I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan macam-macam suku bangsa, agama, ras, dan sumber daya manusia. Dibalik itu semua Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Setiap suku

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini seringkali terdengar terjadinya tindakan kriminal yang

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk konfliktis (homo conflictus), yaitu makhluk yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV DAMPAK DARI KONFLIK DAYAK DAN MADURA DI SAMALANTAN. hubungan yang pada awalnya baik-baik saja akan menjadi tidak baik, hal

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dan majemuk yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika secara de facto mencerminkan multi budaya

I. PENDAHULUAN. membentuk kehidupan secara bersama-sama dan saling melengkapi antar

I. PENDAHULUAN. Bentrok antara kedua desa, yaitu Desa Balinuraga dengan Desa Agom, di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengatasi konflik di Sampit, melalui analisis sejumlah data terkait hal tersebut,

2016, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang P

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang multi culture yang berarti didalamnya

LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI DAERAH RAWAN KONFLIK

I. PENDAHULUAN. mempunyai cara-cara hidup atau kebudayaan ada di dalamnya. Hal

2012, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Undang-Undang tentang Penang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menampilkan sikap saling menghargai terhadap kemajemukan masyarakat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Bercumbu Dengan Konflik RUU Penanganan Konflik Sosial Sebagai Solusi Penanggulangan Konflik di Indonesia

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari deskripsi dan pembahasan hasil penelitian pada bab IV, dapat peneliti

MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESETARAAN. by. EVY SOPHIA

Bercumbu Dengan Konflik RUU Penanganan Konflik Sosial Sebagai Solusi Penanggulangan Konflik di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk individu yang mempunyai akal, pikiran dan

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat merupakan suatu perwujudan kehidupan bersama manusia sebagai makhluk

I. PENDAHULUAN. tersebut terkadang menimbulkan konflik yang dapat merugikan masyarakat itu. berbeda atau bertentangan maka akan terjadi konflik.

I. PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan yang terjadi pada bangsa kita saat ini sangatlah

kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Repubik Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihindari tetapi harus diatasi atau diselesaikan bahkan. memungkinkan konflik yang diatasi dapat melahirkan kerjasama.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai suku, ras, adat istiadat, bahasa, budaya, agama, serta kepercayaan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. hidup sebagai makhluk sosial, melakukan relasi dengan manusia lain karena

Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu instansi atau organisasi Pemerintah Kota. (Kesbangpol dan Linmas) Kota Tanjungbalai memiliki tugas melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

2008, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu membentuk Undang-Undang tenta

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam suku, bahasa, adat istiadat dan agama. Hal itu merupakan

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Pada dasarnya keragaman budaya baik dari segi etnis, agama,

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Tentunya siswa banyak mengalami interaksi yang cukup leluasa dengan. yang dihuni oleh beberapa suku dan budaya.

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENANGANAN KONFLIK SOSIAL. BAB

TUGAS AKHIR KONFLIK DI INDONESIA DAN MAKNA PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENYEBAB KONFLIK ANTARA DESA KESUMADADI DENGAN DESA BUYUT UDIK. (Jurnal) Oleh. Juwono Budi Wicaksono

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA

I. PENDAHULUAN. Banyak istilah yang diberikan untuk menunjukan bahwa bangsa Indonesia

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) PENANGANAN KONFLIK SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kejahatan merupakan suatu fenomena kompleks yang dapat dipahami dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

2015 POLA ADAPTASI SOSIAL BUDAYA KEHIDUPAN SANTRI PONDOK PESANTREN NURUL BAROKAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat lereng Gunung Merapi. Banyaknya korban jiwa, harta benda dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang cenderung kepada kelezatan jasmaniah). Dengan demikian, ketika manusia

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan suatu bentuk seni kreatif yang di dalamnya mengandung nilainilai

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III LAPORAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan dan

I. PENDAHULUAN. seluruh masyarakat untuk meningkatkan mutu kehidupannya, sebagaimana yang

I. PENDAHULUAN. buminya yang melimpah ruah serta luasnya wilayah negara ini. Kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

