BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibagikan perusahaan dapat berupa tunai (cash dividend) yaitu kepada setiapp

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Budi Hardiatmo dan Daljono (2013) Penelitian ini mengambil topik tentang analisis faktor - faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pajak. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), net profit margin adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang

BAB II VARIABEL YANG MEMPENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Teori burung di tangan (Bird in the Hand)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

II. LANDASAN TEORI. laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tunai adalah sumber aliran kas untuk pemegang saham dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Telaah pustaka tersebut berasal dari berbagai sumber yaitu text book

BAB II LANDASAN TEORI. secara global. Salah satu jenis investasi adalah investasi saham. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. selisih antara harga beli dan harga jual saham, sedangkan yield merupakan cash. biasanya dalam bentuk deviden (Jones, 2002:124).

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

BAB II. Tinjauan Pustaka. baik dalam bentuk kas maupun saham kepada para pemegang saham suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini, antara lain sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan sebuah keputusan investasi. Karena hal ini mempunyai dampak

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuntungan bagi investor yaitu keuntungan berupa dividend. gain. Capital gain diperoleh dari selisih harga jual dan harga beli.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sartono (2008: 281) kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

BAB I PENDAHULAN. Investasi dapat dilakukan dalam bentuk investasi pada aspek fisik (real asset)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

II. LANDASAN TEORI. Robert Ang (1997) dalam Priono (2006:10) menyatakan bahwa dividen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempengaruhi pengembalian investasi pada equity securities pada perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada investor, yaitu keuntungan berupa dividen dan capital gain. Capital gain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat walaupun keadaan ekonomi memburuk. Pekembangan industri

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Modigliani (1961) berpendapat bahwa pada dasarnya pada kondisi keputusan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur modal merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan dividen telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2014). Stice et al (2005) dalam Suharli (2007) mengartikan dividen sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. yang berisiko serta yang terakhir adalah saham biasa (Myers & Majluf, 1984

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Debt To Equity Ratio (DER) dan Devidend Payout Ratio (DPR)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu hal yang dapat menunjukkan trend negatif dalam pergerakan saham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang. atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gitman (2003:570) mengatakan bahwa dividen payout ratio indicates

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Soeprihanto (1997 : 27) modal kerja adalah nilai. industri/jasa untuk keperluan sehari-hari, misalnya membayar gaji pegawai,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori mengenai kebijakan pembayaran dividen

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Budiasih (2014) Pengaruh Debt to

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen. Perusahaan yang sukses akan memperoleh pendapatan (income).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham, khususnya pemegang saham yang berinvestasi untuk jangka

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. tersebut. Nilai perusahaan lazim diindikasikan dengan Price to Book Value

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan oleh peneliti ini merujuk penelitian-penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber dana ekstern pasar modal merupakan suatu pengertian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (corporate action) dengan membagikan dividen atau menahan laba.

umum lebih menyukai dividen daripada capital gain. Berarti pula bahwa terdapat

BAB I PENDAHULUAN. berbagai investasi, seperti investasi pada proyek, investasi pada perdagangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuntungan yang diperolehnya. Menurut Ross et al. (2003:606) dividen adalah

BAB II URAIAN TEORITIS. Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan Return on Assets terhadap Dividend

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah dengan mengetahui tingkat perkembangan pasar modal

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan dan dipertimbangkan secara seksama.kebijakan dividen

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya agar dapat tetap bertahan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas perusahaan akan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Dividen Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa (earning available for common stakeholders) yang dibagikan kepada pera pemegang saham biasa dalam bentuk tunai (Warsono, 2003:271). Menurut Warsono (2003:272), dividen dalam suatu perusahaan dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu : 1. Dividen Tunai (Cash Dividend) Dividen tunai merupakan dividen yang dibayarkan dalam bentuk tunai dimana jenis dividen yang umum dan banyak digunakan oleh perusahaan. Dividen tunai diterima oleh para pemegang saham biasa melalui cek atau terkadang mereka menginvestasikan kembali dalam saham biasa di perusahaan. 2. Dividen Saham (Stock Dividend) Dividen saham adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk lembar saham tambahan dan bukannya dalm bentuk uang tunai. 3. Dividen Kekayaan (Property Dividend) Dividen kekayaan adalah distribusi pro rata suatu aset fisik. Aset tersebut biasanya berupa produk yang dihasilkan perusahaan.

