Implementasi Sensor Fotodioda sebagai Pendeteksi Serapan Sinar Infra Merah pada Kaca

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

Alat Ukur Massa Menggunakan Flexiforce Berbasis Mikrokontroler ATMega 8535

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

Rancang Bangun Sistem Pengontrol Intensitas Cahaya pada Ruang Baca Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16 Maulidan Kelana 1), Abdul Muid* 1), Nurhasanah 1)

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

SISTEM PENERANGAN RUMAH OTOMATIS BERDASARKAN INTENSITAS CAHAYA DAN KEBERADAAN MANUSIA DALAM RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB III. Perencanaan Alat

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 04, No. 02, Juli Tahun 2016

RANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGONTROLAN INTENSITAS PENERANGAN LAMPU PIJAR MENGGUNAKAN PENGATURAN FASA SILICON CONTROLLED RECTIFIER (SCR)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Gambar 3.1 Susunan perangkat keras sistem steel ball magnetic levitation

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Sistem Diagram blok cara kerja alat digambarkan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ada sekarang ini baik di perkantoran, gedung-gedung bertingkat dan tempattempat

Input ADC Output ADC IN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN

MOUSETRAP BERBASIS ARDUINO UNO DENGAN SENSOR PIR

BAB III PERANCANGAN DAN SISTEM

BAB III ANALISA SISTEM

MOTOR DRIVER. Gambar 1 Bagian-bagian Robot

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

PENGEMBANGAN SENSOR JARAK GP2Y0A02YK0F UNTUK MEMBUAT ALAT PENGUKUR KETINGGIAN PASANG SURUT (PASUT) AIR LAUT

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

BAB III METODE PENELITIAN. alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

BAB IV PENGUJIAN PROPELLER DISPLAY

Jurnal Einstein 4 (3) (2016): 1-7. Jurnal Einstein. Available online

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan sensor optik berbasis mikrokontroler ATMega 8535 dengan

APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT)

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB 1 PENDAHULUAN. daripada meringankan kerja manusia. Nilai lebih itu antara lain adalah kemampuan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

Komputerisasi Alat Ukur V-R Meter untuk Karakterisasi Sensor Gas Terkalibrasi NI DAQ BNC-2110

FABRIKASI SENSOR PERGESERAN BERBASIS MACROBENDING SERAT OPTIK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu

IMPLEMENTASI KARTU BER-PASSWORD BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 UNTUK SISTEM KONTROL KEHADIRAN

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 03, No.02,juli 2015

BAB I PENDAHULUAN. pengendali yang dapat diandalkan semakin meningkat yang kemudian. menghasilkan perkembangan baru dalam perancangannya.

BAB III METODE PENELITIAN

2 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015 hingga Oktober 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

OTOMATISASI KERAN DISPENSER BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 MENGGUNAKAN SENSOR FOTODIODA DAN SENSOR ULTRASONIK PING

RANCANG BANGUN PROTOTYPE PENDETEKSI KADAR CO SEBAGAI INFORMASI KUALITAS UDARA BERBASIS MIKROKONTROLER

RANCANG BANGUN RAUTAN PENSIL PINTAR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi jurusan Fisika

BAB III PERANCANGAN ALAT

Analisis Pengaruh Tekanan Pada Serat Optik Terhadap Sistem Transmisi Data BerbasisMikrokontroler ATMega32 Dengan Akuisisi Data Menggunakan Matlab

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

ALAT PENCATAT TEMPERATUR OTOMATIS MENGGUNAKAN TERMOKOPEL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

ANALISIS PENGARUH PEMBENGKOKAN PADA ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN SISTEM SENSOR SERAT OPTIK

Rancangan Rangkaian Simulasi Luxmeter Dengan Menggunakan Sensor Light Dependent Resistor.. I Kadek Widiantara *, I Wayan Supardi, Nyoman Wendri

RANCANG BANGUN ALAT PENYEMIR DAN PENYEMPROT SEPATU BERBASIS MIKROKONTROLER ATMega 8535

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN

Realisasi Alat Ukur Particulate Matter (PM10) Pada Gas Buang Kendaraan Bermotor Menggunakan Inframerah Berbasis Mikrokontroler ATMega32

KAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF

Jurnal Coding Sistem Komputer Untan Volume 05, No.2 (2017), hal ISSN : X

ROBOT PEMINDAH BARANG BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega 32

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

RANGKAIAN OTOMATISASI RUANGAN BERBASISKAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535

Perancangan Dan Realisasi Sistem Monitoring Kadar Oksigen Di Dalam Darah Berbasis Nirkabel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan

RANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGISIAN DAN PENGONTROLAN SUHU AIR HANGAT PADA BATHTUB MENGGUNAKAN DETEKTOR FASA. Tugas Akhir

1. Pendahuluan [7] 2. Dasar Teori 2.1 Warna Sir Isaac Newton

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. selanjutnya dilakukan pengujian terhadap sistem. Tujuan pengujian ini adalah

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

PEMANFAATAN SENSOR FOTOTRANSISTOR DAN LED INFRAMERAH DALAM PENDETEKSI KEKERUHAN AIR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Rancang Bangun Alat Ukur Kadar Air Agregat Halus Berbasis Mikrokontroler ATmega8535 dengan Metode Kapasitif untuk Pengujian Material Dasar Beton

III. METODOLOGI PENELITIAN. bertempat di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

PENDETEKSI KEBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SUHU LM35D DAN SENSOR ASAP

PURWARUPA ALAT PEMILAH BARANG BERDASARKAN UKURAN DIMENSI BERBASIS PLC OMRON SYSMAC CPM1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini teknologi sudah sangat berkembang secara pesat. Salah satu

REALISASI ALAT PENDETEKSI WARNA PADA PERMUKAAN BENDA TERPROGRAM DELAPAN WARNA. S. Wijoyo. S. M / ABSTRAK

BAB IV DATA DAN ANALISA

RANCANG BANGUN SISTEM AKUISISI DATA TEMPERATUR BERBASIS PC DENGAN SENSOR THERMOPILE MODULE (METODE NON-CONTACT)

ABSTRAK. Kata kunci: komunikasi data serial, ATMega 32. Universitas Kristen Maranatha

APLIKASI NTC UNTUK MENENTUKAN ENERGI RADIASI DENGAN PENDEKATAN HUKUM STEFAN BOLTZMANN

RANCANG BANGUN MOBIL ROBOT PENCARI CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLER PIC16F84

RANCANG BANGUN PROTOTYPE PINTU GESER OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 (Sistem Penghitung Jumlah Orang Keluar Masuk Ruangan)

Pembuatan Alat Ukur Pola Distribusi Intensitas Difraksi Cahaya Berbasis Mikrokontroller

PEMBUATAN PERANGKAT SENSOR SUHU DAN CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN

SISTEM MONITORING AIR DAN MINYAK DALAM TANGKI MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA8535

Transkripsi:

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 03, No. 02, Juli 2015 Implementasi Sensor Fotodioda sebagai Pendeteksi Serapan Sinar Infra Merah pada Kaca Nurmalia Nasution, Amir Supriyanto dan Sri Wahyu Suciyati Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung 35145 Email: nurmalianasution@yahoo.co.id Diterima (15 Januari 2015), direvisi (3 Februari 2015) Abstract. Photodiode sensor has been implemented in the research as one type of light sensor to detect the amount of infrared ray absorbed by glass. The glass used is a clear glass and transparent glass colored (black, green, and blue) with a thickness of 2 mm - 8 mm.this system consisted of a photodiode sensor, infrared LED, glass, power supply circuit, a minimum system of ATMega8535 microcontroller, IC324 amplifier circuit and Bascom AVR software. Glass sample was placed between the sensor and LED infrared photodiode opposite. This system works from the sensor output voltage which becomes the input to A.0 microcontroller and converted into digital signals by ADC. Result of research showed that photodiode sensor has a good response to detect the intensity of infrared LED, thus from the intensity the absorption value on glass would be obtained. The highest absorption rate was obtained on 8 mm green glass (20,848%) and the lowest on 2 mm clear glass (0,029%). The thicker and darker the glass used the more infrared rays were absorbed, vice versa increasingly thin and light glass that is used less and less infrared light is absorbed. Keyword. photodiode sensor, infrared LED, absorption, glass Abstrak. Telah diimplementasikan dalam penelitian sensor fotodioda sebagai salah satu jenis sensor cahaya sebagai pendeteksi sinar infra merah yang diserap oleh kaca. Kaca yang digunakan adalah kaca bening dan kaca transparan berwarna (hitam, hijau, dan biru) dengan tebal 2 mm - 8 mm. Sistem ini terdiri atas sensor fotodioda, LED infra merah, kaca, rangkaian catu daya, sistem minimum mikrokontroler ATMega8535, rangkaian penguat IC324, dan software Bascom AVR. Kaca sampel diletakkan di antara sensor fotodioda dan LED infra merah yang berhadapan. Sistem ini bekerja dari tegangan keluaran sensor yang menjadi masukan pada port A.0 mikrokontroler dan diubah menjadi sinyal digital oleh ADC. Hasil penelitian menunjukkan sensor fotodioda memiliki respon baik untuk mendeteksi intensitas dari LED infra merah, sehingga dari intensitas tersebut akan diperoleh nilai serapan pada kaca. Serapan terbanyak pada kaca hijau 8 mm (20,848%) dan terkecil pada kaca bening 2 mm (0,029 %). Semakin tebal dan gelap kaca yang digunakan semakin banyak sinar infra merah yang diserap, begitu juga sebaliknya semakin tipis dan terang kaca yang digunakan semakin sedikit sinar infra merah yang diserap. Kata kunci: sensor fotodioda, LED infra merah, serapan, kaca. PENDAHULUAN Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, berupa material bening yang dihasilkan dari campuran bahan silika. Pada zaman modernisasi ini, kaca juga digunakan pada bangunan-bangunan sebagai interior maupun eksterior untuk memberikan kesan indah, mewah, modern, dan bersih. 111

JURNAL Nurmalia Teori dkk : dan Implementasi Aplikasi Fisika Fotodioda Sebagai Pendeteksi Serapan Vol. Sinar 03, No. Inframerah 02, Juli Pada 2015 kaca Ada beberapa golongan kaca, yaitu silika lebur, alkali silikat, kaca soda gamping, kaca timbal, kaca borosilikat, kaca khusus, dan serat kaca. Jenis kaca yang sering digunakan pada bangunan adalah jenis kaca khusus, yaitu kaca berwarna. Kaca ini memiliki karakteristik linier terhadap sinar infra merah, semakin gelap warna pada kaca maka semakin tinggi daya serapnya terhadap cahaya tampak atau sinar infra merah (Priyatna, 2008). Sifat kaca yang transparan menyebabkan cahaya tampak dan sinar infra merah yang melewati kaca akan diteruskan sehingga kita dapat mengetahui tingkat kualitas kaca berdasarkan daya serap pada kaca. Daya serap pada kaca dapat diketahui dengan berbagai cara, salah satunya dengan menggunakan sensor cahaya. Sensor cahaya adalah komponen elektronika dapat berfungsi mengubah suatu besaran optik (cahaya) menjadi besaran elektrik. Sensor cahaya berdasarkan perubahan elektrik yang dihasilkan dibagi menjadi dua jenis, yaitu fotovoltaik dan fotokonduktif. Salah satu sensor cahaya jenis fotokonduktif adalah sensor fotodioda. Sensor fotodioda dapat merespon stimulus berupa cahaya tampak maupun tidak tampak dan mengkonversi intensitas cahaya yang terdeteksi menjadi arus. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kumala dan Endarko (2012) mengenai karakteristik alat ukur dan sensor standar pada proses kalibrasi data sensor cahaya, dijelaskan bahwa nilai iluminansi cahaya berkurang seiring dengan semakin jauhnya jarak sensor dengan sumber cahaya dan semakin kecilnya diameter lubang penghalang masuknya cahaya ke sensor, yaitu LDR dan fotodioda. Fotodioda dapat berfungsi sebagai sensor untuk mengukur intensitas cahaya. Semakin besar intensitas cahaya yang mengenainya, arus yang dihasilkan fotodioda juga akan semakin besar. Di samping itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variasi jarak sensor dengan sumber cahaya dan variasi lubang masuknya cahaya menunjukkan semakin besar jaraknya maka nilai tegangan keluaran yang dihasilkan semakin kecil, sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Sugito, dkk (2008). Semakin kecil jari-jari lubang yang dibuat, semakin kecil luminansi cahaya yang diterima oleh sensor. Berdasarkan penelitian Talarosha (2005), bahwa panas yang masuk ke dalam bangunan melalui proses konduksi (lewat dinding, atap, atau jendela kaca) dan radiasi matahari yang ditransmisikan melalui jendela/kaca. Radiasi matahari tersebut memancarkan sinar infra merah yang memberikan efek panas sangat besar yaitu 46%. Penelitian ini menggunakan berbagai jenis kaca tanpa lapisan (kaca transparan berwarna) dan tebal kaca yang bervariasi. Penelitian ini menggunakan kaca tanpa lapisan (kaca transparan berwarna) yaitu karena kaca jenis ini mudah didapat, banyak digunakan dan harganya relatif terjangkau sehingga dapat mempermudah dalam penyelesain alat dan pengambilan data. Sensor yang digunakan pada penilitian ini adalah fotodioda sebagai bentuk aplikasi dari penelitian sebelumnya oleh Nikolic et al (2011), karena sensor ini biayanya relatif murah, ukuran kecil dan respon kecepatan tinggi (tertinggi dibandingkan jenis detektor lainnya). METODE PENELITIAN Perancangan bagian elektronik pada alat ini untuk implementasi dari sensor fotodioda sebagai pendeteksi serapan sinar infra merah pada kaca yang terdiri dari bagian mekanis dan akuisisi. Bagian mekanis berupa sensor fotodioda, sedangkan akuisisinya adalah rangkaian elektronik yang berfungsi mengolah data dari bagian mekanis. Diagram blok sistem ini seperti ditunjukkan pada Gambar 1. 112 111

