ANALISIS WACANA PADA IKLAN KARTU PERDANA AS, XL, AXIS, DAN IM3 DI TELEVISI SWASTA DEFI SUSANTI. RINI WIRASTY, B., S.S., M.Pd REDO ANDI MARTA, M.Pd.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

KEUTUHAN STRUKTUR WACANA OPINI DALAM MEDIA MASSA CETAK KOMPAS EDISI BULAN MARET 2012

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam

PRATIWI AMALLIYAH A

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun tulisan. Bahasa juga memegang peranan penting dalam kehidupan sosial

ARTIKEL ILMIAH KEKOHESIFAN WACANA DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VII TERBITAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam lingkungan. manusia untuk saling menyampaikan pesan dan maksud yang akan

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan luar. Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk mempersatukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

PENGGUNAAN ANAFORA DAN KATAFORA DALAM RUBRIK BERITA UTAMA HARIAN KOMPAS EDISI JUNI-JULI 2015 JURNAL ILMIAH NOVI TRI WAHYUNI NPM

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

SARANA KOHESI DALAM CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI KARYA A. A. NAVIS. Jurnal Skripsi. Oleh TENRI MAYORE NIM JURUSAN SASTRA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap

JURNAL KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PEMBACA MENULIS DI JAWA POS COHESION AND COHERENCE OF DISCOURSE READERS WRITING IN JAWA POS

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap makna yang terdapat dalam sebuah wacana. Salah

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1987 : 27), Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau

PENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA WACANA KATALOG ORIFLAME EDISI JANUARI 2009

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam (internal) dan unsur luar (eksternal). Unsur internal berkaitan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII SMPN 6 BOJONEGORO

ANALISIS WACANA IKLAN KOSMETIK DI MEDIA TELEVISI

PROGRAM PPISMP GWP 1092 WACANA PENULISAN Topik 1: Pengenalan kepada Wacana

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun kelompok. Ramlan (1985: 48) membagi bahasa menjadi dua

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

PENGGUNAAN PEMARKAH KOHESI DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

PEMARKAH KOHESI GRAMATIKAL DALAM WACANA TAJUK RENCANA HARIAN SINGGALANG EDISI APRIL-MEI 2014 ARTIKEL ILMIAH DESI PATRI YENTI NPM

BAB I PENDAHULUAN. sastra menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Drama merupakan salah satu

PENANDA KOHESI SUBSTITUSI PADA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan manusia sehari-hari tidak pernah terlepas dari proses interaksi

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

Penanda Kohesi Gramatikal dan Leksikal Skripsi Mahasiswa PBSI UNP Kediri Tahun 2014

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL)

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

Ahyad. Fakultas Komunikasi Universitas Gunadarma Kata Kunci: wacana kritis, iklan, makna

BAB I PENDAHULUAN. dapat disesuaikan, dan diungkapkan kembali kepada orang lain sebagai bahan

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA CERITA ANAK DI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik memiliki tataran tertinggi yang lebih luas cakupannya dari

BENTUK UNIK DALAM WACANA IKLAN PROVIDER SELULER PADA SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI APRIL-MEI 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

PENANDA KOHESI SUBTITUSI PADA WACANA KOLOM JATI DIRI JAWA POS EDISI BULAN JANUARI 2008

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-KAHFI (SURAT 18)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa lisan dan bahasa tulisan. Bahasa lisan merupakan ragam bahasa

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

BAB I PENDAHULUAN. menyatu dengan pemiliknya. Sebagai salah satu milik, bahasa selalu muncul dalam

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER

PRINSIP KERJA SAMA DAN PRESUPOSISI PADA PAPAN NAMA TOKO DAN PAPAN NAMA PENJUAL JASA DI KABUPATEN KEDIRI (TINJAUAN PRAGMATIK) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Banyak sekali cara untuk berkomunikasi. Bentuk komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA NASKAH BERITA SEPUTAR PERISTIWA OLAH RAGA TERKINI RRI SURAKARTA SKRIPSI

PENGGUNAAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA PENYAMPAIAN CERITA PRIBADI ANAK KELAS V DI SD KUNTI ANDONG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

ANALISIS WACANA MONOLOG TAJUK RENCANA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring perkembangan zaman kehadiran surat kabar semakin dianggap penting

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL WACANA PERSUASI IKLAN ROKOK PADA TELEVISI SWASTA DI INDONESIA PERSUASION DISCOURSE OF CIGARETTE ADVERTISING ON PRIVATE TELEVISION IN INDONESIA

