BAB I PENDAHULUAN. ini sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan yang tertuang dalam Undangundang. Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 3:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan lembaga utama yang memainkan peranan

BAB 1 PENDAHULUAN. (SISDIKNAS) No. 20 Tahun 2003 yang terdapat pada bab 2 pasal 3 yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal sekarang sudah merupakan bagian yang integral dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

wujud nyata penyelanggaraan layanan bimbingan dan konseling. Kegiatan bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar,

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan. yang terus berkembang sesuai tuntutan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencapai. keseimbangan jasmaniah dan rohani menuju kedewasaan, disinilah untuk

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang paling dominan dilakukan adalah melalui pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah perkembangan kepribadian manusia. Telah dirumuskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. tujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. dalam banyak hal remaja sekarang dihadapkan pada lingkungan yang tidak. karena remaja adalah masa depan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan faktor utama dalam membangun suatu bangsa. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. segala sisi. Hal tersebut tidak terlepas dari peran masing-masing lembaga. mudah dalam mencapai perkembangan yang optimal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sekolah didirikan untuk mengembang tugas mewujudkan inspirasiinspirasi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menurut Islam pada hakekatnya adalah makhluk monopluralis

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan belajar siswa. Di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. potensi kreatif dan tanggung jawab kehidupan, termasuk tujuan pribadinya. 1

BAB I PENDAHULUAN. adanya perhatian pemerintah terhadap pendidikan, antara lain : disahkannya UU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. mereka mengubah dirinya sendiri (QS. Ar Ra du/13: 11).

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya Pemerintah dalam rangka menunjang lajunya

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak sebagai alat ampuh untuk melakukan perubahan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, masyarakat dengan pemerintah. 1 Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang, sehingga setiap siswa memerlukan orang lain untuk berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang bermutu tidak cukup dilakukan melalui transformasi ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling dalam pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan merupakan usaha sadar agar manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman belajar dan merupakan tujuan pertumbuhan. Dengan demikian, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang paling penting bagi semua anak. Sebab

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar. dalam bentuk layanan bimbingan dan konseling.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah sedang giat menggalakkan pembangunan disegala bidang ilmu

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Kemudian dalam

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

BAB I PENDAHULUAN. negara yang yang demokratis dan bertanggung jawab. 1 Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensial-potensial seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. baik secara fisik maupun mental dalam diri manusia. Sehingga dengan pendidikan

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. meneruskannya dari generasi ke generasi, akan tetapi diharapkan dapat mengubah

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENAATI TATA TERTIB SEKOLAH.

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai kehidupan guna membekali siswa menuju kedewasaan dan. kematangan pribadinya. (Solichin, 2001:1) Menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. serta hamba Tuhan yang mengabdikan diri kepada-nya. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan manusia dapat berbeda dengan makhluk lain yang. dengan sendirinya, pendidikan harus diusahakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Arif Hadipranata, 2000, Peran psikologi di Indonesia,Yogyakarta, Fakultas Psikologi UGM,, hlm 75. 2

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan ajaran yang mengandung aturan-aturan tentang jalan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. warganya belajar dengan potensi untuk menjadi insan insan yang beradab, dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang

BAB I PENDAHULUAN. spiritual, moral, sosial, intelektual, fisik dan sebagainya. 1 Sekolah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih,

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Pendukung utama bagi tercapainya negara yang berkualias adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seorang Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. bentuk perubahan pada diri siswa. Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

UPAYA MENGOPTIMALKAN BIMBINGAN KONSELING UNTUK MENGATASI PERILAKU MENYIMPANG SISWA (SISWA YANG MEROKOK DI SEKOLAH)

I. PENDAHULUAN. Kehidupan era Globalisasi ini, remaja sering kali diselingi hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. perlu dalam perkembangan zaman untuk menghadapi permasalahan-permasalah yang

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalur pendidikan di lahirkan manusia-manusia yang berkualitas yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB V PENUTUP. simpulkan bahwa peranan guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan muncul generasi-generasi yang berkualitas. Sebagaimana dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat keberhasilan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu lembaga pendidikan formal sebagai tempat

