HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMSIA PADA PRIMIGRAVIDA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD CILACAP PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 359 per

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA IBU HAMIL

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PREEKLAMSIA DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA PONTIANAK TAHUN Telly Katharina*, Katarina Iit*

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI POLI KEBIDANAN RUMAH SAKIT KESDAM BANDA ACEH. Mayang Sari 1, Imelda 2

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Bersalin di Ruangan Camar II RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Tahun 2014

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

HUBUNGAN PREEKLAMSIA DAN PERDARAHAN ANTEPARTUM DENGAN KEJADIAN KEMATIAN JANIN DALAM RAHIM DI RUANG BERSALIN RSUD ULIN BANJARMASIN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN KOMPLIKASI PERSALINAN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PREEKLAMPSI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS BATURADEN I BANYUMAS

HUBUNGAN PREEKLAMSIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RSD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PRE-EKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEYER I KABUPATEN GROBOGAN

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012, Angka kematian ibu adalah 395 per kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN. seorang wanita, dimana kehamilan merupakan proses fertilisasi atau

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Aribul Maftuhah

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE-EKLAMPSIA BERAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG ARTIKEL APRILIA MEGAWATI NIM A010

Hubungan Riwayat Hipertensi, Diabetes Melitus, dan Kehamilan Ganda dengan Kejadian Preeklampsi pada Ibu Hamil Di Rumah Sakit Umum Sumedang

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TANDA BAHAYA KEHAMILAN DESCRIPTION OF MOTHER KNOWLEDGE ABOUT EARLY DETECTION OF PREGNANCY RISK SIGN

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PREEKLAMPSIA BERAT PADA IBU HAMIL DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

HUBUNGAN USIA, GRAVIDA, DAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN PREEKLAMSIA DI RSUD WONOSARI TAHUN 2015

UMUR DAN PENDIDIKAN IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BBLR

GAMBARAN KANDUNGAN PROTEIN DALAM URIN PADA IBU BERSALIN DENGAN PRE EKLAMPSI DI RSUD

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume IV No.1 Edisi Juni 2011, ISSN: X

FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSIA PADA IBU BERSALIN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

HUBUNGAN PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO SURABAYA TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA PERIODE Lestrina *, Eny **

KARAKTERISTIK IBU DENGAN RIWAYAT PREEKLAMSIA PADA SAAT PERSALINAN

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA BERAT DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH

HUBUNGAN ANTARA PRE EKLAMSIA DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

Gambaran kejadian Hipertensi Gravidarum Berdasarkan Karakteristik di Bidan Ny. Y Kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan langsung oleh kehamilan itu sendiri. Preeklampsia adalah timbulnya

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan tekanan darah dan proteinuria yang muncul ditrimester kedua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI), sehingga menempatkannya diantara delapan tujuan Millennium

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN UMUR, PARITAS, DAN PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang terkait dengan kehamilan dan persalinan, dengan kata lain 1400 perempuan

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ARJAWINANGUN TAHUN 2015

Dini Dwi Jayani dan Bambang Kuntarto/ Hubungan Umur dan Paritas Ibu dengan Kejadian Preeklamsi/1-11

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA ASFIKSIA PADA BERAT BADAN LAHIR RENDAH CAUSE FACTORS OF ASPHYXIA IN LOW BIRTH WEIGHT

1

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

HUBUNGAN PREEKLAMSIA DENGAN BAYI BARU LAHIR RISIKO TINGGI PADA PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL NASKAH PUBLIKASI

Primigravida. Relationship With Birth Weight Normal On Labor Perineal Rupture Primigravida

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. berkembang organ demi organ lengkap dengan segala fungsi masing-masing, dan

HUBUNGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD WATES KULON PROGO

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISS N KOMPETENSI BIDAN DALAM PENANGANAN AWAL PEB DAN EKLAMSIA PADA BIDAN PRAKTIK MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dunia ini setiap menit seorang perempuan meninggal karena

