BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah Bimbingan atau pembinaan secara sadar oleh pendidik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak manusia menghendaki kemajuan dalam pendidikan, maka sejak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan pengajaran. Dan hal itu tidak saja untuk diri pribadi para. nabi, tetapi juga diwariskan kepada seluruh umatnya.

BAB I PENDAHULUAN. benar, bersih dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam rangka membangun manusia Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. Agama merupakan salah satu sarana pokok dalam ikut serta. dalam pembangunan mental, karena agama memberikan pedoman dan

BAB I PENDAHULUAN. pemutusan hubungan kerja atau kehilangan pekerjaan, menurunnya daya beli

BAB I PENDAHULUAN. 34, disebutkan pada ayat 1 bahwa Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

BAB 1 PENDAHULUAN. alam, Islam dapat menjamin terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan umat

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tentu Negara akan lemah dan hancur. Sikap dan tingkah laku. dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak.

BAB I PENDAHULUAN. orang yang berhasil di Masyarakat. Keluarga terdiri dari ayah ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang Islami dalam aspek sumber. (wawancara dengan dr. Ismanto tenaga medis di RSI Pati, 17 Maret 2014).

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang tua, yang harus disyukuri, dijaga dan dididik agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam untuk memahami,

BAB I PENDAHULUAN. SWT. Kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai salah satu rahmat yang tak

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. manusia yang lebih utama untuk dibina dan dikembangkan secara

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan yang telah mengalami perkembangan, baik dari segi

BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik anaknya terutama dalam pendidikan agamanya. Pendidikan. pondasi atau landasan dalam diri seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. mempertanggungjawabkan semua perilaku selama hidupnya. Idealnya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DAKWAH DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU BAITUS SALAM KOTA SEMARANG JAWA TENGAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi manusia lain atau memindahkan nilai dan norma yang. dimilikinya untuk orang lain dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. publik terhadap kehidupan anak anak semakin meningkat. Semakin tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Islam di Indonesia dimulai. Pada tahap awal, pendidikan Islam. muslim atau mubaligh dengan masyarakat sekitar sehingga terbentuklah

KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM (Kajian Deskriptif tentang Pembentukan Kemandirian Belajar Anak Asuh di Panti Asuhan Nur Hidayah Banyuanyar Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. dibatasi oleh waktu, kapan pun dan dimanapun disepanjang hayatnya. dan yang terpenting adalah mempunyai akhlak dan moral yang baik.

BAB III METODE PENELITIAN

FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING. DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI MTs NEGERI SURAKARTA 1 TAHUN 2007/2008

perbuatan buruk disebut akhlak tercela sesuai dengan pembinaannya masyarakat dan bangsa. Sebab jatuh dan bangunnya, sejahtera dan rusaknya

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas seorang guru, sehingga ke. segera menjadi kenyataan seperti yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (Rindang, 2004: 2). Situasi dan kondisi sekolah mencerminkan keadaan

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Setiap orang sejak awal sampai akhir sangat berurusan

BAB I PENDAHULUAN. hukum-hukum agama sebagaimana dalam Hadits Rasulullah salallahu alaihi

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

Oleh : IIN INAYAH G FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003, telah di gariskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. tertua sekaligus merupakan ciri khas yang mewakili Islam tradisional

BAB I PENDAHULUAN. termotivasi dalam belajar dan mendapat prestasi yang baik. 1. Pendidikan yang kedua yaitu pendidikan di sekolah, sekolah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sikap, perilaku, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang. serta untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.

