PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MEMBENTUK KARAKTER BELAJAR 1) Oleh

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA PEMBENTUKAN PERILAKU BELAJAR DEMOKRATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING 1. Oleh

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION ¹ ) Oleh. M. Fajar Maulana 2), Pargito 3), Darsono 4)

PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA 1) Oleh

STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh DIAH NURAINI MUNCARNO DARSONO

MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING PADA MATA PELAJARAN PKn UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR 1)

III. METODE PENELITIAN. empat komponen, yaitu perencanaan (plan), tindakan (action), observasi, terkait. Siklus PTK dapat digambarkan sebagai berikut;

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

Noviana Kusumawati Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan Jl. Sriwijaya No 3 Pekalongan, ABSTRAK

Nur Indah Sari* STKIP Pembangunan Indonesia, Makassar. Received 15 th May 2016 / Accepted 11 th July 2016 ABSTRAK

MEDIA PEMBELAJARAN SURAT KABAR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI 1. Oleh

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA DI KELAS V SDN 002 BAGAN BESAR DUMAI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI USAHA MEMPERTAHANKAN REPUBLIK INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

3) Hasil pembelajaran yang menyangkut efektivitas, efisiensi, dan daya tarik pembelajaran

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE

METODE DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN NILAI KARAKTER PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS 1. Oleh. Indrawanto 2, Pargito 3, Maskun 4

PENINGKATAN MINAT DAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MEDIA WAYANG KARDUS PADA SISWA 1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT

Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 2 (2), 8-13 (2016)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF JURNAL. Oleh NYOMAN TRI YULIANTI MUNCARNO NELLY ASTUTI

Joyful Learning Journal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam pembelajaran dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

STUDI KORELASI ANTARA MOTIVASI BELAJAR, MEDIA PEMBELAJARAN, KEMAMPUAN AWAL, DENGAN HASIL BELAJAR. Oleh :

Keywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science

Keywords: Class Action Research, Audio Visual Video Media, Learning Outcome

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

USE OF THE WORD SQUARE MODEL TO IMPROVE THE MOTIVATION LEARNING STUDENT SUBJECT IPS CLASS V SD NEGERI 001 SEDINGINAN TANAH PUTIH DISTRIC ROKAN HILIR

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA PADA SISWA KELAS V SDN 005 BUKIT TIMAH DUMAI

Oleh: Siti Halimah SD Negeri 01 Sembon, Karangrejo, Tulungagung

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI BIAYA 1) Oleh

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN SIKAP PERCAYA DIRI DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh LENI SETIYAWATI RAPANI ASMAUL KHAIR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES SISWA KELAS II B

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK MA'ARIF 2 GOMBONG KEBUMEN

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN :

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Pada Siswa Kelas V SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL GROUP INVESTIGATION DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SDN 08 SURAU GADANG SITEBA PADANG

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBACA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE SISWA KELAS IV SDN 10 PADANG DAREK KABUPATEN SOLOK SELATAN

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MEMBUAT GAUN BAYI DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA

METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan penelitian, desain penelitian, faktor-faktor yang diamati, rencana

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MENINGKATKAN KETRAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PEMAHAMAN PKn 1) Oleh

Penggunaan Modul Pembelajaran

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSESDI KELAS IV SD NEGERI 22 SALIMPATKABUPATEN SOLOK

p-issn : e-issn :

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MALIA ULFA. Jl. Semarang 5 Malang.

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

PENERAPAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh HERMAWAN RAPANI ASMAUL KHAIR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA CD. Ustadiyatun Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI TEKNIK PICK UP CARDS GAME DI SDN KEBONSARI 04 KABUPATEN JEMBER

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KREATIF PRODUKTIF JURNAL. Oleh. SULIHAWATI Siswantoro Sowiyah

Efniati SMP Negeri 14 Bandar Lampung ABSTRACT Keywords: Contextual teaching learning, Learning outcomes, Art.