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha sadar untuk pengembangan kepribadian yang berlangsung seumur hidup baik di sekolah maupun madrasah. Pendidikan juga bermakna proses membantu individu baik jasmani maupun rohani kearah terbentuknya kepribadian yang berkualitas. 1 Hal ini sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan yang tertuang dalam Undangundang Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 3: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Siswa adalah subjek utama dalam pendidikan. Melalui lembaga pendidikan diharapkan dapat mengembangkan potensi siswa dan membentuk kepribadian yang tangguh dan mandiri. Segala aspek dari siswa harus dikembangkan secara optimal secara intelektual, moral, sosial, kognitif maupun emosional. Siswa adalah generasi penerus bangsa yang diharapkan bisa memberikan masa depan yang lebih baik untuk bangsa dan negara, karena letak kemajuan suatu bangsa tergantung pada bagaimana generasi penerusnya. Jika siswa 1 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Rajawali Pers, Jakarta, 2007, h. 5. 2 Anwar Arufin, Memehami Paragdigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undangundang Sisdiknas, Ditjen Kelembagaan Agama Islam, Jakarta,2003, h.37.

2 sebagai generasi penerus cita-cita bangsa menjalankan tugasnya dengan baik yakni belajar dengan sungguh-sungguh untuk mengembangkan segala potensi yang ada dalam dirinya, maka masa depan bangsa tersebut akan baik pula. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Kahfi : 13 yang berbunyi: Artinya: Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk (Al-Kahfi:13). 3 Namun jika siswa sebagai penerus bangsa tidak dapat menjalankan tugasnya dan potensi dalam dirinya tidak dikembangkan maka nasib suatu bangsa akan jatuh ditangan generasi yang tidak terampil. Maka dari itu siswa mestinya mendapat bimbingan agar terciptanya generasi yang diinginkan. Istilah bimbingan sering disebut dengan guidance. Kata guidance itu sendiri dapat diartikan sebagai bimbingan atau bantuan, dan dapat juga diartikan sebagai arahan, pedoman dan petunjuk. Sebagaimana Firman Allah SWT sudah dijelaskan bahwa dalam kehidupan ini kita seharusnya saling membantu dan tolong menolong yang terdapat pada Surah Al-Maidah Ayat 2 yang berbunyi:... Artinya: Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan 3 Depertemen Agama RI, Al-qur an dan Terjemahnya Edisi Ilmu Pengetahuan, PT. Mizan Pustaka, Bandung, 2010, h. 295.

3 pelanggaran. Bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-nya. (Al-Maidah: 2). 4 Dalam sebuah lembaga sekolah tidak terlepas dari adanya peran guru bimbingan dan konseling, iamerupakan salah satu komponen dari pendidikan, sekaligus sebagai orang yang bertanggung jawab dalam melaksanakan pelayanan bimbingan konseling. Peran guru pembimbing sangat diperlukan untuk membantu para siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi dengan mengarahkan siswa pada perilaku yang lebih positif, harmonis dan memberi motivasi belajar pada siswa. Pelaksanaan layanan bimbingan konseling merupakan suatu bantuan untuk dapat menyelesaikan problem yang terjadi, khususnya problem yang dihadapi oeh siswa pada lembaga pendidikan. Bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu baik anak-anak, remaja maupun dewasa, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. 5 Jadi dapat kita simpulkan bahwa bimbingan konseling adalah proses bantuan yang dilaksanakan oleh guru pembimbing kepada individu yang tidak dibatasi oleh umur yang menjadikan individu tersebut mandiri dari segala hal. Layanan bimbingan konseling tidak akan terlaksana secara efektif, tanpa adanya pelaksanaan yang baik dari guru pembimbing. Oleh karena itu, guru pembimbing dalam melaksanakan layanan bimbingan konseling di sekolah 4 Ibid., h.107 5 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2004, h. 99.

