PEMBUATAN PENGKONVERSI SINAR SURYA MENJADI PANAS GUNA PENYEDIAAN AIR PANAS DALAM RUMAH TANGGA. Suharto. Jurusan Fisika, Universitas Gadjah Mada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber energi pengganti yang sangat berpontensi. Kebutuhan energi di

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan manusia akan energi semakin meningkat setiap tahun seiring dengan

PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK MEMANASKAN AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR PARABOLA MEMAKAI CERMIN SEBAGAI REFLEKTOR

TEKNOLOGI PEMANAS AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR TIPE TRAPEZOIDAL BERPENUTUP DUA LAPIS

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Bengkel Pertanian Jurusan Teknik Pertanian

KALOR. Peta Konsep. secara. Kalor. Perubahan suhu. Perubahan wujud Konduksi Konveksi Radiasi. - Mendidih. - Mengembun. - Melebur.

Laporan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jenis Energi Unit Total Exist

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa, maka wilayah Indonesia akan selalu disinari matahari selama jam

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

SISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN. Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan bahasa pemograman Delphi 3 yang dijalankan dibawah System

II. TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan di dalamnya dari hubungan energi dengan musim, pemenuhan

ANALISA KARAKTERISTIK ALAT PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNG PARABOLA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN DEBIT ALIRAN PADA EFISIENSI TERMAL SOLAR WATER HEATER DENGAN PENAMBAHAN FINNED TUBE

Preparasi pengukuran suhu kolektor surya dan fluida kerja dengan Datapaq Easytrack2 System

POTENSI PENGGUNAAN KOMPOR ENERGI SURYA UNTUK KEBUTUHAN RUMAH TANGGA

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

Desain, Perakitan dan Uji Coba Mini Parabolic Trough Collector (PTC) Sederhana

ANALISIS THERMAL KOLEKTOR SURYA PEMANAS AIR JENIS PLAT DATAR DENGAN PIPA SEJAJAR

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins Pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

PEMBUATAN KOLEKTOR PELAT DATAR SEBAGAI PEMANAS AIR ENERGI SURYA DENGAN JUMLAH PENUTUP SATU LAPIS DAN DUA LAPIS

Oleh : Amal Bahariawan *)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menghasilkan prototip alat konsentrator surya (Gambar 14)

I. PENDAHULUAN. Pemanasan global (global warming) semakin terasa di zaman sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan kebutuhan pokok bagi kegiatan sehari-hari,

TIPS HEMAT ENERGI & LISTRIK

PENGUJIAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER DAYA LISTRIK KOMBINASI DARI SOLAR PANEL DAN TURBIN SAVONIUS

Rancang Bangun Kolekor Surya Tipe Parabolic Trough untuk Menguapkan Air Laut berbahan Stainless dan Tembaga dengan Luas Tangkapan Cahaya 1 M 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

Skema proses penerimaan radiasi matahari oleh bumi

STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN SEL SILIKON SEBAGAI PENGUBAH ENERGI MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK

Kualitas Air Panas. Alat Pemanas yang sering digunakan :

BAB III PROSES PERPINDAHAN KALOR DESTILASI DAN ANALISA

OPTIMALISASI PENYERAPAN RADIASI MATAHARI PADA SOLAR WATER HEATER MENGGUNAKAN VARIASI SUDUT KEMIRINGAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS LAUT BAB I PENDAHULUAN

III. METODE PENELITIAN

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

SOAL BABAK PEREMPAT FINAL OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

PENGARUH PERBEDAAN JENIS PLAT PENYERAP KACA DAN PAPAN MIKA TERHADAP KUALITAS DAN KUANTITAS AIR MINUM PADA PROSES DESTILASI ENERGI TENAGA SURYA

Gambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1

Penyediaan air panas ke dalam bangunan

STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN SEL SILIKON SEBAGAI PENGUBAH ENERGI MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK

Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan

Tugas akhir BAB III METODE PENELETIAN. alat destilasi tersebut banyak atau sedikit, maka diujilah dengan penyerap

DESTILASI AIR LAUT MENGGUNAKAN PEMANAS MATAHARI DENGAN REFLEKTOR CERMIN CEKUNG

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer

III. METODE PENELITIAN. Desember 2011 di bengkel Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian

Perbandingan Konfigurasi Pipa Paralel dan Unjuk Kerja Kolektor Surya Plat Datar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Daftar Isi. Tata Surya. Matahari. Gerak edar bumi dan bulan. Lithosfer. Atmosfer.

