BAB I PENDAHULUAN. Bagian Perindustrian Depperindagkop Kota Pekalongan). Begitu dalam pengaruh batik bagi

dokumen-dokumen yang mirip
SENTRA PROMOSI DAN INFORMASI KERAJINAN KUNINGAN DI JUWANA

MUSEUM BATIK PEKALONGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR

REDESAIN PASAR INDUK BATANG Penekanan Desain Arsitektur Tropis

Redesain Kantor Bupati Kabupaten Sukoharjo BAB I PENDAHULUAN

PEKALONGAN BATIK CENTER

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PUSAT BATIK DI PEKALONGAN (Showroom,Penjualan,Pelatihan Desain,dan Information center)

MUSEUM BATIK JAWA TENGAH DI KOTA SEMARANG

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DI KUDUS BAB I PENDAHULUAN

MUSEUM BATIK TULIS BAKARAN DI KOTA PATI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Pendaftar SMK se-kota Semarang Tahun No Tahun Ajaran Pendaftar Diterima

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO

TUGAS AKHIR PERIODE 36 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TERMINAL BUS TIPE A KOTA TEGAL

BAB I PENDAHULUAN I - 1 REDESAIN BALAI LATIHAN KERJA DI DEMAK LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( LP3A ) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN FARMING DI PATI. Diajukan Oleh : Risdiana Fatimah

PASAR SANDANG PEKALONGAN

SMK Pariwisata Bertaraf International di Semarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

[PONDOK PESANTREN MODERN DI KABUPATEN DEMAK] LP3A BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Gambar 1. 1 : Keindahan Panorama Bawah Laut Pulau Biawak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 Mundofar_ BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gigih Juangdita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Tujuan dan Sasaran

BAB I PENDAHULUAN. Page 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Winda Inayah W L2B

BAB 1 PENDAHULUAN. Redesain Pusat Kegiatan Budaya Melayu di Pekanbaru 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 diakses tanggal 25 Juni 2009.

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. TAMAN BUDAYA DI TEGAL (Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular)

PENGEMBANGAN BUMI PERKEMAHAN PENGGARON KABUPATEN SEMARANG

WATERPARK DI PANTAI MARON SEMARANG

Ekowisata Di Kawasan Hutan Mangrove Tritih Cilacap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2010/ / / /2014. Jenjang Pendidikan (Negeri dan Swasta) No. 1. SMP

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. meredesain kawasan Masjid Raya Baiturrahman Arsitektur Noe Vernakuler

2. TUJUAN DAN SASARAN

MASJID JABALUL KHOIR PURWODADI SEBAGAI MASJID MODERN

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( LP3A ) SHOPPING MALL DI BUKIT SEMARANG BARU. Diajukan Oleh : Rr. Sarah Ladytama L2B

SENTRA BATIK TULIS LASEM Nanda Nurani Putri BAB I PENDAHULUAN

I-1 BAB I PENDAHULUAN

AUDITORIUM UNIVERSITAS DIPONEGORO DI TEMBALANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur High-Tech

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

Kolam Renang Indoor Universitas Diponegoro - Tugas Akhir 135 LP3A BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN GEDUNG OLAHRAGA UNDIP - 1 -

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Sekolah Menengah Kejuruan Kesenian Tradisional di Jakarta Varda Amina ( L2B ) BAB I PENDAHULUAN NO PROPINSI KERJA PT NUNGGU

MUSEUM BATIK DI YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI WIDURI KABUPATEN PEMALANG

PASAR FESTIVAL INDUSTRI KERAJINAN DAN KULINER JAWA TENGAH

HOTEL RESORT DI HULU SUNGAI PEUSANGAN

PUSAT BALAWISTA Di Kabupaten Badung, Provinsi Bali

PUSDIKLAT BULUTANGKIS DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Redesain Tengah 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

SEKOLAH ISLAM UNGGULAN DI SEMARANG

Institut Seni Indonesia di Semarang

HOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN SOBOKARTTI SEBAGAI JAVA HERITAGE CENTER

BAB I PENDAHULUAN TA 29

Rumah Susun Sewa Di Kawasan Tanah Mas Semarang Penekanan Desain Green Architecture

