MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.2, Oktober 2014, hlm

Lukluk Ibana 1, Pujiastuti 2, Iis Nur Asyiah 3 PENDAHULUAN

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG

Kata kunci : kemampuan berpikir kreatif, hasil belajar, Creative Problem Solving

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan P MIPA, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2

Economic Education Analysis Journal

Oleh ABSTRAK. Kata kunci : pembelajaran kooperatif, snowball throwing, hasil belajar, respon siswa

LABORATORIUM MATEMATIKA DAPAT MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TEOREMA PYTHAGORAS PADA SISWA KELAS VIIIA MTs MU ALLIMIN MUHAMMADIYAH ALABIO.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.1, No.1, April 2010, hlm

Penerapan Mind Mapping pada Pembelajaran Biologi Konsep Sistem Pernapasan Manusia terhadap Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL NUMBERED - HEAD TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN SISTEM KOLOID SISWA KELAS XI SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

Implementasi Model Pembelajaran... (Iqbal Wahyu Perdana) 1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN PKn DI SD NEGERI 22 LUBUK MINTURUN

Keywords: cooperative learning, Two Stay Two Stray, learning outcomes.

Darmawati, Arnentis dan Henny Julianita Husny Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

Jurnal PTK dan Pendidikan. Chairunnisa Madrasah Aliyah Negeri 3 Banjarmasin

Peningkatan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Jigsaw

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

LINDA ROSETA RISTIYANI K

Tjiptaning Suprihati, Mirisa Izzatun Haniyah. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN ) Volume 1 No 4, Oktober 2015

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR MERAKIT PERSONAL KOMPUTER MENGGUNAKAN STRUCTURED DYADIC METHODS (SDM)

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPIE STAD

Ahmad Murjani dan Abdul Hamid Pendidikan Kimia FKIP Universitas Lambung Mangkurat

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS PEMBUATAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Darmawati, Imam Mahadi dan Ria Syafitri Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

PADA KELAS X 3 SMA NEGERI 4 BARABAI TAHUN PELAJARAN

MENGOPTIMALKAN PEMAHAMAN KONSEP LARUTAN PENYANGGA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Improving Student Activity Learning Class XI IPA SMA Katolik Rajawali Through Inquiry Approach Based on PBI of Buffer Solution Topic

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES SISWA KELAS II B

ISSN Oleh. (I Dewa Made Warnita) Guru Mata Pelajaran Fisika SMA Negeri 1 Selemadeg

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :

(Mahasiswa Magister Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Tadulako) 2

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3 pp September 2013

Wirma Niasari *), Susda Heleni, Titi Solfitri **) Keyword : Cooperative Learning, Two Stay Two Stray, Learning Achievement

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A

Fefti Asnia, Jejem Mujamil, M. Hadeli, L (Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sriwijaya)

Penulis 1: Dwi Yanu Mardi S. Penulis 2: Sri Palupi, M.Pd

Affandi*) Kartini, Susda Heleni**) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DAN MIND MAPPING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBANTUAN MODUL DALAM MATERI LARUTAN PENYANGGA

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta ABSTRAK

THE APPLICATION OF ACTIVE LEARNING STRATEGY INSTANT ASSESSMENT

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PERTUKARAN KELOMPOK IMPROVING STUDENT S LEARNING OUTCOMES WITH EXCHANGE GROUPS METHODS

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

PENERAPAN PEMBELAJARAN TSTS DENGAN AKTIFITAS WINDOW SHOPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BANGUN RUANG SISI DATAR

Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 1 Februari 2017

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS II SDN SIDOTOPO WETAN I SURABAYA

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI METODE KERJA LABORATORIUM YANG DILENGKAPI LEMBARAN KERJA SISWA PADA KOMPETENSI DASAR KESETIMBANGAN KIMIA

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN

Abstrak. Kata Kunci : Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS), aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa.

