2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perubahan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013 siswa di

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1..1Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak terlepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan prilaku sosial dan penanaman dasar keilmuan. Tentu saja, kemampuan numerik maupun kemampuan-kemampuan sosio-kultural.

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu membentuk individu-individu yang berkompentensi. sesuai bidang keahlian yang dipilih atau yang dimilikinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris yang baik dan benar secara lisan dan tulis.

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI MELALUI ACTION LEARNING PADA SISWA KELAS X.6 SMAN 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan yang erat dengan ketrerampilan-keterampilan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Liana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. selalu diupayakan pemerintah dengan berbagai cara, seperti penataan guru-guru,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa menyelesaikan soal cerita matematika meningkat. Dalam. dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemajuan suatu bangsa adalah mengembangkan ilmu. Diperlukan strategi maupun model pembelajaran yang tepat agar proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, kemampuan berbicara atau bercerita, keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. aspek-aspek bahasa. Menurut Dasmiati (2012: 1) dalam penelitiannya, Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar

I. PENDAHULUAN. Bahasa tersebut digunakan sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, dan

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. bahan yang harus diajarkan kepada siswa selain keterampilan berbahasa lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, khususnya di SD. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

I. PENDAHULUAN. sekolah meliputi empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan ide, gagasan, serta perasaan secara lisan sebagai proses

BAB I PENDAHULUAN. pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara yang ditempuh manusia untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan tersebut sudah diperoleh ketika ia sudah mulai belajar berbicara

BAB I PENDAHULUAN. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas

I PENDAHULUAN. datang. Pada undang-undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. institusi pendidikan melalui tujuan institusional. Tujuan institusional ini

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. yakni sebagai bahasa Negara dan Bahasa Nasional. Mengingat fungsi yang

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa proses belajar mengajar merupakan upaya yang dilakukan. aspek yang lain yang digunakan untuk mencapai tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari keterampilan berbahasa lainnya. Setiap orang dikodratkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah terdiri atas keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dapat membantu siswa dalam membangun pemahamannya. siswa untuk membuat ide-ide matematika lebih sederhana dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dalam kehidupan manusia menduduki fungsi yang utama. sebagai alat komunikasi. Bahasa dapat meningkatkan potensi diri manusia

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidupnya. Mengingat pentingnya kedudukan dan fungsi Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari bahasa saja, tetapi juga mempelajari sastra. Menurut Lukens

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MEDIA GAMBAR DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

BAB I PENDAHULUAN. dipahami orang lain, seseorang perlu memiliki kosakata ( vocabulary ) dan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan angka angka dan rumus rumus. Dari hal ini muncul. anggapan bahwa kemampuan komunikasi matematika belum dapat dibangun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pencapaian suatu tujuan pendidikan. Oleh sebab itu,

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terbagi menjadi empat, yaitu mendengarkan,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak dapat memiliki kesiapan dalam

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pendidikan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas salah satunya dapat

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang sifatnya verbalsampai kepada kegiatan visual. Dalam kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. lulus tidaknya seorang siswa. Oleh sebab itu mutu pelajaran Bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Siswa harus menguasai keempat aspek tersebut agar terampil berbahasa. Dengan demikian, pembelajaran keterampilan berbahasa di sekolah tidak hanya menekankan pada teori saja, tetapi siswa dituntut untuk mampu menggunakan bahasa sebagaimana fungsinya, yaitu sebagai alat untuk berkomunikasi. Salah satu aspek berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa adalah berbicara, sebab keterampilan berbicara menunjang keterampilan lainnya. Walaupun pada dasarnya secara alamiah setiap manusia dapat berbicara. Namun, keterampilan berbicara secara formal memerlukan latihan dan pengarahan yang intensif. Siswa yang mempunyai keterampilan berbicara yang baik, pembicaraannya akan lebih mudah dipahami oleh penyimaknya Berbicara merupakan proses berbahasa lisan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan, merefleksikan pengalaman, dan berbagi informasi. Ide merupakan esensi dari apa yang kita bicarakan dan katakata merupakan untuk mengekspresikannya. Berbicara merupakan proses yang kompleks karena melibatkan berpikir, bahasa, dan keterampilan sosial. Oleh karena itu, kemampuan berbahasa lisan merupakan dasar utama dari pengajaran bahasa karena kemampuan berbahasa lisan (1) merupakan mode ekspresi yang sering digunakan, (2) merupakan bentuk kemampuan pertama yang biasanya dipelajari anak-anak. (3) merupakan tipe kemampuan berbahasa yang paling umum dipakai. Dalam hal ini, keterampilan berbicara sangat penting untuk ditingkatkan dalam praktik persekolahan, terutama di tingkat dasar. 1

