BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia memiliki kekayaan vegetasi yang beraneka ragam dan melimpah di seluruh wilayah Indonesia. Setiap saat perubahan lahan vegetasi seperti hutan, pertanian, perkebunan selalu terjadi dikarenakan aktivitas dan kebutuhan manusia akan lahan. Luas hutan alam asli Indonesia menyusut dengan kecepatan yang sangat mengkhawatirkan. Hingga saat ini, Indonesia telah kehilangan hutan aslinya sebesar 72 persen [World Resource Institute, 1997]. Laju kerusakan hutan periode 1985-1997 tercatat 1,6 juta hektar per tahun, sedangkan pada periode 1997-2000 menjadi 3,8 juta hektar per tahun. Ini menjadikan Indonesia merupakan salah satu tempat dengan tingkat kerusakan kawasan vegetasi tertinggi di dunia. Hasil studi lain menghasilkan informasi yang lebih rinci tentang tutupan hutan aktual dalam berbagai kategori hutan permanen [Fox, Wasson dan Applegate, 2000]. Angka estimasi luas total hutan permanen agak berbeda (109 juta ha) dengan tutupan hutan (89 juta ha). Kesenjangan antara luas kawasan tutupan hutan yang resmi dan yang aktual bisa sangat mencolok. [http://pdf.wri.org/sof_indo_chap2.pd]. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus dapat digunakan secara optimal dalam usaha mendukung hal-hal yang berkaitan dengan masalah-masalah yang menyangkut masyarakat luas secara umumnya, seperti masalah pengalokasian dan penggunaan lahan agar masyarakat dapat dengan efektif dan efisien dalam pengolahan lahan. Penginderaan Jauh merupakan salah satu dari sekian banyak metode untuk mendapatkan informasi mengenai bumi dan sumber dayanya. 1
Penginderaan jauh adalah suatu ilmu dan seni untuk memperoleh informasi mengenai suatu objek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau fenomena yang dikaji [Lillesand dan Kiefer, 1994]. Aplikasi penginderaan jauh di bidang vegetasi telah berkembang dengan pesat. Salah satunya ialah dalam pemantauan perubahan karakteristik suatu kawasan. Model Forest Canopy Density (FCD) merupakan salah satu aplikasi penginderaan jauh yang telah diterapkan dalam pemantauan hutan di Sumatera dengan tingkat akurasi yang tinggi [Rikimaru, 1997]. FCD memiliki kemampuan mendeteksi perubahan karakteristik tutupan tajuk hutan. Sejumlah penelitian lain telah membuktikan bahwa pemetaan biomassa hutan dapat dilakukan dengan menggunakan data sensor Syntethic Aperture Radar (SAR) [Beaudoin et al.,1994;castel, 1998;Kasischke, Christensen, & Bourgeau- Chavez, 1995]. Citra JERS-1 SAR merupakan salah satu citra radar yang telah menunjukkan kemampuannya dalam studi vegetasi diantaranya studi biomassa, volume dan inventarisasi kayu. Teknologi penginderaan jauh dapat mengatasi permasalahan vegetasi Indonesia karena memiliki kemampuan dalam memberikan informasi kerapatan vegetasi. Informasi tersebut diharapkan dapat dipergunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan sebagai dasar analisis dan alat untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan manajemen peremajaan hutan. 2. Tujuan Penelitian Tujuan dari penyusunan tugas akhir ini adalah menganalisis hubungan antara metode Forest Canopy Density dengan menggunakan data Landsat TM dan Radar Backscattering dengan menggunakan JERS-1 SAR pada tutupan vegetasi. 2
3. Ruang Lingkup Kajian Ruang lingkup dalam penyusunan tugas akhir ini adalah: Gambar 1.1 Wilayah Penelitian(Badan Planologi Kehutanan, 2003) Studi kasus melingkupi sebatas wilayah Kabupaten Bandung Selatan. Citra yang digunakan adalah citra satelit JERS-1 SAR dan citra Landsat TM7 Data referensi yang digunakan untuk melakukan koreksi geometrik adalah registrasi citra ke Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) wilayah Jawa Barat (image to map registration) dan registrasi citra ke citra (image to image regisration). Koefisien radar backscattering diperoleh dengan cara mengkonversi nilai kecerahan piksel (brightness value) kedalam satuan desibel (db). Intensitas hamburan balik (backscattering) pada citra dapat dipengaruhi oleh keadaan topografi, kekasaran permukaan dan nilai konstanta dielektrik. Pada Penelitian ini pengaruh objek terhadap keofesien backscattering tidak dipergunakan. Pengolahan citra dilakukan dengan Er Mapper 6.4, ArcView 3.3, GRASS 6.2.1. Hasil akhir merupakan analisis metode Forest Canopy Density dan Radar Backscattering pada tutupan vegetasi. 3