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 03, No. 02, Juli 2015 Gambar 1. Diagram blok perancangan Prinsip kerja dari alat (Gambar 2) adalah sinar infra merah yang dipancarkan oleh LED infra merah akan melalui kaca sampel dan sinar yang diteruskan akan diterima oleh sensor fotodioda sebagai sensor cahaya. Keluaran sensor ini berupa tegangan analog yang kemudian dikuatkan oleh IC LM324. Keluaran tegangan analog ini kemudian diubah ke bentuk digital oleh ADC internal pada mikrokontroler. Data digital hasil konversi ADC internal kemudian diolah oleh sistem minimum mikrokontroler ATMega8535 menggunakan bahasa pemrograman Bascom AVR. Hasil pengolahan data selanjutnya ditampilkan di LCD dalam bentuk tegangan (volt), intensitas (W/m 2 ), dan serapan (%). Sistem alat yang dibuat pada penelitian ini menggunakan catu daya 5 volt, rangkaian sensor fotodioda dan LED infra merah, sistem minimum mikrokontroler ATMega8535, dan rangkaian LCD. Rangkaian perangkat keras dapat dilihat pada Gambar 3. Sensor fotodioda digunakan sebagai sensor cahaya, dimana sensor ini mendeteksi intensitas sinar infra merah yang selanjutnya akan diolah oleh software untuk mengetahui nilai serapannya pada kaca sampel yang digunakan. Sinar infra merah yang berasal dari LED infra merah akan melalui media kaca dan dideteksi oleh sensor fotodioda. Jarak antara sensor dan LED infra merah ditentukan dari karakteristik sensor, yaitu jarak pada saat tegangan keluaran dari sensor mendekati dan dibawah tegangan referensi (5 V). Langkah pertama untuk memperoleh nilai serapan adalah dengan mengetahui nilai intensitas cahaya dari LED infra merah dengan menggunakan persamaan (1) berikut. (1) dengan: I = intensitas cahaya (watt); P = daya dari LED (watt/m²); A = luas permukaan lingkaran (m²); r = jari-jari cahaya (m). Gambar 2. Sketsa alat Gambar 3. Rangkaian keseluruhan 113 112

