penambahan fasilitas yang dibutuhkan dalam pengembangan komplek Gereja ini adalah rumah retret. Hal ini diperlukan, mengingat adanya kegiatan tambahan yang berkembang tetapi belum terakomodasi dengan baik dari segi fasilitas bangunan. Selama ini terdapat kegiatan retret pada kompleks Gereja tersebut, namun kegiatan retret ini hanya ditampung pada fasilitas Gereja yang berupa aula. Sehingga, penambahan fasilitas ini dirasa 16

perlu untuk mewadahi serta mengembangkan kegiatan retret yang ada. Selain itu, penambahan fasilitas ini juga bertujuan untuk meningkatkan eksistensi dari Gereja. 1.1.1.1 Tinjauan Umum Fungsi dan Tugas Gereja Gereja di Indonesia tidak bersifat maupun bersikap eklesiosentris, dalam hal ini Gereja bukanlah atom yang berdiri sendiri namun berada dalam satu sistem yang sarat dengan hubunganhubungan dengan yang lain. Gereja sendiri memang harus menyelesaikan masalah-masalahnya sendiri, seperti pembinaan iman awam, pemuka jemaat, arah katakese dan sebagainya. Namun masalah gerejani itu tidak pernah dilepaskan dari konteks keadaan masyarakatnya. Hal ini sesuai dengan visi Keuskupan Surabaya, di mana wilayah Ngrambe merupakan hierarki terkecil di dalamnya, yaitu : Katekese yang membangkitkan, menggerakkan dan memampukan Umat Allah membangun keadaban publik baru bangsa dalam terang Injil. Sedangkan misi atau cara yang harus ditempuh untuk menghadapinya ialah dengan meningkatkan mutu dan jumlah SDM, mengembangkan isi dan materi katekese yang kontekstual serta membangun jaringan kerjasama yang terpadu dan berkesinambungan dengan kelompok kategorial dan teritorial baik dalam institusi Gereja maupun non-gereja. Dari sudut pandang tersebut menampakkan bahwa Gereja di wilayah Keuskupan Agung Surabaya mengacu pada model Gereja sebagai pewarta. Beranjak dari segi fungsi dan tugas Gereja tersebut, di mana Gereja Kristus Raja Ngrambe memiliki fungsi atau visi pewarta, maka Gereja tersebut layaknya bukanlah berdiri sebagai sebuah bangunan fisik belaka. Gereja, diharapkan membawa sebuah nilai-nilai positif, yang dapat ikut mengembangkan kehidupan pribadi, masyarakat, hingga bangsa dalam berbagai aspek kehidupan melalui pewartaan Injil. Di Indonesia sendiri, permasalahan-permasalahan mengenai 17

kehidupan dari segi ekonomi, sosial, agaknya masih belum sunguhsungguh terpecahkan, sehingga alangkah baiknya sebuah Gereja mampu mengambil bagian dalam menyelesaikan persoalan tersebut mulai dari lingkup terkecil. Adapun langkah yang dapat dilakukan dalam mewujudkan visi misi Keuskupan Surabaya salah satunya adalah dengan adanya penyediaan rumah retret, di mana fungsinya adalah sebagai tempat pembinaan iman. Secara umum pembinaan iman secara Katolik mengacu pada pewartaan Injil. Maka penambahan fungsi rumah retret merupakan salah satu bentuk andil Gereja dalam ikut tanggap dan ikut serta membangkitkan, menggerakkan dan membangun keadaan publik baru bangsa dengan sasaran mengenai kepedulian Gereja terhadap persoalan sosial dan masyarakat melalui pendekatan religiusitas atau pengembangan iman umat. 1.1.1.2 Tinjauan Situasi Gereja Warga Katolik di wilayah Ngrambe sudah ada sejak tahun 1940, dimulai dari Gereja kecil di wilayah tersebut. Dalam jangka waktu + 40 tahun kemudian, perkembangan umat semakin bertambah yang dilihat dari tidak cukupnya kapasitas bangunan gereja untuk menampung umat, maka pada tahun 1985 beberapa tokoh mulai merencanakan rehabilitasi bangunan. Kemudian setalah terkumpul dana yang cukup pembangunan ini mulai terealisasi pada pertengahan Oktober 1986. Sehingga keberadaan Gereja awal hingga saat ini sudah mencapai umur kurang lebih 68 tahun, sedangkan usia bangunan sendiri mencapai 23 tahun yang artinya layak untuk dikembangkan. Selain dipertahankan bangunan ini perlu dikembangkan karena fasilitas tempat untuk mewadahi umat dirasa kurang. Hal ini dapat terlihat dari perbandingan umat dengan kapasitas tempat duduk umat yang dapat tertampung di dalam bangunan : 18