PEMBINAAN DISIPLIN ANAK TUNA GRAHITA DI SEKOLAH. (Studi Kasus di SLB Pelita Bangsa Kesamben Jombang) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

I PENDAHULUAN. harus meninggalkan unsur-unsur keagamaan dan hubungan sosial. bukan hanya berarti suatu cara untuk mendapatkan sejumlah pengetahuan dan

STUDI TENTANG BIMBINGAN KONSELING ISLAMI DI SMP MUHAMMADIYAH 3 AMPEL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. diramalkan. Setiap masa yang dilalui merupakan tahap-tahap yang saling

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt menganugerahi akal. Dan hal tersebut tidak dimiliki oleh makhluk lain.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

PENGARUH PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS VII SMP 2 KISMANTORO TAHUN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas SDM, salah satunya melalui pendidikan. Semua orang

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB III METODE PENELITIAN

PERAN PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN ISLAM DI KABUPATEN SUMBAWA TAHUN

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

PENERAPAN METODE ACTIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. 1 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Sinar Grafika, 2008, h. 2

BAB I PENDAHULUAN. ketahun maka sekolah dasar harus dipersiapkan dengan sebaik baiknya. genersi yang unggul dari sekolah dasar.

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan fisiologis: makan, minum, kebutuhan rasa aman, rasa kasih sayang,

SURAKAR SKRIPSI. Oleh: SUPARTINII G

SKRIPSI. Oleh: DWI ERNAWATI NIM : G

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Pendekatan. pemikiran individual maupun kelompok (Sukmadinata, 2012: 60).

BAB 1 PENDAHULUAN. meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan. Diantara ciptaan-nya, manusia

BAB I PENDAHULUAN. moral dan sosial sebagai pedoman hidupnya. Dengan demikian pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan siswi di SD Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen sangat tertib. melihat rata-rata siswa SD Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen

Gambar 4.1 : Struktur Kepemimpinan wilayah RT 23 RW 2.80

BAB I PENDAHULUAN. pihak, dan ditingkatkan melalui berbagai macam kegiatan, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari pasti berhadapan

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN. sarana dalam membangun watak bangsa. Kebijakan program untuk

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

PERAN GURU PAMONG DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAMI DI SMP ISALM TERPADU AT-TAQWA KECAMATAN MIRI KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai tujuan tertentu sesuai dengan coraknya masing - masing, seperti

BAB I PENDAHULUAN. manajemen pembelajaran.tanpa manajemen pembelajaran yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia menurut Islam. Pada dasarnya manusia adalah makhluk Allah,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi pada diri seseorang yang meliputi tiga aspek

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan yaitu: penelitian lapangan, penelitian pustaka, dan penelitian

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan proses belajar mengajar yang diarahkan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah Bimbingan atau pembinaan secara sadar oleh pendidik terhadap peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama (Marimba, 1981 : 19 ). Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia, karena melalui pendidikanlah manusia akan mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari pada makhluk lain. Dalam konsep Islam, pendidikan merupakan penataan individu dan masyarakat yang menyebabkan seseorang tunduk dan patuh pada ajaran-ajaran Islam dan menerapkannya dalam kehidupan individual dan sosial. Pendidikan Islam adalah upaya untuk mempersiapkan diri manusia agar dapat melaksanakan amanat yang dipikulkan kepadanya, yaitu sebagai khalifah Allah yang memakmurkan bumi dan sebagai hamba Allah yang berkewajiban untuk mengabdi dan beribadah kepada-nya semata. Dengan demikian tujuan akhir pendidikan Islam adalah untuk merealisasikan ubudiyah kepada Allah di dalam kehidupan manusia, baik individu maupun masyarakat. Tujuan manusia diciptakan tidak lain untuk selalu menyembah dan beribadah kepada Allah semata. Hal ini sesuai dengan tujuan penciptaan manusia yang ditegaskan dalam Q.S. Adz-Dzariyat : 56 1