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PUSAT KEBUDAYAAN JEPANG DI SEMARANG

Kawasan Wisata Rowo Jombor, Klaten

FASILITAS TERAPI DAN PENDIDIKAN ANAK AUTIS DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1 PAUD DAN SD ALAM DI SEMARANG TUGAS AKHIR 115 ALIZA MELINDA (L2B ) 1.1 Latar Belakang

Pusat Kawasan Wisata Candi Gedongsongo BAB I PENDAHULUAN

BOOK HOUSE DI KOTA DEMAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

CITY HOTEL BINTANG 3 DI PEKALONGAN

MEDAN FLIGHT ACADEMY BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No

BAB I PENDAHULUAN TA- 100

Bab I Pendahuluan. Tabel 1.1. Tabel Hasil Penjualanan Sepeda Motor di Indonesia Tahun2013 Sumber: otonity.com (di unduh pada 1 Januari 2014)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

MASJID RAYA BANDAR LAMPUNG

KOMPLEK GEDUNG KESENIAN SOETEDJA PURWOKERTO

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut Kebijakan Sistem Perwilayahan Pembangunan di Jawa Tengah, Kota Pekalongan termasuk dalam Wilayah Pembangunan II bersama-sama dengan Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Batang dan Kabupaten Pemalang dengan Kota Pekalongan sebagai pusat perkembangannya. Sebagai pusat pengembangan wilayah pembangunan II, Kota Pekalongan diharapkan mampu membangun wilayahnya dengan menggali potensi yang dimilikinya. (RUTRK Kota Pekalongan Tahun 2003-2012) Salah satu potensi terbesar yang dimiliki oleh Kota Pekalongan adalah hasil seni kerajinan batik. Batik bukan cuma menjadi ikon utama Pekalongan, tetapi juga telah menjadi heritage dan sekaligus lapangan usaha bagi sebagian besar warga masyarakat di daerah ini, yaitu dengan tersebarnya industri batik di seluruh kecamatan di Kota Pekalongan kecuali Kecamatan Pekalongan Utara yang penduduknya sebagian besar bermatapencaharian sebagai industri pengolahan ikan hasil laut (Mazhuri sebagai Kepala Bagian Perindustrian Depperindagkop Kota Pekalongan). Begitu dalam pengaruh batik bagi kehidupan masyarakat, sehingga batik bermotif jlamprang dan canting (alat membatik) juga menjadi bagian tak terpisahkan dari lambang kota ini. Batik merupakan produk yang ditetapkan sebagai produk unggulan daerah Kota Pekalongan. Adapun pemasaran batik pekalongan bukan hanya di daerah Pekalongan saja, tetapi sampai luar kota seperti Jakarta, Yogyakarta, Surabaya. Selain itu pemasaran batik pekalongan juga sampai ke luar Pulau Jawa seperti Bali, bahkan sampai ekspor ke luar negeri seperti Amerika, Saudi Arabia, dan Malaysia. Dengan demikian batik pekalongan mempunyai muatan yang sangat optimal untuk dipasarkan dalam skala regional, nasional dan internasional (Damayati sebagai Kepala Bagian Perdagangan Depperindagkop Kota Pekalongan). Pengembangan industri batik di Kota Pekalongan dipengaruhi adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan, kurangnya pengetahuan dan keterampilan manajemen dalam mengelola usaha, keterbatasan dana yang ada serta minimnya bantuan program bimbingan manajemen teknis yang belum menjangkau setiap anggota sentra industri kecil. Dengan adanya permasalahan tersebut di atas, maka mengakibatkan terpuruknya industri kecil dan menengah dan menurunnya daya beli masyarakat. Dampak yang timbul adalah 1