Oleh. Ni Wayan Purni Lestari,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Ermei Hijjah Handayani*, Elva Yasmi Amran**, Rini***

Joyful Learning Journal

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KOMPETENSI MEMBERIKAN LAYANAN SECARA PRIMA KEPADA PELANGGAN DENGAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.3, No.2, Oktober 2012, hlm

Dosen Program Pendidikan Geografi PIPS, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK PGRI 2 SIDOARJO MELALUI PENDEKATAN OPEN ENDED

Economic Education Analysis Journal

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH DENGAN MEDIA FLANELGRAF DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

Fika Yunifa Efrianingrum, Triwahyudianto, Rofi ul Huda Universitas Kanjuruhan Malang

PENGGUNAAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PETA

PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING PADA HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA KELAS VII A SMPN 3 TANJUNG DALAM KONSEP EKOSISTEM

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

Tersedia online di EDUSAINS Website: EDUSAINS, 7 (2), 2015,

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 BOCOR

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI IMPLEMENTASI

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

HURIYAH Program Studi Magister Pendidikan IPS Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

Transkripsi:

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.1, No.1, April 2010, hlm. 41-49 41 MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY Maira Aprialisa dan Mahdian Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Unlam Abstract: The research on thermochemistry class using cooperative learning model types of two stay two stray method was conducted. This study aims to find out students 'improvement, affective skills, student s activities and responses on two stay two stray method. This research used classaction-research design with 2 cycles. Subjects were A class of eleventh grade students of 5 s Senior High School Banjarmasin. Totally, there were 34 students involved on this study. Data was collected by using achievement test, questionnaires, and observations. Subsequently, data were analyzed by using percentation technique. The result showed that by using two stay two stray method, student s achievments on thermochemistry improved by 17,98%. On average, student s outcomes increased from 65,33% on the first cycle to 83,31% on the second cycle. Affective assessment pointed out that the affective skills of students were in good category (85,54%). Students gave positive responds to the model by 89,12%. From the first to the second cycle, student s activities in the group improved. Key words: cooperative learning, two stay two stray method, thermochemistry. PENDAHULUAN Ilmu kimia adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan di SMA/MA. Pelajaran kimia banyak berisi konsep-konsep yang abstrak dan bersifat hafalan, perhitungan, sehingga memerlukan pemahaman yang baik pada konsep. Salah satunya adalah termokimia, materi yang sarat dengan konsep serta aplikasinya pada perhitungan. Termokimia adalah pokok bahasaan yang diajarkan pada kelas XI semester pertama di SMA/MA. Materi termokimia terdiri beberapa indikator yaitu, menjelaskan hukum atau asas kekekalan energi, membedakan sistem dan lingkungan, membedakan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm, menjelaskan macam-macam perubahan entalpi, menghitung ΔH reaksi dengan melakukan eksperimen sederhana, menghitung ΔH dengan menggunakan data entalpi pembentukan standar (ΔH o f), diagram siklus, diagram tingkat energi dan data energi ikatan. Hasil penelitian Mahpuzah (2000) menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi termokimia terutama mengenai cara penentuan ΔH reaksi dengan menggunakan hukum Hess dan data perubahan entalpi pembentukan standar (ΔH o f). Hasil penelitian serupa juga dikemukakan oleh Rovona (2001) yang menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan reaksi dan perhitungan ΔH reaksi berdasarkan hukum Hess masih kurang. Berdasarkan informasi guru mata pelajaran kimia SMA Negeri 5 Banjarmasin diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas XI SMA 5 Negeri Banjarmasin sangat kurang memuaskan terutama materi termokimia. Dari 36 siswa, hanya 21 siswa yang mendapat nilai melebihi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan pada mata pelajaran kimia yaitu 65, selebihnya yaitu 15 siswa diremidial. Nilai rata-rata siswa pada waktu ulangan harian 65,5, itu pun setelah diremedial. Hal ini sangat jauh dari yang diharapkan karena masih sama dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM). Untuk mengatasi masalah ini guru menerapkan beberapa metode pembelajaran seperti metode diskusi, kerja kelompok dan latihan. Menurut guru kimia kelas XI IPA SMAN 5 Banjarmasin, banyaknya siswa yang hasil belajarnya masih kurang atau dibawah standar ketuntusan untuk pokok bahasan termokimia disebabkan oleh perhitungan termokimia. Kurang teliti siswa pada soal perhitungan sehingga terjadinya salah memakai rumus dan untuk perhitungan ΔH ikatan siswa kurang bisa menguraikan reaksi ke dalam bentuk ikatan. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang menuntut perlunya aktivitas dan kreativitas guru dalam membentuk kompetensi pribadi peserta didik. Oleh karena itu