4 sebagai sosok penentu dalam berhasil atau tidaknya proses konseling. Dalam pelaksanaan layanan bimbingan konseling disekolah, guru pembimbing wajib mengacu kepada pelaksanaan pola BK 17 plus. Program bimbingan konseling di sekolah meliputi 6 bidang bimbingan yaitu : bidang pribadi, bidang sosial, bidang belajar, bidang karir, bidang kehidupan berkeluarga dan bidang keagamaan. Untuk melaksanakan keenam bidang-bidang tersebut diwujudkan dalam bentuk 9 jenis layanan yaitu : layanan orientasi, layanan informasi, layanan pemempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten (pembelajaran), layanan konseling individual, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, layanan konsultasi dan layanan mediasi. Dalam pelaksanaan kesembilan jenis layanan tersebut, guru pembimbing mempunyai 6 kegiatan pendukung untuk kelancaran pelaksanaan layanan yaitu: Aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah dan alih tanngan kasus serta terapan kepustakaan.salah satu diantara sembilan jenis layanan tersebut yaitu konselor melaksanakan layanan konsultasi. Pada dasarnya layanan konsultasi ini masih dikategorikan layanan yang masih baru, pengembangan dari sembilan jenis layanan bimbingan konseling.adapun layanan konsultasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan oleh guru pembimbing atau disebut juga dengan konsultan terhadap seorang pelanggan (konsulti) yang memungkinkan memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakannya dalam

5 menangani kondisi dan permasalahan pihak ketiga. 6 Pada penelitian ini yang menjadi konsulti yaitu wali kelas.wali kelas adalah guru yang ditugasi secara khusus mengelola satu kelas tertentu yang merupakan sasaran pokok pelayanan bimbingan konseling. 7 Seperti yang kita lihat pada saat sekarang ini, banyak sekali ditemukakan siswa yang bermasalah, Khususnya yang berkaitan dengan perilaku, hal ini disebut juga dengan kenakalan siswa.siswa menunjukkan berbagai gejala penyimpangan perilaku yang menentang dari tingkatan ringan sampai berat. Siswa terkadang berperilaku dengan cara-cara yangtidak diinginkan, tanpa memikirkan apakah perilaku yang ditampilkan tersebut baik atau buruk terhadap dirinya dan orang lain. Berbagai jenis kenakalan siswa yang terjadi di sekolah seperti membolos, keluar pekarangan sekolah pada saat jam pelajaran, malas dalam belajar, merokok di lingkungan sekolah, melompat pagar, alfa (tidak hadir) melebihi ketentuan, berbicara tidak sopan dengan guru, berkelahi, melihat video porno, mencuri tingkat ringan dan lain-lain. Hal ini merupakan masalah kenakalan siswa di sekolah yang dikategorikan masih sebagai masalah tingkat ringan. Nabi Muhammad SAW bersabda: Hendaknya kamu membantu anak-anakmu untuk berbuat baik. (HR. Tabrani). 8 6 Prayitno, Jenis-jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung BK Pola 17+. UNP, Padang, 2004, h. 1. 7 Riswani, Konsep Dasar BK (Wawasan Bagi Guru Mata Pelajaran dan Personil Sekolah Lainnya), UIN SUSKA, Pekanbaru, 2012, h. 104. 8 Suhilun A Nasir, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problem Remaja, Kalam Mulia, Jakarta, 2002, h. 109.

6 Pada hadits ini menerangkan bahwa pemecahan problem remaja itu adakalanya datang dari remaja sendiri dan adakalanya dari luar diri remaja itu sendiri. Pemecahan problem remaja dari luar antara lain dari pendidik, Ulama, Kiyai, Hukuma, Pembimbing, teman, lingkungan dan lain-lainnya Penanganan siswa yang bermasalah oleh guru pembimbing melalui pendekatan BK tidak semata-mata menjadi tanggung jawab guru BK disekolah, tetapi tidak melibatkan pula berbagai pihak lain untuk bersama-sama membantu siswa agar memperolah penyesuaian diri dan perkembangan pribadi secara optimal. Kasus ringan yang dilakukan siswa dapat dibimbing oleh wali kelas dan guru mata pelajaran dengan berkonsultasi kepada kepala sekolah (konselor/guru pembimbing). 9 Upaya guru pembimbing untuk menangani kasus di atas yaitu dengan melaksanakan layanan konsultasi. Dengan adanya layanan konsultasi ini diharapkan bisa membantu dalam mengurangi masalah, khususnya masalah kenakalan siswa.sehingga siswa dapat berperilaku sesuai yang diharapkan. Hal ini dikarenakan guru pembimbing tidak dapat berkerja sendiri tanpa adanya ikut campur dari komponen-komponen sekolah tersebut, termasuk salah satunya adalah wali kelas. Wali kelas dapat melakukan konsultasi kepada guru pembimbing untuk mencari solusi yangtepat dalam menangani masalah perilaku yang tidak sesuai yang dikategorikan sebagaikenakalan siswa. Layanan konsultasi dinilai sebagai salah satu bentuk layanan yang mengikut sertakan pihak-pihak sekolah dalam 9 Fanti Hikmawati, Bimbingan Konseling, Raja Grapindo Persada, Jakarta, 2011, h. 27.