2 Dan tidak aku ciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka mengabdi kepada-ku ( Depag RI, 1985 : 862 ). Dalam melaksanakan amanah sebagai khalifah dan hamba Allah manusia perlu membekali diri melalui proses pendidikan. Pendidikan tidak hanya ditemukan di lingkungan formal (sekolah), akan tetapi juga ditemui pendidikan di luar sekolah (non formal). Pendidikan Formal adalah pendidikan di sekolah, yang teratur, sistematis, mempunyai jenjang, dan yang dibagi dalam waktu-waktu tertentu yang berlangsung dari Taman Kanak-kanak sampai Perguruan tinggi. Sedangkan Pendidikan non formal (di luar sekolah) adalah semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib, terarah dan berencana diluar kegiatan persekolahan (Zahara,1981: 58). Pendidikan Islam luar sekolah diselenggarakan karena fenomena tersebut di sekolah umum masih sangat kurang apalagi di sekolah negeri, pendidikan Islamnya masih sangat minim terutama terhadap pembentukan akhlak yang baik. Sehingga pendidikan Islam luar sekolah dirasa masih sangat penting untuk diselenggarakan terlebih bagi anak asuh di Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Karanganyar. Untuk membentuk kepribadian yang islami dan ahklak yang baik untuk bekal hidupnya di masa depannya. Pendidikan luar sekolah adalah pendidikan yang berlangsung di tengah-tengah keluarga dan masyarakat. Pendidikan luar sekolah ini merupakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan tidak harus berjenjang dan berkesinambungan sebagaimana yang tertera didalam Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 bab IV Pasal 10 yaitu :

3 1. Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. 2. Jalur pendidikan di sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara langsung dan berkesinambungan. 3. Jalur Pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan melalui kegiatan mengajar yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan ( UU RI No.2, 1989 : 6 ). Jadi dapat disimpulkan bahwa proses pendidikan tidak hanya dilakukan melalui lembaga formal saja (sekolah), tetapi dapat juga dilakukan melalui lembaga pendidikan luar sekolah. Setiap manusia berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak sebagai bekal untuk kehidupannya di masa mendatang. Tidak terkecuali anak-anak yatim yang dalam banyak hal sering terlupakan hakhaknya. Menurut ajaran Islam anak adalah amanah atau titipan dari Allah yang diberikan kepada manusia yang kelak dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Berkaitan dengan keberadaan anak yatim, jelas tanggung jawab ini tidak terbatas pada satu pihak saja, namun menjadi tanggung jawab bersama, termasuk yayasan atau lembaga yang mampu untuk menyelenggarakan pendidikan dan mengarahkan sehingga mereka dapat hidup secara wajar di masyarakat. Diantaranya yang mengingatkan manusia untuk memperhatikan anak yatim, termasuk pendidikan mereka adalah Q.S. Al- Ma un ayat 2 :

4 Itulah orang yang menghardik anak yatim ( Depag RI. 1985 :1108 ). Di tengah-tengah masyarakat masih sangat sedikit yang memiliki perhatian pada pengasuhan dan pendidikan anak yatim adalah organisasi Muhammadiyah. Muhammadiyah telah memiliki amal usaha yang cukup banyak untuk menangani dan memfasilitasi Anak Asuh (Anak yatim, piatu, yatim piatu, dhu afa) agar mereka dapat mengoptimalkan segala potensi yang ada supaya kelak dapat hidup normal dan mempunyai kemanfaatan di dalam masyarakat. Di setiap daerah, Muhammadiyah memiliki panti asuhan, baik yang dikelola oleh Muhammadiyah secara langsung maupun yang dikelola oleh Aisyiyah. Salah satu Panti Asuhan tersebut adalah Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Karanganyar. Panti asuhan adalah suatu lembaga sosial yang dilakukan oleh suatu badan sebagai tempat atau rumah anak asuh, yatim mempunyai peran sebagai pengganti orang tua atau keluarga (Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial DIY,1991 : 32 ). Hambatan dan rintangan dalam melakukan pendidikan Islam khususnya pendidikan Islam luar sekolah bagi Anak Asuh (yatim, piatu, yatim piatu, dhu afa) cukup banyak ditemukan. Hal ini juga dialami oleh Panti Asuhan Putri Aisyiyah Karanganyar, seperti terbatasnya sarana untuk menjadikan Anak Asuh seluruhnya Kuliah, sehingga yang bisa kuliah hanya yang prestasinya paling menonjol, dan terbatasnya sumber daya manusia yang mau mengelola secara serius. Kelebihan Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Karanganyar selain anak yatim juga menerima anak piatu dan yatim piatu dan duafa. Meskipun di dalam