Aprialisa dan Mahdian, Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Termokimia... 42 pembelajaran harus sebanyak mungkin melibatkan perseta didik, agar mereka mampu bereksplorasi untuk membentuk kompetensi dengan menggali berbagai potensi, dan kebenaran secara ilmiah, untuk mengembangkan KTSP perlu membangun karakter guru, sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus dilatih menjadi fasilisator yang bertugas memberikan kemudahan belajar (facilitate of learning) kepada peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas dan berani mengungkapkan pendapat secara terbuka (Mulyasa, 2007). Salah satu bentuk model belajar yang dapat mendorong siswa untuk belajar aktif adalah model belajar kooperatif tipe two stay two stray atau dua tinggal dua tamu. Menurut Fatirul (2008) Tipe ini sangat mudah dilakukan dan bisa digunakan dalam semua mata pelajaran semua tingkatan usia anak didik. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah, dan saling bekerjasama baik sesama anggota kelompok maupun sesama kelompok lain. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Khairuyati (2008), dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi ajar Zat dan Wujudnya, hasil belajar siswa meningkat hingga mencapai indikator ketuntasan belajar. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan proporsi jawaban benar siswa yang mencapai pada uji awal (pretest) 62% dan pada uji akhir (postest) 77% meningkat sebesar 15 %. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian diatas dan dengan pertimbangan karena model ini belum pernah diterapkan di SMAN 5 maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Meningkatkan Pemahaman Ssiswa pada Materi Termokimia melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Two Stay Two Stray. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa, kemampuan afektif, respon dan aktivitas siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray. METODE PENELITIAN Setting Penelitian Penelitian tindakan ini dilaksanakan di kelas XI IPA A semester 1 SMA Negeri 5 Banjarmasin tahun pelajaran 2008/2009. Kelas XI IPA SMA Negeri 5 Banjarmasin ada 2 kelas yaitu XI IPA A dan kelas XI IPA B, yang dipilih sebagai kelas penelitian tindakan adalah kelas XI IPA A karena dari data rata-rata nilai ulangan harian lebih rendah dibandingkan rata-rata nilai ulangan harian kelas XI IPA B, yaitu kelas XI IPA A dengan rata-rata 50 dan kelas XI IPA B dengan rata-rata 62,96. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto, 2006). Penelitian tindakan kelas terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan (Planning), tindakan (Action), pengamatan (observing) dan refleksi (Reflection). Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, siklus I dilaksanakan dalam 2 kali tatap muka, sedangkan siklus II hanya dilaksanakan dalam satu kali tatap muka. Evaluasi dilakukan setelah siklus pertama selesai dan sekaligus merupakan diagnosis seberapa besar penguasaan materi termokimia yang telah dicapai oleh siswa dan konsep apa saja yang belum dikuasai oleh siswa. Pembelajaran siklus II hanya difokuskan pada materi yang belum dikuasai oleh siswa evaluasi siklus I. Faktor yang Diteliti Faktor-faktor yang ingin diteliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah : (1) Faktor hasil belajar yaitu dengan mengukur hasil belajar siswa melalui tes setelah melaksanakan pembalajaran kooperatif tipe two stay two stray.

