PEMERINTAH DESA TANJUNGSARI KECAMATAN SUKAHAJI KABUPATEN MAJALENGKA PERATURAN DESA TANJUNGSARI NOMOR : 11 TAHUN 2016

dokumen-dokumen yang mirip
KerangkaAcuanKegiatan Program Perencanaan, Persalinan Dan PencegahanKomplikasi( P4K )

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

LAPORAN REALISASI PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA SEMESTER PERTAMA PEMERINTAH DESA TANJUNGSARI TAHUN ANGGARAN 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA DESA TANJUNGSARI PERATURAN DESA TANJUNGSARI TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA TANJUNGSARI KECAMATAN SUKAHAJI KABUPATEN MAJALENGKA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 SERI A NOMOR 24

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 05 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 28 TAHUN 2015

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERATURAN DESA SUKARAJA NOMOR : TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN RT DAN RW DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

KEPALA DESA WONOSARI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DESA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN DESA DAN KELURAHAN SIAGA AKTIF DI KABUPATEN KARAWANG

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 77 TAHUN 2017 TENTANG

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2006

KEPALA DESA KALIBENING KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DESA KALIBENING KECAMATAN DUKUN NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 06 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR 2-9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN DANA JAMINAN PERSALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

KEPALA DESA MARGOMULYO KABUPATEN BLITAR PERATURAN KEPALA DESA MARGOMULYO NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2007 SERI D ===============================================================

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA

LATAR BELAKANG. Buku Saku Dana Desa

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

Agus Samsudrajat S, SKM STIKes Kapuas Raya Sintang. Agus S S/polindes/STIKes KR

Poliklinik Kesehatan Desa

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikatakan ibu hamil risiko tinggi bila pada pemeriksaan ditemukan satu atau lebih

KEPALA DESA SUKARAJA KABUPATEN CIAMIS PERATURAN DESA SUKARAJA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENDIRIAN BADAN USAHA MILIK DESA CIPTA BINA MANDIRI

Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia PANDUAN PENILAIAN KECAMATAN SAYANG IBU PELAKSANAAN REVITALISASI GERAKAN SAYANG IBU

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG TENTANG MUSYAWARAH DESA

S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 5 TAHUN 2010

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

MATA KULIAH ASKEB V (KOMUNITAS)

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka ditarik kesimpulan sebagai

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN ANGGOTA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA PERIODE DI WILAYAH KABUPATEN BANDUNG

Retno Sri Wulandari. et al., Evaluasi Program Desa Siaga Di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa...

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 8 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. diupayakan, diperjuangkan dan tingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPALA DESA NITA KABUPATEN SIKKA PERATURAN DESA NITA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA NITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA BATU

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 5 TAHUN 2011

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

Transkripsi:

PEMERINTAH DESA TANJUNGSARI KECAMATAN SUKAHAJI KABUPATEN MAJALENGKA PERATURAN DESA TANJUNGSARI NOMOR : 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENYELENGGARAAN DESA SIAGA AKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA TANJUNGSARI Menimbang : a. bahwa kesehatan merupakan hak fundamental dan hak azasi setiap warga negara yang juga merupakan suatu investasi yang perlu diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan oleh seluruh individu komponen bangsa; b. bahwa upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat Desa Tanjungsari dalam bidang kesehatan, pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatannya sendiri dan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh masyarakat serta terwujudnya pelembagaan upaya kesehatan masyarakat di tingkat lapangan perlu adanya penggerakan dan pemberdayaan masyarakat melalui Desa Siaga Aktif; c. bahwa berdasarkan perimbangan sebagaimana dimaksud pada hurf (a) dan (b) di atas dan agar pelaksanaannya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan, maka perlu dibuat Peraturan Desa tentang Pembentukan dan Penyelenggaraan Desa Siaga Aktif. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara tahun Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5068); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 213, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558); 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa; 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa; 7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1529/Menkes/SK/X/2010 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga dan Kelurahan Siaga Aktif; 8. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 02 Tahun 2015 tentang Desa (Lembaran daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2015 Nomor 02 ); 9. Peraturan Desa Tanjungsari Nomor 10 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) Tahun 2017; DENGAN PERSETUJUAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA TANJUNGSARI MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DESA TANJUNGSARI TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENYELENGGARAAN DESA SIAGA AKTIF BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Desa yang dimaksudkan dengan : 1. Desa adalah Desa Tanjungsari. 2. Pemerintahan Desa adalah Kegiatan Pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan Badan Perwakilan Desa (BPD). 3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa Tanjungsari dibantu perangkat Desa Tanjungsari. 4. Kepala Desa adalah Kepala Desa Tanjungsari. 5. Badan Permusyawaratan Desa yang untuk selanjutnya di sebut BPD adalah Badan Permusyawaratan Desa Tanjungsari. 6. Peraturan Desa adalah peraturan yang ditetapkan oleh Kepala Desa bersama BPD. 7. Desa Siaga Aktif adalah desa yang memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan terutama kesehatan ibu dan anak secara mandiri dengan tenaga kesehatan dan masyarakat sebagai unsur utama dalam menggerakkan melalui pengurus forum Desa Siaga.

8. Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat, selanjutnya disingkat UKBM adalah upaya kesehatan yang dilakukan dari dan oleh masyarakat sebagai bentuk peran serta masyarakat dalam upaya peningkatan pembangunan bidang kesehatan. 9. Forum Masyarakat Desa Siaga Aktif atau selanjutnya disebut FMD adalah tenaga sukarelawan yang dipilih oleh, dari dan untuk masyarakat yang memiliki pengetahuan, kemauan dan kemampuan untuk menggerakkan masyarakat secara partisipatif dalam pemberdayaan masyarakat dan pembangunan bidang kesehatan di desa; 10. Kader adalah kader kesehatan di wilayah Desa Tanjungsari 11. Bidan desa adalah Bidan Desa Tanjungsari 12. Petugas kesehatan adalah petugas kesehatan Puskesmas Salagedang 13. Dukun bayi adalah seorang wanita atau pria yang mempunyai kemampuan yang didapatkan secara turun-temurun dalam keluarga untuk mendampingi seorang ibu sejak masa kehamilan, menolong persalinan sebagai pendamping bidan dan setelah persalinan atau oleh karena ia merasa mendapat panggilan untuk menjalankan tugasnya dan telah mendapat pelatihan. 14. Kehamilan adalah suatu peristiwa mulai dari ovulasi sampai partus adalah kirakira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). 15. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. 16. Nifas adalah keadaaan yang dimulai setelah persalinan selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. 17. Forum Siaga Desa yang dimaksudkan adalah semua pengurus di Desa Siaga. 18. Yang dimaksudkan Forum Desa Siaga Aktif adalah forum yang membidangi pengembangan organisasi, playanan kesehatan dan rujukan, pergerakan dan pemberdayaan masyarakat, serta pengembangan PHBS. BAB II PEMBENTUKAN DESA SIAGA AKTIF Pasal 2 (1) Pembentukan Desa Siaga Aktif dilakukan melalui Musyawarah Masyarakat Desa (MMD). (2) MMD sebagimana dimaksud pada ayat 1 harus dihadiri oleh seluruh perwakilan masyarakat Desa serta petugas kesehatan, minimal bidan desa. (3) Perwakilan masyarakat sebagimana dimaksud pada ayat 2 adalah dari unsur Pimpinan dan Anggota BPD, Pengurus dan Kader, Pengurus RT,RW dan Lembaga Desa Lainnya serta perwakilan tokoh masyarakat desa Pasal 3 (1) Pengurus FMD terdiri dari Penanggungjawab, Ketua, Sekretaris, Bendahara, Koordinatoor bidang (2) Pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah sebagai berikut: a. Kepala Desa sebagai Penanggungjawab. b. Ketua, Sekretaris dan Bendahara berasal dari unsur tokoh masyarakat atau kader dan atau perangkat desa yang mempunyai latar belakang pengetahuan formal atau informal tentang kesehatan masyarakat.

