IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2014

Peraturan...

- 3 - Pasal Jabatan

Peraturan...

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusya

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R

2 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

KABIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL (Persfektif UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN dan Peraturan

2 Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhentian/Pember

DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN :

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA

PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

Setyanta Nugraha Ketua Tim Penyusun Jabatan Fungsional Analis APBN Sekretariat Jenderal DPR RI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L

2014, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemb

2 Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan

KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBIJAKAN

Internalisasi Rancangan Peraturan Menteri PAN dan RB

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor

JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

KEBIJAKAN PEMPROV BALI DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KARIER PNS MELALUI JABATAN FUNGSIONAL PENGEMBANG TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI AGAMA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Pola Karier. Pedoman.

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege

JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/ JASA

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG

2016, No Birokrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pranata Nuklir dan Angka Kreditnya; Mengingat : 1. Undang-

- 1 - MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 02/V/PB/2010 NOMOR 13 TAHUN 2010

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS WALIKOTA SURABAYA,

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMBINAAN TEKNIS TIM PENILAI PRANATA KOMPUTER - ADMINISTRASI

- 1 - PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR KEPEGAWAIAN DAN ANGKA KREDITNYA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

16. Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011;

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/220/M.PAN/7/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN ANGKA KREDITNYA

Dasar Hukum Jabatan Fungsional

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

PERATURAN BERSAMA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No KEP/58/M.PAN/6/2004 tentang Jabatan Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat dan Angka Kreditnya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan seb

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA,

OUTLINE ANALIS KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH

SINKRONISASI SKP DAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL NON PENELITI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN. Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011; MEMUTUSKAN:

2016, No Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5062); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg

IV. ANALIS KEPEGAWAIAN

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

ANGKA KREDIT ARSIPARIS : BEBERAPA PERBEDAAN ANTARA KEPMENPAN 09/KEP/M.PAN/2/2002 DENGAN PER/3/M.PAN/3/2009

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

2017, No Penyesuaian/Inpassing Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Bidang Pertanian; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014

XXII. STATISTISI A. DASAR HUKUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

- 5 - k. memfasilitasi

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 40 TAHUN 2008 T E NTA N G JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS PERIKANAN WALIKOTA SURABAYA

MENUJU ASN YANG PROFESIONAL BERBASIS SISTEM MERIT MELALUI PENGUATAN JABATAN FUNGSIONAL

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN NOMOR 4 TAHUN 2010

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2010 NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

V. ARSIPARIS A. DASAR HUKUM

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010

PENGANGKATAN PNS DALAM JABATAN FUNGSIONAL MELALUI PENYESUAIAN/ INPASSING (PERATURAN MENTERI PANRB NO. 26 TAHUN 2016 )

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 17 TAHUN 2010

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

XXI. PRANATA HUMAS A. DASAR HUKUM

- 2 - Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republ

Kep. MENPAN No. 7/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentan

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/220/M.PAN/7/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN Oleh: Kepala Bagian Organisasi, Biro Organisasi dan Kepegawaian

UU NO.5 TAHUN 2014 TENTANG ASN FUNGSI DAN TUGAS PEGAWAI ASN Fungsi: 1. pelaksana kebijakan publik; 2. pelayan publik; dan 3. perekat dan pemersatu bangsa Tugas: 1. melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; 2. memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan 3. mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

DIISI DARI PEGAWAI ASN DIISI TNI, POLRI Non PNS JABATAN ASN Jabatan Administrasi Jabatan Administrator memimpin pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan Jabatan Pengawas mengendalikan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh pejabat pelaksana Jabatan Pelaksana melaksanakan kegiatan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan Jabatan Fungsional Jafung keahlian: a) ahli utama; b) ahli madya; c) ahli muda; dan d) ahli pertama. Jafung keterampilan: a) penyelia; b) mahir; c) terampil; dan d) pemula Jabatan Pimpinan Tinggi Jabatan pimpinan tinggi utama; Jabatan pimpinan tinggi madya; dan Jabatan pimpinan tinggi pratama Jabatan ASN tertentu

Jabatan Pimpinan Tinggi Administrator Diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu Jabatan Administrasi Jabatan Fungsional (143 Jenis) Pengawas Pelaksana (Perka BKN No.3 Tahun 2013)