5 panti ada anak asuh yang masih mempunyai kedua orang tua, tetapi mereka harus mempunyai prestasi itu merupakan syarat untuk masuk Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Karanganyar dengan diketahui oleh lurah setempat. Selain itu juga terletak kelebihan yang menonjol dalam hal kebersihan dan kedisiplinan anak asuh mengikuti pelajaran, panti ini pun juga pernah menjuarai Tenis meja tingkat kedua se Jawa Tengah. Hal inilah yang sangat menarik sehingga banyak anak yatim, anak piatu dan dhuafa yang berminat tinggal di panti asuhan tersebut. Selain kelebihan yang disebutkan diatas panti asuhan tersebut memfokuskan dalam bidang agama, terutama pada akhlak seperti sopan santun, ramah tamah kepada tamu yang datang dan sikap saling menghormati sesama manusia. Disamping itu juga ada kegiatan ekstra seperti ketrampilan bikin kue kering, rebana campursari, tas dari mote, olahraga seperti tapak suci, tenis meja, sepeda santai. Panti pun mempunyai usaha toko dan pengisian air minum mineral. Berpijak pada fenomena diatas, penulis tertarik untuk mengetahui tentang tujuan pendidikan Islam luar sekolah, pelaksanaan pendidikan Islam luar sekolah, dan faktor-faktor pendukung dan penghambat bagi Anak Asuh di Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah. Dari permasalahan tersebut, maka penulis mengambil judul penelitian yaitu Pelaksanaan Pendidikan Islam Luar Sekolah bagi Anak Asuh (di Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Karanganyar).

6 B. Penegasan Istilah Istilah-istilah yang digunakan dalam judul ini perlu dijelaskan. Hal ini untuk memberi gambaran mengenai ruang lingkup dalam penelitian ini dan untuk menjaga agar tidak terjadi kesalahfahaman. Adapun istilah-istilah dalam judul ini adalah sebagai berikut : 1. Pendidikan Islam luar sekolah Pendidikan adalah Usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pelajaran dan pelatihan bagi peranannya di masa yang akan datang. (Muhaimin, 2001: 37). Pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan pada seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita Islam, karena Islam telah menjiwai dan mewarnai corak kehidupannya (Arifin, 1996 : 10). Sedang menurut Marimba (1974 : 23) Pendidikan Islam yaitu Bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ajaran Islam. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud Luar Sekolah adalah Tempat atau lembaga bukan dari lingkungan sekolah tetapi untuk belajar dan mengajar serta menerima dan memberi pelajaran (Depdikbub RI, 1998 : 2006). Pendidikan luar sekolah adalah setiap kegiatan yang terorganisir dan sistematis di luar sistem persekolahan yang mapan dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja

7 dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu di dalam mencapai tujuan belajarnya (Sudjana, 2001 : 22). Berpijak pada pengertian diatas yang dimaksud pendidikan Islam luar sekolah adalah sebuah usaha untuk menyampaikan ajaran Islam meliputi pendidikan Akhlak dan pendidikan Aqidah secara sistematis, yang dalam pelaksanaannya berlangsung wajar dan tidak formal dengan maksud setelah mendapatkan pendidikan dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam seperti sopan santun dan sikap saling menghargai dalam kehidupan sehari-hari. 2. Anak Asuh Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud anak yatim adalah anak yang tidak mempunyai ayah karena meninggal dunia. (Depdikbud RI, 1998 : 1015). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan anak piatu adalah anak yang sudah tidak mempunyai ibu karena meninggal dunia.(depdikbud, 1998: 1015). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan anak yatim piatu adalah anak yang sudah tidak mempunyai ibu dan ayah karena meninggal dunia.(depdikbud, 1998: 1015 ). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan anak dhu afa adalah anak yang orang tuanya sudah tidak mampu (miskin) (Depdikbud, 1998: 70 ).