c. Koordinator bidang berasal dari unsur tokoh masyarakat dan atau kader yang berasal atau perwakilan dari setiap dusun (3) Koordinator bidang sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf adalah sebagai berikut a. pengembangan organisasi,; b. playanan kesehatan dan rujukan; c. pergerakan dan pemberdayaan masyarakat; serta d. pengembangan PHBS BAB III TUGAS POKOK DAN FUNGSI (TUPOKSI) FORUM DAN BIDANG DESA SIAGA Pasal 4 (1) Kepala Desa selaku penanggungjawab Program Desa Siaga Aktif memantau pelaksanaan program dilakukan oleh pengurus FMD serta melakukan pemecahan masalah secara bersama-sama dengan pengurus FMD jika ada masalah. (2) Penanggungjawab menyampaikan laporan tentang pelaksanaan tugas penangungjawab Program Desa Siaga Aktif kepada masyarakat serta kepada Pembina Desa Siaga Aktif pada tingkat yang lebih tinggi. Pasal 5 (1) Ketua FMD mempunyai tugas selaku pimpinan Forum Desa Siaga Aktif dalam pelaksanaan Program Desa Siaga Aktif serta bertanggungjawab kepada masyarakat melalui Kepala Desa. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Ketua Forum Desa Siaga Aktif mempunyai fungsi : a. Memimpin dan mengendalikan seluruh kegiatan Forum Desa Siaga Aktif. b. Bersama pengurus lainnya menetapkan program kerja, melakukan evaluasi dan membahas rencana tindak lanjut kegiatan Forum desa siaga aktif. c. Memberikan bimbingan, motivasi dan pengarahan dalam pelaksanaan Program Desa Siaga Aktif kepada Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara, para Koordinator bidang dalam Forum Desa Siaga Aktif. d. Menyampaikan laporan rutin setiap bulan dan laporan insendential sesuai kebutuhan tentang pelaksanaan tugas kepada penangungjawab Desa Siaga Aktif. Pasal 6 (1) Sekretaris mempunyai tugas membantu Ketua berupa pelayanan admistrasi, pengumpulan data, pelaporan dan bantuan pelayanan lainnya untuk kelancaran kegiatan Forum Desa Siaga Aktif. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagimana dimaksud dalam ayat 1, Sekretaris mempunyai fungsi : a. Menyelenggarakan pelayanan admistrasi surat menyurat, kearsipan dan pendataan. b. Menyusun rencana kegiatan dan laporan yang berasal dari para Koordinator. c. Menyelenggarakan urusan umum, urusan rumah tangga, urusan Organisasi, Humas dan Dukumentasi serta urusan Pelaporan, Monitoring dan Evaluasi, dengan memperhatikan pengarahan dari Ketua.

d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Ketua. e. Melaksanakan tugas dan fungsi Ketua, apabila semuanya berhalangan atas penugasan Ketua. f. Memberikan saran dan pendapat kepada Ketua. Pasal 7 (1) Bendahara mempunyai tugas membantu Ketua dalam menyelenggarakan administrasi keuangan, menerima, menyimpan, dan mengeluarkan uang untuk kepentingan kegiatan Forum Desa Siaga Aktif atas perintah Ketua. (2) Untuk melaksnakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Bendahara mempunyai fungsi : a. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan penyusunan laporan pertanggungjawaban keuangan. b. Menerima serta menyimpan uang dan surat-surat berharga. c. Mengadakan pencatatan terhadap bantuan dari pihak lain yang tidak mengikat. d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Ketua. Pasal 8 (1) Koordinator bidang dalam Forum Desa Siaga Aktif mempunyai tugas membantu dan mewakili Ketua dalam memimpin dan mengendalikan program sesuai dengan bidangnya masing-masing. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagimana dimaksud dalam ayat 1 Koordinator dalam Forum Desa Siaga Aktif mempunyai fungsi : a. Mengkoordinasikan dan mengendalikan program kegiatan Desa Siaga Aktif serta melakukan pembinanan sesuai dengan bidangnya masing-masing. b. Melakasnakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Ketua. BAB IV MASA BAKTI KEPENGURUSAN Pasal 9 (1) Kepengurusan Forum Bidang desa Siaga aktif dipilih melalui MMD dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Desa. (2) Masa Bakti Kepengurusan Forum Desa Siaga Aktif adalah 3 (tiga) tahun. (3) Anggota Forum Desa Siaga Aktif dapat berhenti sebelum masa bakti selesai atas permintaan sendiri atau diberhentikan atas permintaan MMD. (4) Penggantian anggota Forum Desa Siaga Aktif sebelum masa jabatan berakhir dengan penunjukan langsung oleh Kepala Desa. BAB V ANGGARAN DESA SIAGA AKTIF Pasal 10 Anggaran Program Desa Siaga Aktif dapat berasal dari : a. Bantuan Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten. b. Pemerintah Desa melalui APBDes sesuai dengan kemampuan keuangan Desa.