2.1.2. Cash Dividend Dividen tunai (cash dividend) adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk tunai dimana jenis dividen yang umum dan banyak digunakan oleh perusahaan (Warsono, 2003:272). Dividen tunai (cash dividend) merupakan bentuk dividen yang dinyatakan dan dibayarkan pada jangka waktu tertentu dan dividen tersebut berasal dari dana yang diperoleh secara legal. Dividen ini dapat bervariasi dalam jumlah bergantung kepada keuntungan perusahaan (Fahmi, 2013:273) Cash Dividend bersumber dari aliran kas untuk pemegang saham yang memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan akan datang. Dividen tunai yang diharapkan merupakan variabel pengembalian utama yang akan menentukan nilai saham bagi pemillik saham dan investor (Sundjaja dan Barlian, 2003:380). Pembayaran cash dividend kepada pemegang saham perusahaan diputuskan oleh dewan direksi perusahaan. Direksi umumnya mengadakan pertemuan yang membahas tentang prosedur pembayaran dividen tunai sebagai berikut (warsono, 2003:270): 1. Mengevaluasi posisi keuangan periode lalu 2. Menentukan posisi yang akan datang dalam membagikan dividen 3. Menentukan jumlah dividen yang harus dibayar 4. Menentukan tanggal-tanggal yang berkaitan dengan pembayaran dividen tunai, seperti tanggal tercatatnya pemegang saham, tanggal tanpa dividen, dan tanggal pembayaran.

Menurut Warsono (2003:273), prosedur pembayaran dividen tunai adalah sebagai berikut : 1. Tanggal Deklarasi (Declaration Date) Tanggal Deklarasi adalah tanggal saat dewan direktur mengumumkan deviden. Hal-hal yang diumumkan meliputi besarnya jumlah dividen yang akan dibayarkan, dividen ekstra, dan kapan pembayaran dividen akan dilakukan. 2. Tanggal Pencatatan Pemegang Saham (Holder-of-Record-Date) Tanggal ini adalah tanggal saat perusahaan menutup buku pencatatan pemindahtanganan saham dan membuat daftar pemegang saham per tanggal tersebut. 3. Tanggal Pemisahan Dividen (Ex-Dividend-Date) Tanggal pemisahan dividen adalah tanggal pada saat dividen dipisahkan dari saham. Tanggal pemisahan ini biasanya dilakukan 4 hari sebelum tanggal pencatatan. 4. Tanggal Pembayaran (Payment Date) Tanggal pembayaran adalah tanggal pada saat perusahaan akan melaksanakan pengiriman cek kepada para pemegang saham yang tercatat sebagai pemegang saham. 2.1.3. Kebijakan Dividen Kebijakan dividen (dividend policy) adalah suatu keputusan untuk menentukan berapa besar bagian dari pendapatan perusahaan akan dibagikan

kepada para pemegang saham dan akan diinvestasikan kembali (reinvestment) atau ditahan (retained) di dalam perusahaan (Ambarwati, 2010:64). Menurut Warsono (2003:272), kebijakan dividen mempunyai arti penting bagi perusahaan karena empat alasan berikut : 1. Kebijakan keuangan ini kepada sikap para investor. Pemotongan dividen dapat dianggap negatif oleh para investor, karena pemotongan seperti itu sering dikaitkan sengan kesulitan keuangan yang dihadapi perusahaan. 2. Kebijakan keuangan ini berdampak pada program pendanaan dan anggaran modal perusahaan. 3. Kebijakan keuangan ini dapat mempengaruhi arus kas perusahaan. Perusahaan dengan likuiditas buruk dapat dipaksa untuk membatasi pembayaran dividennya. 4. Kebijakan keuangan ini menurunkan nilai ekuitas pemegang saham biasa karena besarnya dividen ditentukan oleh besarnya laba ditahan. Menurut Van Horne (2005) dalam Lubis (2009), secara umum, ada empat macam jenis kebijakan dividen yaitu : 1. Kebijakan Dividen Stabil Kebijakan dividen stabil berarti jumlah dividen per lembar saham (DPS) yang dibayarkan setiap tahunnya relatif sama selama jangka waktu tertentu meskipun laba per lembar saham setiap tahunnyaberfluktuasi. Beberapa alasan yang mendorong perusahaan menjalankan kebijakan dividen tersebut antara lain, yaitu :