Nurmalia dkk : Implementasi Fotodioda Sebagai Pendeteksi Serapan Sinar Inframerah Pada JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 03, No. 02, Juli 2015 kaca HASIL DAN PEMBAHASAN Realisasi alat pendeteksi serapan sinar infra merah pada kaca menggunakan sensor fotodioda. Perangkat terdiri atas perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras terdiri atas catu daya sebagai sumber tegangan, sistem minimum mikrokontroler ATMega8535 sebagai pengolah data, rangkaian sensor (LED infra merah sebagai sumber cahaya dan fotodioda sebagai sensor penerima cahaya) dan LCD untuk menampilkan data. Perangkat lunak yang digunakan adalah bahasa Basic dengan program Bascom AVR. Pengujian sensor fotodioda diperoleh dengan menggunakan multimeter untuk melihat hasil keluaran berupa tegangan yang diterima oleh fotodioda. Perangkat keras secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 4. LED infra merah akan memancarkan sinar infra merah melalui kaca riben, hal ini mengakibatkan intensitas sinar infra merah yang diterima oleh sensor semakin kecil. Ketika intensitas sinar infra merah yang diterima fotodioda semakin kecil maka tegangannya akan semakin kecil juga, sedangkan serapan pada kaca semakin besar. Pengujian karakteristik sistem sensor diperlukan untuk mengetahui sensitivitas dan perilaku dari sistem sensor yang digunakan dalam penelitian. Karakteristik dilakukan dengan melihat pengaruh jarak antara LED dan sensor fotodioda terhadap tegangan keluaran. Tegangan keluaran dihitung dimulai dari jarak 1 cm - 10 cm, dan divariasikan setiap 1 cm. Tujuan variasi jarak ini adalah untuk mengetahui respon dan jarak maksimum yang dapat dibaca oleh sensor fotodioda. Berdasarkan data uji karakteristik sensor diperoleh hubungan antara jarak dan tegangan (Gambar 5) serta hubungan antara tegangan dan intensitas (Gambar 6). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jarak tetap yaitu 1 cm, karena pada jarak 1 cm tegangan yang terukur 3,55 (mendekati tegangan referensi 5 volt). Gambar 5. Grafik hubungan jarak dan tegangan Gambar 4. Perangkat keras terdiri dari fotodioda (A), LED infra merah (B), mikrokontroler (C), media kaca (D), dan LCD (E). Gambar 6. Grafik hubungan tegangan dan intensitas 114 113

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 03, No. 02, Juli 2015 Grafik pada Gambar 5 dan Gambar 6 diperoleh dengan menggunakan persamaan (1), dengan P adalah tegangan dikalikan nilai arus. Dalam hal ini, tegangan dan arus yang digunakan berasal dari sumber tegangan (catu daya) yaitu sebesar 4,97 volt dan 0,5 A. Sehingga nilai daya (P) tetap yaitu sebesar 2,485 watt. Luasan (A) yang digunakan dalam hal ini adalah luasan lingkaran ( ). Hal ini berasal dari pancaran sinar infra merah yang terhalangi oleh media kaca, sehingga membentuk lingkaran pada kaca sesuai dengan bentuk permukaan dari LED infra merah yang digunakan. Jari-jari yang digunakan adalah jari-jari cahaya yang membentuk lingkaran. Pengambilan data jari-jari ini dilakukan dengan mengambil gambar cahaya LED setiap 1 cm dengan menggunakan kamera handphone seperti terlihat pada Gambar 7. Diameter lingkaran cahaya diukur dalam satuan centimeter (cm) dengan menggunakan bantuan software MeasureIt. Grafik hubungan antara tegangan dan jarak (Gambar 4) diperoleh fungsi eksponensial y = 4,0378e -.28,2x volt dengan nilai ralat sebesar 0,9617. Dimana y merupakan tegangan yang terukur oleh multimeter dan x adalah jarak antara LED infra merah dan fotodioda. Grafik hubungan tegangan dan intensitas (Gambar 5) menghasilkan persamaan y = 31,266x 0,1021 dengan nilai kolerasi sebesar 0,9077. Dalam persamaan ini, y adalah intensitas dan x adalah tegangan. Persamaan ini kemudian digunakan untuk menghitung intensitas awal keluaran sensor tanpa adanya media penghalang kaca dan intensitas akhir setelah melalui media penghalang kaca. Gambar 7. Cahaya infra merah dari kamera Handphone Tabel 1. Data pengukuran serapan pada kaca bening 2 3,548 1,617 0,029 3 3,543 1,617 0,043 5 3,526 1,616 0,093 8 3,454 1,613 0,302 Tabel 2. Data pengukuran serapan pada kaca hitam 3 2,641 1,569 2,998 5 1,948 1,521 5,963 8 1,613 1,492 7,760 Tabel 3. Data pengukuran serapan pada kaca hijau 5 0.979 1.418 12.341 8 0.360 1.281 20.848 Tabel 4. Data pengukuran serapan pada kaca biru 5 0,965 1,416 12,476 8 0,868 1,401 13,411 Hasil pengukuran serapan sinar infra merah pada kaca seperti pada Tabel 1 sampai Tabel 4. Pengambilan data keseluruhan dengan LED infra merah (Tabel 1 sampai Tabel 4) diperoleh tegangan semakin menurun ketika kaca yang digunakan semakin tebal dan warnanya semakin gelap. Berdasarkan kaca sampel dan data yang diperoleh, diketahui bahwa kaca bening 2 mm merupakan kaca yang paling rendah daya serapnya (0,029%) dan kaca hijau 8 mm merupakan kaca yang paling tinggi daya serapnya terhadap sinar infra merah (20,848%). Hasil keseluruhan yang 115 114