Jadwal Misa Jumlah Umat Kapasitas Misa Minggu Biasa Misa Harian (Rabu & Jum at) Misa Hari Raya (Natal & Paska) Sumber: dokumen Gereja, th.2009 Tabel 1.1 Jumlah Umat di Gereja Kristus Raja Ngrambe Maksimal Sisa Tak Tertampung + 350-380 umat 300 + 50-80 umat + 120-250 umat 300 - + 500-600 umat 300 + 200-300 umat Kondisi yang ada saat ini, umat yang tidak tertampung di dalam bangunan Gereja, mengambil tempat di sayap samping, terpisah dari altar, sehingga tidak ada interaksi pandang antara umat dengan altar karena terhalang dinding bangunan utama Gereja. Oleh karena itu pengembangan fisik bangunan masih dirasa perlu mengingat masih dibutuhkannya penambahan kapasitas ruang untuk umat dan kenyamanan umat dalam mengikuti perayaan ekaristi. Fasilitas-fasilitas yang saat ini terdapat dalam Komplek Gereja Kristus Raja Ngrambe antara lain: bangunan Gereja, pastoran kecil (rumah singgah pastor), aula yang digunakan untuk kegiatan retret, dan Goa Maria. Melihat dari berbagai fasilitas yang ada, tampak bahwa pada Komplek Gereja Kristus Raja Ngrambe memerlukan pengembangan dengan penataan, perbaikan dan penambahan fasilitas. Pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan aktivitas yang ada pada Komplek Gereja Kristus Raja Ngrambe tersebut adalah dengan pengembangan fasilitas Gereja yaitu berupa fasilitas retret. Selama ini kegiatan retret hanya ditampung pada aula Gereja. Pada aula lantai 1 digunakan untuk ruang pertemuan, sedangkan aula lantai 2 digunakan untuk tempat beristirahat. Mengingat fasilitas retret tersebut belum 19

terakomodasi dengan baik namun memiliki potensi, maka penambahan fungsi rumah retret sangat diperlukan pada pengembangan Komplek Gereja Kristus Raja Ngrambe. Gmbr 1.1 Situasi Gereja Kristus Raja Ngrambe Kab. Ngawi Sumber: gambar dokumentasi Gereja, th.2009 20

Gmbr1. 2 Siteplan Gereja Kristus Raja Ngrambe Kab. Ngawi Sumber: gambar dokumentasi Gereja, th.2009 Gmbr 1.3 Denah Eksisting Gereja Kristus Raja Ngrambe Kab. Ngawi Sumber: gambar dokumentasi Gereja, th.2009 21