persentase jawaban benar QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.1, No.1, April 2010, hlm. 41-49 43 (2) Faktor siswa yaitu pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa, respon dan afektif siswa saat pelaksanaan pembelajaran model kooperatif tipe two stay two stray. (3) Faktor Guru yaitu sejauh mana pengelolaan pembelajaran model kooperatif tipe two stay two stray dapat dilaksanakan dengan baik. Data dan Teknik Pengumpulan Data Sumber data penelitian tindakan kelas ini adalah guru mata pelajaran kimia kelas XI IPA, siswa kelas XI IPA A dan siswa kelas XI IPA B semester I tahun pelajaran 2008/2009 di SMA Negeri 5 Banjarmasin. Jenis data yang akan diperoleh adalah data kualitatif yang terdiri dari lembar observasi, angket respon siswa dan angket afektif siswa, sedangkan data kuantitatif yaitu tes hasil belajar siswa pada akhir siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes dan non tes. Teknik tes dilakukan dengan memberikan serangkaian soal kepada siswa dan instrumen soal yang digunakan berbentuk objektif. Teknik non tes dilakukan dengan melaksanakan observasi dan angket skala sikap untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi termokimia. Pengembangan Instrumen Penelitian Pengembangan instrumen tes meliputi validitas isi dan reliabilitas tes menggunakan rumus KR-20. validitas isi instrumen tes adalah 100 %, sedangkan nilai koefisien reliabilitas instrumen tes sebesar 0,7 (tergolong sedang). Teknik Analisis Data Data yang sudah terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik persentase kemudian data tersebut diinterpretasikan sesuai kriteria yang sudah ditentukan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil perbandingan keberhasilan kemampuan kognitif siswa dari siklus I dan siklus II berdasarkan indikator pembelajaran disajikan pada gambar 1. 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 1 2 3 Indikator Siklus I Siklus II Gambar 1. Perbandingan hasil evaluasi siklus I dan hasil evaluasi siklus II Keterangan : 1. = Penentuan H reaksi dengan menggunakan Hukum Hess

Aprialisa dan Mahdian, Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Termokimia... 44 2. = Penentuan H reaksi dengan menggunakan data entalpi pembentukan standar ( H fo ) 3. = Penentuan H reaksi dengan menggunakan data energi ikatan Data hasil evaluasi pada siklus II bahwa ada 79,41 % siswa yang sudah memenuhi kriteria keberhasilan tindakan, dan hanya 20,59 % siswa yang belum memenuhi kriteria keberhasilan tindakan. Berdasarkan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran siklus II berhasil secara optimal karena lebih dari 75 % siswa telah menguasai minimal 75 % dari materi termokimia yang diajarkan. Hasil pengamatan obaserver aktivitas siswa dalam kelompok pada pertemuan I dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Persentase aktivitas siswa dalam kelompok pertemuan 1 siklus I No. Aspek yang diamati Kriteria (%) 1 2 3 4 5 1. Kesiapan kelompok - - 75 25 2. Kesungguhan - - 25 62,5 12,5 3. Ketuntasan mengerjakan LKS - - 25 75 4. Melakukan kegiatan bertamu - - 12,5 75 12,5 kekelompok lain. 5. Melakukan kegiatan menerima - - 12,5 75 12,5 tamu dari kelompok lain. 6. Efektifitas pemanfaatan waktu - 12,5 62,5 25 - belajar 7. Partisipasi kelompok - 12,5 50 37,5 - Rata-rata - 3,57 37,5 53,57 5,36 Hasil pengamatan obaserver aktivitas siswa dalam kelompok pada pertemuan dua dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Persentase aktivitas siswa dalam kelompok pertemuan 2 siklus I No. Aspek yang diamati Kriteria (%) 1 2 3 4 5 1. Kesiapan kelompok - - - 87,5 12,5 2. Kesungguhan - - - 50 50 3. Ketuntasan mengerjakan LKS - - - 37,5 62,5 4. Melakukan kegiatan bertamu - - - 87,5 12,5 kekelompok lain. 5. Melakukan kegiatan menerima - - - 87,5 12,5 tamu dari kelompok lain 6. Efektifitas pemanfaatan waktu - 12,5 37,5 50 12,5 belajar 7. Partisipasi kelompok - - - 50 50 Rata-rata - 1,79 5,36 64,28 30,36 Persentase aktivitas siswa dalam kelompok secara keseluruhan pada pertemuan ketiga siklus II dapat dilihat pada Tabel 3.