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

JURNAL. Oleh. Naelal Ngiza NIM

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATERI PENGHANTAR PANAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBUWER 02 KAB

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN 012 SIMANGAMBAT MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DAN SHARING PADA MATERI IMAN PADA HARI AKHIR

PEMBINAAN RASA NASIONALISME DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT)¹ ) Oleh

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

JURNAL PGSD INDONESIA P-ISSN E-ISSN Vol 3 No 1 Tahun 2017

HURIYAH Program Studi Magister Pendidikan IPS Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

PENINGKATAN HASIL BELAJAR K3LH MELALUI PEMBERIAN KUIS PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 MARE KABUPATEN BONE

IMPLEMENTASI LESSON STUDY

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Media Benda Asli Pembelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri Tingkulang Kecamatan Tomini Kabupaten Parigi Moutong

Briandika Doni Arnanda Dr. T.Sulistyono, M.Pd., MM. Universitas PGRI Yogyakarta ABSTRAK

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

Lilik Anton Susilo (1) & Tarto Sentono (2) Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

ANALISIS KOMPARATIF PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING DAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR 1) Oleh

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS EKONOMI.

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI)

Improving Student Activity Learning Class XI IPA SMA Katolik Rajawali Through Inquiry Approach Based on PBI of Buffer Solution Topic

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) MATERI KEPUTUSAN BERSAMA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran PKn di sekolah menghadapi sejumlah masalah

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU JURNAL. Oleh FENTI MIFTAHUL JANNAH ASMAUL KHAIR RAPANI

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada kegiatan pembelajaran matematika untuk meningkatkan mutu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MEMBENTUK KARAKTER BELAJAR 1) Oleh Meri Susanti 2), Darsono 3), M. Thoha B.S Jaya 4) This classroom action research aims to describe the character of the students, student is learning outcomes, and the relationship of the characters with learning outcomes. The method used is a classroom action research conducted by three cycles to improve student learning outcomes and form the character of students. The results in cycle 1, the character of the students reached 75.5% in the category of character, student learning outcomes reached 55.5% that is not in accordance with the criteria and class completeness of 8 new characters indicator reached 4 indicators and 4 indicators has not been achieved. In cycle 2 characters 68.05% of students achieved with character of category, student learning outcomes reached 72.2% that is not in accordance with the criteria and class completeness of 8 new characters indicator reached 6 indicators and 2 indicators has not been achieved in cycle 3, the character of the students achieve 84.7% to the category of character, student learning outcomes was 94.4%. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakter siswa, hasil belajar siswa, dan hubungan karakter dengan hasil belajar. Metode yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dengan 3 siklus untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan membentuk karakter siswa. Hasil penelitian pada siklus 1, karakter siswa mencapai 75,5% dengan kategori berkarakter, hasil belajar siswa mencapai 55,5% sehingga belum sesuai dengan kriteria ketuntasan kelas dan dari 8 indikator karakter baru tercapai 4 indikator dan 4 indikator belum tercapai. Pada siklus 2 karakter siswa mencapai 68,05% dengan kategori berkarakter, hasil belajar siswa mencapai 72,2% sehingga belum sesuai dengan kriteria ketuntasan kelas dan dari 8 indikator karakter baru tercapai 6 indikator dan 2 indikator belum tercapai Pada siklus 3, karakter siswa mencapai 84,7% dengan kategori berkarakter, hasil belajar siswa mencapai 94,4%. Kata kunci: hasil belajar, media audio visual, karakter 1. Tesis Pascasarjana Program Studi Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung 2. Meri Susanti: Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung, Jl. Sumantri Brojonegoro No. 1, Gedung Meneng, Bandar Lampung.(mercy_110882@yahoo.co.id : 081369039936) 3. Darsono: Dosen Pascasarjana Program Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung, Jl. Sumantri BrojonegoroNo. 1, Gedung Meneng, Bandar Lampung,35145, Tel. (0721) 704624, Faks. (0721) 704624. 4. M. Thoha B.S Jaya: Dosen Pascasarjana Program Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung, Jl. Sumantri Brojonegoro No. 1, Gedung Meneng, Bandar Lampung,35145, Tel. (0721) 704624, Faks. (0721) 704624.