I. PENDAHULUAN. dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, di antaranya: pendidikan dan pelatihan guru, pengadaan sarana dan

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. sistem sosial budaya harus tetap berkepribadian Indonesia.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Udik Khairil Anwar tewas dibakar massa masyarakat Bekri. Kronologi kejadian pencurian yang menyebabkan konflik :

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode kehidupan penuh dengan dinamika, dimana

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai

BAB IV ANALISIS. Pustaka Pelajar, 2001, hlm Azyumardi Azra, Kerukunan dan Dialog Islam-Kristen Di Indonesia, dalam Dinamika

BAB I PENDAHULUAN. SMA Negeri 9 Bandar Lampung pada awalnya merupakan SMPP 51. (Sekolah Menengah Perintis Pembangunan), yang mulai melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki perbedaan. Tak ada dua individu yang memiliki kesamaan secara

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

I. PENDAHULUAN. ketuntasan belajar siswa. Moral merupakan nilai yang berlaku dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sudah setengah abad lebih Indonesia merdeka, masyarakat Indonesia yang merupakan bangsa yang multi

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 7 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Punk merupakan sebuah budaya yang lahir di Negara inggris, pada awal

PENDAHULUAN. dapat membawa kemajuan, namun juga sekaligus melahirkan kegelisahan. pada masyarakat, hal ini juga dialami oleh Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. besar peranannya di dalam mewujudkan cita-cita pembangunan. Dengan. mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum. Oleh:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan macam-macam suku bangsa, agama, ras, dan sumber daya manusia. Dibalik itu semua Indonesia mempunyai tugas yang sangat berat mempersatukan bangsa menjadi satu sesuai dengan Pancasila. Kehidupan ini selalu menunjukkan kondisi yang beragam. Keberagaman dalam kehidupan menunjukkan bahwa dunia dari kehidupan di dalamnya masih pada kondisi normal. Manusia sebagai makhluk sosial yang melakukan interaksi dengan masyarakat yang ada di lingkungan sekitarnya pasti pernah mengalami suatu pertentangan atau perbedaan dengan orang-orang di sekitarnya. Pertentangan ini yang nantinya akan menjadi sebuah konflik yang jika dibiarkan akan menjadi suatu masalah yang akan membesar. Bisa dikatakan bahwa konflik merupakan suatu proses sosial antara satu orang atau lebih, antar kelompok masyarakat dengan masyarakat lain yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan alasan-alasan tertentu. Sebagai masyarakat tidak bisa menghindari adanya konflik yang pastinya akan terjadi di kehidupan manusia karena konflik merupakan suatu interaksi sosial dan bahkan konflik dapat meyebabkan suatu kerjasama dari orang-orang atau masyarakat yang mengalami konflik.

2 Contoh kecil dari konflik yaitu dari lingkungan keluarga, terkadang dalam keluarga mengalami perbedaan pendapat dengan salah satu anggota keluarga, yang nantinya pasti akan menjadi sebuah konflik, karena konflik terjadi melalui beberapa penyebab yang masing masing mempunyai jalan tersendiri untuk menyelesaikan konflik tersebut. Dilihat dari strukturnya, ada dua konflik yaitu konflik vertikal dan konflik horizontal. Konflik vertikal biasanya bersifat elitis dan politis. Sedang konflik horizontal lebih pada latar belakang Suku, Agama, Ras dan Golongan (SARA), budaya dan ekonomi. Banyak faktor yang dilatar belakangi terjadinya konflik mulai dari perbedaan Suku, Agama, Ras, Penegakan Hukum yang kurang tegas, Kurangnya peranan pemerintah, serta kesenjangan ekonomi dan sosial. Terdapat sejumlah persoalan yang perlu dicermati manakala agama, ras, suku, dan golongan bersinggungan dengan pluralitas sosial, dari mulai politik, adat, dan ekonomi. Krisis jati diri bangsa yang paling mencekam muncul dalam sikap antipluralisme dikalangan sekelompok anak bangsa. Sebagian besar masyarakat, terutama kelompok-kelompok dominan, masih tidak memahami prinsip-prinsip pluralisme dan multikulturalisme. Anak-anak bangsa bahkan curiga dan merasa menghadapi suatu ancaman. Padahal, kecurigaan dan kekhawatiran inilah yang menimbulkan konflik dan aksi-aksi kekerasan yang cukup marak di Indonesia akhir-akhir ini. Melihat beberapa kejadian belakangan yang timbul di tanah air, maka perlu mengangkat kembali pemahaman terhadap pluralisme. Indonesia sebagai satu kesatuan dan merupakan aset bangsa yang berperan besar dalam proses pembangunan dan pencapaian tujuan dan cita-cita bangsa.

