IDENTIFIKASI TINGKAT KEKERASAN PADUAN Al-Si YANG DI- QUENCHING DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGIN DAN WAKTU PENCELUPAN

dokumen-dokumen yang mirip
Analisa Pengaruh Aging 450 ºC pada Al Paduan dengan Waktu Tahan 30 dan 90 Menit Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Pengaruh Waktu Penahanan Artificial Aging Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Coran Paduan Al-7%Si

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR

ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN

ANALISA KEKERASAN PADA PISAU BERBAHAN BAJA KARBON MENENGAH HASIL PROSES HARDENING DENGAN MEDIA PENDINGIN YANG BERBEDA

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

TUGAS AKHIR PENGARUH ELEKTROPLATING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM PADUAN

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki. ketahanan terhadap korosi, dan mampu bentuk yang baik.

PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST

ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak

BAB IV PROSES PERLAKUAN PANAS PADA ALUMINIUM

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP BEBAN IMPAK MATERIAL ALUMINIUM CORAN

BAB I PENDAHULUAN. Penemuan logam memberikan manfaat yang sangat besar bagi. kehidupan manusia. Dengan ditemukannya logam, manusia dapat

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENIUPAN PADA METODA DEGASSING JENIS LANCE PIPE, DAN POROUS PLUG TERHADAP KUALITAS CORAN PADUAN ALUMINIUM A356.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya. pembangunan di bidang industri ini adalah untuk mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu. sehingga tercipta alat-alat canggih dan efisien sebagai alat bantu dalam

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISA PENGARUH SOLUTION TREATMENT PADA MATERIAL ALUMUNIUM TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

EFEK PERLAKUAN PANAS AGING TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN IMPAK PADUAN ALUMINIUM AA ABSTRAK

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

EFEK PERLAKUAN PANAS AGING TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN IMPAK PADUAN ALUMINIUM AA Sigit Gunawan 1 ABSTRAK

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

ANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK BAJA MANGAN AUSTENITIK HASIL PROSES PERLAKUAN PANAS

BAB I PENDAHULUAN. tentang unsur tersebut. Berikut potongan ayat tersebut :

PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN

TUGAS AKHIR STUDI TENTANG PENAMBAHAN UNSUR PADA ALUMINIUM PADUAN PISTON SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

ANALISIS HASIL PENGECORAN LOGAM AL-SI MENGGUNAKAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK

TUGAS AKHIR. BIDANG TEKNIK PRODUKSI DAN PEMBENTUKAN MATERIAL PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN MnCl2.H2O TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM AA 7075

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP PERUBAHAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA VELG MERK STOMP YANG MEMENUHI STANDART ASTM

ANALISA PENGGUNAAN TEMPURUNG KELAPA UNTUK MENINGKATKAN KEKERASAN BAHAN PISAU TIMBANGAN MEJA DENGAN PROSES PACK CARBURIZING

PENGARUH UNSUR ALUMINIUM DALAM KUNINGAN TERHADAP KEKERASAN, KEKUATAN TARIK, DAN STRUKTUR MIKRO

STUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg

PENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS

STUDI KEKUATAN IMPAK DAN STRUKTUR MIKRO BALL MILL DENGAN PERLAKUAN PANAS QUENCHING

I. PENDAHULUAN. 26, Unsur ini mempunyai isotop alam: Al-27. Sebuah isomer dari Al-26

Pengaruh Variasi Media Karburasi Terhadap Kekerasan Dan Kedalaman Difusi Karbon Pada Baja ST 42

Analisa Deformasi Material 100MnCrW4 (Amutit S) Pada Dimensi Dan Media Quenching Yang Berbeda. Muhammad Subhan

METODE PENINGKATAN TEGANGAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BAJA KARBON RENDAH MELALUI BAJA FASA GANDA

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA JIS S45C

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KETANGGUHAN DENGAN PROSES HEAT TREATMENT PADA BAJA KARBON AISI 4140H