a. akan memberikan kesan kepada para pemodal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang. b. adanya golongan pemodal tertentu yang menginginkan kepastian dividen yang akan dibayarkan. 2. Kebijakan Dividen Reguler Rendah ditambah Ekstra Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham setiap tahunnya dan jika terjadi peningkatan laba secara drastis atau keadaan keuangan yang lebih baik maka jumlah tersebut ditambah lagi dengan dividen ekstra. 3. Kebijakan Dividen Konstan Kebijakan dividen konstan berarti jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya akan berfluktuasi sesuai dengan perkembangan laba bersih yang diperoleh setiap tahunnya. Hal ini berarti dividen dianggap mempunyai isi informasi sebagai indikator prospek perusahaan (membaik atau memburuk), maka perubahan kebijakan dividen akan meningkatkan atau menurunkan harga saham hanya apabila hal tersebut ditafsirkan sebagai terjadinya perubahan prospek perusahaan. 4. Kebijakan Dividen Fleksibel Kebijakan dividen fleksibel berarti besarnya dividen per lembar saham setiap tahunnya disesuaikan dengan posisi keuangan dan kebijakan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Dalam jenis kebijakan dividen ini, pembayaran dividen dari waktu ke waktu mempunyai jumlah yang sama.

2.1.4. Tujuan Pembayaran Dividen Tujuan dari pembagian dividen adalah sebagai berikut (Turnip, 2009) : 1. Untuk memaksimumkan kemakmuran bagi para pemegang saham, karena tingginya dividen yang dibayarkan akan mempengaruhi harga saham. 2. Untuk menunjukkkan likuiditas perusahaan. Dengan dibayarkannya dividen, diharapkan kinerja perusahaan mampu menghadapi gejolak ekonomi dan mampu memberikan hasil kepada investor. 3. Sebagian investor memandang bahwa resiko dividen adalah lebih rendah dibanding resiko capital gain. 4. Untuk memenuhi kebutuhan para pemegang saham akan pendapatan tetap yang digunakan untuk keperluan konsumsi. 5. Dividen dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara manajer dan pemegang saham. 2.1.5. Teori Kebijakan Dividen Ada beberapa teori yang digunakan sebagai landasan dalam menentukan kebijakan dividen untuk perusahaan. Teori-teori tersebut adalah sebagai berikut (Brigham dan Houston, 2002:66) : 1. Teori Ketidakrelevanan Dividen (Dividend Irellevance Theory) Teori ketidakrelevanan dividen dikemukan oleh Miller dan Modigliani (MM). Teori MM menyatakan bahwa nilai perusahaan ditentukan sematamata oleh kemampuan laba dan resiko aset-asetnya (investasi) dan bahwa cara pemecahan laba yang didistribusikan antara dividen dan laba ditahan

tidak mempengaruhi nilai. MM dan pendukung ketidakrelevanan dividen berargumen bahwa, jika semua yang lain sama, maka pengembalian yang diharapkan seorang investor dan selanjutnya nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh kebijakan dividen karena tiga alasan : 1. Nilai perusahaan ditentukan semata-mata oleh kemampuan dalam mendapatkan laba dan resiko aset-asetnya. 2. Jika dividen mempengaruhi nilai, itu semata-mata karena isi informasi (informational content), yang merupakan sinyal harapan laba menajemen. 3. Suatu keberadaan efek klien yang menyebabkan para pemegang saham biasa perusahaan menerima dividen yang mereka harapkan. 2. Bird-In-The-Hand Theory Teori ini dikemukakan oleh Gordon dan Lintner yang menganggap dividen yang diterima merupakan sesuatu yang sudah pasti di tangan sehingga memiliki resiko yang lebih rendah dibandingkan capital gains. Mereka juga berpendapat bahwa investor lebih menyukai dividen karena lebih pasti pendapatannya, daripada mengharapkan sesuatu pendapatan yang belum pasti jika menginvestasikan kembali dividen pada investasi tertentu. Penganut teori bird-in-the-hand ini lebih menyukai pembayaran dividen tinggi karena akhirnya dapat menghasilkan harga saham yang juga tinggi. 3. Teori Kebijakan Dividen Yang Terkena Pajak (Tax Preference Theory) Menurut teori ini, bahwa dividen itu sebenarnya merugikan investor. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan perlakuan pajak terhadap pendapatan dividen