PENDAHULUAN Pembelajaran dengan menggunakan media Audio-visual adalah sebuah cara pembelajaran dengan menggunakan media yang mengandung unsur suara dan gambar, dimana dalam proses penyerapan materi melibatkan indra penglihatan dan indra pendengaran. Dengan demikian, penggunaan media pembelajaran yang bisa melibatkan lebih dari satu indra akan berpengaruh terhadap kualitas informasi yang diterima, dan semakin efektifnya dalam proses mengingat terhadap informasi yang sudah diterima. Keberhasilan dalam pembelajaran dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terlibat dalam semua kegiatan belajar mengajar. Diantara faktor-faktor tersebut adalah siswa, guru, kebiajakan pemerintah dalam membuat kurikulum, serta dalam proses belajar seperti metoda, sarana dan prasarana (media pembelajaran), model, dan pendekatan belajar yang digunakan. Kondisi riil dalam pelaksanaannya latihan yang diberikan tidak sepenuhnya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menerapkan konsep. Rendahnya mutu pembelajaran dapat diartikan kurang efektifnya proses pembelajaran. Penyebabnya dapat berasal dari siswa, guru maupun sarana dan prasarana yang ada, minat dan motivasi siswa yang rendah, kinerja guru yang rendah, serta sarana dan prasarana yang kurang memadai akan menyebabkan pembelajaran menjadi kurang efektif. Permasalahan yang dialami dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang dialamai oleh siswa meliputi hal-hal seperti; sikap terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, kemampuan mengolah bahan belajar, kemampuan menyimpan perolehan hasil belajar, kemampuan menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar, rasa percaya diri siswa, intelegensi dan keberhasilan belajar, kebiasaan belajar dan citacita siswa. Faktor-faktor internal ini akan menjadi masalah sejauh siswa tidak dapat menghasilkan tindak belajar yang menghasilkan hasil belajar yang baik. Faktor eksternal meliputi hal-hal sebagai berikut; guru sebagai pembimbing belajar, prasarana dan sarana pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan siswa di sekolah, dan kurikulum sekolah. Dari sisi guru sebagai pembelajar maka peranan guru dalam mengatasi masalah-masalah eksternal belajar merupakan prasyarat terlaksanannya siswa dapat belajar. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai bagian integral dari kurikulum pembelajaran di persekolahan, selayaknya disampaikan secara menarik dan penuh makna

dengan memadukan seluruh komponen pemebalajaran secara efektif. Selain itu, IPS sebagai disiplin ilmu yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap dinamika perkembangan masyarakat. Dalam praktek pembelajarannya harus senantiasa memperhatikan konteks yang berkembang. Pendekatan-pendekatan pembelajaran efektif yang diambil dari teori pendidikan modern menjadi salah satu intrumen penting untuk diperhatikan agar pembelajaran tetap menarik bagi peserta didik serta senantiasa relevan dengan konteks yang berkembang. Permasalahan yang terjadi selama ini di SMP Negeri 1 Tanjungsari dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan metode konvensional/ceramah, guru masih belum menggunakan media pembelajaran sehingga berakibat rendahnya karakter siswa dalam pembelajaran antara lain kurangnya toleransi siswa dalam proses pembelajaran, sering berbohong, kurang komunikatif, kurang disiplin, kurang kreatif, kurang rasa ingin tahu dan kurang tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan sehingga berakibat rendahnya kualitas pembelajaran menjadi kurang menarik dan kurang menyenangkan, efeknya adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS belum mencapai kriteria ketuntasan minimal dan kriteria ketuntasan kelas. Padahal idealnya pembelajaran IPS harus disajikan lebih menarik dan menyenangkan sehingga bisa menarik perhatian, aktifitas dan partisipasi siswa sehingga bisa membentuk karakter belajar siswa yang diharapkan. Penggunaan media audio visual ini diharapkan dapat menarik perhatian siswa agar lebih tertarik dan mampu ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga dapat membentuk karakter siswa. Dengan media audio visual sesuatu yang abstrak akan menjadi konkret sebab tingkat berfikir anak pada usia kelas VII dikategorikan dalam tahap operasional formal karena rata-rata siswa SMP kelas VII berumur antara 10-12 tahun. dengan digunakannya media audio visual diharapkan sesuatu yang abstrak akan menjadi konkret dan proses pembelajaran akan lebih menarik. Media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu guru memperkaya wawasan anak didik. Aneka macam bentuk dan jenis media pendidikan yang digunakan oleh guru menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi anak didik. Dalam menerangkan suatu benda, guru dapat membawa bendanya secara langsung ke hadapan anak didik di kelas. Dengan menghadirkan bendanya seiring dengan penjelasan