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN SEL SILIKON SEBAGAI PENGUBAH ENERGI MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK

PENGARUH BESAR LAJU ALIRAN AIR TERHADAP SUHU YANG DIHASILKAN PADA PEMANAS AIR TENAGA SURYA DENGAN PIPA TEMBAGA MELINGKAR

RANCANG BANGUN ALAT PENGUMPUL PANAS ENERGI MATAHARI DENGAN SISTEM TERMOSIFON [DESIGN OF SOLAR THERMAL COLLECTOR TOOL WITH THERMOSIFON SYSTEM]

DAMPAK PENGGUNAAN DOUBLE SKIN FACADE TERHADAP PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN DI RUANG KULIAH FPTK BARU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA:

PENGARUH SERAPAN SINAR MATAHARI OLEH KACA FILM TERHADAP DAYA KELUARAN PLAT SEL SURYA

KALOR. Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Karakteristik Pengering Surya (Solar Dryer) Menggunakan Rak Bertingkat Jenis Pemanasan Langsung dengan Penyimpan Panas dan Tanpa Penyimpan Panas

BAB I PENDAHULUAN. mengubah fasa fluida dengan cara mempertukarkan kalornya dengan fluida lain. Kalor yang

PENINGKATAN DAYA KELUARAN SEL SURYA DENGAN PENAMBAHAN INTENSITAS BERKAS CAHAYA MATAHARI

BAB I PENDAHULUAN. yang akan di ubah menjadi energi listrik, dengan menggunakan sel surya. Sel

Analisis Performa Modul Solar Cell Dengan Penambahan Reflector Cermin Datar

ENERGI SURYA DAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA. TUGAS ke 5. Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Managemen Energi dan Teknologi

Soal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingkat kehidupan dan perkembangan teknologi, kebutuhan

UJI COBA ALAT PENYULINGAN DAUN CENGKEH MENGGUNAKAN METODE AIR dan UAP KAPASITAS 1 kg

Termometri dan Kalorimetri

MATERI POKOK. 1. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor 2. Kalorimeter 3. Kalor Serap dan Kalor Lepas 4. Asas Black TUJUAN PEMBELAJARAN

Performansi Kolektor Surya Tubular Terkonsentrasi Dengan Pipa Penyerap Dibentuk Anulus Dengan Variasi Posisi Pipa Penyerap

ANALISA PERFORMA KOLEKTOR SURYA TIPE PARABOLIC TROUGH SEBAGAI PENGGANTI SUMBER PEMANAS PADA GENERATOR SISTEM PENDINGIN DIFUSI ABSORBSI

Pengaturan Pencahayaan Ruangan Menggunakan Sinar Matahari

BAB I PENDAHULUAN. Minyak, gas serta batu bara telah menjadi bagian tak terpisahkan dari

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Pengaruh Tebal Plat Dan Jarak Antar Pipa Terhadap Performansi Kolektor Surya Plat Datar

Analisis Performa Kolektor Surya Pelat Bersirip Dengan Variasi Luasan Permukaan Sirip

Studi Alat Destilasi Surya Tipe Basin Tunggal Menggunakan Kolektor Pemanas

Konduksi Mantap 2-D. Shinta Rosalia Dewi

Politeknik Negeri Sriwijaya

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

PERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN PENGUJIAN KOMPOR ENERGI MATAHARI PORTABEL TIPE PARABOLA KIPAS

BAB IV. HASIL PENGUJIAN dan PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. disegala aspek kehidupan manusia. Untuk itu pengaplikasian ilmu pengetahuan

RPP KELAS EKSPERIMEN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) NAMA SEKOLAH : SD NEGERI CANDIGARON 01 MATA PELAJARAN

Kaji Eksperimental Pemisah Garam dan Air Bersih Dari Air LAut Mengunakan Kolektor Plat Alumunium Dengan Mengunakan Energi Surya

Antiremed Kelas 08 Fisika

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA

PEMBUATAN KOLEKTOR PARABOLIK DENGAN DUA LALUAN UNTUK PEMANAS AIR DENGAN TEMPERATUR KELUARAN 80 LAPORAN TUGAS AKHIR

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA Waktu: 120 menit. Laju (m/s)