8 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan asuh adalah menjaga atau merawat dan mendidik (Depdikbud, 1998: 54 ). Berpijak dari pengertian diatas yang dimaksud Anak Asuh adalah Anak yang harus dijaga atau dirawat dan memberinya pendidikan. (Depdikbud, 1998: 54). Berdasarkan pada penegasan dan pembatasan istilah tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pelaksanaan pendidikan Islam luar sekolah bagi Anak Asuh (di Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Karanganyar) adalah penyelenggaraan pendidikan luar jalur formal atau sekolah bagi Anak Asuh yang diperoleh melalui pengalaman sehari-hari ataupun melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk memberikan bakat bagi mereka untuk kehidupan di masa mendatang. 3. Panti Asuhan Panti asuhan adalah suatu tempat atau lembaga yang memberikan santunan, bantuan dan pertolongan kepada anak-anak yatim atau piatu yang dilakukan dengan cara melayani kesejahteraan dan kebutuhan fisik, mental dan sosial (Mushin, 2003 : 24). Berdasarkan istilah diatas, maksud judul skripsi ini adalah tentang penelitian Pelaksanaan Pendidikan Islam Luar Sekolah Bagi Anak Asuh Di Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Karanganyar yang diperoleh melalui pengalaman sehari-hari ataupun melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk memberikan bekal bagi mereka untuk kehidupan di masa mendatang.

9 C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan diatas agar permasalahan yang ada dapat dibahas secara proposional, terarah dan sesuai dengan sasaran dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana tujuan dan pelaksanaan pendidikan Islam luar sekolah bagi anak asuh di Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Karanganyar? 2. Apa faktor pendukung dan penghambat yang ada dalam penyelenggaraan pendidikan Islam luar sekolah bagi anak asuh di Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Karanganyar? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui tujuan dan pelaksanaan pendidikan Islam luar sekolah bagi anak asuh di Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Karanganyar. b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam penyelenggaraan pendidikan Islam luar sekolah bagi anak asuh di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Karanganyar 2. Manfaat penelitian a. Secara teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk merubah wacana masyarakat tentang pentingnya pendidikan luar sekolah bagi anak asuh.

10 b. Secara praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan pertimbangan dalam pengembangan dan pembinaan bagi Panti Asuhan. E. Kajian Pustaka Pendidikan merupakan suatu permasalahan yang sangat mendasar bagi kehidupan manusia. Sehingga harus ada perhatian yang lebih supaya dapat membawa manfaat bagi manusia itu sendiri. Pendidikan ini merupakan penelitian kependidikan yaitu yang mengangkat tentang penyelenggaraan pendidikan Islam luar sekolah bagi anak yatim. Sebelum penelitian ini dilakukan memang sudah pernah ada penelitianpenelitian yang sejenis, akan tetapi dalam hal tertentu. Pendidikan ini menunjukkan adanya perbedaan. Berikut ini beberapa penelitian sebelumnya yang dapat penulis kemukakan sebagai kajian pustaka. Uun Rustinah (UMS 2002) dalam skripsinya yang berjudul Organisasi Aisyiyah dan Pendidikan Non Formal di Pekajangan (Tahun 1996-2000) mengungkapkan bahwa pendidikan non formal adalah pendidikan yang dilakukan secara sadar tetapi tidak terlalu mengikat dengan aturan-aturan yang ketat. Selain itu juga diungkapkan pentingnya peran aktif lembaga atau yayasan dalam upaya peningkatan pendidikan masyarakat. Ninik Wahyuni (UMS 2004) dalam skripsinya yang berjudul Pendidikan Islam luar sekolah bagi anak yatim (studi kasus di panti asuhan yatim