mengenai benda itu, maka benda itu dijadikan sebagai sumber belajar. Di sekolahsekolah kini, terutama di kota-kota besar, teknologi dalam berbagai bentuk dan jenisnya sudah dipergunakan untuk mencapai tujuan. Ternyata teknologi, yang disepakati sebagai media itu, tidak hanya sebagai alat bantu, tetapi juga sebagai sumber belajar dalam proses belajar mengajar. Media sebagai sumber belajar diakui sebagai alat bantu auditif, visual, dan audio visual. Penggunaan ketiga jenis sumber belajar ini tidak sembarangan, tetapi harus disesuaikan dengan perumusan tujuan instruksional, dan tentu saja dengan kompetensi guru itu sendiri, dan sebagainya. Agar menggunakan media dalam pengajaran terkadang sukar dilaksanakan, disebabkan dana yang terbatas untuk membelinya. Dengan demikian Mata pelajaran IPS berupaya memfokuskan pada komitmen nasional dalam membangun budaya dan karakter bangsa yang mengarah pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter. Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain. Menurut Baharuddin (2007:16), Belajar adalah serangkaian akitivitas yang terjadi pada pusat syaraf individu yang belajar. Proses belajar terjadi secara abstrak, karena terjadi secara mental dan tidak dapat diamati jika ada perubahan perilaku dari sesorang yang berbeda dengan sebelumnya. Peubahan perilaku tersebut bisa dalam hal pengetahuan, afektif maupun psikomotoriknya. Menurut Woolfolk, dikutip Baharuddin (2007:14) menyatakan bahwa learning occurns whwn experience causes a relatively permanent change in an individual s knowledge. Disengaja atau tidak, perubahan yang terjadi melalui proses belajar ini bisa ke arah yang yang lebih baik atau sebaliknya. Proses belajar siswa tersebut menghasilkan perilaku yang dikehendaki, suatu hasil belajar sebagai dampak pengajaran. (Dimyati & Mudjiono, 2002:11). Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan

sekitar. Berdasarkan definisi di atas, pengertian belajar berarti adanya perubahan berarti setiap orang yang belajar pasti mengalami perubahan, baik pengetahuan, ketrampilan maupun sikap. Kesemua perubahan yang terjadi itu diharapkan menuju ke arah yang lebih baik. Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses penciptaan lingkungan yang dilakukan secara bersama oleh guru dan siswa sehingga tercipta kegiatan yang berdaya guna dan berhasil guna, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar didasarkan atas rencana pengajaran yang disusun oleh guru. Menurut Suryabrata, (2002:7) menjelaskan pengertian pembelajaran dapat dirumuskan sebagai berikut: pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Selain itu menurut hilgard dan Bower, 1996 dalam (Jogiyanto, 2006:12) Pembelajaran merupakan inti dari kegiatan belajar. Pembelajaran dilukiskan sebagai upaya orang yang bertujuan membantu orang belajar artinya, pembelajaran bukan sekedar mengajar, sebab titik beratnya ialah pada semua kejadian yang bias berpengaruh secara langsung pada belajar. Pengertian pembelajaran tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran adalah proses atau kegiatan yang dirancang dengan sengaja oleh guru untuk terjadinya interaksi yang menyenangkan dalam proses belajar melalui interigritas dan optimalisasi sumber daya yang sistemik (materi, metode, media, kegiatan dan evaluasi) sehingga peserta didik lebih paham dan aktif dalan membentuk cara, gairah dan hasil belajarnya. Karena itu pembelajaran harus menghasilkan belajar meskipun tidak semua proses belajar terjadi karena pembelajaran. Proses belajar terjadi juga dalam konteks interaksi sosialkultural dalam lingkungan masyarakat.. Menurut Hamalik (2007:12) memberikan pengertian bahwa media adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Sedangkan menurut Sadiman (1984:7) mengatakan bahwa, Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi dengan efektif dan efisien

