BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, terutama pada dimensi ketauhidan dan ketaqwaan peserta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. suatu permasalahan, yakni melemahnya minat peserta didik dalam belajar tartilul

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar, kehadiran suatu media pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 27 TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan meningkatkan potensi- potensi yang dimiliki agar senantiasa

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pendidikan sedang dihadapkan pada masalah yang serius,

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 4 TAHUN 2010 T E N T A N G PENDIDIKAN AL QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif ke arah pencapaian tujuan pembelajaran sebagai termaktub dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengambil peran sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang. tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 berikut ini:

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB VI PENUTUP. dirumuskan kesimpulan seperti di bawah ini. ditempuh oleh jajaran guru mata pelajaran PAI di SMPN 1 Ngunut

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seiring dengan. baru seperti internet, media elektronik, media cetak dan

BAB I PENDAHULUAN. sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Al-Hadis, melalui kegiatan. bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama merupakan salah satu bidang studi yang. dimasukkan dalam setiap kurikulum formal dan tingkat dasar hingga

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap dirinya, bangsa dan agama. 1. mandiri dalam menjalani kehidupan yang dialaminya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional pada pasal 3 yang menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk membentuk manusia yang baik dan berbudi luhur menurut cita-cita dan

BAB I PENDAHULUAN. didik kurang inovatif dan kreatif. (Kunandar, 2007: 1)

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan karakter menjadi fokus pendidikan diseluruh jenjang

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang bersangkutan di mana anak didik belajar. Di sekolah inilah anak

BAB I PENDAHULUAN. berilmu sebagaimana termaktub dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun tentang Sistem pendidikan Nasional pada BAB 11 pasal 3 yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa. Dalam konteks Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun dan mengembangkan karakter manusia yang seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Meningkatkan kemajuan di negara Indonesia, maka ada berbagai langkah

BAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanat dari Allah SWT dan sudah seharusnya orang tua. mendampingi dan mengawali perkembangan anak, sehingga anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan. mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan Sistem

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

BAB I PENDAHULUAN. menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

Bab I. Pendahuluan. semua manusia, sebuah kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi bagi

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pendidikan dapat diartikan usaha sadar yang dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, mengembangkan potensi diri, membentuk pribadi yang bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. mungkin proses belajar mengajar akan berhasil dengan lancar dan baik.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Di era globalisasi ini pendidikan di Indonesia tengah dihadapkan dengan situasi yang semakin serius menuntut terjadinya maksimalsasi pencapaian tujuan pendidikan nasional, terutama pada dimensi ketauhidan dan ketaqwaan peserta didik yang muslim-muslimah. Menurut Achmad Patoni penulis buku yang berjudul Metodologi Pendidikan Agama Islam, bahwa: Kemampuan-kemampuan dasar yang diharapkan dari peserta didik ialah dengan landasan iman yang benar, peserta didik memiliki gairah untuk beribadah, mampu berdzikir dan berdo a. 1 Dengan demikian, pada lembaga pendidikan setingkat SMP/MTs dengan peserta didik dalam usia remaja awal, maka sekolah atau madrasah dituntut mengadakan kegiatan keagamaan untuk membangun generasi muslim yang beriman, bertaqwa dan menumbuhkan jiwa religius sebagai aktualisasi amanah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi pesersta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 1 Achmad Patoni, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Bina Ilmu, 2004), hlm. 75. 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, hlm. 5-6.

2 Sesuai dengan paparan di atas, pendidikan ditujukan untuk pembentukan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt. Sebagaimana pandangan Jalaluddin dalam bukunya yang berjudul Theologi Pendidikan, bahwa: Pendidikan ditujukan kepada upaya untuk membimbing dan mengembangkan potensi peserta didik secara optimal agar dapat menjadi hamba Allah yang takwa. Diantara ciri mereka yang takwa adalah beriman kepada yang ghaib, mendirikan shalat, menafkahkan sebagian rizki anugrah Allah, beriman kepada al-qur an dan kitab-kitab samawi sebelum al-qur an, serta keyakinan kehidupan akhirat. 3 Dalam rangka menindak lanjuti amanah tujuan pendidikan nasional tersebut, yang di dalamnya mencita-citakan peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab maka di SMP Negeri 2 Ngantru Tulungagung telah diselenggarakan program keagamaan yang didalamnya terdapat beberapa unsur kegiatan. Disebutkan dalam dokumen mengenai jadwal kegiatan shalat dzuhur berjama ah, shalat Jum at berjama ah dan tausiyah putri SMP Negeri 2 Ngantru Tulungagung. 4 Program keagamaan yang dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngantru wajib dilaksanakan oleh semua peserta didik seperti halnya shalat dzuhur berjama ah, dan terkecuali sholat Jum at yang dilaksanakan peserta didik putra saja dan ceramah keagamaan yang diikuti peserta didik putri saja. Program tersebut 93-94. 3 Jalaluddin, Theologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 4 1/5-D/22-02-2016.