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

I. PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam yang banyak digunakan dalam komponen

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

KARAKTERISASI BAJA CHASIS MOBlL SMK (SANG SURYA) SEBELUM DAN SESUDAH PROSES QUENCHING

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

Perbaikan Sifat Mekanik Paduan Aluminium (A356.0) dengan Menambahkan TiC

PENGARUH TINGKAT KEKERASAN DAN KEDALAMAN DIFUSI KARBON PADA BAJA ST 42 DENGAN METODE PACK CARBURIZING

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

PENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU PROSES NITRIDASI TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN FCD 700 DENGAN MEDIA NITRIDASI UREA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA SIFAT MEKANIK PROPELLER KAPAL BERBAHAN DASAR ALUMINIUM DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Cu. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian. dituangkan kedalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk asli

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM A 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

PENGARUH DEOKSIDASI ALUMINIUM TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA MATERIAL SCH 22 Yusup zaelani (1) (1) Mahasiswa Teknik Pengecoran Logam

Pengaruh Temperatur Bahan Terhadap Struktur Mikro

PENGARUH VARIASI SUDUT DIES TERHADAP PENARIKAN KAWAT ALUMINIUM. Asfarizal 1 dan Adri Jamil 2. Abstrak

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penguatan yang berdampak terhadap peningkatan sifat mekanik dapat

Simposium Nasional RAPI XI FT UMS 2012 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam ringan yang mempunyai sifat ketahanan

Peningkatan Sifat Mekanik Paduan Aluminium A356.2 dengan Penambahan Manganese (Mn) dan Perlakuan Panas T6

STUDI PELAPISAN KROM DENGAN PROSES ELEKTROPLATING PADA HANDEL REM SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI RAPAT ARUS

ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR AGING TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN ALUMNIUM AA 356 HASIL PROSES CASTING

ANALISA PROSES SPRAY QUENCHING PADA PLAT BAJA KARBON SEDANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMUNIUM PADUAN Al, Si, Cu DENGAN CETAKAN PASIR

BAB I PENDAHULUAN. dalam kelompok Boron dalam unsur kimia (Al-13) dengan massa jenis 2,7 gr.cm-

PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

SEMINAR NASIONAL ke-8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

STUDI BAHAN ALUMUNIUM VELG MERK SPRINT DENGAN METODE TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEKNIK PENGECORAN KODE / SKS : KK / 2 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

BAB I PENDAHULUAN. mengenai hubungan antara komposisi dan pemprosesan logam, dengan

SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR GUNUNG TERHADAP KUALITAS DAN FLUIDITAS HASIL PENGECORAN LOGAM PADUAN Al-Si

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA ANODA KORBAN ALUMINIUM GALVALUM III TERHADAP LAJU KOROSI PELAT BAJA KARBON ASTM A380 GRADE C

PENGARUH KADAR DROMUS OIL DALAM MEDIA PENDINGIN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN STRUKTUR MIKRO BAJA ST 60 YANG MENGALAMI PROSES HARDENING TEMPERING

PENGARUH PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 1029 DENGAN METODA QUENCHING DAN MEDIA PENDINGIN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MAKRO STRUKTUR

Jurnal Teknik Mesin UMY 1

ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN DAN TEMPERATUR CETAKAN TERHADAP SIFAT MEKANIS BAHAN PADUAN Al-Zn

ANALISA PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP KETEBALAN LAPISAN ZINC DAN KETAHANAN KOROSI PADA PERMUKAAN LINK ENGINE HANGER SEBELUM PROSES PELAPISANNYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dengan semakin majunya teknologi sekarang ini, tuntutan

Oleh : Hafni. Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Padang. Abstrak

ANALISA PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO BESI COR NODULAR (FCD 60)

Pengaruh Perlakuan Panas Dengan Air Dan Oli Terhadap Kekuatan Impact (Benturan) Bahan Piston Dan Cylinder Liner ABSTRAK

PENGANTAR MATERIAL TEKNIK

PENGARUH TEMPERATUR AGING TERHADAP PADUAN ALUMUNIUM SERI 6069 TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPACT. Abstrak