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

KARAKTERISTIK RESPONDEN YANG MENGALAMI ATONIA UTERI DI RSUD SUKOHARJO

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI NEONATORUM DI RSUD UNGARAN TAHUN 2014 ABSTRAK

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY K GIII P2101 DENGAN POST DATE DI POLI OBGYNE RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. atau dikenal dengan Millennium Development Goals (MDG s) hingga tahun 2015 adalah dengan menurunkan ¾ risiko jumlah

Abstract. Healthy Tadulako Journal 11. Hubungan antara pendampingan persalinan...( Abd. Halim, Fajar, Nur)

MATERNAL FACTOR THAT RELATED WITH LOW BIRTH WEIGHT BABIES AT THE REGIONAL GENERAL HOSPITAL PRINGSEWU YEAR Siti Indarti* ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per

HUBUNGAN KEHAMILAN POST TERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN UMUR IBU DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

ANALISIS JUMLAH GRAVIDA TERHADAP KEJADIAN HIPERTENSI PADA SAAT HAMIL DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

ANALISIS FAKTOR RESIKO YANG TERJADINYA PRE EKLAMPSI BERAT PADA IBU HAMIL TRIMESTER KETIGA

BERAT BADAN LAHIR RENDAH DENGAN KEJADIAN ASFIXIA NEONATORUM

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. masih tingginya angka kematian bayi. Hal ini sesuai dengan target Millenium

BAB I PENDAHULUAN. yaitu disebabkan karena abruptio plasenta, preeklampsia, dan eklampsia.

BAB I PENDAHULUAN. Millenium development goal (MDG) menargetkan penurunan AKI menjadi

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI

Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

ARTIKEL. Oleh : Nurmalichatun NIM a065 PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN 2013

SURVEY ANALISI KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN PRE EKLAMPSIA DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH NAMBANGAN SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. umur kehamilan minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Badan

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KOMPLIKASI PASSENGER PADA IBU BERSALIN DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK. Yayuk Norazizah, Ristitiati, Ummu Latifah

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MASASE FUNDUS UTERI TERHADAP PENGETAHUAN DAN INVOLUSI UTERUS PADA IBU POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT ISLAM SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. perdarahan, pereklamsi/eklamsi, dan infeksi ( Saifuddin, 2001 ).

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREEKLAMSIA PADA IBU HAMIL DI RUMAH SAKIT UNDATA PALU TAHUN 2014 ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PERSALINAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD DR. SOESELO KABUPATEN TEGAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN PRETERM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PRABUMULIH TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. status kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

ABSTRAK. Enok Nurliawati HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA BERAT DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSU DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMSIA PADA PRIMIGRAVIDA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD CILACAP PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005 Yuni Asih 1, Saryono 2, Puji Kurniati 1 1 Akademi Kebidanan Paguwarmas Maos, Cilacap 2 Program sarjana Keperawatan, Universitas Jenderal Soedirman ABSTRACT Indonesia is under developing country which has the highest percentages of the mother mortals in ASEAN, about 95% that is caused by obstetric complication. Preeklampsia and Eklampsia were the second main cause of the mother mortals. The account of the Preeklampsia on the period of September 2004-September 2005 were up to 77 cases. The aim of this research was to find out the relationship between the Preeklampsia a primigravida and the Low Birth Weight in Regional Public Hospita of Cilacap on the period January to December 2005. This research used cross sectional aprroach. The population were all of the Mawar room's pregnant women of the Regional Public Hospital of Cilacap on the period of January - December 2005. The data collection used the observation paper of the medical data record and register book of the Mawa room's midwife of Regional Public Hospital of Cilacap. The account of the Preeklampsia on primigravida in Regional Publik Hospital of Cilacap on the period of January-December 2005 were 52 cases (59,1%). The result of the chi square analysis showed that a relationship between the Preeklampsia on primigravida and the Low Birth Weight (p<0,05, x 2 = 153.935). There was a relationship between the Preeklampsia or primigravida and the Low Birth Weigth in Regional Public Hospital of Cilacap significantly. Keywords : Preeklampsia, Primigravida, Low Birth Weigth (LBW) PENDAHULUAN Indonesia yang merupakan negara berkembang mempunyai Angka Kematian Ibu (AKI) tertinggi di ASEAN. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (1994), AKI di Indonesia mencapai 390 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan jumlah tersebut, 95% penyebab kematian ibu disebabkan oleh komplikasi obstetri (Prawirohardjo, 2002). Arulkumaran (1995) melaporkan angka kejadian preeklampsia di Indonesia dari beberapa rumah sakit pendidikan sebesar 8,5% dengan kematian neonatal 10,83 per 1000 kelahiran hidup. AKI pada saat melahirkan di Kabupaten Cilacap tahun 2004 sebanyak 35 kasus atau 125 per 100.000 kelahiran hidup. Kematian ibu bersalin tersebut disebabkan oleh perdarahan sebanyak 37,14%; preeklampsia dan eklampsia 22% dan infeksi 5,71%. Preeklampsia dan eklampsia merupakan penyebab AKI tertinggi nomor dua di Kabupaten Cilacap. Data penderita preeklampsia di RSUD Cilacap pada bulan September 2004 - September 2005 sebanyak 77 kasus (Dinkes Kab Cilacap, 2004). Angka kelahiran di Kabupaten Cilacap tahun 2004 sebanyak 16,37 per 1000 penduduk. Dari angka kelahiran tersebut jumlah lahir mati sebanyak 8,02 per 1000 kelahiran hidup. Jumlah kelahiran dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 91