ANALISIS PENGGUNAAN KONJUNGSI DAN TANDA BACA DALAM TEKS LHO PADA SISWA SMA KELAS X

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas

Analisis Kohesi Gramatikal dan Leksikal pada Teks Eksposisi Siswa Kelas 10 Sekolah Menengah Atas

Transkripsi:

ANALISIS WACANA PADA IKLAN KARTU PERDANA AS, XL, AXIS, DAN IM3 DI TELEVISI SWASTA DEFI SUSANTI RINI WIRASTY, B., S.S., M.Pd REDO ANDI MARTA, M.Pd. ABSTRACT This research is motivated to describe how the analysis of text and discourse context on U.S. prime card commercial, XL, AXIS, IM3 on television and private. The study data are 1) Analysis of the text of the reference, substitution, ellipsis, parallelism and conjunctions. 2) Analysis of the context of the physical context, the context of epistemic, linguistic context, and social context. This research is a qualitative descriptive method. Data and analyzes the data source text and context of the discourse on U.S. prime card commercial, XL, AXIS, IM3 on television and private. Data collection and analysis is a several stages. 1) Listen to recover data that has been collected as a whole, 2) Mentranskripkan data that has been recorded into the written language, 3) Classify the data in accordance with the discourse of research instruments, 4) Analyzing the data based discourse on the ad text and context, 5) to formulate conclusions based on the results of the study. Results of this study found the text analysis and context on U.S. prime card commercial, XL, AXIS, IM3 on television and private. In the text analysis, there are 18 utterances which consists of advertisement reference 2, substitution 0, 0 ellipsis, parallelism 5, and conjunctions 11, whereas in the context of the analysis found 23 utterances ad is divided into 16 physical context, the context of epistemic 0, 1 linguistic context, and context social 6. Based on the conclusions from these results we can conclude that the most dominant text analysis is used in conjunction, whereas in the context of the analysis of the most dominant in the ad is the physical context. 1

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang paling ampuh untuk mempengaruhi lawan bicara. Melalui bahasa orang akan mudah percaya dan melalui bahasa pula kepercayaan itu hilang. Begitu pula dengan bahasa dalam iklan, apabila bahasa yang digunakan mudah dimengerti oleh pembaca atau pendengar, maka iklan tersebut dapat diterima pembaca dan pendengar. Produk yang akan diiklankan pun semakin diketahui oleh masyarakat karena bahasa yang dijadikan iklan komunikatif. Dengan menggunakan bahasa manusia dapat saling mencurahkan perasaan, dapat saling memahami pikiran dan gagasan, bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia dengan bahasa manusia dapat mengeluarkan imajinasi untuk mengembangkan apa yang diinginkannya. Berkomunikasi dapat dilakukan dengan bahasa tulis dan lisan. Wacana merupakan satuan bahasa terbesar dan terlengkap yang menghubungkan proposisi yang lain. Wacana yang ideal mengandung seperangkat proposisi yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau kohesi. Selain itu, dibutuhkan keteraturan atau kerapian susunan yang menimbulkan rasa koherensi. Dengan kata lain, unsur yang turut menentukan keutuhan wacana adalah kohesi dan koherensi. Dalam penelitian ini yang ingin diteliti tentang teks dan konteks dalam sebuah wacana pada iklan kartu perdana AS, XL, AXIS, dan IM3 di televisi swasta, ada beberapa alasan peneliti mengambil data dari wacana pada iklan kartu perdana AS, XL, AXIS, dan IM3 di televisi swasta. Pertama Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara kedalam gelombang elektronik dan 2

