PEMETAAN DAERAH GENANGAN DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI GIS DAN GPS type GEODETIK STUDI KASUS DESA SUNGAI ALAM Noerdin Basir 1, Guswandi 2 Jurusan Teknik Sipil noerbas@polbeng.ac.id 1, guswandi@polbeng.ac.id 2 ABSTRACT Predicted inundation area is very important information that should be owned by each region, especially areas that have a low-lying and prone to stagnant water such as in Bengkalis island. However, it takes the data coordinates and elevation that has a high accuracy to be able to map the inundation area. By using a GPS-type Geodetic and Geographic Information Systems mapping inundation areas can be performed, the method is carried out by establishing a framework of polygons in the study area, from the framework of this polygon will be measured using a GPS-type situation and analyzed geodetic height difference of each region with using GIS. Location of the study conducted in the village of River Natural with fastening point at the Polytechnic Bengkalis main polygon, with the hope of inundation maps will be useful to the general nature of the river and especially state of polytechnics Bengkalis. Key words: flood areas, gps, gis, map PENDAHULUAN Banjir merupakan suatu bencana alam yang sangat sulit di prediksi waktu terjadinya dan kapasitasnya. Kita hanya bisa memprediksi daerah yang bakal tergenang akibat banjir, baik banjir yang terjadi akibat air hujan atau banjir akibat air pasang. Akibat kerugian baik materiil maupun moril akibat banjir ini sangat besar, untuk itu lah sangat diperlukanya sebuah patokan atau pedoman titik yang memiliki elevasi yang akurat yang bisa memperediksi daerah yang akan tergenang akibat terjadinya banjir, dengan mengambil patokan elevasi berdasarkan titik base yang telah kita rencanakan terlebih dahulu, dibutuhkan data koordinat dan elevasi yang memiliki ketelitian tinggi untuk dapat memetakan daerah genangan tersebut, ada beberapa metoda yang dapat dilakukan untuk mendapatkan titik koordinat dan elevasi dengan ketelitian dibawah centimeter diantaranya dengan melakukan foto udara, kelemahannya untuk melakukan hal ini diperlukan dana yang sangat besar, kedua dengan melakukan pengukuran terresterial namun cara ini membutuhkan waktu yang sangat lama untuk suatu kawasan yang memiliki luas yang besar. Dengan menggunakan alat ukur GPS type Geodetik dan Sistem Informasi Geografis pemetaan daerah genangan dapat dilakukan, metode ini selain menghemat waktu pelaksanaan juga dapat dilaksanakan dengan dana yang terbatas. Metode ini terutama digunakan untuk membangun kerangka poligon di daerah penelitian, dari kerangka poligon inilah nantinya dilakukan pengukuran situasi dengan menggunakan GPS tipe Geodetik dan dianalisa beda tinggi masing-masing daerah dengan menggunakan GIS. Kerangka poligon yang dibangun dengan menggunakan GPS tipe geodetik ini selain berguna untuk membangun peta daerah genangan juga dapat berfungsi sebagai data perimer untuk tujuan pembangunan konstruksi sipil terutama kaitannya dengan elevasi suatu daerah. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Sungai Alam dengan titik ikat poligon utama di Politeknik Bengkalis, dengan harapan peta daerah genangan ini akan dapat bermanfaat bagi desa sungai alam umumnya dan politeknik negeri Bengkalis kususnya dalam menyusun suatu sistem manajemen bencana yang diakibatkan oleh genangan air. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan daerah genangan berdasarkan data elevasi dari titik base yang dipasang di lapangan. TINJAUAN PUSTAKA GPS adalah sistem radio navi-gasi dan penentuan posisi menggunakan satelit. Sistem ini dapat digunakan oleh banyak orang sekaligus dalam segala cuaca, serta didesain untuk memberikan informasi posisi, kecepatan dan waktu tiga dimensi yang teliti, secara kontinyu ke seluruh dunia. GPS merupakan sistem yang didukung oleh banyak satelit yang digunakan untuk membantu me- 164, Seminar Nasional Industri dan Teknologi, Volume 2, Nomor 1, Desember 2013, hlm. 164-171