Kedudukan media pengajaran dalam proses belajar mengajar itu memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain: tujuan, bahan, metode, dan alat serta evaluasi. Unsur metode dan alat atau media merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar sampai kepada tujuan. Dalam pengajaran, tujuan, media atau alat memegang peranan yang sangat penting, sebab dengan adanya media tersebut bahan pelajaran dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Pembelajaran dengan menggunakan media Audio-visual adalah sebuah cara pembelajaran dengan menggunakan media yang mengandung unsur suara dan gambar, dimana dalam proses penyerapan materi melibatkan indra penglihatan dan indra pendengaran. Dalam proses belajar mengajar media pembelajaran berfungsi sebagai:1) menyiarkan informasi penting ; 2) memotivasi siswa dalam pembelajaran; 3) menambah pengayaan dalam belajar; 4) menunjuka hubungan hubungan antar konsep; 5) menyajikan pengalaman-pengalamn yang tidak ditunjukan guru; 6) membantu belajar perorangan; 7) mendekatkan hal-hal yang ada diluar kelas kedalam kelas. Menurut Juwita Sari dalam (http://ratnajuwitasari08.blogspot.com) menjelaskan langkah-langkah pembelajaran audio visual antara lain: a. menjelaskan kepada siswa bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual. b. menjelaskan kepada siswa tentang manfaat menggunakan media audio visual dalam pembelajaran sehingga menimbulkan semangat siswa untuk mengikuti selama pelajaran berlangsung. c. memutar video dan menyuruh siswa untuk menyaksikan nya dengan seksama. d. meminta siswa untuk menyimpulkan tentang video sejarah yang di saksikannya. Karakter adalah sifat pribadi yang relatif stabil pada diri individu yang menjadi landasan bagi penampilan perilaku dalam standar nilai dan norma yang tinggi. Karakter berbasis pada nilai dan norma (Prayitno, 2010:23). Selain itu menurut Jamaludin (2011) dalam (http://jamaludin270790.blogspot.com) menjelaskan bahwa Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk

melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Sedangkan menurut Aunnillah (2011: 19-20), Menurutnya, karakter mengacu pada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (bebaviors), motivasi (motivation), dan keterlampilan (skills). Makna karakter itu sendiri sebenarnya bersal daribahasa Yunani to mark atau menandai dan memfokuskan pada aplikasi nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus, dan berperilaku jelek dikatakan sebagai orang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral dinamakan berkarakter mulia. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) untuk membentuk karakter siswa kelas VII.B SMP Negeri 1 Tanjungsari dengan menggunakan media Audio Visual, (2) untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas kelas VII.B SMP Negeri 1 Tanjungsari dengan menggunakan media Audio Visual, (3) Menganalisis hubungan antara karakter siswa dengan hasil belajar siswa dengan menggunakan Media Audio Visual pada kelas VII.B SMP Negeri 1 Tanjungsari. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas (classroom action reseach) yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan guru sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar dalam memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Pada dasarnya Prosedur penelitian tindakan dalam setiap siklusnya diawali dengan perencanaan tindakan (planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses atau hasil tindakan (observation and evalution) dan melakukan refleksi (reflection) dan seterusnya sampai perbaikan tercapai atau ada temuan tindakan yang tepat berdasarkan kriteria keberhasilan tertentu (Pargito, 2011:40). Teknik pengumpulan data tentang objek diteliti digunakan alat observasi, dokumentasi (foto) dan tes. Observasi merupakan pengamatan dengan tujuan mencari dan mencatat data tentang objek yang diteliti serta dampaknya dalam penelitian tindakan

kelas. Adapun observasi dilakukan dalam penelitian untuk mencatat data ada tidaknya perubahan perilaku peserta didik ke arah yang lebih baik dalam proses pembelajaran serta dampak dari tindakan yang dilakukan.. Alat pengambilan gambar atau foto digunakan dalam penelitian ini karena dengan cara ini diharapkan dapat merekam secara utuh tentang proses jalannya pembelajaran, dengan dokumentasi foto memungkinkan peneliti melihat kelemahan-kelemahannya sehingga dapat melakukan perbaikan pada tindakan selanjutnya. Foto juga mempermudah untuk mengingat kembali peristiwa yang sudah terjadi karena kemampuan mengingat peneliti sangat terbatas, sehingga rekaman foto menjadi salah satu pelengkap data dan merupakan bagian penting dalam melaksanakan observasi maupun pencatatan berlangsungnya proses tindakan. Tes adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data terkait dengan prestasi belajar siswa. Tehnik Pengolahan data melalui Prosedur; (1) Pengolahan Data, data yang telah diperoleh pada setiap tindakan dianalisis dengan merujuk analisis penelitian IGAK Wardani (2007:231) yang dilakukan melalui tahap antara lain, Pertama, menyeleksi dan mengelompokkan data mentah yang sudah terkumpul melalui observasi, dokumentasi foto dan hasil tes dikelompokkan melalui metrik data. Kedua, mendeskripsikan data, data yang terorganisasi dideskripsikan dalam bentuk narasi, grafik maupun tabel. Tehnik analisis data dilakukan Analisis data pada penelitian ini secara kuantitatif dan kualitatif. Secara kualitatif dilakukan dengan menganalisis skor yang diperoleh dari hasil observasi dan hasil tes. Data-data yang dianalisis dengan persentase dan diinterpretasikan guna mendapat gambaran jelas mengenai hasil penelitian. Sedangkan secara kuantitatif adalah dengan menghitung persentase pembentukan karakter siswa, ketuntasan hasil belajar siswa dan menganalisis korelasi antara karakter siswa dengan hasil belajar siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tanjungsari pada Kelas VII.B semester ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015. Dalam melaksanakan penelitian ini, guru bekerjasama dengan satu orang guru mitra yang bertindak sebagai observer. Fungsi guru mitra yaitu melakukan pengamatan dan mengevaluasi pelaksanaan dari perbaikan pembelajaran di kelas dan dapat memberikan saran dan masukan berdasarkan data-data