4. Manfaat Manfaat dari penulisan tugas akhir ini antara lain Memberikan informasi kepada semua pihak bahwa teknologi Penginderaan Jauh dapat dijadikan salah satu alternatif dalam estimasi kerapatan vegetasi. Memberikan kontribusi bagi perencanaan perkembangan dan pengelolaan hutan yang berkesinambungan. 5. Metodologi Penelitian Tahapan-tahapan penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat dalam ilustrasi sebagai berikut: 1. Studi literatur; baik dari buku-buku yang berkaitan, penelitian yang pernah dilakukan, maupun dari situs internet. 2. Pengadaan data berupa : Citra satelit Landsat TM 1997 Citra satelit JERS-1 SAR Peta Rupa Bumi Jawa Barat Data-data pendukung lainnya 3. Pra-Pengolahan citra; meliputi pengolahan awal dan penajaman citra untuk mempermudah melaksanakan interpretasi citra. Pengolahan awal citra meliputi pemotongan citra sesuai wilayah penelitian dan koreksi geometrik untuk mereferensikan citra ke dalam sistem koordinat global dengan bantuan titik-titik kontrol tanah (GCP- Ground Control Point). 4. Pengolahan citra menggunakan metode FCD (Forest Canopy Density) dan Radar Backscattering. Pengolahan Citra ini akan menghasilkan Peta Forest Canopy Density dan Peta Backscatter. 5. Pengambilan sampel-sampel data hasil pengolahan masing-masing citra pada koordinat yang sama. 6. Penarikan analisis, kesimpulan dan saran. Untuk lebih jelasnya, diagram metodologi penelitian digambarkan sebagai berikut: 4
Citra JERS-1 SAR Citra Landsat TM7+ Peta RBI 1 : 25.000 Image to image Registration Koreksi Geometrik Pemotongan Citra awal Pemotongan Citra awal Citra Terkoreksi Daerah Studi Citra Terkoreksi Daerah Studi Menghilangkan awan dan bayangan Citra Bebas awan dan bayangan Perhitungan Nilai Radar Bakcscattering AVI BI SI TI VD SSI Peta Backscatter Forest Canopy Density Pengambilan Sampel Data Analisis Kesimpulan Gambar 1.2 Diagram alur metodologi penelitian 5
6. Sistematika Penulisan Rencana penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan Bab ini akan menjelaskan latar belakang masalah, maksud dan tujuan penulisan, ruang lingkup masalah, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. Bab 2 Dasar Teori Bab ini akan menguraikan secara singkat tentang pengolahan citra Landsat TM metode Forest Canopy Density, pengolahan Radar Backscattering citra JERS-1 SAR serta menjelaskan pra-pengolahan citra JERS-1 dan Landsat TM hingga diperoleh informasi kerapatan vegetasi dengan menggunakan citra satelit tersebut secara umum. Bab 3 Pengolahan Data Bab ini membahas kegiatan yang dilakukan dalam penelitian yang mencakup tahapan penelitian dan penjelasan proses yang dilakukan pada tiap tahapan kegiatan tersebut beserta hasil yang diperoleh pada setiap tahapan kegiatan tersebut. Bab 4 Analisis Bab ini akan berisi analisis keterandalan metode Radar Backscattering citra satelit JERS-1 dan Forest Canopy Density citra satelit Landsat TM dalam mengestimasi tutupan tajuk hutan. Analisis metode/sistem tersebut berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan datanya, sehingga dapat diketahui keterandalan masing-masing citra satelit dalam memberikan informasi kerapatan vegetasi. Bab 5 Penutup Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan hasil hasil yang telah didapat dari bab sebelumnya, selanjutnya memberikan saran saran jika terdapat hal yang perlu diperbaiki kemudian hari. 6