c. Iuran dari masyarakat, dengan sistem dan nominal berdasarkan hasil musyawarah berjenjang mulai dari tingkat RW, Dusun, sampai ke tingkat Desa. Iuran tersebut berupa Tabulin dan Dasolin. d. Sponsor, Perusahaan, Pengusaha, LSM, baik yang ada di wilayah Desa Tanjungsari maupun di luar wilayah Desa Tanjungsari yang sifatnya tidak mengikat dan peduli terhadap kesehatan masyarakat Pasal 11 (1) Tabulin (tabungan ibu bersalin) adalah uang yang dikumpulkan oleh ibu hamil dan disimpan sendiri di rumah, di bank atau di Bidan yang akan membantu persalinan. (2) Besarnya Tabulin disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. (3) Tabulin akan dikembalikan secara utuh kepada ibu hamil pada saat akan melahirkan di fasilitas kesehatan untuk membiayai kebutuhan pada saat melahirkan tersebut. (4) Peran Forum Desa Siaga Aktif adalah menyarankan atau memotivasi ibu-ibu hamil agar mempunyai tabungan untuk persiapan biaya persalinan nanti Pasal 12 (1) Dasolin (Dana Solidaritas Bersalin) adalah dana bersama yang wajib dikumpulkan setiap warga dan dikelola oleh pengurus desa siaga. (2) Besarnya Dasolin dengan kemampuan masing-masing (3) Peran Forum Desa Siaga Aktif adalah menggerakan masyarakat agar mau mernyisihkan sedikit penghasilannya sebagai dana sosial BAB VI PELAYANAN KEHAMILAN Pasal 13 Pemeriksaan kehamilan : a. Seorang ibu hamil perlu memeriksakan kehamilannya sejak dini atau umur kehamilan 0 sampai 12 minggu kepada bidan desa dan didampingi suami. b. Seorang ibu hamil perlu memeriksakan kehamilannya setiap bulan selama masa kehamilan. c. Dukun terlatih dan Kader wajib melaporkan dan membimbing ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya di Poskesdes. d. Setiap anggota keluarga wajib melapor, memberitahukan dan memeriksakan di bidan desa apabila ada anggota keluarga yang mengalami masalah kehamilan. e. Setiap anggota keluarga dan tetangga sekitarnya wajib melaporkan ke bidan desa, jika mengetahui ada ibu hamil. f. Suami yang istrinya hamil bertanggung jawab dan wajib menjadi suami yang SIAGA. BAB VII

PELAYANAN PERSALINAN Pasal 14 (1) Dilarang keras melakukan persalinan sendiri tanpa ditolong oleh petugas kesehatan terlatih (bidan). (2) Pertolongan persalinan harus dilakukan oleh bidan/petugas kesehatan di Puskesmas (3) Persalinan yang berisiko tinggi dirujuk ke Rumah Sakit dengan pemberitahuan kepada Forum Desa Siaga. Ibu hamil dan keluarga tidak diperkenankan menolak untuk di rujuk. (4) Jika menolak untuk dirujuk, maka harus menandatangani surat pernyataan penolakan yang diketahui oleh Forum penolong persalinan desa. (5) Ibu yang akan bersalin sesuai dengan taksiran persalinannya, 2 minggu sebelum taksiran persalinan, ibu hamil harus didekatkan sekitar Puskesmas. BAB VIII PELAYANAN NIFAS Pasal 15 (1) Seorang ibu nifas wajib mengunjungi Polindes sekurang-kurangnya tiga kali dalam masa nifas di Polindes atau Posyandu. (2) Jika ibu nifas tidak memeriksakan diri, bidan wajib melakukan kunjungan di rumah. BAB IX KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN Pasal 16 (1) Setiap dukun wajib melakukan kerja sama antar dukun dengan bidan desa dalam melayani kesehatan ibu hamil, persalinan dan nifas. (2) Dukun bayi wajib menganjurkan ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi untuk datang ke Posyandu atau Poskesdes. (3) Dukun bayi wajib merujuk ibu hamil, bersalin dan nifas yang beresiko tinggi ke Poskesdes. BAB X PELAYANAN KESEHATAN ANAK Pasal 17 Pelayanan kesehatan anak, meliputi: a. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi anak dibawah usia lima tahun balita di Posyandu pada setiap bulannya b. Pemberian imunisasi c. Pemberian kapsul vitamin d. Pemantauan tanda-tanda lumpuh layu, kejadian diare, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), dan pneumonia serta pelayanan rujukan bila diperlukan;

BAB XI KETENTUAN LAIN LAIN Pasal 18 Hal-hal lain yang belum diatur dalam peraturan Desa Tanjungsari ini, akan diatur lebih lanjut dengan keputusan Kepala Desa menyangkut pelaksanaannya. BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 19 Peraturan Desa Tanjungsari ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan agar setiap masyarakat mengetahuinya, memerintahkan mengundangkan Peraturan Desa ini. Ditetapkan di : Tanjungsari Pada tanggal : 14 Desember 2016 KEPALA DESA TANJUNGSARI TASRIP Diundangkan dalam Lembaran Desa Tanjungsari Nomor Tahun 2016 tanggal SEKRETARIS DESA TANJUNGSARI EDI SUPRIADI, S.Pd.I