mengkonversinya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suaranya dapat didengar. Kedua, karena penggemar iklan meliputi seluruh lapisan masyarakat, sebagai rentetan kalimat yang berkaitan sehingga terbentuklah makna yang serasi di antara kalimat-kalimat itu. Dengan demikian sebuah rentetan kalimat tidak maka dapatlah dikatakan bahwa bahasa dapat disebut wacana jika tidak ada yang ada dalam wacana pada iklan di televisi dapat dipahami oleh setiap kalangan masyarakat. Hal itulah yang keserasian makna. Sebaliknya, rentetan kalimat membentuk wacana karena dari rentetan tersebut terbentuk makna yang menyebabkan peneliti ingin meneliti serasi. tentang teks dan konteks yang ada dalam wacana pada iklan kartu perdana AS, XL, AXIS, dan IM3 di Televisi Swasta. 2. KAJIAN TEORI 2.1. Hakikat Wacana Wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan yang menghubungkan proposisi yang satu dengan yang lain, membentuk satu kesatuan. Rentetan yaitu kalimat yang berkaitan sehingga terbentuklah makna yang serasi diantara kalimat-kalimat itu. Moeliono, dkk, (dalam Idat, Fatimah DJ, 1994: 4). Hal Senada juga disebutkan oleh Hasan Alwi (2000:41), menjelaskan pengertian wacana Menurut Kridalaksana dalam Yoce (2009:69), wacana adalah satuan bahasa terlengkap dalam hierarki gramatikal tertinggi dan merupakan satuan gramatikal yang tertinggi atau terbesar. Wacana direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh, seperti novel, cerpen, atau prosa dan puisi, seri ensiklopedi dan lain-lain serta paragraf, kalimat, frase, dan kata yang membawa amanat lengkap. Jadi, wacana adalah unit linguistik yang lebih besar dari kalimat atau klausa. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan pengertian wacana adalah satuan bahasa terlengkap daripada fonem, morfem, kata, 3

klausa, kalimat dengan koherensi dan kohesi yang tinggi yang berkesinambungan, yang mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata, disampaikan secara lisan atau tertulis ini dapat berupa ucapan lisan dan dapat juga berupa tulisan, tetapi persyaratannya harus dalam satu rangkaian dan dibentuk oleh lebih dari sebuah kalimat. Wacana disamping memiliki unsur pembentuk yang paling lengkap dibandingkan dengan aspek bahasa yang lain, juga memiliki fungsi yang kompleks yakni menggambarkan rangkaian tindakan berbahasa masyarakat penuturnya dengan seluruh makna dan situasi. 2.2 Wujud dan Jenis Wacana Syamsuddin (1992:7), menyatakan wujud dan jenis wacana dapat ditinjau dari segi realitas, sebagai media komunikasi dan segi pemakaian yaitu: a. Segi Realitas yaitu rangkaian kebahasaan (verbal atau language caist) dengan semua kelengkapan struktural bahasa seperti apa adanya. b. Segi media komunikasi yaitu media komunikasi lisan sebuah percakapan atau dialog yang lengkap dari awal sampai akhir. c. Segi pemakaian wacana dibagi lima bagian, yaitu: (1) wacana naratif, yaitu rangkaian tuturan yang menceritakan atau menyajikan suatu hal atau kejadian melalui penonjolan tokoh pelaku (orang I atau III) dengan maksud memperluas pengetahuan pendengar atau pembaca; (2) wacana prosedural, yaitu rangkaian tutur yang melukiskan sesuatu yang berurutan yang tidak boleh dibolak-balik unsurnya karena urgensi unsur yang lebih dahulu menjadi landasan unsur yang berikutnya; (3) wacana hortatorik, yaitu rangkaian tutur yang isinya bersifat ajakan atau nasehat; (4) wacana ekspotorik, merupakan rangkaian tutur yang bersifat 4

memaparkan suatu pokok pikiran; (5) deskripsi yaitu rangkaian tutur yang memaparkan atau melukiskan sesuatu. 2.3 Analisis Teks 1). Hakikat Kohesi dan Koherensi Kohesi merupakan salah satu unsur pembentuk teks yang penting. Menurut Mulyana (2005:26) menyatakan bahwa kohesi dalam wacana diartikan sebagai (2006:88) menyatakan bahwa kohesi adalah hubungan antar bagian dalam teks yang ditandai oleh penggunaan unsur bahasa. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kohesi adalah salah satu unsur pembentuk teks yang penting di dalam sebuah wacana. Wacana dikatakan kohesi apabila terdapat kesesuaian bentuk bahasa baik dengan teks kepaduan bentuk yang secara struktural maupun dengan konteks. Teks adalah membentuk ikatan sintaktikal. Kohesi wacana terbagi di dalam dua aspek, yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Kohesi gramatikal antara lain adalah referensi, subtitusi, ellipsis, konjungsi, sedangkan yang termasuk kohesi leksikal adalah sinonimi, repetisi, kolokasi. Sejalan dengan pendapat di atas Yayat Sudaryat (2008:151) menyatakan bahwa kohesi merupakan aspek formal bahasa dalam organisasi sintaksis, wadah kalimatkalimat disusun secara padu dan padat untuk menghasilkan tuturan. Sedangkan Abdul Rani, Bustanul arifin, Martutik Pertautan logis antar kejadian atau maknamakna di dalamnya keserasian hubungan antara unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam wacana, sehingga terciptalah pengertian yang apik, sedangkan konteks adalah sesuatu yang menjadi sarana untuk memperjelas suatu maksud. Sarana yang dimaksud ialah bagian ekspresi yang mendukung kejelasan maksud dan situasi yang berhubungan dengan suatu kejadian. 2). Hakikat Unsur Gramatikal a). Referensi Referensi atau pengacuan merupakan hubungan antara kata dengan acuan. Kata- 5

