MANAJEMEN PEMBELAJARAN PROGRAM AKSELERASI DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus di SMP Negeri 9 Surakarta)

dokumen-dokumen yang mirip
MANAJEMEN PENYELENGGARAAN PROGRAM PERCEPATAN BELAJAR BAGI SISWA YANG MEMILIKI POTENSI KECERDASAN DAN BAKAT ISTIMEWA DI SMP NEGERI 1 WONOGIRI TESIS

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali)

MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KELAS AKSELERASI DALAM LAYANAN ANAK BERBAKAT DI SMP NEGERI I WONOGIRI TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi. manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya

POLA MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH STANDAR NASIONAL (STUDI KASUS DI SMP NEGERI 2 JEPARA) TESIS

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

I. PENDAHULUAN. bervariasi dalam suatu proses pembelajaran. Perbedaan tersebut dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan penegasan istilah.

MEMBENTUK SUMDER DAYA MANUSIA BERKUALITAS MELALUI LEADER CLASS

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang pada umumnya wajib dilaksanakan. globalisasi, maka pendidikan juga harus mampu menjawab kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan

PENGELOLAAN SEKOLAH BERDASARKAN SEKOLAH STANDAR NASIONAL (SSN) (Studi Kasus Pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Cepu) TESIS.

EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH. ( Studi Situs SD Negeri Bekonang 02 Kecamatan Mojolaban Sukoharjo) TESIS

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. yang dijalankan akan memenuhi kegagalan (Sanaky, 2010: 1).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan

ANALISIS KEBIJAKAN PENAMBAHAN SEKOLAH MENENGAH NEGERI BARU DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2004

BAB I PENDAHULUAN. konsep kependidikan yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu

KONSEP DASAR KURIKULUM 2004

PENGELOLAAN SUMBER DANA PENDIDIKAN DASAR. (Studi Situs SDN Todanan 1) TESIS

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan untuk menyesuaikan visi, misi, tujuan dan strategi agar sesuai

AS ADI NIM. Q

PENGELOLAAN PENERIMAAN SISWA BARU BERBASIS SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 Studi Situs SMK 1 Blora Tahun 2010 TESIS

IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PADA SMA NEGERI 1 SRAGEN DAN SMA NEGERI 1 GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN TESIS. Disusun oleh : AGUS SUHONO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan yang sangat cepat pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semuannya dirumuskan oleh Pemerintah. perencana tentang keberadaan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Pendidikan yang bermutu akan diperoleh pada sekolah yang

UNJUK KERJA KOMITE SEKOLAH DI SMA NEGERI 3 SEMARANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara untuk menjadi negara maju, bermartabat, dan sejahtera. Upaya

Sri Wijayanti D. L K UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (STUDI KASUS DI SMP NEGERI 2 BAKI, SUKOHARJO) Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman.

BAB I PENDAHULUAN. Anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) membutuhkan fasilitas tumbuh kembang

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan kehidupan masyarakat yang semrawut merupakan akibat dari sistem

FAKTOR-FAKTOR STRATEGIK PENCAPAIAN SEKOLAH STANDAR NASIONAL (SSN) DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 TAWANGMANGU KARANGANYAR TESIS

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional. Upaya peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

TESIS. Diajukan kepada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Penyusunan Tesis

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN . Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA BERDASARKAN KURIKULUM 2004 (STUDI KASUS DI KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH GUBUG) TESIS

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SMP NEGERI 2 KISMANTORO KABUPATEN WONOGIRI TESIS

PENINGKATAN EFEKTIVITAS SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. berlomba untuk memajukan pendidikan di daerahnya masing-masing yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan termasuk memperoleh pelayanan pendidikan. Hak untuk. termasuk anak yang memiliki kebutuhan-kebutuhan khusus.

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PROGRAM KELAS AKSELERASI DI SMA NEGERI 1 KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

ANALISIS KURIKULUM DAN MODEL PEMBELAJARAN GEOGRAFI PERTEMUAN PERTAMA

PENGARUH KEMAMPUAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN, SUPERVISI, DAN LINGKUNGAN KERJA KEPALA SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MBS PADA SMP DI SURAKARTA

TESIS. Disusun Oleh : Much. Nur Daim. NIM : Q Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan Konsentrasi : Manajemen Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. akan terwujud dengan baik apabila didukung secara optimal oleh pola. upaya peningkatan pola manajerial sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kompetitif. Dengan semakin berkembangnya era sekarang ini membuat kinerja

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (PROPENAS) Tahun Dalam BAB VII PROPENAS. ini memuat tentang Pembangunan Pendidikan, dimana salah satu arah

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia secara garis besar masih lebih

REFLEKSI PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI MAN 1 SURAKARTA

MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI JUMAPOLO TESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. masa mendatang akan semakin komplek. Menurut Undang-Undang Guru dan. yang satu sama lain saling berhubungan dan saling mendukung.