beberapa jenis industri menghentikan kegiatannya, meningkatnya angka pengangguran sebagai akibat meluasnya pemutusan hubungan kerja (PHK), meningkatnya jumlah angkatan kerja, serta sempitnya kesempatan kerja. (RDTRK Kota Pekalongan Tahun 2003-2012) Secara absolute di Kota Pekalongan jumlah pengangguran laki-laki lebih banyak dari perempuan. Pada tahun 2005 terdapat 16.933 orang pengangguran yang 58,71% diantaranya adalah laki-laki, hal ini dimungkinkan karena banyak perempuan usia kerja yang lebih banyak mengurus rumah tangganya daripada terlibat dalam kegiatan ekonomi. Dan terdapat 77,68% dari 16.933 pengangguran di Kota Pekalongan adalah mereka yang berumur 15-24 tahun. Dimungkinkan mereka adalah anak-anak yang baru lulus sekolah dan sedang berusaha mencari pekerjaan. Pengangguran yang dalam hal ini adalah mereka yang sedang berusaha mencari pekerjaan, terlihat sangat sedikit pada mereka yang berusia tua. Terbukti hanya 3,72% pengangguran yang berusia diatas 35 tahun. Sedangkan dari tingkat pendidikannya terdapat 50,88% penganggur di Kota Pekalongan hanya berijazahkan pendidikan dasar yaitu 20,40% berijazahkan SD dan 30,48% berijazahkan SLTP. Secara absolute jumlah penganggur terbanyak adalah mereka yang berpendidikan menengah, baik itu dari sekolah menengah umum maupun dari sekolah menengah kejuruan. Sedang penganggur yang berijazahkan perguruan tinggi relatif kecil. (Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Pekalongan) Selama ini dalam proses produksi batik, para pengusaha batik di Pekalongan hanya mengandalkan ilmu warisan dari para leluhurnya yang merupakan penghasil batik. Kecenderungan para pengusaha batik adalah mereka yang berusia tua sehingga di masa mendatang kemungkinan di Pekalongan akan terjadi kepunahan dalam industri batik. Sementara itu di Kota Pekalongan tidak terdapat tempat pelatihan khusus untuk pelatihan batik, baik pelatihan proses produksi, pelatihan pemasaran maupun pameran batik sehingga para generasi muda Pekalongan yang sesepuhnya bukan pengusaha batik tidak mengerti sama sekali tentang batik Pekalongan. Para generasi muda wajib untuk melestarikan salah satu budaya yang ada di Pekalongan yaitu kerajinan seni batik pekalongan. Adapun cara melestarikannya bukan hanya sekedar memamerkan batik di museum saja, melainkan harus melanjutkan dari generasi sebelumnya dalam meningkatkan keterampilannya dalam bidang seni kerajinan batik. Dalam Program Pembangunan Daerah (Propeda) Kota Pekalongan, kebijakan pengembangan perwilahannya diarahkan agar tercapainya penataan daerah yang 2

didasarkan pada kondisi, potensi, permasalahan, kegiatan-kegiatan di daerah yang diperkirakan akan dikembangkan untuk peningkatan kegiatan ekonomi dan mewujudkan pemerataan pertumbuhan, kestabilan serta keserasian antar wilayah pembangunan. Adapun kegiatan yang diprioritaskan oleh Pemerintah Daerah Kota Pekalongan diantaranya adalah: Sektor industri : Peningkatan program bimbingan dan pembinaan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) sehingga produk-produk industri kecil seperti industri batik dapat dihasilkan dengan kualitas tinggi; Sektor tenaga kerja: Peningkatan relevansi kualitas dan kuantitas pelatihan kerja produktivitas sesuai kompetensi standart dan kebutuhan pasar agar tercipta tenaga kerja pemuda yang terampil, mandiri, dan professional; Sektor pendidikan: Meningkatkan pelaksanaan program pendidikan yang diarahkan pada menumbuhkembangkan kejar usaha yang mampu meningkatkan ketrampilan dan kesejahteraan masyarakat melalui industri rumah tangga dan ketrampilan sejenis. Berdasarkan data dari Departemen tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Pekalongan bahwa dalam pengembangan perwilayahannya Pemerintah Daerah Kota Pekalongan akan tetap melestarikan kerajinan seni batik sebagai potensi unggulan daerah Kota Pekalongan dengan upaya suatu bimbingan, pembinaan dan pelatihan terhadap para pengangguran yang merupakan salah satu permasalahan di daerah ini sehingga diharapkan akan tercipta tenaga pemuda mandiri profesional yang mempunyai keterampilan dalam bidang perbatikan. Adapun untuk penempatan lokasi yang berhubungan dengan batik telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Pekalongan yaitu di kawasan sentra batik yang berada di BWK B Kota Pekalongan. (RDTRK Kota Pekalongan Tahun 2003-2012) Penerapan arsitektur bangunan di Kota Pekalongan sebagian besar menggunakan bentuk arsitektur setempat yaitu arsitektur tradisional jawa, tetapi dalam perkembangannya bangunan bangunan yang berdiri sekarang menggunakan unsur-unsur modern dan tetap menerapkan bentuk arsitektur setempat. Mengacu pada hal diatas maka perlu merencanakan dan merancang sebuah bangunan Batik Pekalongan Training Centre yang representatif untuk skala Kota Pekalongan. Bangunan ini digunakan untuk menampung kegiatan pelatihan batik, yaitu pelatihan proses produksi, pelatihan pemasaran, dan pameran batik, serta fasilitas penunjang lainnya yang dapat meningkatkan keterampilan sumber daya manusia terutama pemuda pemudi yang berkompeten bagi pelestarian dan perkembangan batik di 3