3 Konflik sosial dapat terhidari apabila individu dari setiap masyarakat memiliki sikap seperti mengenal serta mengetahui suku bangsa serta adat dan budaya suku lain terutama suku yang hidup berdampingan, tidak bertindak ekspresif ketika ada sesuatu yang berbeda dengan lain, toleransi terhadap perbedaan membuat kedua belah pihak bisa hidup berdampingan walaupun keduanya memiliki adat dan budaya atau kebiasaan berbeda, memiliki rasa empati, dan harus memiliki rasa bangga terhadap keberagaman yang ada di Indonesia karena keberagaman ini adalah aset dari negara. Intgrasi sosial merupakan dapat digunakan untuk mencegah terjadinya konflik karena integrasi sosial merupakan proses penyesuaian diantara unsur-unsur yang saling berbeda yang ada dalam kehidupan sosial sehingga menghasilakn suatu pola kehidupan yang serasi fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan. Konflik yang terjadi di desa Kesumadadi adalah konflik yang berawal dari kesalahpahaman. Desa Kesumadadi yang luasnya kurang lebih 684,00 Hektar terdapat jumlah penduduk 3.419 jiwa yang di dominasi oleh suku Jawa yang kebudayaan Jawa di Desa Kesumadadi Cukup Kental. Masyarakat Kesumadadi mayoritas berprofesi sebagai pentani jagung, petani padi dan peternak sapi, ayam, dan kambing ada pula beberapa masyarakat Kesumadadi yang membuka indstri rumah tangga seperti industri pembuatan emping. Sarana Pendidikan di Desa Kesumadadi cukup baik dikarenakan terdapat 3 PAUD, 1 TK, 2 SMP, 2 SMA dan 1 Pondok Pesantren. Menurut salah satu media masa, Konflik yang terjadi di antar desa Kesumadadi dengan desa Buyut Udik ini berawal dari salah satu warga

4 masyarakat Buyut udik yang dituduh mencuri 3 ekor sapi dan dibakar masa oleh warga masyarakat desa Kesumadadi hingga meninggal dunia. Warga masyarakat desa Buyut Udik yang mengetahui hal tersebut merasa tidak terima karena tindakan masa yang dilakukan warga desa Kesumadadi sehingga mengakibatkan kehilangan salah satu warganya. Warga masyarakat desa Buyut Udik mengambil tindakan sendiri untuk menyerang desa Kesumadadi dengan tujuan membakar dan mengobrak-abrik desa Kesumadadi tampa mengadukan ke pihak yang berwajib terlebih dahulu. Pemkab Lampung Tengah telah mengupayakan perdamaian di antara warga berlainan desa itu, dengan cara melakukan autopsi jenazah warga yang menjadi korban amukan massa sebelumnya. Namun mediasi yang dilakukan pemerintah tidak menghasilkan perdamaiaan. Masyarakat desa Kesumadadi yang telah mengetahui bahwa mediasi yang dilakukan oleh kedua pihak gagal berujung perdamaian warga Buyut Udik akan melakukan penyerangan ke desa Kesumadadi, sejak dua hari sebelum terjadi penyerangan, masyarakat desa Kesumadadi dan dibantu oleh aparat kepolisian mengevakuasi warga ke desa tetangga agar tidak menjadi amukan masa desa Buyut Udik. Puluhan rumah yang telah ditinggalkan oleh penghuninya menjadi amuk masa warga Buyut Udik yang sekurangnya 18 rumah habis terbakar. Menurut hasil wawancara dengan Bapak Gunawan Kepala Dusun 1 Sidorejo Desa Kesumudadi pada tanggal 8 November 2012 di Dusun 4 ada yang mencuri 3 ekor sapi milik warga Dusun 4. Masyarakat Kesumadadi yang emosi langsung membakar hidup-hidup pencuri sapi tersebut hingga