3 senantiasa di implementasikan dengan baik. Berdasarkan hasil observasi partisipan yang penulis lakukan di lapangan pada saat menjelang aktivitas shalat Jum at ditunaikan, menunjukkan bahwa: (1) semua peserta didik yang beragama Islam tampak membawa peralatan shalat dan mengikuti shalat dzuhur berjama ah setiap hari disesuaikan dengan jadwal tingkat kelas masing-masing dan dilaksanakan mulai pukul 12.10 WIB di masjid sekolah bersama dengan guru yang telah dijadwalkan sebagai Imam. (2) sekolah tampak setiap peserta didik putra membawa perlengkapan shalat untuk melaksanakan shalat Jum at, yang dilaksanakan pada pukul 12.10 WIB di masjid milik sekolah bersama dengan guru yang menjadi khotib maupun imam shalat. (3) bagi peserta didik putri tampak bersiap-siap mengikuti ceramah dari ibu guru yang telah di jadwalkan, kegiatan ceramah dilaksanakan pukul 12.10 WIB bersamaan dengan peserta didik putra melaksanakan shalat Jum at, kegiatan ceramah dilaksanakan di ruang kelas yang telah ditentukan sebelumnya. 5 Dalam perspektif pendidikan agama Islam, maka program keagamaan yang dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngantru Tulungagung tersebut tentu saja mengandung keunikan. Shalat dzuhur berjama ah setelah jam pelajaran selesai, shalat Jum at bagi peserta didik putra, dan mengikuti ceramah keagamaan oleh peserta didik putri. Semua itu dapat dianggap merupakan bagian dari bimbingan terhadap para peserta didik agar menjadi muslim-muslimah yang beriman, dan bertaqwa kepada Allah SWT. Program keagamaan yang telah di rancang oleh pihak sekolah itu tentu amat bermanfaat bagi masing-masing peserta didik dan bagi bangsa Indonesia guna menyongsong masa depan dalam membangun berbagai aspek kehidupan secara dinamis dan berkeadaban. Menurut Muhaimin dalam buku Paradigma Pendidikan Islam mengatakan, bahwa : 5 2/1-O/MSJD/18-03-2016.

4 Pada jenjang pendidikan menengah, kemampuan-kemampuan dasar yang diharapkan dari lulusannya adalah dengan landasan iman yang benar antara lain siswa terbiasa melaksanakan ibadah dalam kehidupan seharihari, dengan indikator : siswa terbiasa membaca al-qur an, siswa selalu melaksanakan shalat, siswa mampu mnyampaikan khotbah/ceramah agama Islam, siswa mengetahui tatacara dan ketentuan khotbah/ceramah agama Islam. 6 Keunikan program keagamaan yang diselenggarakan di SMP Negeri 2 Ngantru Tulungagung tersebut dipandang sebagai suatu yang menarik untuk diteliti lebih lanjut. Mengingat bahwa para peserta didik yang pada saat ini menempuh pendidikan di sana tengah giat berusaha meningkatkan aktifitas keagamaannya, mereka ialah bagian dari generasi muda muslim yang diharapkan di masa mendatang menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlakul karimah dan dapat mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari, yang bermanfaat untuk dirinya sendiri dan juga masyarakat, bangsa, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Di tangan mereka, masa depan perjuangan mewujudkan citacita kemerdekatan Indonesia sebagai termaktub dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar 1945 dapat dilanjutkan. Maka setelah memperhatikan program keagamaan tersebut, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai hal tersebut yang hasilnya dituangkan dalam skripsi ini yang berjudul Implementasi Program Keagamaan Peserta didik [Studi kasus di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Ngantru Tulungagung]. hlm. 83. 6 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2012),

5 B. Fokus Penelitian Berdasarkan konteks penelitian telah dijelaskan di atas, maka yang dijadikan sebagai fokus penelitian adalah: 1. Bagaimana implementasi program keagamaan peserta didik di SMP Negeri 2 Ngantru Tulungagung?. 2. Mengapa program keagamaan peserta didik diimplementasikan di SMP Negeri 2 Ngantru Tulungagung?. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan fokus penelitian di atas, dapat diketahui bahwa yang dijadikan sebagai tujuan penelitian adalah: 1. Untuk memahami dan mendiskripsikan implementasi program keagamaan peserta didik di SMP Negeri 2 Ngantru Tulungagung. 2. Untuk memahami dan mendiskripsikan alasan-alasan program keagamaan peserta didik diimplementasikan di SMP Negeri 2 Ngantru Tulungagung. D. Manfaat Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk kepentingan teoritis maupun kepentingan praktis sebagai berikut : 1. Kegunaan Teoritis