Generation Of Electricity

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 PEMBUATAN PENGKONVERSI SINAR SURYA MENJADI PANAS GUNA PENYEDIAAN AIR PANAS DALAM RUMAH TANGGA Suharto Jurusan Fisika, Universitas Gadjah Mada ABSTRAK Telah dibuat suatu sistem Pengkonversi sinar surya menjadi panas guna penyediaan air panas dalam rumah tangga. Sistem ini terdiri dari pengumpul sinar, serta penyerap panas. Pengumpul sinar terbuat dari lempengan cermin 10 cm x 61 cm sebanyak 28 lembar, yang dipasang melengkung dengan jarak fokus 100 cm. Penyerap panas terbuat dari lembaran tembaga dengan ketebalan 3 mm, dengan ukuran 100 cm x 25 cm dan 100 cm x 12 cm. Kedua lembaran ini disatukan sehingga membentuk rongga dengan volume 3,05 liter. Penyerap panas dikenai pantulan sinar surya yang mengumpul sehingga menjadi panas. Didalam rongganya diisi air, sehingga air inipun menjadi panas. Pada saat langit cerah antara pukul 11:00 sampai pukul 14:00, maka dalam waktu 32 menit air dalam rongga bisa mendidih. Maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan sistem ini adalah 5,7 liter air panas dalam satu jam, serta efisiensi 5%. Sistem ini belum dilengkapi dengan pengendali pemantul, pengendali sirkulasi air panas serta penampung air panas, sehingga masih diperlukan kelanjutan untuk menjadi sistem yang bisa menyediakan air panas secara praktis. Perbaikan sistem juga diperlukan, supaya efisiensinya menjadi lebih tinggi. PENDAHULUAN Air panas di rumah tangga, misalnya untuk mandi, cuci, masak, minum sudah menjadi kebutuhan yang diperlukan setiap hari. Pengadaan air panas secara praktis dirumah tangga membutuhkan bahan bakar konvensianal seperti bahan bakar minyak (bbm), bahan bakar gas (bbg), tenaga listrik ataupun bahan bakar kayu/arang. Pemanfaatan tenaga surya untuk penyediaan air panas bagi keperluan rumah tangga masih belum populer di masyarakat. Hal ini disebabkan kurang dikenalnya pengkonversi sinar surya menjadi panas dalam air, disamping harga pengkonversi yang ditawarkan juga dirasa mahal. Bila ada model pengkonversi yang bisa dibuat sendiri secara mudah dan murah, kemungkinan pemanfaatan tenaga surya untuk penyediaan air panas bisa menjadi populer di masyarakat. Dengan memasyarakatnya pemanas air tenaga surya, maka pemakaian bahan bakar konfensional akan bisa dikurangi. Dalam penelitian ini dibuat alat pengkonversi tenaga surya dengan ukuran 2 m 2, yang dipasang dilingkungan rumah tinggal. Diharapkan alat ini bisa menghasilkan air panas dengan suhu diatas 90 o C. Model alat pengkonfersi dipilih model yang paling sederhana, sehingga bisa dibuat oleh bengkel biasa TINJAUAN PUSTAKA Latar belakang Pemanfaatan sinar surya telah banyak dikembangkan, baik dinegara beriklim tropis maupun subtropis(bradford ). Panel surya yang berfungsi untuk menangkap sinar surya juga telah dikembangkan dibanyak negara(harris.). Bentuk panel surya yang umun adalah datar, cermin cekung dan setengah silinder. Panel surya datar menangkap sinar surya secara langsung. Sedangkan panel F-161

Suharto / Pembuatan Pengkonversi Sinar cermin cekung dan setengah silinder memakai prinsip pemantulan. Kelebihan panel cermin cekung dan setengah silinder ini adalah sinar surya bisa dipantulkan kesatu titik/garis pusat, sehingga diperoleh intensitas sinar surya yang lebih besar dibandingkan dengan cara langsung (Keith ). Dengan demikian bisa diharapkan sinar surya terpusat ini akan bisa memberikan energi panas yang lebih besar. Air panas untuk rumah tangga biasanya digunakan untuk membuat minuman panas, memasak, mandi dan cuci (Dale ). Untuk membuat minuman panas misalnya kopi diperlukan suhu diatas 85 o C. Karena itu persediaan air panas untuk rumah tangga ini sebaiknya dengan suhu diatas 90 o C, supaya bisa memenuhi kebutuhan yang riel (Metcalf). Efisiensi dari pemanas tenaga surya ini sebesar 40%. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan membuat alat pengkonversi tenaga surya untuk menghasilkan air panas pada suhu didih, serta mempelajari kapasitas produksi air panasnya. Dalam penelitian ini dibuat alat pengkonversi tenaga surya, untuk menghasilkan air panas, yang dipasang dilingkungan rumah tinggal. Model alat pengkonversi dipilih model yang paling sederhana, sehingga bisa dibuat oleh bengkel biasa. METODA PENELITIAN Gambaran umum Dalam penelitian ini akan dibuat pengkonversi sinar surya yang berupa pengumpul sinar surya dengan bentuk setengah silinder, serta penyerap panas. Pengumpul ini menggunakan prinsip pengumpulan sinar pada cermin cekung. Bahan pemantul dibuat dari susunan lembaran-lembaran cermin.ukuran luas permukaan adalah sekitar 2 m 2. Penyerap panas berupa lempeng tembaga beronga dengan panjang yang sama dengan panjang panel surya. Penyerap panas ini dipasang pada garis fokus pengumpul sinar. Kemudian perangkat ini ini ditempatkan dihalaman rumah, dalam lingkungan pemukiman. Untuk intensitas tenaga surya I, maka jumlah tenaga panas P yang diterima oleh suatu permukaan seluas A yang tegak lurus terhadap sinar surya adalah: P = I x A. (1) Besarnya I adalah sekitar 1Kw/m 2. Jadi untuk luasan 2m 2 maka P = 2 Kw. Dalam waktu t maka energi panasnya : E = P x t = I x A x t. (2) Energi E ini akan terserap oleh penyerap panas dengan efisiensi h. Maka energi yang diserap : E s = E x h. (3) E s inilah yang akan dipakai untuk memanaskan air, sehingga menjadi air panas. Dalam satu siang hari E s ini bisa memanaskan air dengan volume tertentu sebanyak Q. Bila suhu air mula-mula T1 kemudian suhu akhirnya T2 serta kalor jenis k maka : Q x k x (T2-T1) = E s Jadi : Q = E s /( k x (T2-T1) (4) Q adalah produktifitas pengkonversi sinar surya menjadi panas dalam air. F-162