nentukan posisi dengan sebuah stasiun pe- GPS dimiliki oleh negara Amerika Serikat dan Rusia yang bisa dimanfaatkan oleh seluruh penduduk dunia. Sistem ini sebe- lumnya merupakan fasilitas militer yang di- nerima GPS di permukaan bumi. Sistem gunakan untuk mendukung operasi-operasi penyerangan dan pertahanan. Dengan ber- dan blok timur, maka kemudian sistem ini akhirnya perang dingin antara blok barat digunakan untuk kepentingan non-militer (Asmungi, 2006). Pada dasarnya GPS terdiri atas tiga segmen utama, yaitu : 1. Segmen angkasa (space segment), yang terdiri dari satelit-satelit GPS. Yaitu sebagai stasiun radio diruang ang-kasa, yang diperlengkapi dengan sinyal-sinyal gelombang. Sinyal ini selanjutnya diterima oleh receiver GPS di dekat permukaan bumi, dan digunakan untuk menentukan informasi posisi, kecepatan maupun waktu. Selain itu satelit GPS ju-ga dilengkapi dengan peralatan sensor sebagai deteksi ledakan nuklir dan loka-sinya. Gambar 1. Konfigurasi Orbit Satelit GPS. 2. Segmen sistem kontrol (control system segment); yang terdiri dari sta- satelit. Yaitu berfungsi mengontrol dan me- mantau operasional satelit serta siun-stasiun pemonitor dan pengontrol me- mastikan bahwa satelitt berfungsi seba- pada posisi orbit yang seharusnya (stationn keeping). gaimana mesinya : a. Menjaga agar semua satelit berada b. Memantau status dan kondisi dari semua sub sistem (bagian) satelit. c. Memantau panel matahari satelit, level daya baterai dan propellant level yang digunakan untuk manuwaktu ver satelit. d. Menentukan dan menjaga sistem GPS. 3. User segment; yang terdiri dari pema- dan pengolah sinyal serta data GPS : kai GPS termasuk alat-alat penerima yaitu alat penerima sinyal GPS (GPS receiver) yang diperlukan untuk memproses sinyal-sinyal dari satelit GPS untuk digunakan dalam penentuan posisi, kecepatan, maupun waktu. Berdasarkan jenis dataa yang direkam atau diberikan, receiver GPS dapat diklasi- fikasikan sebagai berikut : a. Receiver kode-c/a (contoh : rece- iver tipe navigasi dan tipe pemeta- an). b. Receiver kode-c/a + fase-l1 (con- toh : receiver tipe geodetik satu frekuensi) c. Receiver kode-c/a + fase-l1+ +fase L2 (contoh: receiver tipe geodetik dua frekuensi yang menggunakan teknik signal squaring) d. Receiver kode-c/a + kode-p+fase- L1,L2 (contoh: receiver tipe geo- oleh Gaguk Asmungi untuk membangun sistem pendeteksi tinggi permukaan gelom- bang laut melalui gps (global positioning system) sistem ini bertujuan untuk men- detik dua frekuensi kode-p.) Aplikasi GPS ini juga dipergunakan deteksi gempa didasar laut serta prediksi ti- nggi gelombang yang terjadi akibat tsu- posisi terjadinyaa Gempa. nami, GPS digunakan untuk mendeteksi Sistem adalah kumpulan elemen-ele- men yang saling berintegrasi dan berinter-
dependensi dalam lingkungan yang dinamis untuk mencapai tujuan tertentu. Informasi berasal dari pengolahan sejumlah data yang memiliki volume terbesar. Setiap objek geografi memiliki setting data tersendiri karena tidak sepenuhnya data yang ada dapat terwakili dalam peta. Jadi semua data harus di asosiasikan dengan objek spasial yang dapat membuat peta menjadi intelligent. Geografi digunakan karena GIS dibangun secara mendasar dari geografi atau spasial. Objek ini mengarah kepada spesifikasi lokasi dalam suatu space. Objek bisa berupa fisik, budaya atau ekonomi alamiah. Penampakan tersebut ditampilkan pada suatu peta untuk memberikan gambaran yang representatif dari spasial suatu objek sesuai dengan kenyataannya di bumi. Simbol, warna dan gaya garis digunakan untuk mewakili setiap spasial yang berbeda pada peta dua dimensional. Jadi Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographi Information System (GIS) merupakan komputer yang berbasiskan pada sistem informasi-informasi yang digunakan untuk memberikan bentuk digital dan analisa terhadap permukaan geografi bumi. Di Indonesia, SIG telah dirintis sejak tahun 1979 dan telah dikembangkan oleh berbagai pihak baik swasta maupun pemerintah. Di DKI Jakarta contohnya, SIG bertujuan untuk mengembangkan dan menciptakan suatu sistem database terpadu, yang mampu menyimpan, mengelola, menganalisis, dan menyajikan informasi geografis wilayah DKI Jakarta. Selama ini pemanfaatannya hanya ditujukan bagi perencanaan yang bersifat fisik, seperti jalan, drainase, jaringan telepon, air bersih, dan lain