dan capital gains. Pada umumnya pajak untuk capital gains lebih rendah dibandingkan dengan pajak untuk pendapatan dividen. Dengan demikian jika ditinjau dari aspek perpajakan, para investor lebih menyukai capital gains daripada pembayaran dividen tunai. 2.1.6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen 1. Asset (ROA) Asset (ROA) merupakan salah satu rasio untuk mengukur rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas mengukur efektifitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan (Fahmi, 2013:80). Assets (ROA) adalah pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia dalam perusahaan. Semakin tinggi ratio ini, semakin baik keadaan suatu perusahaan (Syamsuddin, 2000:63). Tingkat pengembalian atas aset menentukan pembagian laba dalam bentuk dividen yang dapat digunakan oleh pemegang saham baik ditanamkan kembali di dalam perusahaan maupun di tempat lain (Sundjaja dan Barlian, 2002:340). 2. Current Ratio (CR) Current Ratio (CR) merupakan salah satu rasio untuk mengukur rasio likuiditas. Rasio likuditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek

perusahaan dengan melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap utang lancarnya. Aktiva lancar umumnya meliputi kas, sekuritas, piutang usaha dan persediaan, sedangkan kewajiban lancar terdiri atas utang usaha, wwesel tagih jangka pendek, utang jangka pendek, akrual pajak dan bebanbeban akrual lainnya(brigham dan Houston, 2006:95). Current Ratio (CR) mengukur kemampuan perusahaan memenuhi utang jangka pendeknya (jatuh tempo kurang dari satu tahun) dengan menggunakan aktiva lancar. Semakin tinggi current ratio berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial jangka pendeknya (Sartono, 2001:116). Oleh karena dividen merupakan cash outflow, maka makin kuatnya posisi kas atau likuiditas perusahaan berarti makin besar kemampuannya membayar dividen (Sartono, 2001:293). 3. Total Assets Turnover (TATO) Total Assets Turnover (TATO) merupakan salah satu rasio untuk mengukur rasio aktivitas. Rasio aktivitas melihat seberapa besar efisiensi penggunaan aset oleh perusahaan. Rasio aktivitas melihat seberapa besar dana tertanam pada aset perusahaan. Jika dana yang tertanam pada aset tertentu cukup besar, sementara dana tersebut mestinya bisa dipakai untuk investasi pada aset lain yang lebih produktif, maka aktivitas perusahaan tidak sebaik yang seharusnya (Hanafi, 2004:38). Total Assets Turnover (TATO) menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan di dalam menghasilkan volume penjualan tertentu. Semakin tinggi rasio total assets

turnover berarti semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva di dalam menciptakan penjualan untuk menghasilkan laba. Laba yang dihasilkan dari hasil penjualan oleh perusahaan mempengaruhi keputusan perusahaan untuk membaginya dalam bentuk dividen atau laba ditahan (Syamsuddin, 2000:62). 4. Growth Rasio pertumbuhan pada dasarnya adalah untuk untuk mengetahui seberapa besar pertumbuhan prestasi yang dicapai perusahaan pada kurun waktu tertentu (Sitanggang, 2012:33). Semakin cepat pertumbuhan perusahaan, semakin besar kebutuhan untuk membiayai pengembangan aktiva perusahaan. Jika keuntungannya dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen dan terkena tarif pajak perorangan yang tinggi, maka hanya sebagian saja yang dapat ditanam kembali (Sundjaja dan Barlian,2003:387). Apabila perusahaan telah mencapai tingkat pertumbuhan sedemikian rupa sehingga perusahaan telah well established, dimana kebutuhan dananya dapat dipenuhi dengan dana yang berasal dari pasar modal atau sumber dana ekstern lainya, maka keadaannya adalah berbeda. Dalam hal ini perusahaan perusahaan dapat menentukan cash dividend yang semakin meningkat sesuai peningkatan pertumbuhan perusahaan (Riyanto, 2001:267). Rasio pertumbuhan dapat dilihat dari total aktiva, penjualan atau earning after tax (Fahmi, 2013:82).

