BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmah Novianti, 2014

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI TENTANG DAMPAK PENYELENGGARAAN KELAS AKSELERASI TERHADAP KEMATANGAN ASPEK SOSIAL EMOSI ANAK BERBAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Masa usia sekolah dasar merupakan masa akhir kanak-kanak yang. berkisar antara enam tahun sampai dua belas tahun, dimana anak mulai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rini Restu Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berinteraksi. Interaksi tersebut selalu dibutuhkan manusia dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia dari masa ke

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGELOLAAN PENDIDIKAN ANAK GIFTED DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia secara garis besar masih lebih

BAB I PENDAHULUAN. ada di atas rata-rata anak seusianya. Hal ini membuat anak berbakat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. pertengahan tahun (Monks, dkk., dalam Desmita, 2008 : 190) kerap

PERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA ANTARA KELAS AKSELERASI DAN KELAS NON AKSELERASI

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas, sehingga dapat memfungsikan diri sesuai dengan kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Syifa Zulfa Hanani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi ( Mengenyam pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. sebuah organisasi. Karena itu, sumber daya manusia perlu dikelolah secara. organisasi dalam memenangkan berbagai macam persaingan.

2016 PROGRAM PENGEMBANGAN KECERDASAN EMOSI SISWA BERBAKAT DI KELAS AKSELERASI SMA X MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan termasuk memperoleh pelayanan pendidikan. Hak untuk. termasuk anak yang memiliki kebutuhan-kebutuhan khusus.

Educational Psychology Journal

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu di dunia ini melewati fase-fase perkembangan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. pasal 31 ayat 1 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa tiap-tiap warga negara

Suatu Penelitian Mengenai Penyusunan Model Kompetensi Guru Akselerasi di lembaga Pendidikan SMA X Kotamadya Bandung BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini banyak tantangan yang dihadapi manusia, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. istilah ini dikenal Cerdas Istimewa adalah bentuk alternatif pelayanan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, maupun masyarakat. Menurut Walgito (2001:71) dorongan atau motif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut muncul banyak perubahan baik secara fisik maupun psikologis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang terjadi ternyata menampakkan andalan pada. kemampuan sumber daya manusia yang berkualitas, melebihi potensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan untuk menyesuaikan visi, misi, tujuan dan strategi agar sesuai

PROGRAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL UNTUK REMAJA SISWA SMA KELAS AKSELERASI

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. karena pendidikan akan dapat mengembangkan kemampuan serta meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa di mana individu banyak mengambil

MANAJEMEN PENYELENGGARAAN PROGRAM PERCEPATAN BELAJAR BAGI SISWA YANG MEMILIKI POTENSI KECERDASAN DAN BAKAT ISTIMEWA DI SMP NEGERI 1 WONOGIRI TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai bakat dan kemampuan yang berbeda-beda, sehingga membutuhkan pendidikan yang berbeda-beda pula.

BAB I PENDAHULUAN. Anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) membutuhkan fasilitas tumbuh kembang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

GAMBARAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA AKSELERASI DI SD KRISTEN 10 PENABUR DAN SD AL-AZHAR SYIFA BUDI JAKARTA KELAS 4 DAN KELAS 6

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dikarenakan pendidikan di Indonesia di nilai masih sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. dilihat dari beberapa sekolah di beberapa kota di Indonesia, sekolah-sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna. dibandingkan dengan makhluk-makhluk Tuhan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Pada aplikasi riilnya, pelaksanaan program akselerasi selalu. pilihan, dengan kemampuan intelegensi di atas rata-rata.