5 meninggal. Menurut beliau, sebagian besar warga Kesumadadi yang mempunyai hewan ternak, berternak dengan cara membiarkan hewan ternaknya mencari makan sendiri di lingkungan desa dan hanya di awasi sesekali, itupun dari kejauhan. Hal inilah yang menjadi kemungkinan terjadi pencurian di tambah pula status ekonomi warga kesumadadi dan sekitar ialah menegah kebawah. Warga Kesumadadi seharusnya menyerahkan kepada tetua Adat sehingga dapat deselaikan sesuat adat yang berlaku ataupun diserahkan aparat Desa. Setelah ditelusuri beberapa hari berselang, warga yang dihakimi masa tersebut adalah warga dari desa Buyut Udik Kecamatan Gunung Sugih. Mendengar hal tersebut warga Buyut Udik merasa tidak terima dan ingin melakukan penyerangan ke desa Kesumadadi. Sebelum terjadi penyerangan terhadap desa Kesumadadi, warga Kesumadadi sudah mendapat kabar tersebut dari desa desa tetangga sehingga warga desa Kesumadadi mengevakuasi warga ke tempat yang lebih aman. Tanggal 19 November 2012 warga desa Buyut Udik dan Warga Desa Buyut Ulir melakukan penyerangan ke Desa Kesumadadi yang sudah ditinggalkan beberapa warganya. Konflik sudah tidak dapat dihindari, tidak terdapat korban jiwa, setidaknya 18 rumah hagus terbakar, 21 rumah rusak berat, dan kurang lebih 120 rumah rusak ringgan di Desa Kesumadadi. Kerusakan Terparah di Desa Kesumadadi tepatnya di dusun 1 Sidorejo dikarenakan dekat dengan jalan utama desa Kesumadadi.

6 Konflik yang terjadi di desa Kesumadadi ini diakibatkan karena kuranganya rasa nasionalisme dan pulralisme setiap individu dalam kehidupan bermasyarakat. Masyarakat mengangap kepentingan suatu kelompok atau golongan yang paling benar dari kelompok atau golongan lain yang ada disekitarnya. Perbedaan mayoritas dan minoritas yang dapat menimbulkan kesenjangan sosial di antara kelompok sosial tersebut. Pada tanggal 22 November 2012 konflik antara Desa Kesumadadi dengan Desa Buyut Ulir berakhir. Koflik ini dapat selesaikan secara adat Lampung dengan cara perwakilan tokoh atau tetua adat dari kedua desa yang berselisih menyampaikan ikrar saudara dan perdamaian di Balai Desa Buyut Udik, Kecamatan Gunungsugih, Lampung Tengah yang di saksikan langsung oleh warga dari dua desa dan aparatur pemerintah. Terdapat tiga poin perdamaian dalam ikrar tersebut: yakni bersumpah dan mengakui bahwa bahwa seluruh warga dari dua desa adalah saudara dan akan hidup berdampingan secara damai, saling tolong menolong, dan bekerja sama dalam kebaikan hingga akhir zaman. Warga juga saling berjanji untuk menjaga persatuan dan kesatuan, memilihara persaudaraan dan hubungan baik, dan tidak akan melakukan hal-hal yang dapat mengganggu atau merusak persaudaraan. Kedua Desa yang berselisi berharap agar perdamaian akan terus terjaga antara Masyarakat Desa Kesumadadi dan Desa Buyut Ulir maupun masyarakat desa lainnya. Jika sudah bersaudara maka perselisihan bisa diselesaikan dengan damai tanpa perlu ada kekerasan. Kususnya Masyarakat Dusun 1 Sidorejo berharap pemerintah membatu masyarakat desa dalam pembaguan desa