7 mengatasi perilaku siswa yang berdampak pada kenakalan siswa, karena masalah kenakalan siswa merupakan masalah yang harus ditangani secara bersama. Dalam layanan konsultasi ini guru pembimbing dapat memberikan wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan kepada para wali kelas terkait dengan tindakan menyimpang atau kenakalan yang dilakukan siswa. Dalam pelaksanaan layanan konsultasi merupakan suatu proses, dan menempuh tahap-tahap tertentu. Tahap-tahap layanan konsultasi sebaiknya dilaksanakan secara tertib dan lengkap. Jika tahapan tersebut dilaksanakan dengan baik, maka akan menjamin kesuksesan layanan yang optimal. Adapun tahapan layanan konsultasi tersebut meliputi: perencanaan, pelaksanaan, penilaian (evaluasi), analisis, tindak lanjut dan diakhiri dengan laporan. 10 SMP Negeri 2 Rambah Pasir Pengaraian merupakan salah satu lembaga pendidikan yang terletak di kota PasirPengaraian. Di sekolah tersebut terdapat 2 orang guru pembimbing yang melaksanakan kegiatan pelayanan bimbingan konseling. Salah satunya pelayanan yang telah dilaksanakan oleh guru pembimbing adalah layanan konsultasi dalam mengatasi kenakalan siswa.penanganan siswa yang mengalami kenakalan dilakukan oleh konsulti dengan meminta bantuan guru pembimbing sehingga konsulti mendapat wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani pihak ketiga atau siswa.namun kenyataannya, penanganan siswa yang mengalami kenakalan siswa dilakukan tidak sesuai dengan tahapan dalam 10 Prayitno, op. cit., h. 30-31.

8 layanan konsultasi.hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman guru pembimbing tentang layanan konsultasi.pada kenyataannya, kondisi di lapangan menunjukkan bahwa masih ada siswa-siswa yang mengalami kenakalan siswa. Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti temukan, penulis menemukan gejala-gejala sebagai berikut: 1. Masih ada guru pembimbing yang tidak melaksanakan tahapan-tahapan dalam melaksanakan layanan konsultasi. 2. Masih ada guru pembimbing yang kurang mengerti tentang masalah yang dibahas dalam layanan konsultasi. 3. Masih ada beberapa guru pembimbing yang belum menguasai teknik layanan konsultasi, dan hal ini yang menyebabkan layanan konsultasi hanya berfokus pada pemberian nasehat saja. 4. Masih ada beberapa guru pembimbing yang melaksanakan layanan konsultasi, tetapi tidak mencapai tujuan dari layanan konsultasi tersebut. 5. Masih ada beberapa guru pembimbing yang tidak mengevaluasi secara tuntas. Berdasarkan gejala di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pelaksanaan Layanan Konsultasi dalam Mengatasi Kenakalan Siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Rambah Pasir Pengaraian.

