I. PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan bahan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, masing- masing dengan tujuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan.

I. PENDAHULUAN. Globalisasi seperti saat ini menimbulkan persaingan di berbagai bidang kehidupan

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu negara sangatlah ditentukan oleh kualitas

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. media pembelajaran juga dalam penggunaan metode pembelajar. Hal ini

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran IPS adalah membina anak

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

I. PENDAHULUAN. karena kemajuan suatu negara akan sangat dipengaruhi oleh kualitas

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

I. PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang diseleksi dengan menggunakan konsep-konsep

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

I. PENDAHULUAN. cerdas, terbuka dan demokratis. Pendidikan memegang peran dalam. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945.

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

I. PENDAHULUAN. Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini semakin hari kualitasnya makin

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. baik, menghadapi segala tantangan dan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

I. PENDAHULUAN. Pembahasan dalam bab ini difokuskan pada beberapa subbab yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Pendidikan, kita mengenal dengan Kegiatan Belajar Mengajar

I. PENDAHULUAN. antara lain dengan mengadakan perubahan serta perbaikan kurikulum guna

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan ketrampilan, pengembangan sikap dan nilai-nilai dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. Bab ini akan mengemukakan beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Belajar adalah keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu usaha yang bertujuan untuk

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

I. PENDAHULUAN. Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci disajikan sebagai berikut.

I. PENDAHULUAN. tujuan tertentu yang hendak dicapai. Proses itu merupakan tindakan konkrit

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan. Aktivitas belajar dapat merangsang siswa terlibat secara aktif

I. PENDAHULUAN. pendidikan sangatlah penting untuk memajukan kesejahteraan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

I. PENDAHULUAN. hakekatnya pendidikan adalah suatu tindakan yang ada unsur kesengajaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat

I. PENDAHULUAN. selanjutnya. Penyelenggaraan pendidikan dasar bertujuan untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. dan berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian adapun pembahasan secara lebih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, tidak bisa terlepas dari berbagai

I. PENDAHULUAN. perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia tidak pernah

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar mereka. Berbagai upaya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal yang sangat penting bagi kemajuan dan. kemajuan zaman saat ini. Dengan majunya pendidikkan maka akan bisa

BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

memegang peranan yang sangat besar dalam kehidupan.

I. PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, pengangkatan tenaga kependidikan sampai pengesahan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu modal awal proses menuju pembangunan bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB 1 PENDAHULUAN. keberanian, siswa akan senantiasa untuk mau mencoba hal-hal yang baru,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah mata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian

I. PENDAHULUAN. Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Yoppi Andrianti, 2014

I. PENDAHULUAN. dan berpartipasi secara aktif dalam pembangunan. Pendidikan memegang. agar mutu pendidikan dapat terus ditingkatkan.

BAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki, berpikir kritis dan memecahkan permasalahan yang. mengarah pada peningkatan hasil belajar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pertama ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pendidikan dapat berlangsung dalam dua tahapan, yakni proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan proses belajar mengajar disekolah tidak terlepas dari peran serta guru

PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MEDIA TOYS AND TRICK

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. KTSP mengacu pada standar nasional pendidikan (Darmadi, 2010: 253). Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, masing- masing dengan tujuan tersendiri, namun memberi sumbangannya agar tercapai tujuan lembaga pendidikan yang bersangkutan. Kurikulum pengetahuan sosial disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan pengetahuan sosial. Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran IPS adalah membina anak didik menjadi warga negara yang baik yang memiliki pengetahuan keterampilan dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya sendiri serta masyarakat dan negara (Ahmadi dan Amri, 2011: 9). Memerhatikan tujuan yang dikandung oleh mata pelajaran pengetahuan sosial maka seharusnya pembelajaran di sekolah-sekolah merupakan suatu kegiatan yang disenangi, menantang dan bermakna bagi peserta didik.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memerlukan guru dan murid 2 karena salah satu unsur dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang merupakan dua bentuk kegiatan yang tidak dapat dipisahkan antar satu dengan lainnya. Selain itu, sekolah sebagai salah satu unsur dalam dunia pendidikan saat ini sedang mengalami perhatian dari berbagai pihak, karena pendidikan sangat diperlukan oleh masyarakat dalam menghadapi kehidupan yang sangat kompleks. Kompleksitas pendidikan saat ini terus berbenah diri menemukan cara yang terbaik untuk mencapai hasil yang sesuai dengan tuntutan masyarakat. Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat tergantung pada proses pembelajaran di kelas. Secara umum, keberhasilan proses pembelajaran sangat ditentukan oleh beberapa komponen. Komponen tersebut antara lain: siswa, lingkungan, kurikulum, guru, metode dan media mengajar dengan tujuan untuk mencapai tujuan pendidikan. Pembelajaran adalah suatu proses mengatur dan mengorganisasikan lingkungan sekitar, sehingga siswa memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan. Setiap proses pembelajaran diperlukan adanya hubungan timbal balik antara guru dan siswa sehingga terjalin komunikasi dua arah yang menjadikan pembelajaran terarah pada pencapaian kompetensi. Di samping pelaksanaan proses pembelajaran dalam suasana komunikasi dua arah, diharapkan siswa juga dapat melakukannya dalam suasana komunikasi multi arah. Dalam proses pembelajaran seperti ini, hubungan tidak hanya

terjadi antara seorang guru dengan siswa dan sebaliknya, tetapi juga antara 3 siswa-siswa lainnya (Syah, 2005: 238). Proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Menurut kurikulum, dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru hendaknya menerapkan prinsip belajar aktif, yaitu pembelajaran yang melibatkan siswa secara fisik, mental (pemikiran dan perasaan), dan sosial serta sesuai dengan tingkat perkembangannya secara sistematis. Berdasarkan uraian di atas dapat diasumsikan, mata pelajaran pengetahuan sosial mempunyai nilai yang strategis dan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul dan bermoral sejak usia dini. Hal yang menjadi hambatan selama ini dalam pembelajaran pengetahuan sosial adalah disebabkan kurang dikemasnya pembelajaran pengetahuan sosial dengan metode yang menarik, menantang, dan menyenangkan. Salah satu tantangan mendasar mengajarkan IPS dewasa ini adalah cepat berubahnya lingkungan sosial budaya sebagai kajian materi IPS itu sendiri. Pembelajaran mata pelajaran IPS sering dianggap sebagai suatu kegiatan yang membosankan, kurang menantang, tidak bermakna serta kurang terkait dengan kehidupan keseharian. Akibatnya, guru-guru yang mengajarkan IPS banyak mendapat kritikan, antara lain rendahnya daya kreasi guru, dan siswa dalam pembelajran kurang dikuasai materinya oleh siswa dan kurang variasi dalam pembelajaran. Di sinilah guru dituntut setiap saat untuk meningkatkan kompetensinya baik melalui berbagai bahan bacaan, seminar, maupun

penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas di kelasnya. Itu 4 semua akan meningkatkan pengetahuan dan kreativitas siswa. Pembelajaran di sekolah terdapat banyak unsur yang saling berkaitan dan menentukan keberhasilan dalam proses pembelajaran. Unsur-unsur tersebut adalah pendidik (guru), peserta didik (siswa), kurikulum, dan lingkungan. Strategi pembelajaran IPS Terpadu berkenaan dengan kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator. Salah satu tugas pendidik atau guru adalah menciptakan suasana pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dengan baik dan bersemangat. Oleh karena itu, guru sebaiknya memiliki kemampuan dalam memilih metode dan media pembelajaran yang tepat. Ketidaktepatan dalam memilih metode dan media akan menimbulkan kejenuhan bagi siswa dalam menerima materi yang disampaikan sehingga materi kurang dapat dipahami yang akan mengakibatkan siswa menjadi apatis. Di sinilah, guru perlu memanfaatkan media pembelajaran. Siswa akan lebih mengerti dan memahami pelajaran dengan bantuan visual berupa gambar selain penjelasan guru. Penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat membangun suatu kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Meningkatnya hasil belajar merupakan salah satu indikator pencapaian tujuan pendidikan yang mana hal itu tidak terlepas dari motivasi siswa maupun kreativitas guru dalam menyajikan suatu materi pelajaran melalui berbagai metode serta