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan pembangunan Sumber Daya Manusia. Dalam. pengamatannya, manajemen pendidikan di Indonesia masih belum

Oleh: Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. untuk semua (Education For All) yang berarti pendidikan tanpa memandang batas

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA DALAM MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (Studi Situs Di SD Negeri Batursari 6 Mranggen Demak) TESIS

BAB I PENDAHULUAN. terencana, terarah, dan berkesinambungan. kurikulum yang lebih baik, dalam arti yang seluas-luasnya, bukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2013, No Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-U

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI BENDUNGAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG TESIS

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VII DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

ABSTRAKSI PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2004

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. (SISDIKNAS), penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),

HAPSORO HAMONGPRANOTO

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu (1) innovation and creativity (45%), (2) net working (25%), (3) technology

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan terhadap menyelenggaraan pendidikan. Menurut Gaspersz (2011:

Moh. Mahfud Effendi Abstrak A. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan dianggap sebagai sebagai suatu investasi yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya sesuai dengan UU RI No. 20

BAB V. Berdasarkan rumusan masalah pada BAB I, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:

MANAJEMEN PEMBELAJARAN YANG KREATIF PADA MATA PELAJARAN SAINS FISIKA DI SMP NEGERI 3 KARTASURA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SKRIPSI. Oleh : Nama : Yusevi Nim : A

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pegangan untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas :

Oleh : Otong Sugiarto K BAB I PENDAHULUAN

KOMPARASI PROSES SUPERVISI KLINIS DITINJAU DARI SERTIFIKASI DAN MASA KERJA KEPALA SEKOLAH SD/MI KECAMATAN KEDUNGTUBAN BLORA TESIS

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI DI SUB RAYON 03 KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor

STUDI TENTANG MINAT SEKOLAH DI TIGA DESA KABUPATEN KARANGANYAR TESIS

Transkripsi:

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PROGRAM AKSELERASI DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus di SMP Negeri 9 Surakarta) Diajukan Kepada Program Pascasarjana Guna Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun oleh Nama : Rini Hastuti NIM : Q.100040113 Program : Magister Manajemen Pendidikan Konsentrasi : Sistem Pendidikan PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2006

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program Wajib belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun yang dicanangkan pada tahun 1994 berimplikasi bahwa semua anak usia pendidikan dasar di Indonesia berhak mendapatkan pelayanan pendidikan dasar, meskipun mereka berasal dari keluarga kurang mampu atau tinggal di daerah yang sangat terpencil. Hal tersebut perlu disadari benar-benar karena tujuan utama program ini untuk menampung semua anak usia pendidikan dasar. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Ada dua buah konsep kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning ) dan pembelajaran (intruction). Konsep belajar berakar pada pihak peserta didik dan konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik. Dalam proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara peserta didik dan pendidik. Peserta didik adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai pencari, penerima pelajaran yang dibutuhkannya, sedang pendidik adalah seseorang atau sekelompok orang yang berprofesi sebagai pengolah kegiatan belajar mengajar dan seperangkat peranan lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif. Peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan di bidang pendidikan nasional dan merupakan bagian integral dari upaya 1

peningkatan kualitas manusia Indonesia secara menyeluruh. Pemerintah, dalam hal ini Menteri Pendidikan telah mencanangkan Gerakan Peningkatan Mutu Pendidikan pada tanggal 2 Mei 2002; dan lebih terfokus lagi setelah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas diundangkan. Sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Menyadari hal tersebut, pemerintah telah melakukan penyempurnaan sistem pendidikan dari model sentralisasi ke desentralisasi. Jika sebelumnya manajemen pendidikan merupakan wewenang pusat dengan paradigma topdown, maka dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2000 mengenai otonomi daerah kewenangan bergeser pada pemerintah daerah kota dan kabupaten dengan paradigma buttom-up yang antara lain dalam wujud pemberdayaan sekolah melalui School Based Management (SBM). School Based Management (SBM) ini merupakan paradigma baru manajemen pendidikan yang memberikan otonomi luas pada sekolah dan pelibatan masyarakat dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional. Salah satu upaya yang dilakukan dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah penyelenggaraan program akselerasi. Kelas akselerasi atau percepatan belajar secara nasional telah dicanangkan oleh Mendiknas tahun 2000. Sebagai bukti keseriusan melalui Dirjen Pendidikan Dasar dan menengah dikeluarkan surat keputusan penetapan sekolah penyelenggara.