Penelitian Sifat Fisis dan Mekanis Roda Gigi Transduser merk CE.A Sebelum dan Sesudah Di-Treatment

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 24, NO. 2, OKTOBER 2016 1 IDENTIFIKASI TINGKAT KEKERASAN PADUAN Al-Si YANG DI- QUENCHING DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGIN DAN WAKTU PENCELUPAN Oleh: Yuli Cahyo Pamungkas, Wahono, Prihanto Trihutomo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universias Negeri Malang Email: yuca_koci@yahoo.co.id Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kekerasan paduan Al-Si yang diquench menggunakan media pendingin variasi campuran air-oli Mesran SAE 40, air-oli Mesran SAE 50, dan Oli Mesran SAE 40-SAE 50 dengan variasi waktu pencelupan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan jenis kuatitatif yang datanya dianalisis dengan statistik deskriptif dan divisualisasikan dengan grafik. Temuan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Tingkat kekerasan Al-Si pada proses quenching menggunakan media pendingin campuran 90% oli Mesran SAE 40 dan perbandingan 10% air dengan lama pencelupan 5 menit, 10 menit, dan 15 menit, masing-masing 57,54 V, 58,01 HV, dan 58,15 HV, (2) tingkat kekerasan Al-Si pada proses quenching menggunakan media penggunakan pendingin campuran 10% oli Mesran SAE 50 dan perbandingan 90% air dengan lama pencelupan 5 menit, 10 menit, dan 15 menit, masing-masing 57,61 HV, 58,03 HV, dan 58,25 HV, dan (3) tingkat kekerasan Al-Si pada proses quenching menggunakan media penggunakan pendingin campuran 50% oli Mesran SAE 50 dan perbandingan 50% oli Mesran SAE 40 dengan lama pencelupan 5 menit, 10 menit, dan 15 menit, masing-masing 57,71 HV, 58,18 HV, dan 58,28 HV. Kata Kunci: paduan Al-Si, quenching, media pendingin, waktu pencelupan Salah satu jenis logam non ferrous yang banyak digunakan di segala bidang adalah aluminium. Aluminium digunakan di bidang industri transportasi seperti: bahan bodi pesawat terbang, blok mesin pada mobil /sepeda motor, dan juga velg ban mobil. Sebagai alat rumah tangga aluminium banyak digunakan untuk alat alat dapur seperti panci, wajan, ceret dan sebagainya. Untuk alat listrik juga digunakan untuk bahan kabel listrik jaringan tiang. Sifat-sifat penting yang dimiliki aluminium sehingga banyak digunakan sebagai material teknik adalah: berat jenisnya ringan (hanya 2,7 gr/cm³, sedangkan besi ± 8,1 gr/ cm³), tahan korosi, penghantar listrik dan panas yang baik, mudah difabrikasi/ dibentuk, kekuatannya rendah tetapi pemaduan (alloying) kekuatannya bisa ditingkatkan. Selain itu aluminium juga memiliki kekuatan tarik kurang lebih 100 N/mm 2 (Surdia dan Kenji, 1980). Oleh karena beberapa kelebihan tersebut, aluminium banyak digunakan dalam berbagai industri. Beberapa industri yang menggunakan aluminium adalah bagian dari komponen-komponen pesawat udara, kapal laut, teknik mobil dan bengunan karoseri. Selain itu, karena massa jenisnya rendah aluminium juga menjadi pilihan utama dalam bidang listrik, bangunan mesin (Beumer, 1985: 120). Sifat tahan korosi dari aluminium diperoleh karena terbentuknya lapisan