1.1.1.3 Tinjauan Pengembangan Gereja Kristus Raja Ngrambe Pengembangan Gereja Kristus Raja Ngrambe meliputi perancangan ulang dari bangunan Gereja itu sendiri, mengingat kondisinya yang sudah termakan usia dengan tujuan mempertahankan, mengembangkan eksistensi dan fungsi Gereja bagi umat wilayahnya. Selain perancangan ulang dari bangunan gereja, pengembangan yang diperlukan adalah dengan penambahan fasilitas yang mewadahi kegiatan retret. Penambahan fungsi rumah retret didasari dengan melihat kenyataan bahwa kegiatan retret sudah berjalan, namun fasilitas yang ada masih kurang memadahi. Selain itu, ditunjang dengan adanya keistimewaan-keistimewaan lingkungan yang ada yaitu antara lain keistimewaan kontur dengan kemiringan tanah + 15%, keistimewaan view yaitu pemandangan gunung Lawu, keistimewaan lokasi yang masih alami. Sehingga sangat memungkinkan untuk menciptakan suasana yang tenang dan teduh. Ketinggian wilayah ini + 400-500 m dari permukaan laut, dengan suhu udara + 26-28, yang relatif sejuk. Selain itu, karya retret dan pembinaan merupakan bagian dari visi misi dari Keuskupan Surabaya pentingnya pendampingan umat, agar iman umat mendalami Injil dan tahan uji. Dalam hal ini Gereja Kristus Raja Ngrambe merupakan bagian hierarki terkecil dari Keuskupan Surabaya di bawah paroki Ngawi. Sampai saat ini ada 8 rumah retret yang dikelola oleh Keuskupan Surabaya, yaitu: Wisma Samadi Bintang Kejora di Pacet, Hening Griya di Surabaya, Rumah Retret Dharmaningsih di Celaket, Rumah Retret St. Catarina, Puh Sarang Kediri, Domus Mariae di Sarangan, Rumah Retret Resi Aloysii di Celaket, Griya Samadi Yohanes di Trawas, dan Sasana Krida Jatijejer di Trawas, dan sisanya biasa dilakukan di wisma-wisma atau Hotel. Berikut merupakan kapasitas dari rumah retret di wilayah keuskupan Surabaya: 22

Rumah Retreat Wisma Samadi Bintang Kejora (Ursulin) Hening Griya Domus Mariae (CM) Hening St. Catharina (PK) Rumah Retret Dharmaningsih Tabel 1.2 Data Rumah Retret di Wilayah Keuskupan Surabaya (2009) Lokasi Jl. Bintang Kejora, Pacet, Mojokerto 61374 (Keusukupan Surabaya) Jemur Andayani XVII/20 Surabaya 60236 Fasilitas Daya Tampung: 30 kamar (70 tempat tidur) Ruang Konferensi dapat menampung 80 orang Daya tampung : - 25 kamar = 50 tempat tidur 1. 10 kamar = 30 tempat tidur 2. 10 kamar = 40 tempat tidur - Dua ruang konferensi menampung : 150 dan 50 orang Sarangan-Magetan - Daya tampung 60 Desa Pohsarang, Kec. Semen, Kediri 64161 Ds. Celaket Gg.10 no. 7 Kec. Pacet, Mojokerto 61374 tempat tidur - Ruang konferensi menampung : 200 orang - Daya tampung = 24 kamar = 48 tempat tidur - Lokasi = Pohsarang, udara sejuk Resi Aloysii Ds. Claket, Kec. Pacet Mojokerto - Daya tampung : 6 Sumber: http://www.gsn-soeki.com/wouw/a000325.php (110909) kamar, 25 tempat tidur - Ruang Konferensi untuk 25 orang 23

Dari tabel di atas diketahui bahwa untuk wilayah regio IV, yaitu wilayah Ngrambe dan sekitarnya hanya memiliki satu wisma khusus retret di wilayah Kediri yang terdekat. Maka sangat beralasan apabila di wilayah Ngrambe dapat di bangun rumah retret untuk menampung beberapa wilayah terdekat. Untuk target group dari rumah retret ini adalah kaum muda, karena dari data dapat dilihat dari daya tampung dan fasilitas belum ada rumah retret yang secara khusus menampung kaum muda. Selain itu secara umum kaum muda memiliki tingkat interest terhadap kegiatan retret relatif tinggi, didukung dengan keadaan lokasi yang sesuai dengan kegiatan retret, di mana kegiatan tersebut dapat menyatu dengan alam. Sedangkan untuk keterjangkauan lokasi dari lokasi lain : Tabel 1.3 Data Jarak Kota Target Dengan Lokasi Daerah Target Jarak dengan Lokasi Ngawi Madiun Ponorogo Kediri Sragen Solo Yogyakarta + 40 km + 70 km + 100 km + 170 km + 55 km + 90 km + 190 km Sumber: analisis penulis Dari data, wilayah Ngrambe masih dapat ditempuh dari berbagai kota di sekitarnya, dari jarak terjauh dalam tabel yaitu Yogyakarta dapat 24