2.3.3 Tujuan Kelas Akselerasi Manfaat Kelas Akselerasi Keunggulan Kelas Akselerasi Kelemahan Kelas Akselerasi...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

STRATEGI PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN PENDIDIKAN BIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. untuk semua (Education For All) yang berarti pendidikan tanpa memandang batas

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran dunia pendidikan di Indonesia untuk memberikan layanan

Manajemen program akselerasi belajar: studi kasus di SMA Negeri 3 Jombang / Iva Faradiana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK MELALUI PENDIDIKAN JASMANI

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wangi Citrawargi, 2014

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. tantangan dan tekanan dalam kehidupan dipengaruhi oleh persepsi, konsep

BAB I PENDAHULUAN. memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun

I. PENDAHULUAN. tahun 2002, dengan SK kepala dinas pendidikan Provinsi Lampung Nomor:

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DAN KEYAKINAN DIRI (SELF-EFFICACY) DENGAN KREATIVITAS PADA SISWA AKSELERASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. emosional, mental sosial, tapi memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang DwiMurtiningsih,2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akselerasi memberikan kesempatan bagi para siswa dalam percepatan belajar dari

I. PENDAHULUAN. dunia saat ini, potensi negara indonesia sebenaranya tergolong sangat baik,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang unggul baik dalam bidang ilmu pengetahuan,

I. PENDAHULUAN. aktivitas hidupnya dan melanjutkan garis keturunannya. Dalam menjalin

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Masyarakat semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan. Ketika remaja dihadapkan pada lingkungan baru misalnya lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia dari masa ke

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan masyarakat khususnya anak didik. Pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB V PENUTUP. 1. Layanan Konseling Individual Bagi Siswa Kelas Akselerasi. a. Guru bimbingan dan konseling dalam layanan konseling individual

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar di sekolah. Hal ini sesuai pendapat Ahmadi (2005) yang menyebutkan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja menurut Organisasi Kesegatan Dunia (WHO) adalah individu yang

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR BAGAN... xi DAFTAR GRAFIK...

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat digolongkan menjadi dua yaitu: tenaga pendidik (guru) dan tenaga

Bab 1. Pendahuluan. Wirawan dalam Panudju dan Ida (1999:83) mengungkapkan bahwa masa remaja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2016 ANALISIS PERILAKU PROSOSIAL (PROSOCIAL BEHAVIOR) ANAK USIA D INI PAD A PENGELOMPOKAN USIA RANGKAP (MULTIAGE GROUPING)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II. KAJIAN KONSEPTUAL TENTANG PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, di Indonesia pilihan jalur untuk menempuh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Masa ini menimbulkan perubahan-perubahan baik itu secara fisik maupun

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa, dimana individu berjuang untuk tumbuh menjadi sesuatu,

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dengan segala kemajuan teknologi yang mengikutinya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja sebagai sebuah tahapan dalam kehidupan seseorang yang berada di

Persepsi Warga Sekolah tentang Program Percepatan Belajar 1 Albertus Suwarto, Ishartiwi

BAB I PENDAHULUAN. individu. Maka tidak diragukan lagi bahwa pengalaman-pengalaman pada masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem penyelenggaraan pendidikan dasar, lanjutan, dan menengah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak berbakat memiliki kemampuan yang tinggi di berbagai bidang seperti akademik, kreativitas, dan task commitment dibandingkan dengan anakanak pada umumnya. Namun keadaan tersebut belum sepenuhnya terlihat pada diri anak berbakat kemungkinan hal ini terjadi terkait dengan pengaruh keberadaan anak berbakat dalam suatu lingkungan. Keberadaan anak berbakat terasa semakin mendapatkan perhatian dalam pemenuhan kebutuhan pendidikannya. Semakin banyak sekolah yang menyelenggarakan kelas akselerasi. Akselerasi dibentuk dan diselenggarakan oleh beberapa sekolah untuk menjawab kebutuhan layanan pendidikan kepada anakanak berbakat, hal ini sedikitnya memiliki pengaruh terhadap aspek-aspek perkembangan pada anak berbakat antara lain sosial dan emosi. Menurut Pressey (Hawadi, 31:2006) akselerasi adalah : Sebagai suatu kemajuan yang diperoleh dalam program pengajaran, pada waktu yang lebih cepat atau usia yang lebih muda daripada yang konsvensional. Definisi ini menunjukkan bahwa akselerasiarasi meliputi persyaratan untuk menghindari hambatan pemenuhan permintaan dalam pengajaran dan juga mengusulkan proses-proses yang memungkinkan siswa melalui pemberian materi yang lebih cepat dibandingkan dengan kemajuan rata-rata siswa. Akselerasi menunjuk pada pelayanan yang diberikan (service delivery) dan kurikulum yang disampaikan (curriculum delivery). Sebagai model pelayanan, akselerasi dapat diartikan sebagai model layanan pembelajaran dengan cara lompat kelas, misalnya bagi siswa yang memiliki kemampuan tinggi diberi kesempatan untuk mengikuti pelajaran pada kelas yang lebih tinggi. Sementara itu, model kurikulum, akselerasi berarti mempercepat bahan ajar dari yang seharusnya dikuasai oleh siswa saat itu sehingga siswa dapat menyelesaikan program studinya lebih awal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menganalisis materi pelajaran dengan materi yang esensial dan kurang esensial (Asrori:2011)