JURNAL Nurmalia Teori dkk : dan Implementasi Aplikasi Fisika Fotodioda Sebagai Pendeteksi Serapan Vol. Sinar 03, Inframerah No. 02, Juli Pada 2015 kaca telah diperoleh dapat dikatakan bahwa sensor fotodioda dapat diimplementasikan dengan baik untuk mengetahui banyaknya sinar infra merah yang diserap oleh kaca bening dan kaca transparan berwarna. Berdasarkan keseluruhan data serapan kaca bening dan kaca warna diperoleh hubungan antara tebal kaca dengan tegangan, intensitas sinar infra merah, dan serapan terhadap sinar infra merah. Semakin tebal kaca yang digunakan, tegangan dan intensitas semakin kecil, namun daya serap kaca terhadap sinar infra merah semakin besar. Dari data yang diperoleh juga menunjukkan bahwa semakin gelap warna kaca yang digunakan semakin tinggi daya serap terhadap sinar infra merah. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis diperoleh kesimpulan bahwa sensor fotodioda sebagai salah satu sensor cahaya dapat diimplementasikan untuk mendeteksi sinar infra merah dari LED infra merah yang diserap oleh kaca. Nilai serapan sinar infra merah paling sedikit terdapat pada kaca bening dengan tebal 2 mm sebesar 0,029% dan paling banyak pada kaca hijau dengan tebal 8 mm sebesar 20,848%. Semakin gelap dan semakin tebal kaca yang di gunakan maka sinar infra merah yang diserap oleh kaca akan semakin banyak. Begitu juga sebaliknya, jika kaca yang digunakan semakin terang dan semakin tipis maka sinar infra merah yang diserap oleh kaca akan semakin sedikit. Untuk pengembangan penelitian ini, disarankan untuk mendesain dudukan media kaca yang lebih kokoh dan mengganti sumber cahaya dengan jenis cahaya lainnya seperti lampu ultraviolet. DAFTAR PUSTAKA Kumala, E. P., dan Endarko. 2012. Kajian Karakteristik Alat Ukur dan Sensor Standar Pada Proses Kalibrasi Data Sensor Cahaya. Jurnal Fisika dan Aplikasinya. Vol.8, No. 2. Nikolic. D, Vasic. A, Fetahovic. I, Stankovic. K, and Osmokrovic. P. 2011. Photodiode Behavior in Radiation Environment. Appl. Math. Inform and Mech. Vol.3, 1 (2011). 27-34. Priyatna, H.A. 2008. Mempercantik Tampilan Muka Rumah. Trans Media. Jakarta. Hal 24. Sugito. H, Sijabat. A, dan Munir. M. 2008. Aplikasi Sensor OPT101 sebagai Pendeteksi Intensitas Cahaya untuk Rancangbangun Densitometer Berbasis Mikrokontroler ATMega8535. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY. ISSN 0853-0823. Tolarosha, B. 2005. Menciptakan Kenyamanan Thermal Dalam Bangunan. Jurnal Sistem Teknik Industri. Volume 6, No. 3, Juli 2005. 116 115