414 per 1000 kelahiran hidup dan kelahiran dengan BBLR yang meninggal sebanyak 81, sedangkan jumlah kematian neonatal sebanyak 243 kasus. Dari 243 kasus kematian neonatal, sebanyak 81 kasus disebabkan oleh preeklampsia dan eklampsia, sedangkan penyebab lainnya sebanyak 2l kasus. Data BBLR di RSUD Cilacap pada tahun 2004 sebanyak 110 kasus (Dinkes Kab. Cilacap, 2004). Preeklampsia merupakan penyakit yang ditandai dengan hipertensi edema dan proteinuria yang timbul pada saat kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan III kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelum triwulan II pada kehamilan tropoblastik, seperti mola hidatidosa. Kasus preeklampsi terutama dijumpai pada primigravida umur 20-24 tahun dan mempunyai kecenderungan melahirkan bayi dengan BBLR karena adanya suatu mekanisme imunologi (blocking antibodies) terhadap antigen, disamping faktor endokrin dan genetik (Sudinaya, 2000). Pada penderita preeklampsia, aliran darah ke plasenta menurun dan menyebabkan gangguan pada plasenta. Plasenta yang tidak baik akan berdampak pada gangguan pertumbuhan janin sehingga berat badan janin yang dilahirkan rendah. Preeklamsia juga dapat menyebabkan peningkatan tonus uterus dan kepekaannya terhadap rangsang sehingga terjadi partus prematurus (Prawirohardjo, 1999). Masalah yang dapat timbul pada bayi dengan BBLR antara lain gangguan pernafasan, pneumonia, aspirasi karena reflek menelan yang kurang sempuma, hiperbilirubinemia dan hipotermi yang memerlukan penanganan khusus (Prawirohardjo, 2002). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengetahui hubungan antara preeklampsia pada primigravida dengan BBLR di RSUD Cilacap. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian analitik untuk menganalisis hubungan antara preeklamsia pada primigravida dengan BBLR di RSUD Cilacap. Pendekatan cross sectional digunakan pada ibu hamil yang melahirkan di ruang Mawar RSUD Cilacap pada periode Januari - Desember 2005 sebagai populasi penelitian, dengan jumlah sebanyak 922 responden. Kriteria inklusi pada sampel penelitian ini yaitu primigravida yang melahirkan di ruang Mawar RSUD Cilacap. Kriteria eksklusinya adalah primigravida yang mengalami masalah anemia, penyakit jantung, penyakit ginjal, diabetes melitus, infeksi, gemeli dan hidramnion. Sampel yang memenuhi kriteria sebanyak 335 responden. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah preeklampsia pada primigravida sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah BBLR. Hasil yang diperoleh dianalisis dengan uji chi square untuk mengetahui korelasi kedua variabel. HASIL DAN BAHASAN Berdasarkan hasil penelitian menunjukan umur rata-rata responden 20-35 tahun yang merupakan usia reproduksi sehat untuk kehamilan dan persalinan. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hadi (1997) di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung sebanyak 76,3% dan Siregar (1997) di Rumah Sakit Pirngadi sebanyak 82% yang hasilnya menunjukkan bahwa kejadian Preeklampsia banyak terjadi pada primigravida muda. 92