kata yang berfungsi sebagai pengacu disebut deiksis. b). Subtitusi Subtitusi (penggantian) adalah proses dan hasil penggantian oleh unsur bahasa oleh unsur lain dalam satuan yang lebih besar. c). Elipsis Elipsis merupakan penghilangan satu bagian dari unsur kalimat. Sebenarnya elipsis sama dengan subtitusi, tetapi elipsis disubtitusi oleh sesuatu yang kosong. d). Paralelisme Paralelisme merupakan pemakaian unsur-unsur gramatikal yang sederajat. e). Konjungsi Konjungsi atau kata sambung adalah bentuk atau satuan kebahasaan yang berfungsi sebagai penyambung, perangkai, atau penghubung antara kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat dan seterusnya. 2.4 Analisis Konteks Konteks adalah sesuatu yang menjadi sarana untuk memperjelas suatu maksud. Sarana yang dimaksud ialah bagian ekspresi yang mendukung kejelasan maksud dan situasi yang berhubungan dengan suatu kejadian. Konteks yang berupa bagian ekspresi yang dapat memperjelas maksud disebut konteks (context). Konteks wacana meliputi: 1) Konteks fisis (physical context) yang meliputi tempat terjadinya pemakaian bahasa pada suatu komunitas, objek yang disajikan dalam peristiwa komunikasi itu dan tindakan atau perilaku dari pada peran dalam peristiwa komunikasi itu. 2) Konteks epistemis (epistemic context) atau latar belakang pengetahuan yang sama-sama diketahui oleh para pembicara maupun pendengar. 3) Konteks linguistik (linguistic context) yang terdiri atas kalimat-kalimat atau 6

tuturan-tuturan yang mendahului satu kalimat atau tuturan tertentu dalam peristiwa komunikasi. 4) Konteks sosial (social context) yaitu relasi sosial dan latar setting yang melengkapi hubungan antara pembicara (penutur) dengan pendengar (mitra tutur). 2.5 Hakikat Iklan Iklan memiliki fungsi untuk menyebarkan informasi tentang penawaran suatu produk, gagasan atau jasa. Keberadaan suatu barang atau jasa benda atau jasa, tetapi mempunyai sifat "mendorong" dan "membujuk" agar orang menyukai, memilih dan kemudian membelinya. 2.6 Metode dan Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian kualitatif. 2.7 Latar, Entri dan Kehadiran Penelitian Penelitian ini dilakukan di Solok melalui tayangan iklan kartu perdana AS, XL, AXIS, dan IM3 di televisi swasta. diketahui konsumen lewat iklan. Iklan Tayangan iklan kartu perdana AS, XL, berusaha memberikan informasi tentang keunggulan, kelebihan, manfaat dan sifat yang diberikan barang, jasa atau gagasan yang dimaksudkan atau dianjurkan. Di sisi yang lain iklan merupakan alat persuasi agar konsumen membeli atau menggunakan barang, jasa atau gagasan tersebut. Berbeda dengan sebuah berita dalam surat kabar, iklan tidak sekedar menyampaikan informasi tentang suatu AXIS, dan IM3 ditayangkan setiap hari di televisi swasta. Setelah itu, peneliti memfokuskan penelitian pada analisis teks dan konteks wacana pada iklan kartu perdana AS, XL, AXIS, dan IM3 di televisi swasta. 2.8 Data dan Sumber data Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah analisis wacana pada iklan kartu perdana AS, XL, AXIS, 7