media yang digunakan untuk dapat mencapai tujuan pengajaran secara 5 maksimal serta kreativitas siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran IPS Terpadu kelas VIId SMP Negeri 1 Kalirejo menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran IPS Terpadu khususnya kelas VIId, siswa- siswa kurang perhatian, serta kurang keaktifannya pada mata pelajaran IPS Terpadu, suasana di kelas pun terasa tidak hidup, sehingga siswa tidak memiliki keberanian untuk menunjukan kreativitasnya. Pengembangan kreativitas di sekolah dalam proses belajar dan pembelajaran benar- benar dapat memiliki relevansi yang tinggi dan menghasilkan para lulusan yang memiliki kreativitas yang tinggi. Sekolah seyogyanya dapat menyediakan kurikulum yang memungkinkan para siswa dapat berfikir kritis dan kreatif, serta memiliki keterampilan pemecahan masalah, sehingga pada gilirannya mereka dapat merespons secara positif setiap kesempatan dan tantangan yang ada serta mampu mengelola risiko untuk kepentingan kehidupan pada masa sekarang maupun mendatang. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi juga dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk: a. menimbulkan kegairahan belajar; b. memungkinkan interaksi lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dengan kenyataan; dan c. memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.

Para guru masih kesulitan dalam menumbuhkan minat belajar siswa. Minat 6 merupakan salah satu aspek yang psikis yang ada pada setiap manusia, dapat dikembangkan untuk menyadari diri manusia. Minat tidak dibawa sejak lahir dan minat timbul tidak secara tiba- tiba, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar. Minat merupakan faktor dari dalam diri manusia itu sendiri untuk menjadi lebih baik ini juga sering kali dipengaruhi oleh lingkungan, baik itu lingkungan keluarga, lingkungan belajar, dan lingkungan masyarakat. Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara yang dilakukan terhadap guru mata pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 1 Kalirejo Lampung Tengah kelas VIId dapat diketahui bahwa salah satu penyebab adalah proses pembelajaran IPS Terpadu yang dilakukan oleh guru belum memanfaatkan media pembelajaran yang ada.. Saat pembelajaran, guru sudah menggunakan metode atau model pembelajaran yang bervariasi seperti diskusi, jigsaw, dan lainnya, namun penggunaan media pembelajaran yang belum diterapkan secara optimal sehingga pembelajaran tidak mencapai tingkat keberhasilan. Selain itu minat belajar siswa di kelas juga sangat kurang, siswa masih banyak yang bermain- main atau tidak memperhatikan penjelasan guru. Pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIId yang masih tergolong rendah. Siswa SMP pada umumnya menganggap mata pelajaran IPS Terpadu merupakan salah satu bidang mata pelajaran yang tergolong sulit untuk memahaminya. Selain sulit, pelajaran IPS Terpadu juga banyak menghafal