2 Program-program yang ada dalam kelas akselerasi memiliki beragam tujuan seperti yang diungkapkan oleh Southeren&Jones (NN: 2011) efisiensi dan efektivitas peningkatan dalam belajar,adanya rekognisi terhadap prestasi yang dimiliki, produktivitas dan pilihan eksplorasi meningkat, dan siswa diperkenalkan dalam kelompok teman yang baru. Namun dari beragam tujuan dan kelebihan di atas, terdapat kesenjangan yang terjadi di masyarakat mengenai keberadaan kelas akselerasi. Hal ini diantaranya menyangkut bidang penyesuaian diri secara sosial, dan penyesuaian diri secara emosional atau yang diketahui sebagai aspek sosial dan emosi. Giftedness atau keberbakatan yang terdapat dalam diri seseorang tidak hanya menjadikan seseorang tersebut memiliki kemampuan di atas orang-orang pada umumnya dalam segi intelektual tetapi juga membawa sejumlah konsekuensi hambatan sosial yang tercipta antara anak berbakat dengan lingkungannya. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Wandasari, Yetty (85:2010) dalam jurnalnya yang berjudul Faktor Protektif pada Penyesuaian Sosial Anak Berbakat bahwa keberbakatan intelektual membawa sejumlah konsekuensi yang dapat menghambat relasi sosial anak berbakat dengan teman sebaya. Kematangan sosial seseorang diperlukan untuk menciptakan interaksi yang baik antar individu. Namun dalam kenyataannya tidak semua orang dapat berinteraksi dengan baik dengan lingkungannya yang menjadikan kemampuan sosialnya belum terlihat matang dan seimbang. Dengan kata lain bahwa kematangan sosial seseorang memiliki dampak terhadap kualitas interaksinya dengan lingkungan. Berdasarkan studi empiris yang dilakukan oleh Lombroso dan Termal (Wandasari, 85:2011) secara umum terdapat dua pandangan mengenai penyesuaian sosial anak berbakat. Pertama menyatakan bahwa anak berbakat tidak memiliki masalah dalam hal penyesusaian sosial karena cenderung lebih popular, namun pandangan kedua menyatakan bahwa karena keberbakatan yang dimiliki oleh anak berbakat menjadikannya cenderung rentan mengalami penyesuaian sosial dengan teman seusianya. Permasalahan yang dimaksud meliputi perasaan terisolir dari pergaulan teman-teman sebayanya, sulit menerima

3 kritik, menolak otoritas dan lainnya. Permasalahan tersebut dapat dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan dalam aspek sosial dan emosi selain berbeda dari aspek intelektualnya. Menurut Robert (Wandasari, 86:2011) Salah satu faktor yang berperan dalam munculnya hambatan penyesuaian sosial pada anak berbakat adalah tingkat intelektualitas anak. Selain intelektualitas anak yang dapat menjadi pemicu adanya ketidakmatangan sosial anak berbakat, peran lingkungan sekitar dalam hal ini orang dewasa (orangtua, guru) ikut memberikan andil bagi perkembangan kematangan sosial anak berbakat. Adanya kelas akselerasi membuat penyesuaian sosial anak berbakat menjadi kurang berkembang. Siswa akselerasi didorong prestasinya secara akademis dalam hal mengurangi waktunya untuk melakukan aktivitas yang lain karena dituntut untuk lebih banyak menghabiskan waktunya untuk belajar, siswa akselerasipun kehilangan masa-masa hubungan sosialnya pada usia yang penting sehingga kecenderungan mengalami hambatan dalam menyesuaikan diri dengan teman sebayanya (NN:2011). Tidak hanya mengenai penyesuaian sosial anak berbakat saja yang menjadi titik kelemahan penyelenggaraan akselerasi, namun juga menyangkut penyesuaian diri secara emosional. Bukan hal yang mustahil bahwa siswa akselerasi akan mengalami frustrasi karena adanya tekanan yang berat dari lingkungan belajar sehingga akan menurunkan prestasinya. Bahkan merasa terisolasi dan bersikap agresif terhadap orang lain mengingat kesempatan dalam masa kanak-kanak dan masa remajanya tidak dilalui dengan seharusnya. Dengan tekanan yang terbentuk tersebut serta kurangnya kesempatan untuk mengembangkan potensi yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya dalam bentuk kreativitas dikhawatirkan akan mengakibatkan sulitnya untuk mengembangkan diri sehingga berdampak pada sisi emosional anak berbakat. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di salah satu SD di Kota Bandung yang menyelenggarakan program kelas akselerasi didapat data bahwa anak berbakat yang berada di kelas akselerasi cenderung memiliki penyesuaian sosial yang kurang baik dengan teman-temannya yang berada dalam satu kelas

4 akselerasi ataupun dengan teman yang berada di kelas regular atau non akselerasi. Hal ini terlihat bahwa di kelas akselerasi tersebut walaupun pembelajaran dilakukan dalam setting klasikal namun kesan individual lebih terlihat sehingga kurang adanya interaksi sesama anak di kelas akselerasi, juga karena sistem belajar yang diterapkan kepada anak berbakat tersebut untuk belajar secara mandiri terus menerus dengan kurangnya monitoring dari guru menjadikan mereka terlihat tidak saling bersaing sehingga sisi kreativitas dan kemampuannya dalam akademik terlihat kurang berkembang. Bahkan karena banyaknya waktu anak berbakat yang tersita untuk belajar bahkan untuk meneruskan waktu belajarnya di luar sekolah membuat anak berbakat tersebut kurang dapat menyesuaiakan diri secara emosional dengan teman-teman sebayanya karena merasa tanggung jawab belajar mereka lebih dari teman-temannya yang lain yang ada di kelas regular. Satu fenomena terjadi di sekolah ini adalah ketika adanya keterangan bahwa siswa reguler memperoleh skor ujian nasional yang lebih tinggi dari siswa-siswa di kelas akselerasi menjadikan sebuah pertanyaan bagaimana sebetulnya penerapan pembelajaran untuk anak-anak berbakat di kelas akselerasi tersebut. Data studi pendahuluan di atas memberikan gambaran mengenai penyelenggaraan kelas akselerasi yang menjadi isu saat ini. Kelas akselerasi dalam pelaksanaannya lebih kepada mempersingkat waktu belajar dengan memberikan kesempatan kepada anak berbakat untuk menyelesaikan satu tahun lebih cepat dibandingkan dengan siswa-siswa pada umumnya. Secara kontekstual sistem ini lebih dikenal dengan istilah telescoping (Mandala, 3:2012). Sedangkan dalam penyelenggaraannya belum sepenuhnya merujuk pada esensi keberbakatan, sehingga menimbulkan konotasi yang beragam dan cenderung dimaknai unggul dalam hal fasilitas, biaya yang tinggi dan berkesan eksklusif. Isu lain yang perlu diangkat adalah perlu adanya akreditasi yang jelas bagi sekolah yang berhak menyelenggarakan program akselerasi dan ditunjang dengan peraturan-peraturan lain yang mendukung pelaksanaannya sehingga konsep akselerasi dapat dimaknai dalam melakukan evaluasi keberhasilan program akselerasi (Mandala, 4:2012).

5 Melihat dari data dan permasalahan di atas, keberadaan kelas akselerasi tidak hanya memiliki sisi positif untuk mencoba memberikan pelayanan yang sesuai bagi kemampuan belajar anak berbakat yang lebih tinggi dibandingkan anak pada umumnya, namun juga menyimpan kelemahan akan penyelenggaraannya terutama jika disoroti dari aspek sosial dan emosi anak berbakat. Maka berdasarkan pemikiran ini maka penulis mencoba untuk mengangkat permasalahan dengan judul Studi tentang Dampak Penyelenggaraan Kelas Akselerasi terhadap Kematangan Aspek Sosial dan emosi Anak Berbakat. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Rancangan penelitian ini difokuskan kepada dampak dari keberadaan kelas akselerasi bagi anak berbakat dilihat dari kematangan sosial dan emosi. Adapun identifikasi masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan, masih terdapat anak berbakat yang berada di kelas akselerasi cenderung memiliki kematangan sosial dan emosi yang kurang baik. 2. Jika dilihat dari kemampuan intelegensi yang dimiliki, anak berbakat lebih dari anak-anak pada umumnya. Oleh karenanya kelas akselerasi diselenggarakan untuk mengakomodir kebutuhan layanan pendidikan anak berbakat, namun sering hal ini tidak berjalan seimbang. 3. Terdapat sebab-sebab yang muncul yang mengakibatkan perkembangan tersebut terlihat tidak berkembang dengan baik. Melihat kondisi di atas, perlu diteliti lebih dalam mengenai dampak penyelenggaraan kelas akselerasi bagi anak berbakat dilihat dari aspek sosial dan emosinya, Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah penyelenggaraan program akselerasi di Sekolah Dasar Negri Banjarsari? 2. Bagaimanakah dampak yang ditimbulkan dari proses kelas akselerasi terhadap kematangan aspek sosial dan emosi anak berbakat?

6 C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak penyelenggaraan kelas akselerasi terhadap kematangan aspek sosial dan emosi anak berbakat. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini bagi berbagai pihak diantaranya yaitu: 1. Bagi Sekolah a. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan untuk sekolah dalam menyelenggarakan kelas akselerasi dengan program yang lebih baik agar dapat mengembangkan seluruh aspek yang dimiliki oleh anak berbakat yang mengkuti kelas akselerasi. b. Sekolah dapat melakukan perbaikan metode dalam penyelenggaraan kelas akselerasi sehingga dapat sesuai dengan tujuan awal penyelenggaraan akselerasi. 2. Bagi Orang Tua Siswa Berbakat Diharapkan penelitian ini dapat membantu memberikan informasi kepada orang tua yang memiliki anak berbakat mengenai penyelenggaraan akselerasi dilihat dari kelebihan dan kelemahan yang ditimbulkan. 3. Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan studi lanjutan yang relevan mengenai anak berbakat dan penyelenggaraan akselerasi. E. Struktur Organisasi Tesis Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan tesis selanjutnya, berikut akan dipaparkan yang menjadi pokok bahasan: BAB I Membahas mengenai latar belakang penelitian. Adapun latar belakang dari penelitian ini mengenai keberadaan anak berbakat yang terasa semakin mendapatkan perhatian dalam pemenuhan kebutuhan pendidikannya. Dalam hal ini adalah semakin banyak sekolah yang menyelenggarakan kelas akselerasi untuk menjawab kebutuhan layanan pendidikan kepada anak-anak

7 berbakat. Program-program yang ada dalam kelas akselerasi memiliki beragam tujuan namun dari beragam tujuan dan kelebihan tersebut, terdapat kesenjangan yang terjadi di masyarakat mengenai keberadaan kelas akselerasi. Diantaranya menyangkut bidang penyesuaian diri secara sosial, dan emosional atau yang diketahui sebagai aspek sosial dan emosi. Dalam latar belakang inipun dibahas mengenai penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa adanya kelas akselerasi membuat penyesuaian sosial anak berbakat menjadi kurang berkembang. Siswa akselerasi didorong prestasinya secara akademis dalam hal mengurangi waktunya untuk melakukan aktivitas yang lain karena dituntut untuk lebih banyak menghabiskan waktunya untuk belajar, siswa akselerasipun kehilangan masamasa hubungan sosialnya pada usia yang penting sehingga kecenderungan mengalami hambatan dalam menyesuaikan diri dengan teman sebayanya. Tidak hanya mengenai penyesuaian sosial saja yang menjadi titik kelemahan penyelenggaraan akselerasi, namun juga menyangkut penyesuaian diri secara emosional. Dengan tekanan yang terbentuk tersebut serta kurangnya kesempatan untuk mengembangkan potensi yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya dalam bentuk kreativitas dikhawatirkan akan mengakibatkan sulitnya untuk mengembangkan diri sehingga berdampak pada sisi emosional anak berbakat. Atas dasar latar belakang ini, maka pada Bab I akan diungkap mengenai studi tentang dampak penyelenggaraan kelas akselerasi terhadap kematangan aspek sosial dan emosi anak berbakat. Bab II Berisi kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan dan kerangka pemikiran. Kajian pustaka membahas tinjauan tentang keberbakat secara definisi, kebutuhan pendidikannya, dan akselerasi bagi anak berbakat. Juga membahas mengenai perkembangan sosial, perkembangan emosi, dan tinjauan penyesuaian sosial dan emosi anak berbakat. Di Bab II ini pun menyajikan mengenai hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang diangkat dalam tesis ini. Terdapat dua penelitian yang relevan dengan penelitian dalam tesis ini yaitu penelitian mengenai 1) Faktor Protektif pada Penyesuaian Sosial Anak dan 2) Hubungan kematangan emosi dengan penyesuaian sosial siswa berbakat akselerasi SMA Negeri 3 Tangerang Selatan. Penelitian pertama menyatakan

8 bahwa dengan mengetahui enam faktor protektif yang mendukung tercapainya penyesuaian sosial menunjukkan bahwa anak berbakat yang bertindak sebagai subjek mengalami proses penyesuaian sosial. sedangkan penelitian kedua menyatakan bahwa semakin tinggi kematangan emosi siswa berbakat, semakin baik penyesuaian sosialnya dan sebaliknya. Dalam Bab ini menyajikan kerangka berpikir yang menjadi acuan dalam pelaksanaan penelitian ini. Deskripsi dari kerangka berpikir penulis bahwa adanya kelas akselerasi untuk anak berbakat dapat dianalisis memiliki dampak positif atau dampak negatif terhadap kematangan sosial dan emosi. Bab III berisi tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini akan dilakukan pendekatan cross sectional sehingga bersifat ex post facto. Digunakannya pendekatan cross sectional didasarkan atas pertimbangan dimana studi ini tidak mengobservasi dalam jangka waktu yang lama dan terus menerus, melainkan dalam waktu yang relatif singkat. Penelitian ini dilaksanakan di SD Banjarsari yang telah menyelenggarakan kelas akselerasi sejak tahun 2001 dengan subjek semua siswa di kelas akselerasi, guru kelas, serta kepala sekolah. Bab ini juga membahas mengenai instrumen yang digunakan selama penelitian berlangsung. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara yang dilakukan kepada kepala sekolah, guru kelas dan seluruh siswa di kelas akselerasi serta dokumentasi untuk melengkapi data yang mungkin sulit atau tidak terungkap melalui kedua teknik sebelumnya. Bab IV membahas mengenai deskripsi, analisis data dan pembahasan. Bab ini merupakan hasil keseluruhan temuan lapangan mengenai dampak penyelenggaraan kelas akselerasi terhadap kematangan sosial dan emosi anak berbakat. Pendeskripsian data mengenai penyelenggaraan kelas akselerasi dan kematangan sosial dan emosi anak berbakat ini dikelompokkan berdasarkan aspek-aspek dan komponen perkembangan yang berhubungan dengan akselerasi, dan kematangan sosial dan emosi anak berbakat. Bab V merupakan bab terakhir dalam penulisan tesis ini. Dalam bab V ini disajikan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai dampak penyelenggaraan kelas akselerasi terhadap kematangan aspek sosial dan

9 emosi anak berbakat di SD Negeri Banjarsari. Juga disajikan rekomendasi dari peneliti berdasarkan hasil penelitian berkenaan dengan penyelenggaraan kelas akselerasi di SD Negeri Banjarsari.