9 B. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahan dalam memahami judul penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan istilah sebagai berikut: 1. Pelaksanaan adalah suatu usaha, proses, cara, perbuatan yang dilakukan untuk melakukan suatu rangcangan. 11 Pelaksanaan juga dapat diartikan suatu kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi suatu tindakan nyata dalam mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Maksud dari pelaksanaan dalam penelitian ini adalah suatu usaha atau proses layanan konsultasi oleh guru pembimbing dalam mengatasi kenakalan siswa. 2. Layanan konsultasi adalah layanan konseling yang dilaksanakan oleh guru pembimbing atau konselor yang disebut dengan konsultan terhadap seorang pelanggan atau konsulti yang memungkinkan memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakannya dalam menangani kondisi dan permasalahan pihak ketiga. 12 3. Kenakalan adalah kelakuan atau perbuatan anti sosial dan anti normatif. 13 Jadi, maksud dari kenakalan siswa adalah suatu perilaku atau tingkah laku yang menyimpang yang dilakukan oleh remaja khususnya perserta didik atau siswa di sekolah yang masih dikategorikan sebagai kenakalan tingkat ringan, dalam hal ini yang penulis maksud adalah kenakalan yang dilakukan oleh siswa di SMP Negeri 2 Rambah Pasir Pengaraian 552 11 W.J.S. Poerwadaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai pustaka, Jakarta, 1982, h. 12 Prayitno, log.cit. 13 Sofyan S. Willis, Remaja dan Permasalahannya, Alfabeta, Bandung, 2010, h. 89.

10 C. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut : a. Upaya guru pembimbing dalam mengatasi siswa yang terlibat kenakalan siswa di SMP Negeri 2 Rambah Pasir Pengaraian. b. Pelaksanaan layanan konsultasi dalam mengatasi kenakalan siswa di SMP Negeri 2 Rambah Pasir Pengaraian. c. Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan layanan konsultasi dalam mengatasi kenakalan siswa di SMP Negeri 2 Rambah Pasir Pengaraian. d. Kemampuan guru pembimbing dalam melaksanakan layanan konsultasi dalam mengatasi kenakalan siswa di SMP Negeri 2 Rambah Pasir Pengaraian. e. Faktor yang mempengaruhi guru pembimbing dalam mengatasi kenakalan siswa di SMP Negeri 2 Rambah Pasir Pengaraian. f. Macam-macan kenakalan siswa di SMP Negeri 2 Rambah Pasir Pengaraian. 2. Batasan Masalah Berhubung banyaknya persoalan-persoalan yang berkaitan dengan kajian ini seperti yang dikemukakan dalam identifikasi masalah diatas, maka penulis memfokuskan pada :

11 a. Pelaksanaan layanan konsultasi dalam mengatasi kenakalan siswa di SMP Negeri 2 Rambah Pasir Pengaraian. b. Faktor mempengaruhi pelaksanaan layanan konsultasi dalam mengatasi kenakalan siswa di SMP Negeri 2 Rambah Pasir Pengaraian. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan masalah diatas maka dapat disusun rumusan masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Bagaimana pelaksanaan layanan konsultasi dalam mengatasi kenakalan siswa di SMP Negeri 2 Rambah Pasir Pengaraian? b. Apa saja faktor yang mempengaruhi pelaksanaan layanan konsultasi dalam mengatasi kenakalan siswa di SMP Negeri 2 RambahPasir Pengaraian? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan layanan konsultasi dalam mengatasi kenakalan siswa di SMP Negeri 2 Rambah Pasir Pengaraian. b. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pelaksanaan layanan konsultasi dalam mengatasi kenakalan siswa di SMP Negeri 2 Rambah Pasir Pengaraian. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi peneliti, untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan perkuliahan program sarjana strata satu (S1) Fakultas Tarbiyah dan

12 Keguruan UIN Suska Riau program Studi Manajemen Pendidikan Islam Konsentrasi Bimbingan dan Konseling dan sekaligus untuk memperoleh gelar Sarjana Manajemen Pendidikan Islam (S.Pd.I.). b. Bagi sekolah, diharapkan sebagai informasi bagi SMP Negeri 2 Rambah Pasir Pengaraian tentang layanan konsultasi dalam mengatasi kenakalan siswa. c. Bagi jurusan, sebagai bahan informasi dan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya jurusan Manajemen Pendidikan Islam Konsentrasi Bimbingan Konseling. d. Bagi guru pembimbing, diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat bagi guru pembimbing dalam melaksanakan layanan konsultasi dalam mengatasi kenakalan siswa di SMP Negeri 2 Rambah Pasir Pengaraian. e. Bagi wali kelas, diharapkan hasil penelitian ini menumbuhkan partisipasi atau kerjasama wali kelas dan guru pembimbing dalam melaksanakan layanan konsultasi dalam mengatasi kenakalan siswa di SMP Negeri 2 Rambah Pasir Pengaraian.

13