2 Yuli Cahyo Pamungkas, Wahono, Prihanto Trihutomo, Identifikasi Tingkat Kekerasan Paduan Al-Si... aluminium oksida (Al 2 O 3 ) pada permukaan aluminium. Lapisan ini membuat Al tahan korosi tetapi sekaligus sukar dilas, karena perbedaan melting point (titik lebur). Aluminium umumnya melebur pada temperature ± 660 C dan aluminium oksida melebur pada temperatur 1800 o C (Surdia dan Chijiwa, 1980). Kekuatan dan kekerasan aluminium tidak begitu tinggi. Namun, melalui pemaduan dan heat treatment dapat ditingkatkan kekuatan dan kekerasannya. Aluminium komersil selalu mengandung ketidakmurnian ± 0,8% biasanya berupa besi, silikon, tembaga dan magnesium. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil kekerasan dalam perlakuan panas antara lain; komposisi kimia, langkah perlakuan panas, cairan pendingin, temperatur pemanasan, dan lain-lain. Dari sekian faktor yang berpengaruh pada hasil kekerasan perlakuan panas, faktor media pendingin logam aluminium yang akan dibahas lebih mendalam pada penelitian ini. Dari hasil penelitian oleh Fardiaz (2013) tentang waktu pencelupan nitrogen cair untuk meningkatkan kekerasan baja dan besi cor. Pada penelitian ini spesimen dilakukan pencelupan ke media pendingin, kekerasan diukur pada 5 menit pertama setelah pencelupan awal, kekerasan diukur pada interval waktu yang lebih lama dengan waktu pencelupan total 60 menit. Pada baja menit awal diperoleh kekerasan sebesar 56 HRC, menit berikutnya diperoleh 57 HRC. Setelah 5 menit diperoleh kekerasan 57 HRC. Pada menit 10, 20 40, dan 60 berturut-turut diperoleh kekerasan sebesar 58 HRC, 59 HRC, 60 HRC, 61 HRC. Pada besi cor menit awal diperoleh kekerasan sebesar 61 HRC, menit berikutnya diperoleh 63 HRC. Setelah 5 menit diperoleh kekerasan 62 HRC. Pada menit 10, 20 40, dan 60 berturut-turut diperoleh kekerasan sebesar 63 HRC, 64 HRC, 66 HRC, 66 HRC. Dapat disimpulkan berdasarkan pada hasil penelitian ini didapatkan bahwa waktu pencelupan pada media nitrogen cair dapat meningkatkan kekerasan dari baja dan besi cor. Dari hasil penelitian Rizal (2005) tentang pengaruh Oli (NaCl) dalam media pendingin terhadap kekerasan pada proses pengerasan baja V-155. Pada penelitian ini digunakan perbandingan Oli dalam media pendingin sebesar 9%, 16%, 23%. Dari hasil percobaan yang dilakukan tingkat kekerasan yang dihasilkan berbeda yaitu 9%, 16%, 23% adalah 49,67 HRC, 51,11 HRC, dan 53,33 HRC. Mengingat permintaan pasar yang terus menuntut bahan yang lebih kuat dan keras, maka perlu kiranya diadakan penelitian terhadap pengaruh waktu pencelupan dan perbandingan Mesran SAE 40 dengan Oli Mesran SAE 50 pada proses quenching terhadap tingkat kekerasan logam Al-Si, agar dapat menghasilkan logam yang lebih keras dan kuat untuk memenuhi permintaan pasar. Diharapkan nantinya akan diperoleh waktu pencelupan dan perbandingan Mesran SAE 40 dengan Oli Mesran SAE 50 yang sesuai untuk dapat menghasilkan aluminium lebih kuat dan keras. METODE Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen. Menurut Sugiono (2011:72) penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali. Besaran indikator menggunakan kuantitatif, karena besaran

JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 24, NO. 2, OKTOBER 2016 3 indikator diekspresikan dalam bentuk angka-angka. Analisis data yang digunakan adalah statistk deskripstif dengan teknik rerata, karena penelitian ini hanya mendeskripsikan tingkat kekerasan paduan Al-Si sebelum dan setelah mengalami perlakuan quenching dengan variasi media pendingin dan waktu pencelupan. Untuk memperjelas, maka disajikan visualisasi dalam bentuk tabel dan grafik. Objek penelitian pada eksperimen ini adalah logam Al-Si. Logam Al-Si yang akan menjadi objek penelitian pada eksperimen ini akan mengalami sembilan proses quenching. Kesembilan proses quenching tersebut ditabelkan sebagai berikut: Pengaruh Quenching Menggu-nakan Air- Oli Sae 40 dengan Perbandingan 10%- 90% Selama 5 Menit, 10 Menit, 15 Menit terhadap kekerasan Al-Si Pengaruh quenching menggunakan air-oli SAE 40 dengan perbandingan 10%- 90% lama pencelupan 5 menit, 10 menit, 15 menit terhadap kekerasan Al-Si digambarkan dengan grafik pada gambar 1 berikut: Tabel 1. Proses Quenching Pada Logam Al-Si WAKTU PENCELUPAN Campu-ran 10% air dan 90% oli Mesran SAE 40 MEDIA PENDINGIN Campu-ran 10% Oli Mesran SAE 50 dan Perbandingan 90% Air Campuran 50% Oli Mesran SAE 50 dan 50% Oli Mesran SAE 40 5 menit X X X 10 menit X X X 15 menit X X X Setiap proses quenching tersebut diatas akan memiliki tiga buah spesimen, sehingga jumlah total dari spesimen yang akan diuji ada sebanyak 27 spesimen. Selain itu juga ada satu buah spesimen yang akan menjadi spesimen kontrol pada penelitian ini, yaitu aluminium Al-Si tanpa proses quenching. Jadi, spesimen tanpa proses quenching ini akan menjadi pembanding terhadap kesembilan proses quenching diatas. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan dikelompokkan dalam tiga kelompok sesuai perlakuannya, yakni: Gambar 1. Grafik Tingkat Kekerasan Aluminium Al-Si Setelah di-quenching Mengguna-kan Air- Oli Sae 40 dengan Perbandingan 10%-90% Selama 5 Menit, 10 Menit, 15 Menit Gambar 2 tersebut mengindikasikan, bahwa lama pencelupan dalam proses quenching yang menggunakan campuran media pendingin 90% air dan 10%% oli Mesran SAE 40 berpengaruh terhadap tingkat kekerasan paduan Al-Si. Pengaruh tersebut tampak dari kecenderungan tingkat kekerasan yang meningkat, yakni 57,54 HV untuk lama pencelupan 5 menit, 58,01 HV untuk lama pencelupan 10 menit, dan 58,15 HV untuk lama pencelupan 15 menit. Peningkatan kekerasan ini tidak diakibatkan oleh perubahan struktur semata, tetapi akibat pengecilan uuran butir. Presipitasi tang kurang jenuh mungkinuga berpengaruh terhadap penambahan kekerasan ini. Penghalusan kuran butir akan mengkibatkan atom-atom pada batas butir menjadi acak. Dalam teori dislokasi tat

