BAB 1 PENDAHULUAN. datang. Anak dilahirkan dengan potensi dan kecerdasannya masing-masing.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siska Novalian Kelana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. begitu saja terjadi sendiri secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Untuk mencetak manusia yang berpribadi kuat, cerdas dan mandiri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan

belajar, belajar seraya bermain, dengan demikian anak akan memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan dan

2014 MENINGKATKAN KEPERCAYAAN D IRI ANAK MELALUI KEGIATAN PANGGUNG BONEKA NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag

BAB I PENDAHULUAN. baik jasmani maupun rohani sehingga anak memiliki kesiapan untuk memasuki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

BAB I PANDAHULUAN. kehidupan selanjutnya dan memiliki sejumlah karakteristik tertentu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN. manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses

UPAYA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI BERMAIN SAINS TINTA TRANSPARAN

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang system

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kompetensi yang baik maka seorang guru terutama guru TK dapat memenuhi dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI PERMAINAN TEBAK NAMA DI TK AISYIYAH CABANG BLIMBING POLOKARTO SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Memberdayakan anak adalah dengan menanamkan kelonggaran bagi anak

BAB I PENDAHULUAN. sebagai anak usia prasekolah. Perkembangan kecerdasan pada masa ini

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Pendidikan Taman Kanak-Kanak memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. yang dijelaskan dalam Undang Undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini tumbuh dan berkembang lebih pesat dan fundamental pada awalawal

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang DwiMurtiningsih,2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. memadukan secara sistematis dan berkesinambungan suatu kegiatan.

BAB I. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses. karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan anak usia dini. Di dalam undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun. bagi anak berusia empat tahun sampai enam tahun.

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

PENGEMBANGAN EMPATI ANAK USIA DINI MELALUI MENDONGENG DI TAMAN KANAK-KANAK ASYIYAH PARIAMAN

UPAYA MENGEMBANGKAN KREATIFITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK DI TK. PGRI 1 KANDANGSAPI, JENAR, SRAGEN TAHUN 2014 / 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengembangan berbagai potensi yang dimiliki anak. Usia 4-6 tahun adalah suatu tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan suatu bangsa. Oleh karena itu, memberikan perhatian pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maslah

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agaranak memiliki kesiapan

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh gelas Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul sehingga nantinya akan

BAB I PENDAHULUAN. telah menempatkannya sebagai pasal tersendiri dalam UU Sistem Pendidikan

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH 7 BARENG KLATEN TAHUN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi sesuai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

UPAYA MENINGKATKAN DAYA PIKIR ANAK MELALUI PERMAINAN EDUKATIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah membentuk pribadi anak menjadi seorang dewasa yang. berdiri sendiri dan tidak tergantung pada orang lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran pada anak usia dini khususnya Taman Kanak-Kanak (TK)

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan program pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. atau perkembangan, yang salah satunya melalui pendidikan di Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hal tersebut, salah satu usaha yang dilakukan adalah mendidik anak

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI. Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini.

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Juwita Mega Ningsih, 2015 Meningkatkan Kreativitas Menari Anak D engan Menggunakan Properti Tari

UPAYA PENGEMBANGAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK DI TK RA GUPPI MANDAN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan usia yang sangat baik bagi anak-anak untuk. mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya. Prof. Dr.

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa dimasa yang akan datang. Anak dilahirkan dengan potensi dan kecerdasannya masing-masing. Untuk mengoptimalkan potensi anak, orang dewasa dan lingkungan di sekitar anak harus dapat memberikan stimulasi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan tahapan perkembangan anak. Anak harus diberikan kesempatan untuk berkreasi serta berimajinasi, agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Stimulasi dan dukungan yang diberikan oleh orangtua maupun guru harus mampu mengembangkan semua aspek perkembangan anak. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berkaitan dengan Pendidikan Anak Usia Dini tertulis pada pasal 28 ayat 1 yang bahwa Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar. Selanjutnya Pasal 28 ayat 3 menetapkan bahwa Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini yang diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian dan potensi diri sesuai dengan tahap perkembangan. Aspek perkembangan anak meliputi aspek perkembangan kognitif, bahasa, fisik/motorik, sosial emosional, nilai moral dan agama. Pendidikan Taman Kanak-Kanak memiliki prinsip belajar sambil bermain dan bermain seraya