7 Kesumadadi yang hancur pasca konflik dan penegakan hukum serta keamanan desa di perketat. Disini peranan orang tua, lingkungan, dan pemerintah sangat dibutuhkan untuk setidaknya menggurangi atau mengatisipasi terjadinya konflik. Orang tua adalah peranan utama untuk menanamkan sifat nasionalisme, saling menghargai, dan toleransi sesama sejak usia dini dengan demikian seorang anak dapat mempunyai bekal dan mengerti apa itu perbedaan sebelum anak belajar dengan orang lain dan lingkungannya. Dalam Lingkungan memberikan dampak yang sangat berpengaruh dalam suatu kelompok atau golongan. Lingkungan dapat membawa hidup seseorang menjadi lebih baik ataupun lebih buruk. Peranan pemerintah dan penegak hukum sangat dibutuhkan dalam situasi konflik namun terkesan pemerintah bergerak terlambat. Pemerintah dan penegak hukum diwajibkan melakukan upaya-upaya penanganan konflik sosial sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2012 tentang penaganan konflik sosial. Mulai dari pencegahan konflik, penghentian konflik dan pemulihan pasca konflik. Pencegahan konflik dilakukan dengan cara melakukan penyuluhanpenyuluhan ke desa yang rawan konflik, menjaga lebih ketat daerah-daerah rawan konflik dan mengenali daerah rawan konflik dengan mengatisipasi konflik-konflik kecil yang terjadi sebelum konflik tersebut membesar, peningkatan kapasitas kelembagaan dan sistem peringatan dini. Kepala daerah terutama harus senantiasa mencermati potensi konflik sosial di daerah

8 masing-masing didasarkan pada kenyataan bahwa kepala daerah merupakan pihak paling dekat dan hidup berdampingan dengan masyarakat karena Kepala Desa merupakan pihak paling tahu denyut nadi kehidupan masyarakat dan dinamika sosial setempat. Penghentian konflik dapat dilakukan dengan cara pemerintah harus cepat melakukan upaya penghentian kekerasan secara fisik untuk mengakhiri kekerasan, menyelamatkan korban, membatasi perluasan dan eskalasi Konflik, serta mencegah bertambahnya jumlah korban dan kerugian harta benda dan pemulihan pasca konflik pemerintah harus kegiatan untuk mengembalikan keadaan dan memperbaiki hubungan yang tidak harmonis dalam masyarakat akibat Konflik melalui kegiatan rekonsiliasi, rehabilitasi, dan rekonstruksi. Setiap konflik yang terjadi dapat menghasilkan dampak positif maupun dampak negatif. Banyak dampak yang dihasilkan dari konflik yang terjadi antara desa Buyut Udik dengan desa Kusumadadi kesenjangan sosial antara dua desa yang mengalami konflik, kerugian material dan waktu pada saat konflik terjadi mapun sesudahnya hanya karna emosi sesaat dari kedua masyarakat desa tersebut dan lebih parahnya lagi anak-anak yang menjadi korban konflik mengalami trauma pisikis akibat konflik tersebut. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, hal ini termasuk dalam penelitian Pkn dalam kajian wilayah pendidikan nilai moral pancasila dan sikap toleransi. Penulis merasa tertarik untuk mengkaji persepsi masyarakat terhadap penyebab konflik dan penulis akhirnya mencoba melakukan

9 penelitian dengan judul Persepsi Masyarakat Terhadap Penyebab Konflik Antara Masyarakat Desa Kesumadadi Dengan Masyarakat Desa Buyut Udik Di Dusun 1 Sidorejo Desa Kesumadadi Kecamatan Bekri Kabupaten Lampung Tengah. 1.2 Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka fokus penelitian adalah Persepsi Masyarakat Tentang Penyebab Konflik Antara Masyarakat Desa Kesumadadi Dengan Masyarakat Desa Buyut Udik 1.3 Rumusan Masalah Bedasarkan Fokus Penelitian di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana persepsi masyarakat terhadap penyebab konflik antara masyarakat Desa Kesumadadi dengan masyarakat Desa Buyut Udik, dengan khusus di jabarkan sebagai berikut: 1. Bagaimana persepsi masyarakat tentang penegakan hukum sebagai penyebab konfik antara masyarakat Desa Kesumadadi dengan masyarakat Desa Buyut Udik 2. Bagaimana persepsi masyarakat tentang peranan pemenerintah atau aparatur pemerintah sebagai penyebab konfik antara masyarakat Desa Kesumadadi dengan masyarakat Desa Buyut Udik 3. Bagaimana persepsi masyarakat tentang kesenjangan ekonomi sebagai penyebab konfik antara masyarakat Desa Kesumadadi dengan masyarakat Desa Buyut Udik