2 Hal tersebut dikarenakan, berbicara merupakan keterampilan yang paling mendasar untuk jenjang Sekolah dasar. Keterampilan berbicara siswa perlu ditingkatkan, dengan cara melatih siswa untuk berbicara di depan teman sebangku atau teman-teman sekelasnya, sejak anak masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Karena, pada kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Para siswa dituntut terampil berbicara dalam proses pembelajaran. Para siswa harus mampu mengutarakan gagasannya. Mereka juga harus dapat menjawab pertanyaan atau mengajukan pertanyaan dengan baik selama pembelajaran berlangsung. Ketika melaksanakan diskusi, para siswa dituntut terampil mengemukakan pendapat, mempertahankan pendapat atau menyanggah pendapat siswa lain. Oleh karena itu, keterampilan berbicara sangat perlu dilatih secara terus-menerus, karena tanpa dilatih keterampilan berbicara tidak akan dikuasai dengan baik. Itulah sebabnya dalam Kurikulum Pendidikan Nasional untuk pelajaran bahasa Indonesia sangat ditekankan pentingnya meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Namun, berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap guru wali kelas V, diperoleh data bahwa proses pembelajaran berbahasa khususnya keterampilan berbicara yang telah dilaksanakan selama ini belum sesuai dengan yang diharapkan. Guru wali kelas V menyatakan bahwa, rendahnya keterampilan berbicara siswa kelas V terlihat ketika siswa diberi kesempatan maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi, masih ada siswa yang membawa buku dan membaca buku serta berbicara dengan suara yang kecil dan juga masih banyak siswa yang malu-malu, menundukkan kepala ketika berbicara atau tersendat-sendat dan ketika berbicara di depan kelas suaranya kecil terkadang menutupi wajahnya dengan buku yang dipegangnya dan kurangnya partisipasi siswa saat mengungkapkan pendapat atau memberikan tanggapan. Hasil dari wawancara ini diperkuat lagi dengan pengamatan peneliti saat pembelajaran

3 berlangsung, hanya beberapa orang siswa yang aktif berbicara, sedangkan sebagian besar siswa banyak yang diam. Ketika peneliti mencoba memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbicara, baik di tempat duduknya ataupun di depan kelas masih banyak siswa yang malu-malu atau tidak percaya diri ketika menyampaikan pendapatnya. Kegagalan pembelajaran berbicara bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut bisa dari metode yang digunakan, guru, siswa, kurangnya pemanfaatan media, maupun evaluasi yang tidak tepat. Berdasarkan pengamatan, dalam proses pembelajaran berbicara, guru masih menggunakan pendekatan konvensional dan metode yang digunakan kurang bervariatif sehingga siswa tidak begitu bersemangat mengikuti pembelajaran karena monoton dan membosankan. Dalam kegiatan pembelajaran guru tidak terlalu memperhatikan keterampilan berbahasa apa saja yang harus dikuasai oleh siswa. Apakah membaca, menulis, menyimak, atau berbicara. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, banyaknya faktor yang mengakibatkan kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara tampaknya, perlu dilakukan sebuah penelitian yang mengidentifikasi mengenai strategi yang diupayakan guru dalam pembelajaran keterampilan berbicara untuk mengatasi kesulitankesulitan yang dialami siswa, dalam upaya meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Untuk itu, salah satu solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah rendahnya keterampilan berbicara siswa adalah dengan penggunaan metode show and tell dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas V Sekolah Dasar. Show and tell merupakan salah satu metode pembelajaran tentang berbicara yang berorientasi pada penumbuhan kemampuan komunikasi publik. Menurut Musfiroh (2011 hal 5) show and tell adalah kegiatan show atau menunjukkan sesuatu kepada audiens dan