5. Share (EPS) Share merupakan salah satu rasio dalam pengukuran rasio nilai pasar. Rasio nilai pasar yaitu rasio yang menggambarkan kondisi yang terjadi di pasar. Rasio ini mampu memberi pemahaman bagi pihak manajemen perusahaan terhadap kondisi penerapan yang akan dilaksanakan dan dampaknya di masa yang akan datang. Share adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki. Share menggambarkan kemampuan dari setiap lembar saham yang diterbitkan perusahaan dalam menghasilkan laba, karena besarnya cash dividend yang dibayarkan tergantung dari laba per lembar saham yang dihasilkan perusahaan (Tandelilin, 2001:149). 2.2. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama Judul Variabel Metode Hasil Peneliti Penelitian Penelitian Data 1. Tri Dependen : Current Ratio, Pujiyanti Pengaruh Cash Regresi Total Asset (2005) Faktor-faktor Dividend berganda Turnover dan Fundamental Perusahaan (CR, Independen : Share ROI, TATO dan Current Ratio

EPS) Terhadap (CR), signifikan Cash Dividend sedangkan pada Perusahaan Investment variabel Manufaktur (ROI), yang Terdaftar Total Assets Investment di Bursa Efek Turnover tidak Jakarta (BEJ) (TATO), periode 2001- signifikan 2003 Share (EPS) terhadap Cash Dividend 2. Asrani Dependen : Turnip Pengaruh Dividen Kas regresi Share (2009) Current Ratio, linier Debt to Total Independen : berganda signifikan, Asset, Return Current sedangkan On Investment Ratio, Debt to variabel dan Total Asset, Current Ratio, Share Terhadap Debt to Total Dividen Kas Investment, Asset dan pada Perusahaan Terbuka di Share Investment Bursa Efek tidak Indonesia periode 2004 - signifikan 2007 terhadap Dividen Kas 3. Yetty Faktor- Dependen : Meliany Faktor Yang Dividen Kas Regresi Investment, Lubis Mempengaruhi Linear Debt to Total (2009) Dividen Kas berganda Asset, Earning

Pada Perusahaan Independen : Per Share dan Manufaktur Dividend Jenis Consumer Investment, Payout Ratio Goods Yang Go Debt to Total tidak Public Di Bursa Asset, Efek Indonesia signifikan, periode 2004- Share, sedangkan 2007 Dividend variabel Cash Payout Ratio, Ratio, Current Cash Ratio, Ratio dan Debt Current to Equity Ratio Ratio, Debt to signifikan Equity Ratio terhadap Dividen Kas. 4. Indah Faktor Penentu Dependen : Martati Dividend Per Dividend Per regresi Share dan (2010) Share Share berganda DPSt-1 Perusahaan Manufaktur Independen : signifikan, Yang Terdaftar Current sedangkan Pada Bursa Efek Ratio, Debt to variabel Indonesia Equity Ratio, Current Ratio, periode 2000 - Total Asset Debt to Equity 2003 Turnover, Ratio dan Total Asset Share, Turnover tidak DPSt-1 signifikan terhadap DPS.

5. Isfenti Faktor Dependen : Firm Size dan Sadalia Yang Dividend Per regresi dan Mempengaruhi Share linear Share Khalijah Dividend Per Independen : berganda (2011) Share Pada Firm Size, signifikan, Industri Barang sedangkan Konsumsi Di Share, variabel Bursa Efek Current Current Ratio, Indonesia Ratio, Debt to Debt to Equity periode 2006 Equity Ratio, Ratio dan 2011 Asset Asset tidak terhadap Dividend Per Share. 6. Novianty Faktor- Faktor Dependen : Current Ratio, Palino yang Dividen regresi (2012) Mempengaruhi Tunai linear Investment, Dividen Tunai berganda Total Asset Pada Perusahaan Independen : Turnover dan Manufaktur Current yang Terdaftar Ratio, Return Share di Bursa Efek On Indonesia (BEI) Investment, signifikan periode 2005 - Total Asset terhadap 2009. Turnover, Dividen Tunai. Share

7. Ahmad Pengaruh Dependen : Variabel Sandy dan Profitabilitas Dividen regresi Nur dan Likuiditas Tunai linear Asset Fadjrih Terhadap berganda Asyik Kebijakan Independen : signifikan, (2013) Dividen Kas sedangkan Pada Perusahaan Asset variabel Profit Otomotif Profit Margin, periode 2009 - Margin, 2011. Equity, Equity, Current Ratio Current dan Quick Ratio, Quick Ratio tidak Ratio signifikan terhadap Dividen Kas. 2.3. Kerangka Konseptual Pengambilan keputusan pendistribusian keuntungan selalu selalu merupakan isu penting, apakah akan dibagikan dalam bentuk dividen atau tetap ditahan untuk diinvestasikan kembali dan mengaharapkan mendapatkan capital gain yang akan datang. Artinya manajemen harus membuat keputusan berapa besar bagian yang harus dibagikan dalam bentuk dividen. Dividen adalah sebuah pembayaran yang dilakukan perusahaan kepada pemegang saham yang berasal dari pendapatan atau earning dalam bentuk kas atau saham (Ambarwati, 2010:64).