serta siswa harus membaca materi IPS Terpadu, karena tanpa membaca 7 materi terlebih dahulu siswa akan kesulitan untuk mengikuti pelajaran. Jadi, siswa kurang semangat dalam belajar dan sering tidak memperhatikan penjelasan dari guru, akibatnya nilai siswa dalam mata pelajaran IPS Terpadu siswa tergolong masih rendah. Hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan pada siswa kelas VIId SMP Negeri 1 Kalirejo Lampung Tengah tahun pelajaran 2011/ 2012, hasil belajar saat ujian mid semester dapat dilihat dari hasil perolehan nilai siswa pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Persentase Prestasi Belajar pada Mid Semester IPS Terpadu siswa kelas VIId Semester Ganjil SMP Negeri 1 Kalirejo Tahun ajaran 2011/2012 No Nilai Jumlah Siswa Keterangan < 70 70 1 31 Orang 7 Orang 38 Kriteria Ketuntas Minimum yang % 81,60 18,40 100 ditetapkan sekolah adalah 70 Sumber: Daftar Nilai Guru Mata pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 1 Kalirejo Lampung Tengah Tahun Ajaran 2011 Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa prestasi belajar yang dicapai siswa belum maksimal, hal ini terlihat dari 7 siswa hanya 38 siswa yang mendapat nilai 70 atau sebesar 18,40 %, sedangkan 31 orang atau 81, 60 % siswa masih belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah tingkat pencapaian kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa. Hal ini dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran. Dari penelitian pendahuluan yang dilakukan, 8 diperoleh bahwa Kriteria Kentuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran IPS Terpadu siswa kelas VIId SMP Negeri 1 Kalirejo adalah 70. Jika siswa telah mencapai kriteria tersebut maka siswa tidak perlu mengikuti remidial, sebaliknya jika siswa belum mencapai kriteria yang diharapkan maka siswa tersebut harus mengikuti remidial yang diadakan oleh guru yang bersangkutan. Djamarah (2010:107) menyatakan bahwa tingkat keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut. 1. Istimewa/Maksimal : Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa. 2. Baik sekali/optimal : Apabila sebagian besar (76% s.d 99%) bahan yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa. 3. Baik/minimal : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% s.d 75% saja dikuasai oleh siswa. 4. Kurang : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa. Hasil observasi dan wawancara dengan siswa kelas VIId dan wawancara dengan guru IPS Terpadu. Peneliti merasa sangat perlu membuat media pembelajaran untuk mata pelajaran IPS Terpadu. Lebih lanjut, bila media pembelajaran ini dianggap memiliki kelayakan dapat disebarkan pada para guru IPS dan guru- guru lain yang membutuhkannya. Demikian langka dan urgennya bagi pembelajaran, media pembelajaran ini segera harus dibuat. Akhirnya, peneliti membuat Media Pembelajaran, yaitu dengan media flash. Sesuai dasar pemikiran dan kenyataan di atas, kualitas pembelajaran IPS Terpadu yang kurang baik diperlukan adanya pemecahan permasalahan

9 tersebut dengan melakukan pengembangan pembelajaran dengan penerapan media pembelajran terutama media flash sebagai media pembelajaran di kelas, guna meningkatkan kreativitas, minat belajar, serta hasil belajar IPS Terpadu. Problematikanya, apakah Media Pembelajaran dengan media flash ini apakah dapat diterima oleh para siswa dan guru, dapatkah meningkatkan perhatian dan minat mereka dalam proses pembelajaran di kelas, dan mampukah penggunaan media flash ini meningkatkan kreativitas belajar IPS Terpadu serta meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu. Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan judul penelitian tentang penelitian tindakan kelas ini yaitu, Upaya Meningkatkan Kreativitas, Minat, dan Hasil Belajar IPS Terpadu melalui Media flash pada Siswa SMP Negeri I Kalirejo Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2011/ 2012. B. IDENTIFIKASI MASALAH Identifikasi masalah penelitian ini berdasarkan pada latar belakang yang dijelaskan di atas diantaranya sebagai berikut. 1. Pembelajaran IPS Terpadu di kelas belum aktif. 2. Belum diterapkannya media pembelajaran yaitu media flash. 3. Belum adanya kreativitas siswa dalam pembelajaran IPS terpadu. 4. Minat belajar siswa untuk mata pelajaran IPS terpadu masih rendah. 5. Rendahnya kualitas pembelajaran di kelas. 6. Rendahnya hasil belajar siswa untuk mata pelajaran IPS terpadu.