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 Perangkat penelitian. Dalam penelitian ini digunakan : 1. Thermometr air raksa 2. Alat-alat pertukangan. 3. Bilah-bilah cermin yang disusun sebagai lengkungan menjadi panel surya pengumpul sinar. 4. Lembaran tembaga 3 mm, dibentuk menjadi penyerap panas 5. Air sumur 6. Ember Pengumpul sinar (reflektor). Pengumpul sinar berbentuk lengkung ( gambar 1.), dengan fokus 100 cm. Kelengkungan bisa didekati dengan : Y n = Y n-1 + 0,5 x teta. (5) ( untuk nilai X n X n-1 kecil ) Fokus teta Panjang permukaan rangka Xn Xn-1 Yn-1 Yn Gambar 1. Rangka pengumpul sinar Kelengkungan pemantul sinar, dinyatakan dalam posisi x n,y n disajikan dalam tabel 1. Tabel1. Kelengkungan pengumpul sinar, dalam cm. Xn (cm) Yn (cm) 1.00 0.00 10.00 0.27 20.00 1.05 30.00 2.33 40.00 4.11 50.00 6.40 60.00 9.18 70.00 12.47 80.00 16.25 90.00 20.53 100.00 25.32 F-163

Suharto / Pembuatan Pengkonversi Sinar Penangkap panas Penangkap panas terbuat dari lembaran tembaga dengan ketebalan 3 mm, disajikan dalam gambar 2. Panjangnya 100 cm, lebar 25 cm. Penyerap panas ini dibungkus dengan kayu, kecuali bagian bawah ditutup dengan kaca supaya sinar bisa mengenai pengumpul panas. Rongga 3 liter bungkus kayu Pipa masuk Lempeng tembaga Pipa keluar kaca Gambar 2. Penangkap panas, terbuat dari lempeng tembaga. HASIL DAN PEMBAHASAN SISTEM YANG DIBUAT Rangka pengumpul panas sinar sepanjang 2 m dibuat dengan kelengkungan sesuai dengan tabel 1,,ditempeli dengan cermin berukuran 10 cm X 61 cm, sehingga membentuk semacam parabola. Pengumpul sinar ini disajikan dalam gambar 3. Jumlah lempeng cermin yang dipasang adalah 28 lembar. Luasan cermin = 28 x 61 X 10 cm 2 = 17080 cm 2 = 1,7 m 2 Luasan yang terkena sinar matahari = 175 X 122 cm 2 = 21350 cm 2 = 2,135 m 2. Bagian tengah rangka tidak dipasang cermin, karena selalu terkena bayangan penyerap panas. Penyerap panas terbuat dari lembaran tembaga yang dibungkus dengan kayu dibagian atas dan samping, sedangkan dibagian bawah ditutup dengan kaca. Penyerap panas disajikan dalam gambar 3. Penyerap panas ini berongga dengan volume 3,05 liter. Rongga ini diisi air dingin yang akan dipanaskan sampai suhu didih. Penyerap Panas Pengumpul sinar (Cermin pemantul) Gambar 3. Pengkonversi sinar surya menjadi panas yang menghasilkan air panas pada suhu didih. Pengumpul sinar dipasang pada satu poros, sehingga bisa mengikuti arah datang sinar matahari. Sedangkan penyerap panas dipasang pada daerah fokus dari pemantul sinar. Sistem lengkap tersaji dalam gambar 3. F-164