6 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmiah yang secara spesifik terkait dengan implementasi program keagamaan peserta didik yang meliputi sholat dhuhur berjama ah, sholat Jum at, dan ceramah keislaman. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi Kepala Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan baru yang berkenaan dengan pengembangan berbagai program kerja internal sekolah dan program kerjasama antara pihak sekolah dengan jajaran stake-holders guna meningkatkan ketersediaan sarana-prasarana dan biaya serta guru juga bagi kelancaran kinerja kepala sekolah beserta staf, sehingga di lingkungan internal sekolah terjadi aktivitas sirkelik yang semakin cepat lagi berkelanjutan bagi fungsi-fungsi manajemen, terutama terkait dengan berbagai layanan pembelajaran sekaligus layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik baik dalam kategori intra-kurikuler, ekstra-kurikuler, maupun hidden-curriculum dalam rangka mencapai tujuan sekolah sekaligus mencapai tujuan pendidikan nasional. b. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang berkenaan dengan berbagai prosedur pengembangan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional demi

7 peningkatan aktualisasi tugas-tugas guru (tugas utama di bidang pendidikan, pembelajaran, pengembangan keprofesian berkelanjutan, dan tugas penunjang) dan aktualisasi peran-peran guru (seperti sebagai : pendo a, abdi negara, abdi masyarakat, designer Kurikulum 2013, designer RPP, pendidik, uswah, pengajar, pengelola kelas, pemacu, inspirator, motivator, pembimbing-konselor, inisiator, mediator, informator, demonstrator, organisator, supervisor, administrator, evaluator, fasilitator, Illuminator) serta aktualisasi beban kerja guru, termasuk ketika diharuskan menangani pendampingan para siswa sholat dzuhur berjama ah, sholat Jum at, dan ceramah keislaman sebagai bentuk pertanggungjawaban guru di dunia dan di akhirat terutama atas pekerjaan-profesi dan seluruh penghasilan yang diperoleh. c. Bagi Peserta Didik Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam memperkokoh motivasi belajar sekaligus memperkokoh jiwa Islami, meningkatkan ketakwaan dan semangat beribadah agar di masa mendatang dapat menjadi manusia yang cerdas lagi menguasai hard-skills dan soft-skills (intrapersonal skills dan interpersonal skills) sekaligus berkarakter Islami sesuai dengan tujuan pendidikan Islam juga tujuan pendidikan nasional, sehingga di masa mendatang dapat menjadi generasi muda yang dapat dibanggakan melanjutkan perjuangan mengaktualisasikan cita-cita kemerdekaan

8 Republik Indonesia sebagai termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. d. Bagi Orang-Tua Peserta Didik Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam memperkokoh motivasi mendidik, membina, mengarahkan, mencurahkan perhatian serta menciptakan lingkungan rumah tangga yang Islami di tengah-tengah makin kuatnya tekanan nilainilai budaya materialistik dalam era globalisasi yang dikomandani oleh kaum materialisme, untuk menjadi penopang bagi proses pendidikan anak yang saat ini menjadi peserta didik yang tengah menimba ilmu dan mempertebal keimanan diri dalam beribadah agar implementasi tujuan pendidikan islam dapat dicapai secara bertahap lagi berkelanjutan serta selaras, serasi, dan berimbang dengan tujuan pendidikan nasional. e. Bagi peneliti yang akan datang Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan dalam menyusun design penelitian lanjutan yang relevan, kendati dengan pendekatan dan paradigma yang berlainan. E. Penegasan Istilah Judul skripsi ini adalah Implementasi Program Keagamaan Peserta didik di SMP Negeri 2 Ngantru Tulungagung. Supaya di kalangan pembaca tercipta kesamaan pemahaman dengan penulis mengenai kandungan judul

9 skripsi, maka penulis merasa perlu mempertegas makna istilah yang menjadi kata kunci sebagai terdapat dalam judul skripsi, seperti di bawah ini. 1. Penegasan konseptual a. Implementasi Menurut Nurdin Usman dalam bukunya yang berjudul Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum mengemukakan pendapatnya mengenai implementasi atau pelaksanaan. Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem, implemantasi bukan sekedar aktivitas, tapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan. 7 Jika dikaitkan dengan judul berarti Implementasi ini adalah sebuah pelaksanaan sebuah perencanaan yang dipersiapkan jauh-jauh hari dan sudah matang. b. Program keagamaan Menurut Charles O. Jones, pengertian program adalah cara yang disahkan untuk mencapai tujuan, beberapa karakteristik tertentu yang dapat membantu seseorang untuk mengindentifikasi suatu aktivitas sebagai program atau tidak yaitu program cenderung membutuhkan staf, misalnya untuk melaksanakan atau sebagai pelaku program. 8 Jika dikaitkan dengan judul skripsi ini program keagamaan yang dilaksanakan ialah salah 7 Nurdin Usman, Pengertian Implementasi, dalam file pdf. hlm. 10, online, digilib.ump.ac.id/download.php%3find.pengertian_implementasi, diakses pada 19 Februari 2016. 8 Universitas Sumatra Utara, Pengertian Program, dalam file pdf. hlm. 1, online, repository.usu.ac.id/1234, diakses pada 19 Februari 2016.