Sebelum diprogramkan percepatan belajar, kegiatan yang seirama pun telah dilakukan. Tercatat di tahun 1974, anak yang berbakat diberi beasiswa bagi keluarga yang berekonomi lemah. Balitbang depdiknas di tahun 1982 membentuk kelompok kerja pengembangan pendidikan anak berbakat. Di dalamnya melibatkan unsur-unsur struktural, balitbang dikbud, ditjen dikdasmen perguruan tinggi serta pakar di bidang sains, matematika, bahasa, humaniora serta psikologi. Gagasan percepatan belajar diperuntukan khusus bagi siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Dukungan secara politis telah dituangkan dalam GBHN tahun 1993 yang intinya menyatakan peserta didik yang memiliki tingkat kecerdasan luar biasa dan perlu mendapat perhatian khusus agar dipacu perkembangan prestasi dan bakatnya. Untuk itu perlu suatu kurikulum untuk mengakomodir berbagai kompetensi yang dimiliki. Hal ini pun dipertajam kembali dalam GBHN 1999 yang menekankan pembaharuan kurikulum, berupa diversifikasi kurikulum untuk melayani keberagaman peserta didik dan penyusunan kurikulum yang berlaku nasional dan lokal sesuai dengan kepentingan setempat, serta diversifikasi jenis pendidikan secara profesional. Secara praktisnya telah dituangkan melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor : 0487/U/1992 untuk sekolah dasar. Di sini dinyatakan bahwa bagi siswa yang memiliki bakat istimewa dan kecerdasan luar biasa melalui jalur pendidikan sekolah dapat menyelenggarakan program percepatan, program khusus, program kelas

khusus dan program pendidikan khusus (Pasal 15 : 2). Sedangkan SMP melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 054/U/1993, diuraikan bahwa siswa yang memiliki bakat istimewa dan kecerdasan luar biasa dapat menyelesaikan program belajar lebih awal dari waktu yang telah ditentukan dengan ketentuan telah mengikuti pendidikan di SLTP sekurang-kurangnya dua tahun. Hal yang sama pun berlaku pada jenjang SMA (Pasal 16 : 1). SMP Negeri 9 Surakarta sebagai salah satu lembaga pendidikan yang berada di bawah wewenang dan kekuasaan Departemen Pendidikan Nasional tidak terlepas dari kebijakan yang telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Pasang surut pemberlakuan kebijakan Pemerintah juga dialami oleh SMP Negeri 9 Surakarta. Bentuk penyelenggaraan program percepatan belajar (akselerasi) di SMP Negeri 9 Surakarta adalah menggunakan model kelas reguler, dimana siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berada bersama-sama. Uraian di atas menjadi dasar permasalahan mengenai bagaimana mengelola pembelajaran program akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta. Berdasarkan permasalahan tersebut judul penelitian ini adalah, Manajemen Pembelajaran Program Akselerasi Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan (Studi Kasus di SMP Negeri 9 Surakarta).

B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dalam manajemen pembelajaran program akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta? 2. Bagaimana usaha dalam manajemen pembelajaran program akselerasi untuk meningkatkan mutu pendidikan di SMP Negeri 9 Surakarta? 3. Bagaimana mutu input, mutu proses, dan mutu output dalam manajemen pembelajaran program akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan beberapa hal. 1. Gambaran mengenai proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam manajemen pembelajaran program akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta. 2. Usaha dalam manajemen pembelajaran program akselerasi untuk meningkatkan mutu pendidikan di SMP Negeri 9 Surakarta. 3. Mutu input, mutu proses, dan mutu output dalam manajemen pembelajaran program akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta.

D. Manfaat Penelitian Selain tujuan penelitian di atas, selanjutnya hasil penelitian dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak yang mungkin berkompeten dengan penelitian ini. 1. Manfaat Akademik a. Membantu pengembangan teori mengenai manajemen pembelajaran khususnya program akselerasi. b. Sebagai sarana pendalaman teori mengenai manajemen pembelajaran khususnya program akselerasi dalam meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Menengah Pertama. c. Untuk bahan evaluasi pengembangan konsep manajemen pembelajaran teoritis ke dalam konsep pembelajaran praktis, khususnya program akselerasi. 2. Manfaat Praktis a. Sebagai informasi mengenai manajemen pembelajaran program akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta b. Sebagai bahan pertimbangan dalam rangka melakukan perbaikan dan pengembangan manajemen pembelajaran program akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta. c. Memberi masukan bagi penentu kebijakan di bidang pendidikan dalam upaya perbaikan konsep pembelajaran menuju mutu pendidikan yang lebih baik.