ditempuh selama relatif + 3 setengah jam perjalanan. Hal ini, masih memungkinkan keterjangkauan target untuk menempuh lokasi. 1.1.2 Latar Belakang Permasalahan Sebuah bangunan dikatakan indah bila dapat menimbulkan rasa senang, puas, aman, nyaman, bahagia bagi penggunanya. Mengingat bahwa bangunan terdiri dari elemen-elemen yang mendukung bangunan itu berdiri, maka bangunan ini dikatakan indah bila antara bangunan dan elemenelemen pendukungnya menyatu, selaras dan serasi dengan lingkungan, serta antara konsep dan bentuknya seimbang. Beranjak dari segi fungsi dan tugas Gereja, sesuai visi dan misi Keuskupan Agung Surabaya, maka Gereja Kristus Raja Ngrambe memiliki fungsi atau visi sebagai Gereja pewarta. Gereja diharapkan membawa nilainilai positif untuk dapat mewartakan Injil. Dalam Injil, khususnya perjanjian baru yang ingin disampaikan adalah mengenai perutusan Yesus Kristus, putra tunggal Allah, ke dalam dunia guna melebur dengan keseharian manusia. Yesus adalah sumber kasih yang abadi. Sebagai perwujudan kasih- Nya yang tulus, Yesus mangorbankan diri-nya di kayu salib. Hal ini merupakan wujud atau tanda kasih Allah kepada umat-nya yang selama ini diimani oleh umat Katolik. Oleh karena itu, diharapkan umat dapat merasakan dalamnya kasih Tuhan ketika memasuki komplek bangunan ini. Terlebih bangunan Gereja merupakan sarana untuk semakin mendekatkan umat kepada Tuhan. Sehingga suasana dalam komplek diharapkan dapat menghantarkan umat sampai pada penghayatan kasih Tuhan tersebut. Wujud sebuah bangunan Gereja dengan penambahan fungsi rumah retret, sangat disesuaikan dengan lokasi. Letaknya di perbukitan yang menampung fungsi lebih kompleks dari sebelumnya yaitu menampung umat wilayah itu sendiri untuk berdoa dan beribadah, juga dengan fungsi tambahan rumah retret dengan aktifitas yang beragam, sesuai dengan target group yang dituju yaitu kaum muda. Oleh karena itu, antara fungsi yang kompleks dengan alam harus menyatu selaras dan serasi. Sedapat mungkin 25

bangunan mampu memperlihatkan kealamian yang indah dari alam yang mampu dinikmati banyak orang. Tujuannya supaya pengguna bangunan khususnya umat dapat diajak untuk merenungkan bentuk kasih karunia Tuhan melalui keindahan alam serta peristiwa-peristiwa alam sehari-hari. Bangunan Gereja merupakan bangunan yang sudah ada dan memiliki nilai sejarah tersendiri bagi umatnya. Sehingga sedapat mungkin pengembangan bangunan ini masih mampu menunjukkan karakter bangunan sebelumnya untuk memberikan keterkaitan garis lurus antara masa lampau dan masa yang akan datang. Bila dianalogikan pengembangan bangunan ini, seperti melanjutkan sebuah cerita yang ditulis pengarang sebelumnya dan akan terus berlanjut untuk ditulis, sehingga jangan sampai bangunan ini kehilangan kisahnya. Namun, permasalahan yang muncul adalah bahwa bangunan yang saat ini kondisinya sudah tidak dapat dipertahankan. Selain itu bangunan yang ada tidak mengacu pada gaya arsitektur maupun konsep tertentu, tetapi berdasarkan ide-ide masyarakat untuk menanggapi lingkungannya. Sehingga, untuk melakukan pengembangan bangunan Gereja ini memerlukan pendekatan arsitektur vernakular. Selain pembangunan fasilitas fisik Gereja, pengembangan yang dilakukan adalah dengan menambah fungsi pada Komplek Gereja Kristus Raja Ngrambe dengan Rumah Retret, diharapkan mampu memberikan nilai lebih untuk bangunan Gereja, selain itu fungsi dan keberadaan rumah retret bagi perkembangan Gereja adalah untuk memperkuat eksistensi Gereja dalam hal ini adalah umat tersendiri. Sehingga wujud bangunan rumah retret ini mampu mengungkapkan karakter dari lingkungan itu sendiri, yaitu keindahan alamnya, keramahan dan kesederhanaan penduduknya, diharapkan nantinya umat dapat berinteraksi dengan pengunjung yang ada di rumah retret yang dapat digambarkan sebagai tamu bagi umat wilayah tersebut. Supaya bangunan nantinya dapat menjadi sesuatu yang dimiliki oleh umat wilayah Gereja tersebut. Untuk mencapai tujuan-tujuan di atas, maka perancangan akan ditekankan pada beberapa aspek, yaitu: 26