sebagainya. Tetapi sebenarnya SIG juga dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan database tentang informasi kondisi sosial wilayah DKI Jakarta. Proses membangun SIG terdiri dari Pengumpulan data, pemeriksaan data, penyimpanan data, pemrosesan data, dan penyajian data. Sehingga sebagai alat bantu, SIG pada dasarnya dibuat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola, menganalisis, dan menyajikan semua bentuk informasi geografis suatu wilayah/kota. Dengan adanya SIG ini informasi geografis dapat ditangani dan disajikan secara terpadu dengan cepat, tepat, dan efisien, baik dalam bentuk peta, statistik, maupun tabel. Selain itu dengan adanya SIG ini data-data tersebut mudah untuk diperbaharui. Jika data yang dibutuhkan dapat tersedia secara lengkap dan dengan cara yang mudah pula, maka langkah pertama dari sebuah perencanaan sudah dapat dipenuhi. Sedangkan pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS) menurut para ahli lainnya adalah sebagai berikut : 1. Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja. 2. Sistem Informasi Geografi adalah suatu sistem Informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geografis di bumi (georeference). Disamping itu, SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi. 3. Sistem Informasi Geografis adalah sistem berbasis komputer yang memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukan data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), memanipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output). 4. Sistem Informasi Geografis adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai refe- 166, Seminar Nasional Industri dan Teknologi, Volume 2, Nomor 1, Desember 2013, hlm. 166-171
nnot be display ed. Your computer may not hav e enough memory to open the image, or the image may hav e been corrupted. Restart y our computer, and then open the file again. If the red x still appears, y ou may hav e to delete the image and then insert it again. referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan (Burrough, 1986). 5. Sistem Informasi Geografis adalah data yang telah terikat dengan lokasi dan merupakan data dasar yang belum dispesifikasi (Dulbahri, 1993). 6. Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem yang mengacu pada lokasi geografi atau data dan dapat diolah dengan bantuan komputer untuk memperoleh hasil analisis peta atau data spasial yang sangat berguna dalam perencanaan pembangunan wilayah secara terpadu. Penelitian yang memanfaatkan Geographic Information System (GIS) juga pernah dilakukan oleh Lukman dengan judul penelitian aplikasi SIG untuk pembuatan data pokok evaluasi rawan genangan. METODE PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian Obyek yang diambil pada penelitian ini adalah jaringan jalan yang berada di pulau Bengkalis Kabupaten Bengkalis. 2. Data Penelitian Pada penelitian ini diperlukan data primer yakni peta wilayah administrasi Desa Sungai alam. Dan data koordinat dan elevasi titik base untuk titik ikat poligon yang diperoleh dengan menggunakan GPS tipe geodetik. 3. Tahapan Pelaksanaan pekerjaan Dalam pekerjaan ini dilakukan langkah-langkah yang sesuai pada urutan dalam Sistem Informasi Geografis, sebagai berikut: a. Mulai. b. Menentukan permasalahan dan tujuan. c. Melakukan studi pustaka/ literatur. d. Pengumpulan data survey titik ikat Poligon.serta instalasi patok polygon e. Pemeriksaan data, penyimpanan data, dan pemrosesan data. f. Penyajian Sistem Informasi Geografis daerah genangan yang merupakan hasil dari penelitian. Untuk tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil dari penelitian ini berupa Patok Base yang memiliki elevasi dan posisi dengan tingkat ketelitian tinggi, berikut koordinat point base yang diperoleh dari pengukuran. Project name: genangan-18-07-2013.ttp Surveyor: Comment: Linear unit: Meters Projection: UTMSouth-Zone_47 : 96E to 102E Geoid: PointsName Grid Northing (m) Grid Easting (m) Elevation (m) Code BM_1 10161688.952 850394.551 4.112 BM BM_2 10161486.088 850796.702 4.059 BM Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian BM_3 10161734.529 851112.817 4.124 BM BM_4 10161392.549 851912.215 3.960 BM BM_5 10161094.685 851951.258 3.870 BM BM_6 10160432.990 851980.728 2.985 BM BM_7 10160331.408 851776.703 2.799 BM BM_8 10160845.183 851448.715 3.669 BM BM_9 10161227.344 851402.148 3.267 BM BM_10 10161208.731 850970.238 4.084 BM BM_11 10161123.278 850635.657 3.434 BM BM_12 10161188.332 850400.280 3.137 BM Project Summary Project name: genangan-18-07-2013.ttp Created by: Comment: Linear unit: Meters 167, Seminar Nasional Industri dan Teknologi, Volume 2, Nomor 1, Desember 2013, hlm. 167-171