Persentase jawaban siswa QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.1, No.1, April 2010, hlm. 41-49 45 Tabel 3. Persentase aktivitas siswa dalam kelompok pertemuan 3 siklus II No. Aspek yang diamati Kriteria (%) 1 2 3 4 5 1. Kesiapan kelompok - - - 50 50 2. Kesungguahan - - - 37,5 62,5 3. Ketuntasan mengerjakan LKS - - - 25 75 4. Melakukan kegiatan bertamu - - - 12,5 87,5 kekelompok lain 5. Melakukan kegiatan menerima - - - 25 75 tamu dari kelompok lain 6. Efektisitas pemanfaatan waktu - - 12,5 37,5 50 belajar 7. Partisipasi anggota kelompok - - - 37,5 62,5 Jumlah rata-rata (%) - - 1.78 32,14 66,07 Keterangan : 1 = Tidak baik 2 = Kurang baik 3 = Cukup baik 4 = Baik 5 = Sangat baik Berdasarkan perhitungan persentase siswa tiap aspeknya dapat dilihat pada Gambar 2. 80 70 60 50 40 30 20 10 0 1 2 3 4 5 Pernyataan Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Gambar 2. Penilaian Kemampuan Afektif Siswa Keterangan: 1 = Terhadap model TSTS 2 = Kegiatan pembelajaran 3 = Materi pelajaran 4 = Guru 5 = Media (1) Aspek terhadap model Two Stay Two Stray(TSTS) Hal-hal yang menjadi penilaian pada aspek ini adalah ketertarikan siswa untuk membahas materi dengan menggunakan model TSTS dan dengan menggunakan model TSTS memudahkan

Aprialisa dan Mahdian, Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Termokimia... 46 siswa mempelajari materi termokimia. Sebagian siswa yaitu 20,59% menyatakan sangat setuju, 69,12% menyatakan setuju, dan 10,29% menyatakan ragu-ragu. Pernyataan sangat setuju dan setuju menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tertarik terhadap model TSTS untuk membahas materi termokimia. (2) Aspek kegiatan pembelajaran Hal-hal yang dinilai pada aspek ini adalah siswa dapat mudah memahami konsep sistem termokimia dengan menggunakan model TSTS dibandingkan dengan model pembelajaran dengan ceramah, siswa akan lebih aktif memberikan tanggapan/pertanyaan dalam pembelajaran dengan menggunakan model TSTS dan dapat menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan materi termokimia. Siswa yang menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan ini sebesar 8,82 %, menyatakan setuju 73,53 %, menyatakan ragu-ragu 17,65 %. Dari hasil ini dapat terlihat bahwa sebagian besar siswa menyatakan setuju terhadap pernyataan yang ada, sehingga dapat dikatakan siswa sudah memahami, aktif dan dapat menyelesaikan soal termokimia terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model TSTS. (3) Aspek materi pelajaran Aspek yang dinilai adalah materi termokimia merupakan materi yang mudah dipahami siswa, dalam mempelajari materi termokimia tidak cukup hanya di sekolah, tetapi siswa perlu mempelajarinya di rumah dan siswa berusaha belajar kimia secara rutin meskipun tidak sedang menghadapi ulangan. Siswa yang menyatakan sangat setuju pada pernyataan ini adalah 25,49 %, 47,06 % menyatakan setuju, 20,59 % menyatakan ragu-ragu dan 6,86% menyatakan tidak setuju. Dari hasil ini terlihat bahwa sebagian besar siswa setuju terhadap aspek ini, adanya tidak setuju pada aspek ini terlihat pada aspek materi termokimia adalah materi yang mudah dipahami, sebanyak 20,58% siswa menyatakan tidak setuju, hal ini karena siswa merasa sulit memahami materi termokimia khususnya perhitungannya. (4) Aspek guru Aspek yang dinilai pada aspek guru ini adalah keterkaitan siswa dengan cara guru menyampaikan/memberikan appersepsi yang menarik, guru melaksanakan pembelajaran dari konsep mudah menuju konsep mudah menuju konsep lebih sukar, siswa merasa dihargai karena guru memberikan jawaban atas pertanyaan dan siswa merasa diberi kesempatan oleh guru untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Siswa yang menyatakan sangat setuju 19,12 %, yang menyatakan setuju 72,79 %, 7,35 % menyatakan ragu-ragu dan 0,74% menyatakan tidak setuju. Dari hasil ini terlihat bahwa siswa merasa senang terhadap cara guru dalam menyampaikan pelajaran. (5) Aspek Media Aspek yang dinilai pada aspek media adalah siswa senang guru menggunakan media LKS ketika membahas materi termokimia, siswa yakin dengan media LKS akan menambah motivasi belajar dan siswa yakin dengan media LKS materi termokimia menjadi jelas. Siswa yang menyatakan sangat setuju 33,33 %, yang menyatakan setuju 57,84 %, dan menyatakan ragu-ragu 8,82%. Dari hasil ini terlihat bahwa siswa merasa senang dan termotivasi terhadap cara guru dalam menyampaikan pelajaran. Berdasarkan perhitungan persentase respon siswa dapat dilihat pada diagram lingkaran pada Gambar 3.