TUGAS, PERAN & KEDUDUKAN JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU TUGAS PERAN KEDUDUKAN melaksanakan tugas pelayanan berdasarkan profesi jabatan fungsional dan/atau keterampilan tertentu Pelaksana tugas dibidang pelayanan dan profesi jabatan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu Berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab secara langsung pada pejabat pimpinan tinggi atau pejabat administrasi yang memiliki keterkaitan dengan pelaksanaan tugas jabatan fungsional tertentu

PERUBAHAN KULTUR PNS ZONA NYAMAN Peningkatan Kompetensi ZONA KOMPETITIF

JABATAN FUNGSIONAL BIDANG PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN RIHP 1. PENYULUH PERTANIAN; 2. PENGENDALI OPT; 3. PENGAWAS BENIH TANAMAN; 4. PENGAWAS BIBIT TERNAK; 5. MEDIK VETERINER; DAN 6. PARAMEDIK VETERINER; 7. PENGAWAS MUTU PAKAN ; 8. PENGAWAS MUTU HASIL PERTANIAN; 9. ANALIS PASAR HASIL PERTANIAN; 10. PEMERIKSA PVT. RUMPUN MANAJEMEN 11. ANALIS KETAHANAN PANGAN

PASAL 1 ANGKA 9 Analis Ketahanan Pangan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberikan tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk melaksanakan analisis ketahanan pangan dalam lingkungan instansi Pusat dan Daerah

PASAL 1 ANGKA 10 KEGIATAN ANALISIS ketersediaan pangan ANALISIS KETAHANAN PANGAN keterjangkauan pangan pemanfaatan pangan

KEDUDUKAN AKP (pasal 3) Sebagai pejabat fungsional di bidang analisis ketahanan pangan INSTANSI PUSAT INSTANSI DAERAH

TUGAS INSTANSI PEMBINA (Pasal 5) 1. menyusun petunjuk teknis pelaksanaan jabatan fungsional Analis Ketahanan Pangan; 2. menyusun pedoman formasi jabatan fungsional Analis Ketahanan Pangan; 3. menetapkan standar kompetensi jabatan fungsional Analis Ketahanan Pangan; 4. mensosialisasikan jabatan fungsional Analis Ketahanan Pangan; 5. menyusun kurikulum pelatihan fungsional dan teknis fungsional Analis Ketahanan Pangan; 6. menyelenggarakan pelatihan fungsional dan teknis Analis Ketahanan Pangan; 7. melakukan uji kompetensi terhadap Analis Ketahanan Pangan untuk kenaikan jenjang jabatan; 8. mengembangkan sistem informasi jabatan fungsional Analis Ketahanan Pangan; 9. menyusun standar kualitas hasil kerja pejabat fungsional; 10. memfasilitasi pembentukan organisasi profesi Analis Ketahanan Pangan; memfasilitasi penyusunan etika profesi dan kode etik Analis Ketahanan Pangan; 11. melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis kepada Tim Penilai jabatan fungsional Analis Ketahanan Pangan; dan 12. melakukan monitoring dan evaluasi dalam rangka penjaminan kualitas jabatan fungsional Analis Ketahanan Pangan.

JENJANG JABATAN FUNGSIONAL (Pasal 6) AKP MADYA ANALIS KETAHANAN PANGAN AKP MUDA AKP PERTAMA

SASARAN KERJA PEGAWAI (Pasal 8) 1) Pada awal tahun, setiap Analis Ketahanan Pangan wajib menyusun Sasaran Kerja Pegawai (SKP) yang akan dilaksanakan dalam 1 (satu) tahun berjalan. 2) SKP Analis Ketahanan Pangan disusun berdasarkan penetapan kinerja unit kerja yang bersangkutan. 3) SKP untuk masing-masing jenjang jabatan diambil dari kegiatan sebagai turunan dari penetapan kinerja unit dengan mendasarkan kepada tingkat kesulitan dan syarat kompetensi untuk masing-masing jenjang jabatan. 4) SKP yang telah disusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disetujui dan ditetapkan oleh atasan langsung.