11 Muhammadiyah Sragen) mengungkapkan bahwa tujuan pendidikan Islam luar sekolah adalah untuk membentuk akhlak dan budi pekerti yang mulia pada anakanak yatim serta membekali mereka pengetahuan dan ketrampilan yang bermanfaat bagi kehidupan mereka di masa depan. Endang Triyani (UMS 2005) didalam skripsinya yang berjudul Pendidikan Islam Luar Sekolah pada Pengajian Wanita Mar atus Sholiha Desa Geneng Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo mengungkapkan bahwa tujuan diselenggarakan pendidikan Islam luar sekolah di Desa Geneng adalah Untuk memberikan bekal pengetahuan, pembinaan Agama, akhlak agar kaum wanita (Ibu) dapat mendidik dan mengasuh anak-anaknya sesuai dengan ajaran Islam. Berdasarkan pada beberapa penelitian diatas nampak belum ada yang meneliti tentang Pelaksanaan Pendidikan Islam Luar Sekolah bagi anak asuh mengambil objek di Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Karanganyar. Mengenai tujuan dan pelaksanaan Pendidikan Islam Luar Sekolah dan faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam penyelenggaraan Pendidikan Islam Luar Sekolah dengan demikian masalah yang diangkat dalam penelitian ini memenuhi unsur kebaruan. F. Metode Penelitian Dalam pemecahan suatu masalah digunakan cara atau metode tertentu yang sesuai dengan pokok masalah yang akan dibahas. Disamping itu metode metode tertentu dipilih agar penelitian dapat menghasilkan data yang positif dan dipercaya kebenarannya.

12 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang data sepenuhnya digali dari lapangan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang prosedurnya menghasilkan data kualitatif deskriptif yaitu berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Begdan dan James, yang dikutip Moleong, 1993 : 3). 2. Subjek Penelitian Dalam menentukan subjek penelitian, penulis menggunakan populasi. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 1996 : 115). Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak asuh, pengasuh serta pengelola Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Karanganyar. Jumlah populasinya 65 orang, yaitu 52 anak asuh, 2 pengasuh, 11 pengurus karena subjek kurang dari 100 orang maka penelitian ini diarahkan ke seluruh subjek yang terlibat langsung dalam pelaksanaan Pendidikan Islam Luar Sekolah Bagi Anak Asuh (di Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Karanganyar). 3. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam pengambilan data sebagai berikut : a. Metode interview (wawancara) Wawancara adalah kegiatan mengorek jawaban dari responden dengan bertatap muka dan diharapkan memperhatikan sikap dan keseluruhan penampilannya, karena akan berpengaruh terhadap isi dan jawaban responden (Arikunto, 1996 : 231).

13 Metode wawancara yang digunakan adalah wawancara berstruktur yaitu semua pertanyaan telah dirumuskan dengan cermat dan disiapkan secara tertulis (interview guide). Pewawancara menggunakan data pertanyaan itu sewaktu melakukan interview dengan para pengurus, pengasuh, dan anak asuh, agar percakapan dapat terfokus. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang tujuan pendidikan Islam luar sekolah, pelaksanaan pendidikan Islam luar sekolah, faktor pendukung dan penghambat, serta tentang sejarah perkembangan Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Karanganyar. b. Metode Observasi (Pengamatan) Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak objek penelitian (Nawawi, 1990 : 100). metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang gambaran umum pendidikan Islam luar sekolah bagi anak asuh, salah satunya seperti sistem pembelajaran, dan kedisiplinan anak diamati hari demi hari di Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Karanganyar. c. Metode Dokumentasi Yaitu mencari data atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku-buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1992 : 104). Metode ini digunakan sebagai metode bantu untuk memperoleh data-data mengenai letak geografis, struktur