10 4. Bagaimana persepsi masyarakat tentang perbedaan latar belakang budaya sebagai penyebab konfik antara masyarakat Desa Kesumadadi dengan masyarakat Desa Buyut Udik 1.4 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Sesuai dengan fokus penelitian dan perumusan masalah dalam penelitian ini, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan mengetahui Persepsi masyarakat terhadap penyebab konflik antara masyarakat Desa Kesumadadi dengan masyarakat Desa Buyut Udik yang khususnya: 1. Mendeskripsikan persepsi masyarakat tentang penegakan hukum sebagai penyebab konflik antara masyarakat Desa Kesumadadi dengan masyarakat Desa Buyut Udik 2. Mendeskripsikan persepsi masyarakat tentang peranan pemenerintah atau aparatur pemerintah sebagai penyebab konflik antara masyarakat Desa Kesumadadi dengan masyarakat Desa Buyut Udik 3. Mendeskripsikan persepsi masyarakat tentang kesenjangan ekonomi sebagai penyebab konflik antara masyarakat Desa Kesumadadi dengan masyarakat Desa Buyut Udik 4. Mendeskripsikan persepsi masyarakat tentang perbedaan latar belakang budaya sebagai penyebab konflik antara masyarakat Desa Kesumadadi dengan masyarakat Desa Buyut Udik

11 1.4.2 Kegunaan Penetian A. Kegunaan Teoritis Penelitian ini secara teoritis berguna untuk mengembangkan teoriteori yang berkaitan dengan prilaku, sikap, norma dan etika yang terkait dengan konsep-konsep ilmu pendidikan, khususnya ilmu Pendidikan Pancasilan dan Kewarganegaraan yang menkaji tentang Pendidikan kewarganegaraan yang mengkaji tetang toleransi dan yang berkait dengan masalah-masalah kemasyarakatan B. Kegunaan Praktis Secara praktis penelitian ini mempunyai kegunaan antara lain : 1. Hasil penelitian diharapkan dapat berguna untuk memberikan sumbangsi pemikiran kepada orang tua supaya menanamkan sikap toleransi kepada anak. 2. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan wawasan tenang kehidupan yang multikultur. 3. Secara praktis peneltian ini berguna bagi guru sebagai materi tentang sikap positif dalam kehidupan bermasyarakat. 1.5 Ruang lingkup Penelitian 1.5.1 Ruang Lingkup Ilmu Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah ilmu Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) khususnya di dalam struktur keilmuan rumpun Kewarganegaraan yaitu meghargai dan toleransi.

12 1.5.2 Ruang Lingkup Obyek Ruang lingkup penelitian ini adalah membahas Persepsi Masyarakat Terhadap Konflik Penyebab Konflik Antara Masyarakat Desa Kesumadadi Dengan Masyarakat Desa Buyut Udik di Dusun 1 Sidorejo Desa Kesumadadi Kecamatan Bekri. 1.5.3 Ruang Lingkup Subjek Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat di Dusun 1 Sidorejo Desa Kusumadadi Kecamatan Bekri Kabupaten Lampung Tengah. 1.5.4 Ruang Lingkup Wilayah Ruang lingkup wilayah penelitian ini adalah Dusun 1 Sidorejo Desa Kusumadadi Kecamatan Bekri Kabupaten Lampung Tengah. 1.5.5 Ruang Lingkup Waktu Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan Surat Izin Penelitian yang di keluarkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung 2012-2013 dan selama surat izin penelitian.