Pekalongan. Untuk melestarikan budaya arsitektur setempat dan sesuai dengan perkembangan zaman, maka menggunakan arsitektur neo vernakular dengan konsepkonsep visual/citra bangunan sebagai bangunan fasilitas pendidikan. Sedangkan untuk penyelenggaraan dan pembiayaannya dilakukan oleh pemerintah daerah Kota Pekalongan. B. TUJUAN DAN SASARAN 1. Tujuan, yaitu menyusun suatu landasan program perencanaan dan perancangan arsitektur Batik Pekalongan Training Centre yang dapat mengoptimalkan potensi kerajinan batik di Kota Pekalongan. 2. Sasaran, yaitu mengumpulkan, mengungkapkan, merumuskan potensi dan masalah yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan Batik Pekalongan Training Centre sebagai sarana peningkatan keterampilan batik di Kota Pekalongan meliputi sarana dan prasarana, kondisi fisik dan kebijakan pemerintah sebagai landasan bagi proses perencanaan dan perancangan selanjutnya. C. MANFAAT 1. Secara Subyektif, yaitu untuk memenuhi persyaratan dalam menempuh Tugas Akhir sebagai ketentuan kelulusan Sarjana Strata 1 (S-1) di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro serta sebagai acuan selanjutnya dalam pembuatan rancangan grafis yang merupakan bagian dalam pembuatan Tugas Akhir. 2. Secara Obyektif, yaitu sebagai acuan dalam Perancangan Batik Pekalongan Training Centre. Diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan bagi mahasiswa arsitektur maupun masyarakat umum yang membutuhkan. D. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN 1. Ruang Lingkup Substansial Batik Pekalongan Training Center adalah suatu perencanaan dan perancangan bangunan dalam mewadahi aktifitas kegiatan pelatihan batik, yaitu pelatihan proses produksi batik, pelatihan pemasaran, dan pameran batik pekalongan yang layak dari segi kuantitas dan kualitas bangunan, dengan kategori bangunan massa banyak. 2. Ruang Lingkup Spasial Secara administratif daerah perencanaan akan diletakkan di kota Pekalongan yang memiliki potensi perkembangan batik. 4