4 tell menjelaskan atau mendeskripsikan sesuatu itu. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode show and tell adalah kegiatan menunjukkan sesuatu yang diikuti dengan kegiatan menjelaskan. Maksud dari show and tell ini adalah apa yang ditunjukkan, itulah yang dijelaskan. Misalnya, seorang siswa menunjukkan gambar tentang sebuah peristiwa di depan kelas. Selain itu, siswa juga menjelaskan isi dari gambar tersebut, seperti peristiwa apa yang terjadi pada gambar, bagaimana menanggapi dan memberikan saran pada peristiwa tersebut. Tujuan dari metode show and tell ini adalah yang pertama, melatih siswa berbicara di depan kelas. Kedua, membiasakan siswa peka terhadap hal-hal yang sederhana sehari-harinya Manfaat dari metode show and tell ini adalah membantu siswa dalam memahami masalah-masalah sosial di lingkungannya, memupuk rasa keberanian siswa dan keinginan untuk terlibat dalam permasalahan sosial. Metode show and tell, dalam proses pembelajarannya siswa diberikan kesempatan untuk aktif melalui kegiatan berbicara show and tell yakni, kegiatan menunjukkan sesuatu yang diikuti dengan kegiatan menjelaskan. Dengan bantuan media gambar, siswa diberikan kebebasan untuk menyampaikan apa yang ada di pikirannya. Siswa akan lebih termotivasi untuk berani tampil dan berbicara di depan orang lain. Dengan begitu, siswa tidak lagi pasif dalam pembelajaran, karena metode show and tell ini menerapkan pendekatan komunikatif yaitu kegiatan belajar-mengajar yang bersifat student center atau berpusat pada siswa. Itulah sebabnya penulis melakukan penelitian dengan judul Penggunaan Metode Show and Tell Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V Sekolah Dasar.

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan masalah dari Penggunaan Metode Show and Tell Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V Sekolah Dasar dapat dijabarkan menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimanakah bentuk perencanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode show and tell pada siswa kelas V? 2. Bagaimanakah proses pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode show and tell pada siswa kelas V? 3. Bagaimanakah hasil keterampilan berbicara siswa kelas V pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang menggunakan metode show and tell pada proses pembelajarannya? C. Tujuan penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk memperoleh bentuk perencanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode Show and Tell untuk peningkatan keterampilan berbicara siswa kelas V. 2. Untuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode Show and Tell untuk peningkatan keterampilan berbicara siswa kelas V. 3. Untuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode Show and Tell untuk peningkatan keterampilan berbicara siswa kelas V

6 D. Manfaat Penelitian Manfaat dari hasil penelitian ini adalah : 1. Manfaat secara teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang mendalam tentang cara peningkatan keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V dengan menggunakan metode show and tell b. Penelitian ini dapat digunakan untuk bahan kajian pustaka dalam penelitian selanjutnya. c. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi pemecahan masalah dalam dunia pendidikan, terutama dalam penggunaan strategi belajar. 2. Manfaat secara praktis a. Bagi guru 1) Sebagai rujukan alternatif metode pembelajaran yang relevan untuk diterapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. 2) Merupakan motivasi bagi guru untuk lebih kreatif dalam menggunakan metode untuk memperlancar proses pembelajaran bahasa Indonesia. 3) Memberikan pengetahuan pada guru dalam memilih metode pembelajaran yang menarik, bermakna dan dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa.

7 b. Bagi siswa 1) Meningkatkan aktivitas selama pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung, menumbuhkan minat dan motivasi siswa untuk meningkatkan keterampilan berbicaranya. 2) Mengatasi kesulitan siswa dalam aspek berbicara. 3) Mendapatkan pengalaman belajar yang baru dengan metode yang bervariatif dan diharapkan dapat memberikan peningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terutama dalam aspek berbicara. c. Bagi sekolah 1) Dapat menjadi upaya peningkatan mutu/kualitas pembelajaran berbicara serta memberikan sumbang pikiran dalam mengembangkan metode pembelajaran yang dapat dilaksanakan dalam proses belajar mengajar di sekolah pada umumnya. d. Bagi peneliti 1) Menambah wawasan pribadi mengenai cara merencanakan dan menerapkan metode pembelajaran yang efektif. 2) Peneliti berharap dapat mengetahui sejauh mana kontribusi pembelajaran dengan menerapkan metode show and tell dalam pembelajaran berbicara.