1. Karakteristik Responden Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Primigravida di RSUD Cilacap Periode Januari-Desember 2005. Umur Frekuensi responden Persentase (%) < 20 tahun 20 35 tahun > 35 tahun 31 293 11 9,1 87,5 3,4 Jumlah 335 100 Berdasarkan Tabel 1. menunjukkan bahwa sebagian besar responden sebanyak 87,5 %. berusia 20-35 tahun. Usia ini merupakan usia produktif bagi perempuan Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Preeklampsia Pada Primigravida di RSUD Cilacap Periode Januari-Desember 2005. Preeklampsia Tidak Preeklampsia Kategori Frekuensi responden Persentase (%) 88 247 26,3 73,7 Jumlah 335 100 Berdasarkan Tabel 2. menunjukkan bahwa sebagian besar responden sebanyak 73,7 % tidak menderita Preeklampsia. 2. Hubungan Preeklampsia pada primigravida dengan kejadian BBLR Tabel 3. Hubungan Preeklampsia pada Primigravida dengan Kejadian BBLR di RSUD Cilacap Periode Januari-Desember 2005. Kategori BBLR BBLN Jumlah Keterangan F % F % F % Preeklampsia 52 59,1 36 40,9 88 100 153.935 Tidak Preeklampsia 7 2,9 240 97,1 247 100 P < 0,05 Jumlah 59 276 335 93