dan IM3 di televisi swasta. Menurut Sudaryanto dalam Mahsun (2005:28), sebagai bahan penelitian dan unsur lain yang membentuk data terkandung objek dan unsur lain yang membentuk data yang disebut konteks (objek penelitian). Data yang akan diambil pada penelitian ini adalah analisis teks dan konteks wacana pada iklan kartu perdana AS, XL, AXIS, dan IM3 di televisi swasta. Penelitian ini dilakukan dalam waktu 1 bulan. 2.9 Instrumen Penelitian Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit hal ini sejalan dengan pendapat Moleong (2009:160), peneliti sekaligus perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data, analisis, penafsiran data dan pada akhirya yang menjadi pelopor hasil penelitiannya. Jadi, peneliti adalah sebagai instrumen utama penelitian karena yang menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitiannya. Instrumen atau alat yang digunakan dalam alat yang digunakan mengumpulkan data yaitu alat perekam berupa handpone, buku catatan, dan alat tulis. 3. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan untuk memperoleh data adalah teknik simak dan merekam. 3.1 Teknik Analisis Data Langkah-langkah yang akan digunakan peneliti dalam teknik analisis data adalah: 1. Mendengarkan kembali data yang sudah terkumpul secara keseluruhan. 2. Menstrankripkan data yang telah direkam kedalam bahasa tulis. 3. Mengklasifikasikan data wacana pada iklan tersebut berdasarkan format satu, dua, dan tiga dapat dilihat pada tabel instrumen penelitian. 4. Menganalisis data wacana pada iklan tersebut berdasarkan teks dan konteks. 5. Merumuskan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian. penelitian ini adalah peneliti sendiri, alat- 8

3.2 Teknik Uji Keabsahan Data Untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini peneliti menggunakan kriteria standar kredibilitas. Dengan melakukan upaya-upaya seperti: a. Perpanjangan keikutsertaan peneliti dalam proses pengumpulan data. b. Melakukan observasi secara terusmenerus dan sungguh-sungguh. c. Menggunakan tekhnik triangulasi sehingga memungkinkan diperoleh variasi informasi selengkaplengkapnya. d. Melibatkan teman sejawat, yaitu 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Berdasarkan data yang diperoleh melalui perekaman, pengamatan, dan penyimakan, dapat dijelaskan tentang analisis wacana terbagi menjadi dua bagian yaitu: (a) Analisis teks, dan (b) Analisis konteks. Data yang diteliti dalam penelitian analisis wacana secara keseluruhan berjumlah 41 data. (a) analisis teks ditemukan 18 tuturan iklan yang terbagi menjadi referensi kartu AS terdapat 1 tuturan, dan kartu IM3 terdapat 1 tuturan, Nengsi Fitriana. subtitusi dalam penelitian ini tidak ada e. Melakukan analisis atau kajian kasus negatif yang dapat dimanfaatkan sebagai kasus pembanding terhadap hasil penelitian. f. Melacak kesesuaian dan kelengkapan hasil analisis data. ditemukan, elipsis dalam penelitian ini tidak ada ditemukan, paralelisme kartu AS terdapat 3 tuturan, kartu AXIS terdapat 1 tuturan, dan kartu IM3 terdapat 1 tuturan, dan konjungsi kartu AS terdapat 2 tuturan, kartu XL terdapat 5 tuturan, kartu AXIS terdapat 2 tuturan, dan kartu IM3 terdapat 2 tuturan. 9

(b) analisis konteks ditemukan 23 tuturan iklan yang terbagi menjadi konteks fisis kartu AS terdapat 4 tuturan, kartu XL terdapat 5 tuturan, kartu AXIS terdapat 3 tuturan, dan kartu IM3 terdapat 4 tuturan, konteks epistemis dalam penelitian ini tidak ada ditemukan, konteks linguistik kartu AS terdapat 1 tuturan, dan konteks sosial kartu AS terdapat 3 tuturan, kartu XL terdapat 2 tuturan, dan kartu IM3 terdapat 1 tuturan. 5. KESIMPULAN Sesuai hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan analisis teks yang paling dominan digunakan dalam iklan tersebut adalah konjungsi, sedangkan pada analisis konteks paling dominan adalah konteks fisis. DAFTAR RUJUKAN Abdul Rani, Bustanul dkk, 2006. Analisis Wacana Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Malang: Bayumedia Publishing. Aliah Darma, Yoce. 2009. Analisis Wacana Kritis. Bandung: CV. Yrama Widya. Hasan, Alwi. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi 3. Jakarta: Balai Pustaka. Idat, Fatimah. DJ. Wacana Pemahaman dan Hubungan Antar Unsur. Bandung: PT Eresco Anggota IKAPI. Mulyana. 2005. Kajian Wacana Teori, Metode, dan Aplikasi Prinsip- Prinsip Analisis Wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana. Mahsun, M.S.2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Moleong, Lexy.J. 2009. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Syamsuddin, A.R.1992. Studi wacana Teori-Analisis-Pengajaran. Bandung: mimbar pendidikan Bahasa dan Seni FBBS IKIP Bandung. Sudaryat, Yayat. 2008. Makna dalam Wacana. Bandung: Yrama Widya. 10