1. Kesatuan bangunan lama dengan yang baru, supaya bangunan Gereja dan Rumah Retret masih menjadi satu kesatuan yang ditampakkan pada tata ruang luar. 2. Pengolahan bentuk dan kualitas ruang, diharapkan bangunan mampu mengekspos keindahan alam yang ada, agar terjadi keserasian antara bentuk dengan alam sekitar yang ditampakkan pada tata ruang dalam. Sehubungan dengan tinjauan karakteristik bangunan, maka keadaan Gereja Kristus Raja Ngrambe dan pengembangannya yaitu rumah retret, dapat digambarkan sebagai berikut : Kegiatan utama dalam Gereja dan rumah retret tersebut meliputi kegiatan Gereja pada umumnya, yang diikuti fungsi rumah retret di mana terdiri dari beberapa sub-fungsi antara lain, rumah atau pondok retret, pertemuan dan pendampingan iman, serta latihan alam di mana pengunjung diajak untuk berinteraksi dengan alam dan masyarakat. Pendekatan yang dilakukan sebagai acuan dalam perancangan bangunan ini adalah pendekatan arsitektur vernakular dengan penggunaan unsur alam dalam kreatifitas arsitektur. Arsitektur vernakular, adalah arsitektur yang perwujudannya sangat erat dengan seluruh kondisi setempat dimana ia tumbuh. Arsitektur vernakular sendiri muncul atas dasar tanggapan terhadap lingkungan sekitarnya yang diwujudkan kedalam bangunan. Tanggapan yang berorientasi komunal (orientasi berdasarkan tradisi setempat yang turun temurun), orientasi proses, dan orientasi lokal maksudnya yang berhubungan dengan lingkungan sekitar seperti iklim, site, budaya, dan kebiasaan. Sedangkan alam dalam kreatifitas arsitektur yang dimaksud diungkapkan baik secara intangible maupun tangible.pengungkapan nilainilai makna yang ingin dicapai dalam hal ini khususnya bentuk pengungkapan kasih Tuhan bagi umatnya, keadaan alam yang ingin diekspos, pencapaian keberlanjutan kesan bangunan, dan sejarah yang terkait. Oleh karena itu, arsitektur vernakular dapat digunakan sebagai pendekatan, dilandasi dari pemikiran-pemikiran setempat dalam menanggapi persoalan- 27

persoalan lingkungan. Persoalan lingkungan, dalam hal ini juga tidak lepas untuk menanggapi lingkungan alam yang ada, tradisi dan sejarah. 1.2 Rumusan Permasalahan Bagaimana wujud rancangan pengembangan Gereja dan Rumah Retret pada Komplek Gereja Kristus Raja Ngrambe yang dapat mengungkapkan kasih Tuhan pada umatnya melalui pemanfaatan potensi alam dalam kreatifitas arsitektur pada penampilan bangunan, secara khusus pada tata ruang dalam dan tata ruang luar dengan pendekatan arsitektur vernakular? 1.3 Tujuan dan Sasaran 1.3.1 Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dari perancangan pengembangan Gereja Kristus Raja Ngrambe ini adalah: 1. Memperkuat eksistensi Gereja Kristus Raja Ngrambe. 2. Mengembangkan fungsi Gereja dengan penambahan fungsi rumah retret yang mewadahi kegiatan kaum muda. 1.3.2 Sasaran Sasaran yang ingin dicapai dari perancangan pengembangan Gereja Kristus Raja Ngrambe ini adalah: 1. Penambahan kapasitas pada bangunan Gereja. 2. Penataan ulang tata ruang Gereja. 3. Mewujudkan suasana yang membawa umat merasakan kasih Tuhan pada tata ruang dalam bangunan Gereja. 4. Mewujudkan pembaharuan fisik Gereja dengan pendekatan arsitektur vernakular. 5. Penambahan fungsi rumah retret yang mewadahi kegiatan kaum muda. 28