E. METODE PEMBAHASAN 1. Metode Pengumpulan Data, dibagi dua yaitu : a Pengumpulan data primer melalui observasi lapangan dan wawancara langsung mengenai masalah yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan sebuah Batik Pekalongan Training Centre dari berbagai sumber yang terkait. b Pengumpulan data sekunder melalui studi literature maupun referensi sebagai pedoman utama dalam perencanaan dan perancangan arsitektur yang berkaitan dengan pengertian, standard khusus (penentuan kebutuhan), dan persyaratan khusus (konsep bentuk, struktur dan sebagainya), serta kebijakan yang berlaku untuk mendapatkan antara lain macam fasilitas. 2. Metode Pembahasan, digunakan adalah deskriptif analisis yaitu mengumpulkan, mengidentifikasikan data, dan melakukan studi banding. a Studi banding, yaitu objek bangunan sejenis yang dapat dibandingkan fasilitasnya untuk pendekatan program ruang yang akan dirancang. b Analisa, yaitu menganalisa data, studi banding, dan melakukan suatu pendekatan yang menjadi dasar program dan konsep Program Perencanaan dan Perancangan. F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, ruang lingkup, metode, sistematika pembahasan dan alur pikir BAB II TINJAUAN PUSTAKA Membahas mengenai tinjauan batik mencakup pengertian, jenis, pembuatan batik, tinjauan training dan arsitektur neo vernakular BAB III TINJAUAN BATIK PEKALONGAN TRAINING CENTRE Membahas mengenai tinjauan kota Pekalongan serta perkembangan kerajinan batik dan ketenagakerjaan dengan potensi dan permasalahan di kota Pekalongan. BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Berisi pendekatan perencanaan dan perancangan arsitektur, berupa analisa objek. BAB V LANDASAN PROGRAM DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR Berisi konsep program dasar perencanaan dan perancangan, program ruang, serta penentuan tapak sebagai hasil dari analisa pendekatan pada bab sebelumnya. 5

G. ALUR PIKIR LATAR BELAKANG Aktualita : Batik sebagai produk unggulan daerah Kota Pekalongan dan mempunyai muatan untuk dipasarkan dalam skala regional, nasional dan inernasional. Menurunnya produksi batik sehingga jumlah pengangguran meningkat. Kecenderungan para pembatik adalah mereka yang berusia tua sehingga di masa mendatang kemungkinan akan terjadi kepunahan dalam industri batik pekalongan Dari 16.933 pengangguran sebagian besar berusia muda dan hanya berijazahkan pendidikan dasar. Tidak terdapat tempat yang representatif untuk pelatihan batik sehingga para generasi muda kurang mengerti tentang batik pekalongan Adanya program pemerintah daerah untuk tetap melestarikan kerajinan seni batik dengan upaya suatu bimbingan, pembinaan dan pelatihan batik yang dapat menciptakan sumber daya manusia yang terampil dan madiri. Urgensi : Dibutuhkan wadah sebagai pusat kegiatan pelatihan proses produksi, pelatihan pemasaran dan pameran batik yang dapat menciptakan tenaga kerja pemuda yang terampil dan mandiri Perlunya penambahan sarana / fasilitas penunjang yang representatif untuk pengembangan wadah tersebut. Originalitas : Merencanakan dan merancang Batik Pekalongan Training Center sebagai pusat pelatihan proses produksi, pelatihan pemasaran dan pameran batik yang representatif untuk meningkatkan keterampilan sumber daya manusia terutama pemuda pemudi yang berkompeten bagi pelestarian dan perkembangan batik di Pekalongan serta dilengkapi dengan sarana prasarana sebagai fasilitas penunjangnya Untuk melestarikan budaya arsitektur setempat yaitu arsituktur tradisional jawa dan sesuai dengan perkembangan zaman, maka bangunan ini menggunakan arsitektur neo vernakular dengan konsep-konsep visual/citra bangunan sebagai bangunan fasilitas pendidikan. Untuk penyelenggaraan dan pembiayaannya dilakukan oleh pemerintah daerah Kota Pekalongan. PERMASALAHAN Bagaimana merencanakan dan merancang Batik Pekalongan Training Centre yang memenuhi syarat baik dari segi perancangan tapak, pemenuhan kebutuhan ruang maupun dari segi teknis dan arsitektural. F E E D TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Batik Pekalongan Tinjauan Training Tinjauan Arsitektur Neo - Vernakular BATIK PEKALONGAN TRAINING CENTRE DATA Tinjauan Kota Pekalongan Perkembangan industri batik dan tenaga kerja di Pekalongan Studi banding B A C K PENDEKATAN LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Dasar pendekatan, pendekatan fungsional (pelaku, aksifitas, jenis kegiatan, kebutuhan ruang, hubungan antar ruang,dan sirkulasi), pendekatan kontekstual (lokasi dan tapak), pendekatan system struktur, pendekatan utilitas serta pendekatan penekanan desain arsitektur LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Program perencanaan meliputi program ruang dan tapak terpilih, serta konsep perancangan meliputi konsep desain, konsep struktur dan konsep utilitas bangunan 6