PENILAIAN KINERJA (Pasal 9) Nilai Konversi AK HASIL PENILAIAN KINERJA (SKP) KONVERSI ANGKA KREDIT 91 keatas 150% 76 90 125% 61 75 100% 51 60 75% Dari kebutuhan angka kredit tiap tahun 50 kebawah 50%

A H L I 25/TAHUN 150 150 100 100 50 50 700 550 400 300 200 150 100 IV/C IV/B IV/A III/D III/C III/B III/A MADYA MUDA PERTAMA TERAMPIL 20 20 20 50 50 100 10/TAHUN 300 200 150 80 60 40 III/D III/C III/B III/A II/D II/C II/B PENYELIA PELAKSANA LANJUTAN PELAKSANA 150 20/TAHUN 200 IV/E IV/D UTAMA 850 1050

SKP Penilaian SKP (Pejabat Penilai) Hasil Penilaian SKP Tim Penilai Kinerja Instansi

TIM PENILAI KINERJA INSTANSI (PASAL 10) Dalam rangka menjamin objektivitas dan keselarasan hasil penilaian yang dilakukan oleh pejabat penilai, dibentuk tim penilai kinerja instansi TUGAS TIM PENILAI KINERJA INSTANSI 1. mengevaluasi keselarasan hasil penilaian yang dilakukan oleh para pejabat penilai 2. memberikan bahan pertimbangan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian dalam pengembangan PNS, dan dijadikan sebagai persyaratan dalam pengangkatan jabatan dan kenaikan pangkat, pemberian tunjangan dan sanksi, mutasi, dan promosi, serta untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan pejabat fungsional Analis Ketahanan Pangan SYARAT ANGGOTA TIM PENILAI KINERJA INSTANSI 1. menduduki jabatan/pangkat paling rendah sama dengan jabatan/pangkat Analis Ketahanan Pangan yang dinilai; 2. memiliki keahlian serta kemampuan untuk menilai kinerja Analis Ketahanan Pangan; 3. aktif melakukan penilaian.

KOMPOSISI DAN SUSUNAN TIM PENILAI KINERJA (PASAL 10) KOMPOSISI 1. pejabat yang berasal dari unsur teknis yang membidangi Analis Ketahanan Pangan 2. unsur kepegawaian 3. pejabat fungsional Analis Ketahanan Pangan Susunan keanggotaan Tim Penilai Kinerja Instansi 1. seorang Ketua merangkap anggota; 2. seorang Sekretaris merangkap anggota; 3. paling kurang 3 (tiga) orang anggota.

KENAIKAN PANGKAT DAN KENAIKAN JABATAN KENAIKAN PANGKAT (PASAL 12) Persyaratan dan mekanisme kenaikan pangkat dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dilakukan dengan memperhatikan ketersediaan formasi KENAIKAN JABATAN (PASAL 13) Persyaratan dan mekanisme kenaikan pangkat dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dilakukan dengan memperhatikan ketersediaan formasi harus mengikuti dan lulus uji kompetensi

PENGANGKATAN DALAM JABATAN PENYESUAIAN (INPASSING) PENGANGKATAN YANG DILAKUKAN PADA SAAT JABATAN FUNGSIONAL BARU DITETAPKAN PENGANGKATAN PENGANGKATAN PERTAMA KALI PENGANGKATAN UNTUK MENGISI LOWONGAN FORMASI MELALUI CPNS PENGANGKATAN DARI JABATAN LAIN PENGANGKATAN YANG DILAKUKAN MELALUI PERPINDAHAN DARI JABATAN STRUKTURAL, JABATAN FUNGSIONAL UMUM ATAU JABATAN FUNGSIONAL LAIN KE DALAM JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU

PENGANGKATAN PERTAMA KALI (Pasal 15) 1. berijazah paling rendah Sarjana (S-1)/Diploma IV (D-IV) bidang Pertanian/Ilmu Gizi/Teknologi Pangan; 2. pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a; 3. telah mengikuti dan lulus pelatihan fungsional untuk Analis Ketahanan Pangan; dan 4. nilai kinerja paling kurang bernilai baik dalam 1(satu) tahun terakhir.

PENGANGKATAN DARI JABATAN LAIN (Pasal 16) 1. tersedia lowongan formasi untuk jabatan Analis Ketahanan Pangan; 2. berijazah paling rendah Sarjana (S-1)/Diploma IV (D-IV) bidang Pertanian/Ilmu Gizi/Teknologi Pangan; 3. pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a; 4. telah mengikuti dan lulus pelatihan fungsional untuk Analis Ketahanan Pangan; 5. memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di bidang analisis ketahanan pangan paling kurang 2 tahun; 6. nilai kinerja paling kurang bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir; dan 7. usia paling tinggi 50 (lima puluh) tahun.

KOMPETENSI (Pasal 17) PNS yang menduduki jabatan fungsional Analis Ketahanan Pangan harus memenuhi standar kompetensi sesuai dengan jenjang jabatan KOMPETENSI TEKNIS kemampuan dasar kebijakan ketahanan pangan; kemampuan analisis ekonomi; kemampuan statistik; kemampuan analisis pangan dan gizi kemampuan pemetaan wilayah KOMPETENSI SOSIAL-KULTURAL mampu membangun komunikasi dengan berbagai kelompok masyarakat, politik, swasta dan pemangku kepentingan lainnya mampu mensosialisasikan dan mempublikasikan kebijakan organisasi dan pemerintah mampu mengedukasi dan mempengaruhi publik terhadap penerapan peraturan perundangundangan dan kebijakan mampu membangun rasa kebangsaan dan nasionalisme masyarakat

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (Pasal 18) Untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme, Analis Ketahanan Pangan harus diikutsertakan pendidikan dan/atau pelatihan disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan diklat dan/atau pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja Instansi Pendidikan dan/atau Pelatihan yang diberikan bagi Analis Ketahanan Pangan, antara lain dalam bentuk: pendidikan formal pelatihan fungsional pelatihan teknis pengembangan kompetensi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan Pendidikan formal bagi Analis Ketahanan Pangan untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi dapat ditempuh melalui pemberian tugas belajar

KEBUTUHAN PNS DALAM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN (Pasal 19) Penetapan kebutuhan PNS dalam jabatan fungsional Analis Ketahanan Pangan dihitung berdasarkan beban kerja yang ditentukan oleh indikator, antara lain: jumlah penduduk luas wilayah cakupan wilayah kerja

PEMBERHENTIAN SEMENTARA DAN PENGANGKATAN KEMBALI NO. PEMBEBASAN SEMENTARA (pasal 20) PENGANGKATAN KEMBALI (pasal 21) 1. diberhentikan sementara sebagai Pegawai Negeri Sipil 2. menjalani cuti di luar tanggungan negara, kecuali untuk persalinan anak keempat dan seterusnya Apabila berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap dinyatakan tidak bersalah atau dijatuhi pidana percobaan apabila yang bersangkutan telah selesai cuti di luar tanggungan negara 3. menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan 4. ditugaskan secara penuh di luar jabatan Analis Ketahanan Pangan harus diangkat kembali ke dalam jabatan Analis Ketahanan Pangan setelah habis masa tugas belajarnya dapat diangkat kembali ke dalam jabatan Analis Ketahanan Pangan apabila yang bersangkutan ditugaskan kembali ke unit kerja yang membidangi ketahanan pangan

PERSYARATAN PENGANGKATAN KEMBALI (Pasal 21) lulus uji kompetensi pada jenjang jabatan terakhir yang dimilikinya; usia paling tinggi 55 (lima puluh lima) tahun bagi jenjang jabatan Ahli Pertama dan Ahli Muda; usia paling tinggi 57 (lima puluh tujuh) tahun bagi jenjang jabatan Ahli Madya Dikecualikan untuk Analis Ketahanan Pangan yang diberhentikan sementara karena menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan

PENYESUAIAN / INPASSING (Pasal 24) Pegawai Negeri Sipil yang pada saat ditetapkan Peraturan Menteri ini yang memiliki pengalaman dan menjalankan tugas di bidang analisis ketahanan pangan berdasarkan keputusan pejabat yang berwenang dapat disesuaikan (di-inpassing) ke dalam jabatan fungsional Analis Ketahanan Pangan berdasarkan Peraturan Menteri ini Pelaksanaan penyesuaian (inpassing) harus didasarkan pada kebutuhan jabatan Analis Ketahanan Pangan

PERSYARATAN PENYESUAIAN / INPASSING (Pasal 24) 1. berijazah paling rendah Sarjana (S-1)/Diploma IV (D-IV) 2. pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a 3. memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di bidang analisis ketahanan pangan paling kurang 2 tahun 4. mengikuti dan lulus uji kompetensi di bidang analisis ketahanan pangan 5. nilai prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir 6. usia paling tinggi: a. 55 tahun untuk Analis Ketahanan Pangan Ahli Pertama dan Ahli Muda b. 57 tahun untuk Analis Ketahanan Pangan Ahli Madya