6. Mewujudkan fasilitas rumah retret yang memanfaatkan alam untuk mengungkapkan kasih Tuhan pada umat-nya pada penataan tata ruang luar dan dalam. 7. Mewujudkan keserasian fisik bangunan Gereja dan Rumah Retret. 1.4 Lingkup Pembahasan Pembahasan pada penulisan ini sebatas pada penulisan konsep serta perencanaan dan perancangan, meliputi lingkup substansial dan lingkup spasial. a. Lingkup substansial mengkaji mengenai Gereja, Rumah Retret, dan arsitektur yang terkait dengan alam. b. Lingkup spasial mengkaji tentang masalah yang mendukung tercapainya tujuan sasaran pembahasan yang diarahkan ke dalam pengungkapan fisik arsitektural bangunan, mencakup bentuk dan kualitas ruang yang mampu memenuhi tuntutan baik secara kuantitas maupun kualitas. 1.5 Metoda Pembahasan Pengumpulan Data: Wawancara dengan nara sumber yang menguasai materi secara kontekstual. Pengamatan lapangan untuk menangkap dan menilai suatu keadaan dan suasana. Studi kepustakaan, sebagai referensi ilmiah baik dari aspek arsitektural maupun aspek konteks terkait. Analisis Data : Analisis data dengan identifikasi permasalahan, membuat pendekatan desain dan solusi desain 29

1.6 Diagram Alur Pemikiran Dalam rangka meningkatkan eksistensi Gereja Kristus Raja Ngrambe Kab. Ngawi maka dilakukan pembaharuan Pembaharuan dilakukan dengan pengembangan Gereja yang meliputi: Pengembangan Gedung Gereja dan penambahan fungsi rumah retret Gereja Rumah Retreat 1. Sejarah 2. Latar Belakang 3. Aktivitas yang diwadahi 1. Pengertian 2. Essensi terbentuknya 3. Aktivitas yang diwadahi Potensi Alam Analisis Arsitektur Vernakular 1. Kesatuan Gereja dengan rumah retret 2. Kesatuan Bangunan dengan Lingkungan alam 3. Pengungkapan kasih Tuhan Perwujudan Konsep pada Tata Ruang Luar dan Tata Ruang Dalam Bangunan Desain 30

1.7 Sitematika Pembahasan Dalam perencanaan dan perancangan Pengembangan Komplek Gereja Kristus Raja Ngrambe Dengan Penambahan Fungsi Rumah Retret ini, akan digunakan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang pengadaan proyek, latar belakang masalah, rumusan permasalahan, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode pembahasan, sistematika pembahasan, dan pola pikir perancangan. BAB II TINJAUAN UMUM GEREJA DAN RUMAH RETRET Berisi tentang penjelasan proyek, meliputi : Pengertian Gereja dan fungsinya, Tinjauan Rumah Retret meliputi pengertian dan jenisnya. BAB III TINJAUAN GEREJA KRISTUS RAJA NGRAMBE DAN RUMAH RETRET Berisi tentang tinjauan wilayah dan rencana pengembangan Gereja dan Rumah Retret BAB IV LANDASAN TEORI PERANCANGAN Berisi tentang dasar-dasar teori dan contoh bangunan yang menjadi referensi dalam proses perancangan. BAB V ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Analisis pengungkapan konsep Unity, analisis kegiatan dan ruang, analisis sistem utilitas, analisis site, analisis unsurunsur visual penyusun bentuk, dan sketsa konsep desain. BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi konsep perencanaan dan perancangan, yang mencakup konsep bentuk, warna, tekstur, bukaan, alur pergerakan, konfigurasi bentuk bangunan, serta sketsa desain perancangan. 31