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 Dalam percobaan, antara jam 11 sampai jam 14 siang saat langit cerah, air dalam penyerap panas mulai mendidih setelah 30 sampai 34 menit sinar surya yang terkumpul mengenai penyerap panas. PEMBAHASAN Dari percobaan didapatkan : Dimensi alat : Luasan yang terkena sinar surya = 175 x 122 c m 2 = 2,135 m 2. Luas cermin = 28 x 10 cm x 61 cm = 17080 c m 2 = 1,7 m 2. Suhu air dingin : 30 o C. Suhu air panas : 100 o C. Volume air : 3,05 liter Waktu didih : 32 menit ± 2 menit. Produktivitas : 3,05 liter setiap 32 menit atau = 5,7 liter/jam Perhitungan efisiensi penyerapan panas. Tenaga surya dianggap mempunyai intensitas 1 KW/ m 2. Tenaga surya dianggap mengenai seluruh luasan pengumpul sinar. Menurut rumus (1) maka : P = I x A = 1 KW/ m 2 X 2,135 = = 2,135 KW. Dengan rumus (2): Menurut rumus (4) E = P x t = 2.135 W x 32 x 60 s = 4099200 J Es = Q x k x (T1-T2) = 3050 x 1 x ( 100-30) J = 213500 J. Maka efisiensinya h : h = Es / E = 213500/4099200 = 0,05 = 5 %. Dari perhitungan diatas ternyata efisiensi sistem ini masih sangat rendah. Keadaan ini dikarenakan oleh beberapa hal sebagai berikut : 1. Belum sempurnanya pengumpul sinar., sinar belum bisa terfokus dengan baik. 2. Kaca penutup/penyekat pada penyerap panas bukan kaca yang bebas kandungan besi, sehingga masih ada sifat menghalangi cahaya yang melewatinya. 3. Cermin pemantul mudah kotor karena debu, sehingga mengurangi daya pantulnya. 4. Penyerap panas belum diisolasi dengan bahan isolator yang baik, sehingga kemungkinan masih banyak panas yang bocor keluar dari kotak penyerap panas. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN 1. Telah berhasil dibuat sistem pemanas air dengan tenaga surya, menggunakan cara pemantulan sinar yang dipusatkan. Sistem ini menghasilkan air panas pada suhu didihnya. Luas permukaan sistem 2,135 m 2, dan produktifitasnya 5,7 liter per jam, serta efisiensi 5 %. 2. Sistem yang dibuat masih rendah efisiensinya, dikarenakan kurang sempurnanya pengumpul sinar maupun penyerap panasnya. F-165

Suharto / Pembuatan Pengkonversi Sinar SARAN Guna perbaikan sistem mupun pengembangannya bisa dilakukan hal-hal berikut : 1. Bagian pengumpul sinar maupun penyerap panasnya disempurnakan, sehingga efisiensi bisa ditingkatkan. 2. Sistem diperlengkapi dengan pengendali arah permukaan pengumpul sinar supaya bisa mengikuti gerakan matahari sepanjang siang hari, dari pagi sampai petang. 3. Sistem diperlengkapi dengan pengendali air yang keluar masuk penyerap panas, sehingga bisa dilakukan pengambilan air panasnya maupun menambahan air dinginnya dari/ke penyerap panas secara tepat waktu. 4. Bagian penyerap panas dirancang ulang untuk bisa menghasilkan uap air (steam), dengan maksud bisa dipakai untuk menghasilkan tenaga untuk memutar turbin uap, yang seterusnya bisa menghasilkan listrik. DAFTAR PUSTAKA Bradford Travis,2006, Solar Revolution: The Economic Transformation of the Global Energy Industry, MIT Press, ISBN 026202604X. Dale Andreta, 2004, A summary of water pasteurization techniques, UNICEF, http://solarcooking.org/solarwat.htm Harris J. and Lenz T.,1985, Thermal performance of solar concentrator / cavity receiver systems. J. Sol. Energy 34, 135-142 (1985). Keith Lovegrove, 2007, Concentrating Solar Thermal Fundamentals, The Solar Thermal Research ANU, http://engnet.anu.edu.au/deresearch/ solarthermal/high_temp/ concentrators/basics.php. Metcalf Robert,Dr, 2004,"Recent Advances in Solar Water Pasteurization",Peru, http://solarcooking.org/metcalf.htm F-166