yang dikumpulkan baik kekurangan maupun kelebihan dari penggunaan media audio visual dikelas, data yang dikumpulkan dari hasil observasi adalah data yang berkaitan dengan karakter peserta didik. Siklus 1 dimulai dengan tahap perencanaan yaitu dengan menyusun skenario pembelajaran yang memang telah direncanakan disesuaikan dengan materi dan indikator yang hendak dicapai. Tahapan selanjutnya adalah pelaksanaan kegiatan pembelajaran, pengamatan atau observasi dan yang terakhir adalah kegiatan refleksi yang dilakukan untuk perbaikan langkah-langkah di siklus berikutnya. Pelaksanaan tindakan siklus 1, pembelajaran audio visual dengan menayangkan satu kali dan membentuk 4 kelompok dari semua jumlah siswa dan setiap kelompok berjumlah 9 siswa dengan kegiatan pembelajaran antara lain observasi/mengamati tayangan audio visual, mencatata makna/hal-hal penting dari tayangan audio visual, diskusi kelompok, membuat laporan kelompok, presentasi, tanya jawab dan menyimpulkan. Berdasarkan hasil tindakan siklus 1 dari berbagai alat pengumpul data antara lain observasi, dokumentasi foto dan hasil tes didapatkan hasil bahwa karakter siswa, dari 8 indikator karakter siswa yang diamati sudah tercapai 4 indikator karakter dan 4 indikator karakter belum tercapai. Indikator karakter yang tercapai antara lain menghargai, gemar membaca, rasa ingin tahu dan tanggung jawab. Sedangkan indikator karakter yang belum tercapai antara lain komunikatif, disiplin, kerjasama dan kreatif. Karakter siswa di siklus 1 mencapai 75,5% berkategori berkarakter. Hasil belajar siswa di siklus 1 didapatkan hasil bahwa dari 36 siswa terdapat 20 siswa yang tuntas belajar atau sekitar 55,5% sehingga belum sesuai dengan kriteria ketuntasan kelas, sedangkan target ketuntasan kelas adalah 75% dari jumlah siswa. Hasil dokumentasi foto, saat diskusi kelompok terlihat masih ada beberapa siswa yang belum serius mengikuti jalannya diskusi, belum terlihat adanya kerja sama pada kelompoknya, ada yang bermalasmalasan, ngobrol, nampaknya mereka belum terbiasa untuk berdiskusi kelompok. Membentuk 4 kelompok besar yang anggotanya 9 siswa ternyata masih kurang efektif karena banyak siswa yang kurang bekerjasama dan masih mengandalkan temannya. Pelaksanaan tindakan siklus 2, pembelajaran audio visual dengan menayangkan dua kali dan membentuk 5 kelompok dari semua jumlah siswa dan setiap kelompok berjumlah 7-8 siswa dengan kegiatan pembelajaran antara lain observasi/mengamati tayangan audio visual, mencatata makna/hal-hal penting dari tayangan audio visual,