2 belajar. Berdasarkan prinsip pembelajaran tersebut maka kegiatan pembelajaran di TK harus memiliki nuansa bermain yang dapat memberikan belajar bermakna pada anak, sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai, yakni anak akan lebih mandiri dengan segala sesuatu dengan kapasitas anak bisa tercapai. Metode pembelajarannnya pun harus terarah, cermat, tepat agar mengarahkan pada hasil yang optimal. Salah satu aspek perkembangan yang dikembangkan di TK adalah aspek perkembangan sosial emosioanal. Dalam Permendiknas Nomor 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, dinyatakan bahwa tingkat perkembangan sosial emosional usia 4-5 tahun adalah anak menunjukan sikap mandiri dalam kegiatan, mau berbagi, menolong dan membantu teman, menunjukan antusiasme dalam melakukan permainan kompetitif secara positif, pengendalian perasaan, menaati aturan yang berlaku dalam suatu permainan, menunjukan rasa percaya diri, menjaga diri sendiri dari lingkungannya dan menghargai orang lain. Dalam aspek perkembangan sosial emosional terdapat aspek perkembangan menunjukan rasa percaya diri yang mencakup indikator yaitu berani bertanya dan menjawab, mau mengemukakan pendapat secara sederhana, bermain pura-pura tentang profesi, dapat bekerja secara sederhana. Seperti halnya yang dikemukakan Sujiono (2009:77), bahwa anak yang ada pada bangku Taman Kanak-kanak sudah dapat menyatakan dan melabelkan suatu emosi yang luas. Mereka dapat menguraikan rasa sedih yang mereka

3 alami, rasa marah, atau perasaan senang dan juga menguraikan suatu situasi yang merupakan emosi yang dihasilkan oleh anak-anak yang lain. Pada aspek perkembangan sosial emosional ini, salah satu kemampuan yang dikembangkan adalah rasa percaya diri pada anak. Rasa percaya ini tidak hanya mencakup aspek perkembangan sosial emosional tetapi aspek perkembangan bahasa juga sangat dibutuhkan dalam meningkatkan rasa percaya diri. Percaya diri merupakan hal penting yang harus dimiliki anak untuk menapaki roda kehidupan. Krisis percaya diri dapat disebabkan oleh berbagai hal, salah satu diantaranya adalah rasa percaya diri yang tidak dipupuk sejak dini. Rasa percaya diri berpengaruh terhadap perkembangan mental dan karakter mereka. Mental dan karakter anak yang kuat akan menjadi modal penting bagi masa depannya ketika menginjak usia dewasa, sehingga mampu merespon setiap tantangan dengan lebih realistis. Kurang munculnya rasa percaya diri pada anak adalah karena berpikir negatif tentang dirinya sendiri atau dibayangi dengan ketakutan yang tanpa sebab sehingga timbul perasaan tidak menyenangkan serta dorongan atau kecendrungan untuk segera menghindari apa yang dilakukan itu. Seperti yang dikemukakan Shapiro (Rahayu,2013: 62) menyatakan bahwa pada dasarnya setiap anak pemalu. Anak-anak pemalu membatasi pengalaman mereka, tidak berani mengambil resiko sosial yang diperlukan, dan mereka tidak akan memperoleh rasa percaya diri pada berbagai situasi sosial.