4 Yuli Cahyo Pamungkas, Wahono, Prihanto Trihutomo, Identifikasi Tingkat Kekerasan Paduan Al-Si... letakatom yang acak tersebut akan menyebabkan terjadinya locking, sehingga menghambat dilokasi. Pada ilirannya akan menghambat erjadinya slip (Vlack, 1982) / Hal tersebut sesuai dengan penelitian oleh Thompson (1992) tentang waktu pencelupan nitrogen cair untuk meningkatkan kekerasan baja dan besi cor. Pada penelitian ini spesimen dilakukan pencelupan ke media pendingin, kekerasan diukur pada 5 menit pertama setelah pencelupan awal, kekerasan diukur pada interval waktu yang lebih lama dengan waktu pencelupan total 60 menit. Pada baja menit awal diperoleh kekerasan sebesar 56 HRC, menit berikutnya diperoleh 57 HRC. Setelah 5 menit diperoleh kekerasan 57 HRC. Pada menit 10, 20 40, dan 60 berturut-turut diperoleh kekerasan sebesar 58 HRC, 59 HRC, 60 HRC, 61 HRC. Pada besi cor menit awal diperoleh kekerasan sebesar 61 HRC, menit berikutnya diperoleh 63 HRC. Setelah 5 menit diperoleh kekerasan 62 HRC. Pada menit 10, 20 40, dan 60 berturut-turut diperoleh kekerasan sebesar 63 HRC, 64 HRC, 66 HRC, 66 HRC. Dapat disimpulkan berdasarkan pada hasil penelitian ini didapatkan bahwa waktu pencelupan pada media nitrogen cair dapat meningkatkan kekerasan dari baja dan besi cor. Pengaruh Quenching Menggunakan Media Penggunakan Pendingin Campuran 10% Oli Mesran SAE 50 dan Perbandingan 90% Air dengan Lama Pencelupan 5 Menit, 10 Menit, dan 15 Menit terhadap Kekerasan Al-Si Pengaruh quenching menggunakan media penggunakan pendingin campuran 10% oli Mesran SAE 50 dan 90% air dengan lama pencelupan 5 menit, 10 menit, dan 15 menit terhadap kekerasan Al-Si digambarkan dengan grafik pada gambar 2 berikut: Gambar 2. Grafik Rata-rata Tingkat Kekerasan Aluminium Al-Si Setelah Di Quenching dengan Air-Oli Sae 50 dengan Perbandingan 10%-90% Selama 5 Menit, 10 Menit, 15 Menit Gambar 2 tersebut mengindikasikan, bahwa lama pencelupan dalam proses quenching yang menggunakan campuran media pendingin 90% air dan 10%% oli Mesran SAE 50 berpengaruh terhadap tingkat kekerasan paduan Al-Si. Pengaruh tersebut tampak dari kecenderungan tingkat kekeras-an yang meningkat, yakni 57,61 HV untuk lama pencelupan 5 menit, 58,03 HV untuk lama pencelupan 10 menit, dan 58,23 HV untuk lama pencelupan 15 menit. Peningkatan kekerasan ini juga diakibatkan oleh pengecilan uuran butir. Presipitasi tang kurang jenuh mungkin juga berpengaruh terhadap penambahan kekerasan ini. Penghlusan kuran butir akan mengkibatkan atom-atom pada batas butir menjadi acak. Dalam teori dislokasi tata letakatom yang acak tersebut akan menyebabkan terjadinya locking, sehingga menghambat dilokasi. Pada ilirannya akan menghambat erjadinya slip (Vlack, 1982). Jika dilihat dari perubahan tingkat kekerasan pada gambar 1 dan 2, tampaknya tidak berbeda. Hal ini disebabkan oleh viskositas dan kemampuan laju pendinginan

JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 24, NO. 2, OKTOBER 2016 5 oli sama atau hampir sama, yakni 50 hingga 100 0 C per detik (Zakarov, 1962). Pengaruh Waktu pada Proses Quenching Menggunakan Cam-puran 50% Mesran Sae 40 dan 50% Oli Sae 50 dengan Lama Pencelupan 5 Menit, 10 Menit, 15 Menit Pengaruh waktu pada proses quenching menggunakan campuran 50% Mesran SAE 40 dan 50% oli Mesran SAE 50 dengan lama pencelupan 5 menit, 10 menit, Gambar 3. Grafik Rata-Ratatingkat Kekerasan Aluminium Al-Si setelah Di Quenching dengan Media Pendingin 50% Oli Mesran SAE40-50% Oli Mesran SAE 50 yang Dicelup Selama 5 Menit, 10 Menit, 15 Menit Berdasarkan diagram batang pada gambar 3 diatas terjadi kecenderungan kenaikan nilai kekerasan pada logam Al-Si seiring dengan adanya pertambahan waktu pencelupan serta pertambahan jumlah atau kadar yang terlarut dalam media pendingin oli. Tingkat kekerasan tersebut masing masing 57,71 HV untuk lama pencelupan 5 menit, 58,18 HV untuk lama pencelupan 10 menit, dan 58,28 HV untuk lama pencelupan 15 menit. Penambahan kekerasan trsebut diduga tidak segnifikan. Penambahan kekerasan tersebut merupakan selisih pengaruh penambahan kekerasan yang diakibatkan oleh terjadinya penghalusan butir dengan pengurangan kekerasan akibat terbentuknya larutan padat lewat jenuh (super saturated solid solution) yang lazim disingkat SSSS (Vlack, 1982). Mungkin lama pencelupan tersebut juga identik dengan lama penuaan (aging) yang dapat mengakibatkan terjadinya penambahan kekerasan. Penambahan kekerasan tersebut diakibatkan oleh terjadinya migrasi atom Si ke batas butir. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan keseluruhan kajian tentang identifikasi tingkat kekerasan paduan Al-Si yang di-quenching dengan variasi media pendingin dan waktu pencelupan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Tingkat kekerasan Al-Si pada proses quenching menggunakan media pendingin campuran 90% oli Mesran SAE 40 dan perbandingan 10% air dengan lama pencelupan 5 menit, 10 menit, dan 15 menit, masing-masing 57,54 V, 58,01 HV, dan 58,15 HV, (2) tingkat kekerasan Al-Si pada proses quenching menggunakan media penggunaan pendingin campuran 10% oli Mesran SAE 50 dan perbandingan 90% air dengan lama pencelupan 5 menit, 10 menit, dan 15 menit, masing-masing 57,61 HV, 58,03 HV, dan 58,25 HV, dan (3) tingkat kekerasan Al-Si pada proses quenching menggunakan media penggunakan pendingin campuran 50% oli Mesran SAE 50 dan perbandingan 50% oli Mesran SAE 40 dengan lama pencelupan 5 menit, 10 menit, dan 15 menit, masingmasing 57,71 HV, 58,18 HV, dan 58,28 HV. Saran Berdasarkan temuan penelitian ini, maka dapat direkomendasikan sebagai berikut: (1) Perlu adanya tindak lanjut untuk

6 Yuli Cahyo Pamungkas, Wahono, Prihanto Trihutomo, Identifikasi Tingkat Kekerasan Paduan Al-Si... penelitian berikutnya dengan berbagai variasi waktu pencelupan yang penulis belum lakukan. Misalnya variasi dengan waktu yang lebih lama, (2) penggunaan media pendingin dalam bentuk campuran oli-air tampaknya tidak berbeda dengan oli tanpa campuran, sehingga penggunaan oli tanpa campuran direkomendasikan, (3) Waktu pencelupan identik dengan waktu DAFTAR PUSTAKA ASM hand book. 1990. Properties and Selection NonFferro Alloy and Special-Purpose. Vol. 2. Ohio: ASM ASTM. 2002. Annual Book of ASTM Standard 2002. West Conshohoken: ASTM Beumer, BJM. 1978. Ilmu Bahan Logam. Tejemahan Anwir dan Matondang. 1985. Jakarta: Bhratara Fardiaz, Dinov. 2013. Pengaruh Variasi Media Pendingin terhadap Kekersan dan Struktur Mikro Hasil Remelting Al-Si berbasis Limbah Bekas Piston Bekas dengan Perlakuan Degassing. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Haizi, Ye. 2002. An Overview of The Development of Al-Si Alloy Based Material for Engine Aplication: ASM International aging, sehingga lama waktu pencelupan akan menyebabkan penambahan kekerasan yang lebih besar, sehingga bagi praktisi logam disarankan untuk menambah waktu pencelupan yang lebih lama agar terjadi pengerasan presipitasi, dan (4) bagi peneliti perlu dilakukan kajian untuk mengetahui batas kejenuhan pengerasan aging dalam kaitanya dengan paduan Al-Si. JIS. 1979. JIS Handbook 1979 Ferrous Materials and Metallurgy. Tokyo: JSA Kalpakjian, Sarope. 1991. Manufacturing Process for Engineering Materials. Second ed. USA: Eddison-Wesley Publishing Inc. Lakhtin. Y. 1952. Engineering Physucal Metallurgy. Second ed. Moscow. Mir Publisher Surdia, Tata dan Chijiwa, Kenji. 1980. Teknik Pengecoran Logam. Jakarta: Pradnya paramita Zakarov, B. 1962. Heat-Treatment of Metals. First Ed. Moscow: Peace Publisher.