diskusi kelompok, membuat laporan kelompok, presentasi, tanya jawab dan menyimpulkan. Berdasarkan hasil tindakan siklus 2 dari berbagai alat pengumpul data antara lain observasi, dokumentasi foto dan hasil tes didapatkan hasil bahwa karakter siswa, dari 8 indikator karakter siswa yang diamati sudah tercapai 6 indikator karakter dan 2 indikator karakter belum tercapai. Indikator karakter yang tercapai antara lain menghargai, disiplin, kreatif, gemar membaca, rasa ingin tahu dan tanggung jawab. Sedangkan indikator karakter yang belum tercapai antara lain komunikatif dan kerjasama. Karakter siswa di siklus 2 mencapai 68,05% berkategori berkarakter. Hasil belajar siswa di siklus 2 didapatkan hasil bahwa dari 36 siswa terdapat 26 siswa yang tuntas belajar atau sekitar 72,2% sehingga belum sesuai dengan kriteria ketuntasan kelas, sedangkan target ketuntasan kelas adalah 75% dari jumlah siswa. Hasil dokumentasi foto, Para siswa mulai antusias, senang dan nyaman dalam belajar, mereka mulai dapat bekerjasama dengan baik namun masih ada siswa yang masih santai-santai dalam belajar dan kurang fokus dalam belajar dan masih mengandalkan temannya yang dianggap pintar. Membentuk 5 kelompok besar yang anggotanya 7-8 siswa ternyata kurang efektif karena banyak siswa yang kurang bekerjasama dan kurang komunikatif masih mengandalkan temannya. Pelaksanaan tindakan siklus 3, pembelajaran audio visual dengan menayangkan tiga kali dan membentuk 6 kelompok dari semua jumlah siswa dan setiap kelompok berjumlah 6 siswa dengan kegiatan pembelajaran antara lain observasi/mengamati tayangan audio visual, mencatata makna/hal-hal penting dari tayangan audio visual, diskusi kelompok, membuat laporan kelompok, presentasi, tanya jawab dan menyimpulkan. Berdasarkan hasil tindakan siklus 3 dari berbagai alat pengumpul data antara lain observasi, dokumentasi foto dan hasil tes didapatkan hasil bahwa aktivitas belajar siswa, dari 8 indikator karakter siswa yang diamati yang sudah tercapai secara keseluruhan. karakter siswa di siklus 3 mencapai 84,7% sudah berkategori berkarakter karena sudah mencapai 75% dari jumlah siswa. Hasil belajar siswa di siklus 3 didapatkan hasil bahwa dari 36 siswa terdapat 34 siswa yang tuntas belajar atau sekitar 94,4% sehingga sudah sesuai dengan kriteria ketuntasan kelas, karena target ketuntasan kelas adalah 75% dari jumlah siswa. Hasil dokumentasi foto, Para siswa antusias, senang dan nyaman

dalam belajar, mereka mulai dapat bekerjasama dengan baik, mereka saling bekerjasama dan displin tepat waktu dalam mengerjakan tugas kelompok yang diberikan oleh guru. Membentuk 6 kelompok yang anggotanya 6 siswa ternyata sangat efektif karena semua siswa dapat bekerjasama dengan baik dan sangat komunikatif. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus ke siklus terlihat adanya kecenderungan pembentukan karakter siswa siklus 1 ke siklus 2, untuk siklus 1 karakter siswa mencapai 77,5% sedangkan siklus 2 mencapai 68,05% berarti ada penurunan dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 9,45%. Adanya peningkatan ketercapaian indicator karakter siswa, untuk siklus 1 dari 8 indikator karakter baru tercapai 4 indikator dan 4 indikator belum, sedangkan siklus 2, dari 8 indikator karakter sudah tercapai 6 indikator dan 2 indikator belum tercapai. Hasil belajar siswa di siklus 1, siswa yang tuntas belajar berjumlah 20 siswa atau sebesar 55,5% dari jumlah siswa dan di siklus 2 siswa yang tuntas berjumlah 26 siswa atau sebesar 72,2% berarti ada peningkatan siswa yang tuntas belajar sebesar 16,7%. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 ke siklus 3 terlihat adanya peningkatan pembentukan karakter siswa siklus 2 ke siklus 3, untuk siklus 2 karakter siswa mencapai 68,05% sedangkan siklus 3 mencapai 84,7%, berarti ada peningkatan dari siklus 2 ke siklus 3 sebesar 16,65%. Adanya peningkatan ketercapaian indikator karakter siswa, untuk siklus 2 dari 8 indikator karakter sudah tercapai 6 indikator dan 2 indikator belum tercapai, sedangkan siklus 3, dari 8 indikator karakter sudah tercapai secara keseluruhan. Hasil belajar siswa di siklus 2, siswa yang tuntas belajar berjumlah 26 siswa atau sebesar 72,2% dari jumlah siswa dan di siklus 3 siswa yang tuntas berjumlah 34 siswa atau sebesar 94,4% berarti ada peningkatan siswa yang tuntas belajar sebesar 22,2%. Berdasarkan hasil temuan selama proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran media audio visual dengan menayangkan tiga kali dan membentuk 6 kelompok dari semua jumlah siswa dan setiap kelompok berjumlah 6 siswa dengan kegiatan pembelajaran antara lain observasi/mengamati tayangan audio visual, mencatat makna/hal-hal penting dari tayangan audio visual, diskusi kelompok, membuat laporan kelompok, presentasi, tanya jawab dan menyimpulkan merupakan bentuk yang dihasilkan dalam penelitian ini. Hasil