4 Rahayu ( 2013: 62) Oxford Advanced Learner s Dictionary mendefinisikan percaya diri ( confidence) sebagai percaya pada kemampuan anda sendiri untuk melakukan sesuatu dan berhasil. Pendapat lain yang menyatakan hal serupa yakni Goleman bahwa percaya diri adalah kesadaran yang kuat tentang harga dan kemampuan diri sendiri. Dengan kata lain, anak dapat dikatakan percaya diri jika anak berani melakukan sesuatu hal yang baik bagi dirinya sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan sendiri. Selain itu, anak mampu melakukannya tanpa ragu serta berfikir positif. Rasa percaya diri ini sangat penting bagi kehipan anak. Untuk itu, setiap pendidik perlu menanamkan percaya diri yang mantap kepada anakanak sejak dini. Tanpa adanya percaya diri, pesimisme dan rasa rendah diri akan menguasai anak dengan mudah. Tanpa dibekali rasa percaya diri yang mantap sejak dini, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang lemah. Rasa percaya diri merupakan salah satu aspek yang harus dimiliki oleh setiap anak, namun pada kenyataannya berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di TK PGRI I TALEGONG masih banyak permasalahan yang terkait dengan rasa percaya diri pada anak, hal ini ditunjukan melalui beberapa perilaku diantaranya: anak tidak mau tampil kedepan, anak takut berbicara di depan temannya, anak selalu mengeluh disetiap kegiatan pembelajaran, anak tidak berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Penulis telah melakukan observasi di TK PGRI I TALEGONG mengenai pembelajaran yang mampu meningkatkan rasa percaya diri dan metode yang digunakan untuk pembelajarannya. Hasil observasi menunjukan bahwa

5 pembelajaran dalam meningkatkan rasa percaya diri TK PGRI I TALEGONG masih terlihat membosankan seperti guru kurang berkomunikasi pada anak, pembelajarannya yang tidak sesuai dengan usia anak, dikarenakan strategi pembelajaran yang digunakan tidak tepat karena guru lebih banyak menggunakan metode ceramah. Selain itu sarana dan prasarana yang digunakan untuk menunjang pembelajarannya pun sangat terbatas dan belum melakukan inovasi dalam pembelajaran sehingga tidak mampu meningkatkan rasa percaya diri pada anak dan masih banyak beranggapan bahwa percaya diri itu dapat tumbuh dengan sendirinya tanpa harus ada dukungan dan semangat baik dari orang tua ataupun guru. Menurut guru di TK PGRI I TALEGONG, bahwa dalam menumbuhkan rasa percaya diri pada anak masih banyak kesulitan hal ini dikarenakan guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam meningkatkan rasa percaya diri pada anak, dan anak dipaksa harus kedepan untuk berbicara yang akhirnya anak menjadi takut untuk ke depan dan berbicara di depan kelas. Berkaitan dengan masalah tersebut, untuk meningkatkan rasa percaya diri pada anak usia dini peneliti ingin mengungkapkan salah satu metode pembelajaran yang dipandang efektif bagi peningkatan rasa percaya diri pada anak usia dini. Salah satu metode pembelajaran tersebut adalah metode bercerita Penerapan metode bercerita ini merupakan salah satu penerapan yang dapat dipertimbangkan, karena melalui penerapan metode bercerita tersebut anak akan terkondisikan dirinya terlibat secara aktif dalam proses