Tabel 3. menunjukkan bahwa primigravida yang menderita preeklampsia dan melahirkan bayi dengan BBLR sebanyak 59,1%. Berdasarkan hasil penelitian angka kejadian Preeklampsia pada primigravida di RSUD Cilacap periode Januari - Desember 2005 ditemukan data sebanyak 88 kasus (26,3 %). Dari 88 kasus Preeklampsia 93,2% diantaranya menderita Preeklampsia Ringan (PER), seperti halnya menurut Sudinaya (2000), bahwa Preeklampsia sering terjadi pada primigravida karena adanya suatu mekanisme imunologi (blocking antibodies) terhadap antigen disamping faktor endokrin dan genetik. Menurut Manuaba (1998), etiologi dari BBLR salah satunya dipengaruh oleh Preeklampsia yang merupakan komplikasi dari kehamilan. Dari hasil penelitian di RSUD Cilacap periode Januari-Desember 2005 terdapat 52 kasus BBLR (59,1 %) disebabkan karena Pre-eklampsia. Hal tersebut menunjukkan bahwa angka kejadian BBLR di RSUD Cilacap masih cukup tinggi sehingga perlu dilakukan penanganan serta pemantauan yang tepat pada bayi dengan BBLR, dengan meningkatkan peralatan maupun tenaga kesehatan yang tersedia. Adapun prinsip dasar dan penanganan pada kasus bayi dengan uum yaitu mempertahankan suhu dengan ketat, karena bayi dengan BBLR mudah mengalami hipotermi. Oleh karena itu, suhu tubuh harus tetap dipertahankan dengan dimasukkan ke dalam inkubator yang sudah diatur suhunya. Karena bayi dengan BBLR masih sangat rentan terhadap infeksi, maka perlu diperhatikan teknik pencegahan infeksi dalam perawatan bayi yaitu salah satunya dengan mencuci tangan sebelum memegang bayi. Dalam pemberian ASI pada BBLR juga harus diperhatikan, bayi diberi ASI dengan menggunakan pipet sedikit-sedikit namun lebih sering karena belum sempurnanya reflek menghisap, kapasitas lambung yang masih kecil dan daya cerna enzim terutama lipase, masih kurang. Penanganan hal tersebut di atas harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terampil agar hasilnya maksimal (Prawirohardjo, 2002). Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa primigravida yang menderita Preeklampsia dan melahirkan bayi dengan BBLR sebanyak 51,9 %, dan yang tidak melahirkan bayi dengan BBLR sebanyak 40,9 %. Uji Chi Square menunjukan adanya hubungan antara Preeklampsia pada primigravida dengan kejadian BBLR (p< 0,05). Menurut Prawirohardjo (1999), Preeklamspia menyebabkan perubahan anatomi-patologik yang terjadi pada plasenta dan uterus yaitu cairan darah ke uterus menurun dan menyebabkan gangguan pada plasenta sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin karena kekurangan oksigen dan dapat terjadi pula gawat janin. Sedangkan menurut Scott dkk, (2002) perubahan yang terjadi pada organ-organ tubuh lain dapat mempengaruh janin dalam kandungan sehingga menyebabkan terjadi retardasi pertumbuhan janin. SIMPULAN DAN SARAN Kejadian Preeklampsia pada primigravida di RSUD Cilacap periode Januari Desember 2005 sebanyak 88 kasus (26,3 %), dan sebagian besar mengalam Preeklampsia berat sebanyak 82 kasus (93,2 %). Kejadian BBLR pada primigravida dengan Preeklampsia di RSUD Cilacap periode Januari-Desember 2005 sebanyak 52 kasus (59,1 %). Hasil ini menunjukan ada hubungan antara Preeklampsia pada primigravida dengan kejadian BBLR di RSUD Cilacap. Sebagai tindak lanjut penelitian ini disarankan kepada pemberi pelayanan 94

kesehatan di RSUD Cilacap diharapkan untuk lebih meningkatkan keterampilan, terutama penanganan preeklamsia / eklamsia sehingga dapat meminimalkan risiko kematian akibat BBLR. Kepada masyarakat, khususnya ibu hamil dengan Preeklampsia diharapkan untuk memeriksakan kehamilannya secara teratur kepada tenaga kesehatan sehingga mendapat pelayanan kesehatan yang maksimal. DAFTAR RUJUKAN Achadiat, 2001. Cegah dan Kenali Gejala Dini Preeklampsia. Makalah disampaikan dalam Seminar Konsep Mutakhir Preeklampsia. Jakarta, 28 April 2001. Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Arulkumaran, A., 1995. Cegah dan Kenali Gejala Dini Preeklampsia. Jakarta. Gramedia. Dinkes Kabupaten Cilacap, 2004. Profil Kesehatan Kabupaten Cilacap Tahun 2004. Cilacap: Dinkes Kabupaten Cilacap Farmer, H., 1999. Perawatan Matemitas, Edisi 2. Jakarta: EGC. Manuaba, I. G., 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Panduan Bidan. Jakarta: EGC Mochtar, R., 1998. Sinopsis Obstetri, Jilid 1. Jakarta; EGC. Notoatmodjo, S., 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Prawirohardjo, S., 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP- SP. Prawirohardjo, S., 2000. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta. YBP-SP. Pusat Penelitian Kesehatan UI, 1996. Kedaruratan Kebidanan. Bagian Pengembangan Bidan Indonesia. Jakarta. Scoot, 2002 Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Widya Medika. Siregar dan Hadi, 1997. Insiden Preeklampsia di RS Pendidikan di Indonesia. Sudinaya, 2000. Insiden Pereklampsia - Eklampsia di RSU Tarakan, Kalimantan Timur Tahun 2000. Bagian Obstetri Ginekologi, Kalimantan Timur (Tidak dipublikasikan). Sugiono, DR. 2004. Statistik Untuk Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta. 95