14 organisasi, keadaan agama dan keadaan penghuni Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Karanganyar. 4. Metode Analisis Data Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data untuk memperoleh kesimpulan. Dalam menganalisis data tersebut digunakan metode deskriptif kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati dengan cara berfikir : a. Induktif Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasikan yang diakhiri dengan pernyataannya bersifat umum (Sumantri, 1985 : 48). Metode Induktif adalah metode yang mempelajari sesuatu gejala-gejala yang khusus untuk mendapatkan kaidah-kaidah yang berlaku dalam laporan yang lebih luas (Dirdjosisworo, 1985 : 42). Metode Induktif dalam penelitian ini adalah Pelaksanaan pendidikan Islam luar sekolah di Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Karanganyar bertujuan agar dapat membentuk akhlak dan budi pekerti mulia dengan pengetahuan dan ketrampilan yang bermanfaat bagi masa depannya. b. Deduktif Adalah cara berfikir dimana pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus (Sumantri, 1985 : 49). Metode Deduktif adalah proses pendekatan yang berangkat dari kebenaran umum mengenai

15 suatu fenomena (teori) dan menggeneralisasikan kebenaran tersebut pada suatu peristiwa atau data tertentu yang berciri sama dengan fenomena yang bersangkutan, dengan kata lain menyimpulkan hubungan yang tadinya tidak tampak, berdasarkan generalisasi yang sudah ada (Azwar, 1999 : 40). Menurut Soerdjono, metode deduktif adalah metode yang menggunakan proses berkebalikan dengan induktif yaitu mulai dengan kaidah-kaidah yang dianggap berlaku umum untuk kemudian dipelajari dalam keadaan yang khusus. Metode Deduktif dalam penelitian ini adalah proses pendidikan Islam di Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Karanganyar dengan cara membantu kebutuhan fisik, mental dan sosial yang efektif untuk usaha perbaikan pendidikan Islam bagi anak asuh. G. Sistematika Penulisan Dalam penulisan skripsi ini disusun dengan menggunakan uraian yang sistematis untuk mempermudah pengkajian dan pemahaman terhadap persoalan yang ada. Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Yang berisi tentang : Latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi. BAB II : PENDIDIKAN ISLAM LUAR SEKOLAH Pembahasan dalam bab ini meliputi dua bagian yaitu:

16 Bagian pertama, pendidikan Islam yang terdiri atas: pengertian pendidikan Islam, dasar-dasar pendidikan Islam, dan faktor-faktor pendidikan Islam. Bagian kedua, pendidikan Islam luar sekolah meliputi, pengertian pendidikan Islam luar sekolah, tujuan pendidikan Islam luar sekolah, bentuk-bentuk pendidikan Islam luar sekolah, metode pendidikan Islam luar sekolah, materi pendidikan Islam luar sekolah, dan media pendidikan Islam luar sekolah. BAB III : HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN ISLAM LUAR SEKOLAH BAGI ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN AISYIYAH KARANGANYAR Pembahasan dalam bab ini meliputi dua bagian yaitu : Bagian pertama, Gambaran Umum Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Karanganyar meliputi : letak geografis, sejarah berdiri, struktur organisasi, keadaan penghuni panti asuhan. Bagian kedua, Pendidikan Islam luar sekolah bagi anak asuh di Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Karanganyar meliputi: Tujuan pendidikan Islam luar sekolah bagi anak asuh, pelaksanaan pendidikan Islam luar sekolah di Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Karanganyar, dan faktor-faktor pendukung dan penghambat pendidikan Islam luar sekolah di Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Karanganyar. BAB IV : ANALISIS DATA Pembahasan dalam bab ini meliputi analisis data tentang : 1. Tujuan pendidikan islam luar sekolah di panti asuhan Yatim Putri Aisyiyah Karanganyar

17 2. Pelaksanaan pendidikan Islam luar sekolah di Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Karanganyar. 3. Faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pendidikan Islam luar sekolah di Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Karanganyar BAB V : PENUTUP Yang berisi: Kesimpulan, saran-saran dan penutup Bagian akhir dalam pembahasan skripsi ini berisi tentang daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup.