I. PENDAHULUAN. yang diatur di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran dirancang dan dilakukan semata-mata untuk. mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Undang-Undang Sisdiknas Pasal

I. PENDAHULUAN. Meningkatkan mutu pendidikan adalah tanggungjawab semua pihak

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dikatakan berhasil apabila pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kecakapan hidup (life skills) sehingga mendorong tegaknya

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi. sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan. 1 Aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara terstruktur dan dalam jangka waktu tertentu. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi menjadi pilar utama dalam melahirkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

2016 HUBUNGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN LAMA MENGAJAR GURU SEJARAH DENGAN HASIL BELAJAR SEJARAH PADA SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

I. PENDAHULUAN. interaksi antara guru dan siswa (Johnson dan Smith di dalam Lie, 2004: 5).

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada pengertian pendidikan menurut Undang-Undang No 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang mengajar dan anak didik yang belajar. Perpaduan dari kedua unsure

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN. memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi (Sapriya 2011:11).

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

diidentikkan dengan pendidikan formal. Pendidikan formal diupayakan untuk

Arif Rahman ( ) Eny Andarningsih ( ) Nurul Hasanah ( ) Rahardhika Adhi Negara ( )

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan berdasarkan undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional disebutkan dalam UU No.

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan Indonesia masih menunjukan kualitas sistem dan mutu

BAB I PENDAHULUAN. dengan pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di negara Indonesia dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) memasukkan keterampilan-keterampilan berpikir yang harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dalam hidup membutuhkan pendidikan, karena kualitas

I. PENDAHULUAN. bermartabat, menjunjung tinggi harkat kemanusiaan dan menekankan. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan bidang pendidikan merupakan bagian yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan. Menurut Suharjo (2006: 1), pendidikan memainkan peranan. emosi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting guna meningkatkan kualitas dan potensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HASIL PENELITIAN PAYUNG TAHUN ANGGARAN 2012 EVALUASI KESIAPAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI MENJADI GURU PROFESIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan globalisasi sekarang ini sangat sekali diperlukan sumber

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk. Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik.

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 3 Undang- Undang Sisdiknas menyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional tersebut setiap orang yang terlibat dalam proses pendidikan memiliki tanggung jawab, khususnya guru yang merupakan faktor penting yang langsung berkaitan dengan keberhasilan pendidikan. Kualitas pendidikan sangat bergantung pada kualitas guru. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Pasal 28 menyatakan bahwa Pendidik (guru) harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifkasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

Kompetensi pedagogik seorang guru ditandai dengan kemampuannya menyelenggarakan pembelajaran yang bermutu. Sehingga guru perlu membekali dirinya dengan berbagai keterampilan dalam mengajar. Keterampilan mengajar bagi seorang guru adalah sangat penting untuk menjadi seorang guru yang profesional. Salah satu kemampuan penting yang perlu dimiliki guru adalah kemampuan membuka dan menutup pelajaran. Membuka pelajaran sering kali diartikan sebagai sejumlah kegiatan saat guru memasuki ruang kelas. Biasanya guru mengucapkan salam, mengisi daftar hadir, kemudian menyebutkan judul topik yang akan dibahas. Sebenarnya hakikat kegiatan membuka pelajaran adalah menciptakan suasana agar siswa siap belajar dan memusatkan perhatian siswa pada apa yang akan dipelajari. Jadi sebenarnya kegiatan membuka pelajaran lebih cenderung pada kegiatan yang bervariasi, memerlukan ide yang kreatif, dan selalu berubah sesuai dengan karakter siswa yang dihadapi dan karakter materi pelajaran yang akan dibahas (Widodo, 2007: 16). Kegiatan membuka pelajaran mempunyai beberapa komponen yaitu : menarik perhatian siswa, memberikan motivasi, memberikan acuan, membuat kaitan dengan materi sebelumnya (Djamarah, 2005: 138). Dari 4 komponen tersebut, komponen pertama dan kedua merupakan kegiatan yang bisa dilakukan secara simultan dan sulit diidentifikasikan secara terpisah. Dua kegiatan tersebut menentukan keberhasilan guru dalam mengajak siswa belajar. Pernyataan ini menggambarkan bahwa kegiatan menarik perhatian dan memotivasi merupakan yang paling sulit dan membutuhkan kreativitas guru. Kegiatan menutup pelajaran merupakan kegiatan yang berperan penting dalam memperkuat atau merevisi apa yang baru saja dipelajari, memberikan gambaran menyeluruh tentang hubungan apa yang baru saja dipelajari dengan konsep lain atau situasi lain. Sampai saat ini guru sangat jarang memperdulikan kegiatan yang bersifat

memberikan umpan balik bagi siswa segera setelah pembelajaran selesai, serta memberikan penguatan maupun revisi terhadap segala sesuatu yang menjadi pengalaman belajar siswa saat itu. Akibatnya setelah keluar kelas siswa merasa tidak mempunyai resume yang jelas mengenai apa yang baru saja dipelajari. Kegiatan menutup pelajaran juga memiliki beberapa komponen yaitu : meninjau kembali penguasaan inti pelajaran, mengevaluasi dan memberikan tindak lanjut (Djamarah, 2005: 138). Kemampuan membuka dan menutup pelajaran penting dimiliki seorang guru. Guru IPA harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan mengembangkan materi. Secara akademik, guru IPA dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu saja (Suparno, 2007: 91). Hasil penelitian Gazali (2010: 1) mengungkapkan bahwa presepsi siswa tentang keterampilan membuka dan menutup pelajaran berhubungan secara parsial dengan hasil belajar siswa. Dalam penelitian Widodo (2007: 22-23) ditemukan bahwa guru SMP N 1 Lembang belum menganggap peran motivasi sebagai kegiatan yang menentukan kesiapan belajar siswa. Serta guru kurang bisa mengatur waktu dengan baik, untuk kegiatan menutup pelajaran. Padahal kegiatan menutup pelajaran merupakan umpan balik bagi guru maupun siswa untuk mengetahui keberhasilan kegiatan pembelajaran. Pada hasil observasi yang telah dilakukan peneliti pada beberapa SMP SSN di Bandar Lampung, sejauh ini kemampuan membuka dan menutup pelajaran yang dimilki guru belum sepenuhnya memberikan hasil positif terhadap kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan membuka pelajaran pemberian motivasi oleh guru pada siswa masih

menunjukan kualitas yang rendah seringkali siswa tidak terfokus pada materi yang hendak dipelajari. Pada kegiatan menutup pelajaran guru sering tidak memberikan umpan balik bagi siswa setelah kegiatan pembelajaran selesai. SSN diharapkan mampu memberikan layanan pendidikan dan menghasilkan lulusan dengan kompentensi sesuai standar nasional yang ditetapkan. Oleh sebab itu, SSN harus memiliki tenaga pengajar yang cukup memadai dari segi jumlah, kualifikasi, dan kompetensi yang sesuai dengan tingkat pendidikan yang ditugaskan dan tidak mismatched sehingga diharapkan mampu memberikan layanan pendidikan yang standar nasional yang diterapkan (Sudjarwo, 2008: 372). Beranjak dari pandangan tersebut maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui sejauh manakah kemampuan membuka dan menutup pelajaran pada guru sains SMP SSN di Kota Bandar Lampung. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Kemampuan Guru Sains Kelas VII SMP Berstandar Nasional di Kota Bandar Lampung Dalam Membuka dan Menutup Pelajaran? Rincian Masalah : 1. Bagaimana kemampuan guru Sains dalam membuka pelajaran? 2. Bagaimana kemampuan guru Sains dalam menutup pelajaran? 3. Bagaimana tanggapan siswa terhadap kegiatan membuka dan menutup pelajaran yang dilakukan oleh guru? C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui kemampuan guru Sains kelas VII SMP Berstandar Nasional di Kota Bandar Lampung dalam membuka pelajaran. 2. Mengetahui kemampuan guru Sains kelas VII SMP Berstandar Nasional di Kota Bandar Lampung dalam menutup pelajaran. 3. Mengetahui tanggapan siswa terhadap kegiatan membuka dan menutup pelajaran yang dilakukan oleh guru. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi guru : hasil penelitian ini digunakan sebagai bahan informasi mengenai kualitas pembelajaran. 2. Bagi peneliti : hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengalaman dan pembelajaran peneliti sebagai calon guru dalam meningkatkan kemampuan membuka dan menutup pelajaran. 3. Bagi Sekolah : hasil penelitian ini digunakan sebagai bahan masukan untuk lebih sering mengadakan pembinaan dalam mengatasi lemahnya kualitas guru dalam pembelajaran. E. Ruang Lingkup Penelitian Untuk menghindari anggapan yang berbeda terhadap masalah yang akan dibahas maka diberikan batasan masalah sebagai berikut : 1. Subjek penelitian ini adalah guru Sains Kelas VII khususnya guru bidang studi Biologi yang mengajar pada SMP Berstandar Nasional di Kota Bandar Lampung.