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.1, No.1, April 2010, hlm. 41-49 47 2 69% 1 20% 3 11% 1 2 3 Gambar 3. Respon siswa terhadap model Two Stay Two Stray pada pembelajaran termokimia Keterangan : 1 = sangat setuju 2 = setuju 3 = ragu-ragu Gambar 3 menunjukkan 20% siswa menyatakan sangat setuju, 69% siswa setuju dan 11% siswa menyatakan ragu-ragu. Sebanyak 89,12% siswa memberikan respon positif terhadap terhadap pembelajaran pada materi termokimia dengan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS. Berarti model ini cocok atau dapat diterapkan dengan baik pada pembelajaran kimia tentang termokimia. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan : (1)Pembelajaran termokimia dengan menggunakan model kooperatif tipe two stay two stray dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 17,98%. Rata-rata keberhasilan belajar siswa meningkat dari 65,33 % pada siklus I dan menjadi 83,31 % pada siklus II. (2) Penilaian aspek afektif terhadap penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi termokimia sebesar 85,54% dalam kategori baik. Siswa kelas XI SMA Negeri 5 Banjarmasin memberikan respon positif sebesar 89,12 % terhadap pembelajaran model kooperatif tipe two stay two stray pada materi termokimia. (3) Aktivitas siswa dalam kelompok untuk kriteria sangat baik mengalami peningkatan dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua sebesar 25% dan pertemuan dua ke pertemuan tiga sebesar 35,71%. Saran Adapun saran-saran yang dapat penulis kemukakan sehubungan dengan hasil penelitian yang diperoleh adalah : (1) Perlu adanya pengaturan waktu yang baik dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray. (2) Perlu adanya tindak lanjut untuk mengadakan penelitian yang sejenis dengan konsep yang lain sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Arikunto,S. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara, Jakarta Fatirul, A.N. 2008. Cooperative Learning. http:// trimanjuniarso. Files. Wordpress.com/2008/02/ Cooperative learning/. (tanggal akses 28 Juli 2008) Kamilah, M. 2007. Metode Cooperative Learning Tipe Two Stay - Two Stray Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Persebaran Sumber Daya Alam Di Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 24 Bandung (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas XI IPS 2). http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-0409108-110808/. (Tanggal akses 18 Mei 2008)

Aprialisa dan Mahdian, Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Termokimia... 48 Khairuyati, 2008. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII MTs Izharil Ulum dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray pada Materi Ajar Zat dan Wujudnya. Skripsi, Program S-1, Unlam, Banjarmasin. (tidak dipublikasikan). Mahpuzah, S. 2000. Memahami Konsep Termokimia Tahun Ajaran 1999/2000. Skripsi, Program S-1, UNLAM, Banjarmasin. (Tidak dipublikasikan) Mulyasa. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Ratumanan, T. G & T. Laurens. 2003. Evaluasi Hasil Belajar yang Relevan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Unesa University Press, Surabaya. Rovana, S. 2001. Kemampuan Menyelesaikan Reaksi dan Perhitungan Entalpi Reaksi Berdasarkan Hukum Hess Pokok Bahasan Termokimia Siswa Kelas II Cawu I SMUN 7 Banjarmasin Tahun 2000/2001. Skripsi, Program S-1, UNLAM, Banjarmasin. (Tidak dipublikasikan)