C. PEMBATASAN MASALAH 10 Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada hal- hal sebagai berikut. 1. Penerapan media flash dalam pembelajaran dibatasi pada kompetensi dasar IPS Terpadu. Dalam kurikulum SMP yang berlaku saat ini, kompetensi dasar dari mata pelajaran IPS yang dipelajari adalah: a. menggunakan peta, atlas, dan globe untuk mendapatkan informasi keruangan; dan b. membuat sketsa dan peta wilayah yang menggambarkan obyek ograf. 2. Kreativitas belajar siswa selama pembelajaran meliputi: a. keaktifan siswa saat pembelajaran di kelas, b. cara berfikir siswa saat pembelajaran berlangsung, dan c. keaktifan siswa untuk bertanya dan tampil di depan kelas saat pembelajaran. 3. Minat Belajar siswa selama pembelajaran berlangsung yaitu: a. kehadiran siswa, b. perhatian siswa saat pembelajaran,dan c. tugas dan PR siswa. 4. Hasil Belajar dalam penelitian ini adalah hasil dari formatif yang diberikan dalam proses pembelajaran pada setiap akhir siklus.

D. RUMUSAN MASALAH 11 Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, permasalahan yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimanakah penerapan media flash dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan kreativitas, minat, dan hasil belajar IPS Terpadu siswa SMP Negeri I Kalirejo Lampung Tengah? 2. Apakah penerapan media flash dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan kreativitas, minat, dan hasil belajar IPS Terpadu siswa SMP Negeri I Kalirejo Lampung Tengah? E. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini sebagai berikut. 1. Mengetahui penerapan media flash dalam pembelajaran IPS Terpadu dapat meningkatkan kreativitas, minat, dan hasil belajar IPS Terpadu siswa. 2. Mengetahui peningkatan kreativitas, minat, dan hasil belajar siswa melalui penerapan media flash dalam pelajaran IPS Terpadu. F. KEGUNAAN PENELITIAN 1. Kegunaan Teoritis Penelitian ini secara teoritis dapat berguna sebagai masukan bagaimana langkah dapat menerapkan media pembelajaran ( media flash). Selain daripada itu, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran

kepada guru dan calon guru tentang bagaimana penerapan media 12 pembelajaran media flash, serta pembuatan macromedia flash. 2. Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: 1. Bagi Guru Guna bagi guru adalah dapat memberikan pengetahuan tambahan tentang media pembelajaran yang baru dalam upaya meningkatkan kreativitas, minat dan hasil belajar siswa dengan penerapan media flash. Penelitian ini juga memberikan kontribusi positif bagi guru khususnya guru mata pelajaran IPS sebagai alternatif pilihan strategi pembelajaran yang bias digunakan. Penelitian ini secara praktis akan dapat memberikan inspirasi tentang media pembelajaran yang baru dan efektif guna memperbaiki pembelajaran di kelas sehingga meningkatkan kreativitas, minat dan hasil belajar menjadi lebih baik. 2. Bagi Siswa Membantu siswa untuk: a. meningkatkan aktivitas belajar siswa; b. meningkatkan keaktifan belajar siswa, baik secara individu maupun kelompok; c. meningkatkan hasil belajar siswa; dan d. memberikan variasi dalam proses pembelajaran.

3. Bagi Sekolah 13 Memberikan sumbangan pemikiran untuk menerapkan media pembelajaran terbaru yaitu media flash. Penelitian ini juga dapat bermanfaat dalam perbaikan proses belajar- mengajar di kelas. 4. Bagi Peneliti Penelitian ini sangat bermanfaat dalam upaya pemberian pelatihan, pengembangan pengetahuan, dan pemahaman tentang pengalaman mengajar yang lebih baik. G. RUANG LINGKUP Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah: 1. penerapan media flash; 2. kreativitas siswa selama proses pembelajaran meliputi: keaktifan siswa saat pembelajaran di kelas, cara berfikir siswa saat pembelajaran berlangsung, keaktifan siswa untuk bertanya dan tampil di depan kelas saat pembelajaran. 3. hasil belajar IPS Terpadu siswa, untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan siswa setelah diberikan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran media flash. Bentuk tes yang digunakan yaitu tes tertulis yang akan diberikan pada siswa setiap akhir siklus; 4. penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada kelas VIId SMP Negeri I Kalirejo semester genap tahun pelajaran 2011/2012; dan 5. penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam materi pembelajaran kegiatan ekonomi masyarakat.