2. Kemampuan guru Sains Kelas VII dalam membuka pelajaran yang diteliti adalah aspek : menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan, dan membuat kaitan. 3. Kemampuan guru Sains Kelas VII dalam menutup pelajaran yang diteliti adalah aspek : meninjau kembali, mengevaluasi, dan memberikan tindak lanjut. F. Kerangka Pikir Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak dari tugas dan tanggung jawab guru, sehingga seorang guru perlu melengkapi dirinya dengan berbagai kemampuan yang diharapkan dapat membantu dalam menjalankan tugasnya dalam proses pembelajaran. Kemampuan dasar mengajar adalah kemampuan yang mutlak harus dikuasai guru. Salah satunya kemampuan membuka dan menutup pelajaran. kemampuan membuka adalah perbuatan guru untuk menciptakan sikap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada yang akan dipelajari. Kemampuan menutup pelajaran adalah mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Kemampuan membuka pelajaran yang dikuasai guru diharapkan dapat menimbulkan motivasi. Motivasi penting dalam menentukan seberapa banyak siswa akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi, sehingga siswa akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik. Motivasi yang diberikan pada kegiatan membuka pelajaran akan meningkatkan aktivitas belajar siswa, siswa lebih antusias mengikuti pelajaran, merangsang kemampuan berfikir siswa. Sehingga pembelajaran menjadi efektif dan hasil belajar menjadi meningkat.

Kemampuan menutup pelajaran juga merupakan kegiatan yang berperan penting dalam memperkuat atau merevisi apa yang baru saja dipelajari, dapat memberikan gambaran menyeluruh tentang hubungan apa yang baru saja dipelajari dengan konsep atau situasi lain, serta memberikan umpan balik bagi guru maupun siswa mengenai keberhasilan kegiatan pembelajaran. Beberapa faktor mempengaruhi kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru antara lain latar belakang pendidikan guru, pelatihan yang pernah diikuti guru, pengalaman mengajar guru serta pengembangan pribadi guru. Pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan mengacu pada standar minimal yakni standar isi dan standar proses. Standar isi pendidikan mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan dan jenis pendidikan tertentu. Sedangkan standar proses berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Dalam penelitian ini, akan dilakukan pengamatan terhadap Kemampuan Guru Berstandar Nasional di Kota Bandar Lampung. Untuk memperjelas isi dari kerangka pikir, akan diperjelas melalui bagan kerangka pikir berikut :

Pelatihan Guru Standar Proses Standar Isi Latar Belakang Pendidikan Guru Kompetensi Guru Dalam KBM meliputi : 1. Kemampuan bertanya. 2. Kemampuan memberi penguatan. 3. Kemampuan mengadakan variasi. 4. Kemampuan menjelaskan 5. Kemampuan membuka dan menutup pelajaran 6. Kemampuan mengelola kelas 7. Kemampuan memimpin diskusi kelompok kecil 8. Kemampuan mengajar kelompok kecil dan perorangan Pribadi Guru Pengalaman Mengajar Guru Standar Penilaian Motivasi Belajar Siswa Hasil Belajar Guru Profesional Tujuan Pendidikan Nasional Gambar 1. Bagan Kerangka