10 satu aktifitas sebagai implementasi tujuan pendidikan, yang melibatkan guru sebagai pembimbingnya. Keagamaan yang di maksud dalam skripsi ini hampir sama dengan pendidikan agama, sebagaimana dikutip Muhaimin penulis buku paradigm pendidikan bahwa: dalam GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan. 9 Jika dikaitkan dengan judul skripsi berarti usaha sekolah dan guru untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. c. SMP (Sekolah Menengah Pertama) Sekolah menengah pertama merupakan jenjang pendidikan yang ada pada kategori pendidikan dasar. Sekolah menengah pertama ini sebagai pondasi untuk menanamkan semangat anak-anak bangsa untuk mengenyam pendidikan agar menjadi insan yang lebih mulia dalam mengarungi kehidupan yang semakin maju dan berkembang. Dimana dalam undangundang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 17 tentang pendidikan dasar ayat 1 dan 2 berbunyi: (1) pendidikan dasar 75. 9 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya,2012), hlm.

11 merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. (2) pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat, serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederatat. 10 Pengertian lain sekolah menengah pertama atau yang biasa disingkat SMP menurut situs Wikipedia, adalah : Jenjang pendidikan dasar pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar (atau sederajat). Sekolah Menengah Pertama ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 7 sampai kelas 9. Pada tahun ajaran 1994/1995 hingga 2003/2004, sekolah ini pernah disebut Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Murid Kelas 9 diwajibkan mengikuti Ujian Nasional (dahulu Ebtanas) yang mempengaruhi kelulusan siswa. Lulusan Sekolah Menengah Pertama dapat melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan (atau sederajat). Sekolah Menengah Pertama diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001, pengelolaan sekolah Menengah Pertama Negeri di Indonesia yang sebelumnya berada di bawah Departemen Pendidikan Nasional, kini menjadi tanggungjawab kabupaten/kota. Sedangkan Departemen Pendidikan Nasional hanya berperan sebagai regulator dalam bidang standar nasional pendidikan. Secara struktural, Sekolah Menengah Pertama Negeri merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan kabupaten/kota. 11 Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 74 Tahun 2008 Tentang Guru dan Dosen pada Bab I Pasal 1 poin 16, juga dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 17 Tahun 2010 10 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, hlm. 12. 11 Pengertian SMP,online, id.wikipedia.org/wiki/sekolah_menengah_pertama, diakses pada 19 Februari 2016.

12 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan pada Bab I Pasal 1 poin 10 dinyatakan, bahwa : Sekolah Menengah Pertama yang selanjutnya disingkat SMP adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang Pendidikan Dasar sebagai lanjutan dari SD, MI, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SD atau MI. 12 2. Penegasan Operasional Berdasarkan penegasan konseptual di atas, maka secara operasional yang dimaksud dengan implementasi program keagamaan peserta didik adalah realitas penerapan program tersebut yang diteliti melalui paradigma studi kasus dan metode wawancara-mendalam terhadap orang-orang kunci dan metode observasi-partisipan terhadap peristiwa dan dokumen terkait yang menghasilkan data tertulis sebagai terdapat dalam ringkasan data yang kemudian dianalisis dengan metode induksi. F. Sistematika Penulisan pembahasan : Skripsi ini disusun menjadi dalam lima bab dengan sistematika BAB I Pendahuluan : Konteks penelitian, Fokus penelitian, Tujuan penelitian, Kegunaan hasil penelitian, Penegasan istilah, dan Sistematika pembahasan. 12 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 74 Tahun 2008 Tentang Guru, dalam file pdf, hlm. 3; Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, dalam file pdf, hlm. 4.

13 BAB II Tinjauan Teori : Deskripsi teori, Penelitian terdahulu, dan Paradigma penelitian. BAB III Metode Penelitian : Rancangan penelitian, Kehadiran peneliti, Lokasi penelitian, Sumber data, Teknik pengumpulan data, Analisis data, Pengecekan keabsahan temuan, dan Tahap-tahap penelitian. BAB IV Hasil Penelitian : Deskripsi data dan Temuan penelitian BAB V Pembahasan. BAB VI Penutup : Kesimpulan dan Saran. )baha(