BADAN KETAHANAN PANGAN TUGAS : melaksanakan pengkajian, pengembangan dan koordinasi di bidang pemantapan ketahanan pangan. FUNGSI : a. pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pemantapan ketersediaan pangan, serta pencegahan dan penanggulangan kerawanan pangan; b. pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pemantapan distribusi pangan dan cadangan pangan; c. pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pemantapan pola konsumsi dan penganekaragaman pangan; dan d. pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pengawasan keamanan pangan segar; dan e. pelaksanaan administrasi Badan Ketahanan Pangan. 30

BADAN KETAHANAN PANGAN SEKRETARIAT BADAN PUSAT KETERSEDIAAN DAN KERAWANAN PANGAN PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN PUSAT PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI DAN KEAMANAN PANGAN 31

Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan mempunyai tugas melaksanakan pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pemantapan ketersediaan pangan, serta pencegahan dan penanggulangan kerawanan pangan Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan menyelenggarakan fungsi: pengkajian, penyusunan kebijakan, pengembangan, pemantapan, pemantauan dan evaluasi ketersediaan pangan pengkajian, penyusunan kebijakan, pengembangan, pemantapan, pemantauan dan evaluasi akses pangan pengkajian, penyusunan kebijakan, pencegahan, penanggulangan, pemantauan dan evaluasi kerawanan pangan

PUSAT KETERSEDIAAN DAN KERAWANAN PANGAN BIDANG KETERSEDIAAN PANGAN BIDANG AKSES PANGAN BIDANG KERAWANAN PANGAN SUBBIDANG ANALISIS KETERSEDIAAN PANGAN SUBBIDANG ANALISIS AKSES PANGAN SUBBIDANG ANALISIS KERAWANAN PANGAN SUBBIDANG SUMBERDAYA PANGAN SUBBIDANG PENGEMBANGAN AKSES PANGAN SUBBIDANG PENANGGULANGAN KERAWANAN PANGAN

Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan mempunyai tugas melaksanakan pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pemantapan distribusi pangan dan cadangan pangan Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan menyelenggarakan fungsi: pengkajian, penyusunan kebijakan, pengembangan, pemantapan, pemantauan dan evaluasi distribusi pangan; pengkajian, penyusunan kebijakan, pengembangan, pemantapan, pemantauan dan evaluasi harga pangan; dan pengkajian, penyusunan kebijakan, pengembangan, pemantapan, pemantauan dan evaluasi cadangan pangan

PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN BIDANG DISTRIBUSI PANGAN BIDANG HARGA PANGAN BIDANG CADANGAN PANGAN SUBBIDANG ANALISIS DISTRIBUSI PANGAN SUBBIDANG ANALISIS HARGA PANGAN PRODUSEN SUBBIDANG CADANGAN PANGAN PEMERINTAH SUBBIDANG KELEMBAGAAN DISTRIBUSI PANGAN SUBBIDANG ANALISIS HARGA PANGAN KONSUMEN SUBBIDANG CADANGAN PANGAN MASYARAKAT

Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan mempunyai tugas melaksanakan pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pemantapan pola konsumsi, penganekaragaman pangan serta pengawasan keamanan pangan segar Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan menyelenggarakan fungsi: pengkajian, penyusunan kebijakan, pengembangan, pemantapan, pemantauan, dan evaluasi konsumsi pangan; pengkajian, penyusunan kebijakan, pengembangan, pemantapan, pemantauan, dan evaluasi penganekaragaman pangan; dan pengkajian, penyusunan kebijakan, pengembangan, pemantapan, pemantauan, dan pengawasan keamanan pangan segar.

PUSAT PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI DAN KEAMANAN PANGAN BIDANG KONSUMSI PANGAN BIDANG PENGANEKARAGAMAN PANGAN BIDANG KEAMANAN PANGAN SEGAR SUBBIDANG POLA KONSUMSI PANGAN SUBBIDANG PENGEMBANGAN PANGAN LOKAL SUBBIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN SEGAR SUBBIDANG KEBUTUHAN KONSUMSI PANGAN SUBBIDANG PROMOSI PENGANEKARAGAMAN PANGAN SUBBIDANG KELEMBAGAAN KEAMANAN PANGAN SEGAR

TERIMA KASIH