pengamatan selama penelitian berlangsung terbukti bahwa pembelajaran dengan media audio visual dapat meningkatkan nilai-nilai karakter siswa dan hasil belajar siswa. Siswa dilatih untuk dapat percaya diri dan memiliki keberanian dalam mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan baik pada teman maupun pada guru sehingga proses belajar tidak hanya sekedar duduk, diam, mendengarkan dan mencatat tetapi melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran dan pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Pada penelitian tindakan kelas ini di siklus 3 masih ada dua siswa yang belum tuntas belajar yaitu EW dan EM, berdasarkan hasil oberservasi guru dalam proses pembelajaran selama ini yang sudah dilaksanakan bahwa kedua siswa tersebut kurang aktif dan kurang partisipatif dalam belajar dan cenderung mengandalkan temannya, berdasarkan hasil informasi dari guru mata pelajaran lain dan juga wali kelas didapatkan informasi bahwa kedua siswa tersebut juga kurang aktif dan kurang partisipatif dalam proses pembelajaran dan sering malas-malasan dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru kepada siswa. Berdasarkan informasi dari guru BK didapatkan informasi bahwa kedua siswa tersebut sering melanggar peraturan sekolah antara lain sering datang terlambat ke sekolah, sering terlambat masuk kelas dan sering tidak mengerjakan tugas dari guru. SIMPULAN Dari hasil penelitian dan pembahasan penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan (1) Pembelajaran media audio visual dengan menayangkan tiga kali dan membentuk 6 kelompok dari semua jumlah siswa dan setiap kelompok berjumlah 6 siswa dengan kegiatan pembelajaran antara lain observasi/mengamati tayangan audio visual, mencatat makna/hal-hal penting dari tayangan audio visual, diskusi kelompok, membuat laporan kelompok, presentasi, tanya jawab dan menyimpulkan dapat membentuk karakter siswa, (2) Pembelajaran media audio visual dengan menayangkan tiga kali dan membentuk 6 kelompok dari semua jumlah siswa dan setiap kelompok berjumlah 6 siswa dengan kegiatan pembelajaran antara lain observasi/mengamati tayangan audio visual, mencatat makna/hal-hal penting dari tayangan audio visual, diskusi kelompok, membuat laporan

kelompok, presentasi, tanya jawab dan menyimpulkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, (3) ada hubungan yang tidak erat antara karakter siswa dengan hasil belajar siswa. DAFTAR RUJUKAN Aunillah, Nurla Isna. 2011. Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogjakarta: Laksana. Baharudin dan Wahyuni Esa Nur. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Dimyati & Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Jamaludin. 2011. Pentingnya Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Kejuruan. (Online). Tersedia:http://jamaludin270790.blogspot.com/2011/03/ makalahpendidikan-karakter-siswa-smk.html. (diakses pada 27 Juli 2014). Jogiyanto. 2006. Filosofi, Pendekatan, dan Penerapan Pembelajaran Metode Kasus. Yogyakarta: Andi Offset. Juwita Sari, Ratna. 2012. Media Pembelajaran Audio Visual dalam Pelajaran Sejarah. (Online). Tersedia: http://ratnajuwitasari08.blogspot.com/2012/12/ media-pembelajaran-audio-visual-dalam.html. (diakses pada 21 Juli 2014). Pargito. 2011. Penelitian Tindakan Bagi Guru dan Dosen. Bandar Lampung: Anugrah Utama Raharja. Prayitno dan Belferik Manulang. 2010. Pendidikan Karakter dalam Pembangunan Bangsa. Sumatera Utara: Penerbit Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Suryabrata. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Sadiman. 1984. Media Pendidikan; Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatan. : Jakarta: Rajawali Pers. Wardahani, IGAK. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.