Mulai Pengumpulan Data : Pembuatan Patok titik ikat poligon Survey Lapangan Data GPS Tahap Informasi : Survey GPS type Geodetik Pemeriksaan Data Penyimpanan Data Hasil Informasi : Analisa Sistem Informasi Geografis Daerah genangan Desa Sungai Alam (berupa peta daerah genangan Kesimpulan dan saran Selesai Gambar 3. Bagan Alir Penelitian Tabel 1. GPS Obs Quality Name dn (m) de (m) dht (m) Horz RMS (m) Vert RMS (m) BM_1 log0718c_dg5c -269.385 147.292 0.116 0.004 0.007 BM_2 log0718c_dg5c -66.522-254.860 0.169 0.001 0.002 BM_3 log0718c_dg5c -314.963-570.975 0.105 0.017 0.022 BM_4 log0718c_dg5c 324.799-1409.455 0.160 0.033 0.069 BM_4 log0718c_dg5c 27.017-1370.373 0.268 0.001 0.002 BM_5 log0718c_dg5c 986.565-1438.905 1.457 0.012 0.018 BM_5 log0718c_dg5c 324.881-1409.416 0.359 0.002 0.003 BM_6 log0718c_dg5c 986.576-1438.886 1.244 0.001 0.002 BM_7 log0718c_dg5c 1088.158-1234.861 1.429 0.003 0.006 BM_8 log0718c_dg5c 574.383-906.872 0.560 0.003 0.006 BM_9 log0718c_dg5c 192.222-860.306 0.961 0.006 0.010 BM_10 log0718c_dg5c 210.835-428.396 0.145 0.002 0.003 BM_11 log0718c_dg5c 296.288-93.814 0.795 0.006 0.009 BM_12 log0718c_dg5c 231.234 141.562 1.092 0.005 0.009 Sumber : data olahan (2013) 168, Seminar Nasional Industri dan Teknologi, Volume 2, Nomor 1, Desember 2013, hlm. 168-171
Tabel 1. Lanjutan Name Type Dev N(m) Dev E(m) Dev U(m) BM_4-log0718c_DG5C(7/18/2013 5:06:15 AM) GPS PP 148.752 19.310 0.063 BM_4-log0718c_DG5C(7/18/2013 4:29:05 AM) GPS PP 148.752 19.310 0.063 BM_5-log0718c_DG5C(7/18/2013 6:25:15 AM) GPS PP 330.492 14.262 0.512 BM_5-log0718c_DG5C(7/18/2013 5:07:15 AM) GPS PP 330.492 14.262 0.512 Sumber : data olahan (2013) Sumber : data olahan (2013) Berikut sebaran patok BM pada citra landsat ETM 7+ Sebaran Patok BM, pada Citra Landsat ETM 7+ Gambar 6. Sebaran Titik Penelitian pada Citra Landsat 169, Seminar Nasional Industri dan Teknologi, Volume 2, Nomor 1, Desember 2013, hlm. 169-171
Gambar 4. Lokasi Penelitian BM 1 (4.112 m) BM 2 (4.059m) BM 3 (4.124m) BM 4(3.96m) BM 5(3.87m) BM 6(2.985m) BM 7(2.799m) BM 8(3.6669m) BM 9(3.267m) BM 10(4.084m) BM 11(3.434m) BM 12(3.137m) Gambar 4. Luasan Daerah Genangan 170, Seminar Nasional Industri dan Teknologi, Volume 2, Nomor 1, Desember 2013, hlm. 170-171
2. Pembahasan Titik dengan elevasi minimum berada pada BM 7 dan maksimum pada BM 3 berikut tabel elevasi. Tabel 2. Elevasi titik Maksimum dan titik minimum No Elevasi Elevasi Nama Elevasi Maksimum Minimum BM (m) (m) 1 BM 1 4.112 2 BM 2 4.059 3 BM 3 4.124 4 BM 4 3.96 5 BM 5 3.87 6 BM 6 2.985 7 BM 7 2.799 4.124 2.799 8 BM 8 3.669 9 BM 9 3.267 10 BM 10 4.084 11 BM 11 3.434 12 BM 12 3.137 Sumber : data olahan (2013) Selisih elevasi antara titik maksimum dan minimum adalah 1.325 m, elevasi maksimum berada pada daerah Sungai alam darat atau Kampung Jawa, sedangkan daerah dengan elevasi terendah berada pada Sungai alam laut atau perbatasan desa penampi. KESIMPULAN Dapat disimpulkan bahwa daerah sungai alam laut berada pada elevasi terendah yaitu 2.79 m, sehingga prioritas penangganan saluran drainase menjadi prioritas utama pada daerah ini BM base yang menjadi patokan berada pada elevasi 4.229 m (log0718c) tepat berada di depan gedung D teknik sipil. DAFTAR PUSTAKA Asmungi,G (2006) Sistem pendeteksi tinggi permukaan gelombang laut melalui gps (global positioning system) Jurnal Matematika dan Komputer Indonesia, 2 (1), Jan 2006, 53-60 Lillesend, M.T. and Kiefer, R.W (1987) Remote Sensing and Image Interpretation. 2 ed. John Wiley and Sons. Canada. P:721. Prahasta. E (2001) Sistem Informasi Geografis, Informatika press, Bandung. 171, Seminar Nasional Industri dan Teknologi, Volume 2, Nomor 1, Desember 2013, hlm. 171-171