6 pembelajaran. Seperti yang diungkapkan Soderman dan Farrel (Rahayu, 2013) mengatakan bahwa jika anak terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran maka anak akan mengalami sendiri proses belajar itu. Dengan penerapan metode bercerita sangat membantu dalam mengembangkan rasa percaya diri anak, karena seperti yang dikemukakan Musfiroh (2005:24-25), bercerita menjadi sesuatu yang penting bagi anak karena beberapa alasan salah satu alasannya adalah bercerita dapat memberikan efek psikologis yang positif bagi anak dan guru sebagai pencerita, seperti kedekatan emosional dimana anak tidak malu atau ragu-ragu jika bersosialisasi dengan orang lain. Rasa percaya diri yang rendah dapat ditingkatkan melalui metode bercerita (Masithoh dkk, 2005:113). Karena dengan mendengarkan cerita anak sebenarnya memutuskan sejenak dengan kehidupan nyatanya, dimana anak dapat berimajinasi dan berfantasi sehingga daya imajinasi dan berfantasi anak dapat terasah. Selain itu cerita juga dapat memberi waktu pada anak untuk bereksplorasi. Salah satunya adalah anak mencoba mengajukan pertanyaan, membuat tebak-tebakkan dan akhirnya menemukan jawaban. Karena pada saat anak mengajukan pertanyaan, membuat tebak-tebakkan dan akhirnya menemukan jawaban, anak mengembangkan imajinasinya, mengeksplor kemampuan diri serta mengaitkan ide dalam setiap alur cerita yang disampaikan. Melalui kegiatan mendengarkan cerita anak memperoleh kosa kata yang lebih banyak. Perolehan kosa kata tersebut dapat dimanfaatkan anak untuk mengembangkan imajinasi dari cerita yang didengarkan. Dari proses inilah akan muncul rasa percaya diri dalam diri anak karena sebuah karya

7 memerlukan tempat untuk diekspresikan dan anak yang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi yang mampu dan berani mengekspresikannya. Dari uraian di atas dapat dianalisis bahwa rasa percaya diri dapat diciptakan melalui penerapan metode bercerita pelaksanaan pembelajaran dan proses belajar yang menarik dan menyenangkan dapat memotivasi anak untuk berbuat sesuatu yang mendorong anak untuk lebih percaya diri akan kemampuan yang di milikinya. Berdasarkan permasalahan yang berkembang di atas, maka penelitian ini memfokuskan kajian pada meningkatkan rasa percaya diri pada anak taman kanak-kanak melalui penerapan metode bercerita. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi objektif rasa percaya diri anak sebelum penerapan metode bercerita di TK PGRI I TALEGONG? 2. Bagaimana penerapan metode bercerita untuk meningkatkan rasa percaya diri pada anak taman kanak-kanak di TK PGRI I TALEGONG? 3. Bagaimana peningkatan kemampuan rasa percaya diri pada anak taman kanakkanak setelah penerapan metode bercerita di TK PGRI I TALEGONG?

8 C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui kondisi objektif rasa percaya diri anak sebelum penerapan metode bercerita di TK PGRI I TALEGONG 2. Untuk mengetahui penerapan metode bercerita untuk meningkatkan rasa percaya diri pada anak taman kanak-kanak di TK PGRI I TALEGONG 3. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan rasa percaya diri pada anak taman kanak-kanak setelah penerapan metode bercerita di TK PGRI I TALEGONG D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan memperkaya pemahaman akan perkembangan awal pada anak-anak dan dapat menambah untuk mengajar pada anak taman kanak-kanak yang memiliki rasa percaya diri rendah serta untuk meningkatkan rasa percaya diri pada anak taman kanak-kanak melalui penerapan metode bercerita. 2. Manfaat praktis a. Bagi Siswa - Anak akan yakin serta percaya diri berkat pengalaman, dalam melawan rasa takut, dan mampu meningkatkan motivasi dan prestasi - Anak memiliki jiwa kemandirian, memiliki rasa keberanian untuk bertindak dan mampu bersosialisasi dengan baik dalam berbagai situasi b. Bagi Guru

9 - Guru dapat mengetahui segala potensi diri anak serta mampu mengembangkan dan membentuk kepercayaan diri anak. - Guru lebih percaya diri - Meningkatkan kualitas dan kuantitas anak didik c. Bagi Sekolah - Memberikan masukan bagi sekolah sehingga memfasilitasi semua aspek perkembangan khususnya meningkatkan rasa percaya diri dengan berbagai fasilitas pengalaman anak. - Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah yang tercermin dalam peningkatan kemampuan profesional para guru, perbaikan proses pembelajaran