Cash Dividend merupakan dividen yang dibayarkan dalam bentuk tunai dimana jenis dividen yang umum dan banyak digunakan oleh perusahaan (Warsono,2003:272). Dividen tunai yang diharapkan merupakan variabel pengembalian utama yang akan menentukan nilai saham bagi pemillik saham dan investor (Sundjaja dan Barlian. 2003:380). Faktor-faktor yang mempengaruhi cash dividend dapat secara internal maupun eksternal. Faktor-faktor yang mempengaruhi cash dividend secara internal adalah faktor yang bersifat fundamental, yang meliputi tentang kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan operasional perusahaan dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Sedangkan faktorfaktor yang mempengaruhi cash dividend secara eksternal adalah faktor yang bersifat teknis, meliputi faktor sosial, ekonomi dan politik yang baik secara langsung maupun tidak langsung. Faktor fundamental dalam penelitian ini yaitu return on asset (ROA), current ratio (CR), total assets turnover (TATO), growth, dan earning per share (EPS) Asset (ROA) merupakan rasio pengukuran profitabilitas. Return On Asset (ROA) adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba bersih dari jumlah dana yang diinvestasikan (Sitanggang, 2012:30). Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen (Sadalia dan Khalijah, 2011). Current Ratio (CR) merupakan salah satu rasio untuk mengukur rasio likuiditas. Current Ratio (CR) mengukur kemampuan perusahaan memenuhi

utang jangka pendeknya (jatuh tempo kurang dari satu tahun) dengan menggunakan aktiva lancar (Hanafi, 2004:37). Posisi kas atau likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Oleh karena dividen merupakan cash outflow, maka makin kuatnya posisi kas atau likuiditas perusahaan berarti makin besar kemampuannya membayar dividen (Sartono, 2001:293). Total Assets Turnover (TATO) merupakan salah satu rasio untuk mengukur rasio aktivitas. Total Assets Turnover (TATO) menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan di dalam menghasilkan volume penjualan tertentu (Syamsuddin, 2000:62). Jika penjualan tinggi dan total aktivanya tetap, maka perputaran assetnya akan tinggi. Keuntungan yang tinggi dapat digunakan pada investasi aktiva tetap atau bisa juga dibagikan sebagai dividen. Dengan demikian semakin tinggi perputaran asset perusahaan, berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan membagikan dividen per share-nya. Pertumbuhan perusahaan (growth) pada dasarnya adalah untuk untuk mengetahui seberapa besar pertumbuhan prestasi yang dicapai perusahaan pada kurun waktu tertentu (Sitanggang, 2012:33). Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhanya. Perusahaan tersebut biasanya akan lebih senang untuk menahan pendapatannya daripada dibayarkan sebagai deviden dengan mengingat batasan-batasan biayanya. Apabila perusahaan telah mencapai tingkat pertumbuhan sedemikian rupa sehingga perusahaan telah well established, dimana

kebutuhan dananya dapat dipenuhi dengan dana yang berasal dari pasar modal atau sumber dana ekstern lainya, maka keadaannya adalah berbeda. Dalam hal ini perusahaan perusahaan dapat menentukan cash dividend yang semakin meningkat sesuai peningkatan pertumbuhan perusahaan (Riyanto, 2001:267). Share merupakan salah satu rasio dalam pengukuran rasio nilai pasar. Share adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki (Fahmi, 2013:83). Begitu juga dengan besarnya earning per share (EPS) yang dihasilkan perusahaan sangat menentukan besar kecilnya dividen yang akan dibayar. Karena dividen akan dibayarkan jika perusahaan memperoleh laba bersih per lembar sahamnya (Martati, 2010). Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan didukung tinjauan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Assets (X1) Current Ratio (X2) Total Assets Turnover (X3) Cash Dividend (Y) Growth (X4) Share 2.4 Hipotesis (X5) 2.4. Hipotesis Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tinjauan teori, dan kerangka konsep, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : Assets (ROA), Current Ratio (CR), Total Assets Turnover (TATO), Growth dan Share (EPS) signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap Cash Dividend.