BAB I PENDAHULUAN. Pengungkapan CSR merupakan gagasan yang tidak lagi membuat perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II. Rerangka Teori dan Hipotesis. Perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri

BAB I PENDAHULUAN. relevan dalam pengambilan keputusan di bursa saham. pemicu berkembangnya manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan.

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI dan UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan bisnis perusahaan. CSR merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban sosial

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (Kieso et al, 2011). Menurut Healy dan Wahlen (1999), laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. penanaman modal, sebagai sarana untuk mematuhi peraturan pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. 2014). Laporan keuangan penting bagi seorang investor karena dapat dengan

RINGKASAN MATERI KULIAH EARNING MANAGEMENT

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, dasar akrual dipilih karena lebih rasional dan adil dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Kegiatan eksplorasi, eksploitasi sumber

BAB I PENDAHULUAN. Industri merupakan sektor penting dalam meningkatkan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan

PENGUJI MANIPULASI LABA REAL PADA PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA)

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya dunia ekonomi ditandai dengan banyaknya alternatif perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dikeluarkan untuk membiayai sumber pendanaan (source

BAB I PENDAHULUAN. modalnya. Namun adanya praktik manajemen laba pada laporan keuangan. emiten dapat menurunkan kembali kepercayaan investor.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan keuangan tersebut

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan adalah suatu industri yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan serius yang dihadapi praktisi, akademisi akuntansi dan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, dan sistematika penulisan tesis. Standar Akuntansi Keuangan Nomor 1 Paragraf 05 adalah memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan pada perusahaan mengenai praktik earnings management yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori ini pertama kali dicetuskan oleh Jensen dan Meckling (1976) yang

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas audit yang baik ditandai dengan adanya pelatihan serta keahlian industri

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nilai perusahaan merupakan salah satu tolak ukur bagi investor dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan zaman terus menuntut perusahaan untuk selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) diperlukan untuk memastikan

BAB I PENDAHULUAN. Pihak - pihak yang terlibat dalam suatu perusahaan (principal dan. menyebabkan munculnya hubungan agensi antara principal (pemegang

BAB I PENDAHULUAN. membandingkan dengan perusahaan lain sehingga dapat menilai apakah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang

BAB I PENDAHULUAN. pengungkapan yang sifatnya wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai pemilik (investor) serta sebagai pimpinan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. antara pihak agent dengan pihak principal. Jensen dan Meckling (1976)

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan sarana dalam mengkomunikasikan informasi

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh berbagai pihak yang berkepentingan atas suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan menyajikan informasi mengenai kinerja perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akuntansi berbasis akrual merupakan international best practice (praktik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dengan baik khususnya di era globalisasi ini. Peluang yang dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan antara manajer atau agen dan pemilik atau prinsipal (agency theory), UKDW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. mengemuka di dunia bisnis atau perusahaan. Corporate social responsiblity

BAB I PENDAHULUAN. Manajer yang bertanggung jawab atas pengelolaan perusahaan harus lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. kinerja atau pertanggung jawaban manajemen perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan (disclosure) informasi seperti

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawabannya kepada pihak penyedia dana. Dana dibutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perusahaan dihadapkan dalam persoalan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesejahteraan bersama yang berkelanjutan (sustainable. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menghendaki

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan bentuk dari pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manajemen (Schipper dan Vincent, 2003). Menurut Standar Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. modalnya kepada perusahaan tersebut (Haruman, 2008). informasi tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bisnis terutama yang bergerak di bidang pemanfaatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus

BAB I PENDAHULUAN. jawab sosial yang umum bagi investor, pelanggan, dan pihak stakeholder

BABI PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan produk dari akuntansi yang menyajikan

BAB I PENDAHULUAN. selama satu tahun, dan dapat menjelaskan masa depan perusahaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bersangkutan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar. perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. manajer (agent) dengan pemilik perusahaan (principal) ( Jensen dan Meckling,

BAB I PENDAHULUAN. alternatif sumber dana bagi perusahaan tersebut. Melaksanakan kegiatan investasi tersebut, para investor perlu mengambil keputusan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan suatu media penghubung dan penyalur

BAB I PENDAHULUAN. Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui. informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat yang digunakan oleh manajemen untuk melakukan

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya

BAB 1 PENDAHULUAN. mengevaluasi kinerja manajemen. Di dalam laporan keuangan yang biasanya

BAB I PENDAHULUAN. utama yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pemisahan pengelolaan perusahaan. Pemilik (principal) melimpahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency

BAB II LANDASAN TEORI. Teori pensinyalan (signaling theory) mengasumsikan bahwa terdapat asimetri

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. manajer dalam memilih kebijakan akuntansi yang mempengaruhi laba untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam akuntansi (Sterling, 1970), seperti membatasi perilaku oportunistik manajer

BAB I PENDAHULUAN. berkompetisi untuk memperoleh laba yang maksimal demi memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan dana yang besar dalam menjalankan. aktivitasnya, baik dalam segi mengembangkan pangsa pasar dan bagi

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya membuat dunia usaha dijalankan secara profesional justru menjadi

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan kinerja keuangan perusahaan adalah tujuan yang seharusnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perusahaan umumnya memiliki tujuan untuk memaksimalkan kemakmuran

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan informasi perusahaannya. Peran perusahaan tidak. hubungan yang harmonis dengan masyarakat sosial.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut The World Business Council for Sustainable Development

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang berkembang saat ini dapat memberikan peluang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengungkapan CSR merupakan gagasan yang tidak lagi membuat perusahaan berpijak pada nilai perusahaan yang direfleksikan pada kondisi finansial dan bertanggung jawab hanya pada shareholder. Namun perusahaan memiliki tanggung jawab pada pihak-pihak yang lain yang berkepentingan (stakeholder). Oleh karena itu, perusahaan berkewajiban menunjukkan tanggung jawab perusahaan pada aspek sosial, lingkungan, dan ekonomi. Ada beberapa alasan mengapa korporasi mengembangkan tanggung jawab sosial beriringan dengan kegiatan operasi usahanya. Perusahaan adalah bagian dari masyarakat dan memiliki hubungan simbiosis mutualisme, sehingga menjadi wajar bila perusahaan memperhatikan kepentingan masyarakat. Alasan lain yakni kegiatan tanggung jawab sosial merupakan salah satu cara untuk meredam atau bahkan menghindari konflik sosial (Anggraini, 2006). Kegiatan CSR menjadi kegiatan mandatory dengan dikeluarkannya UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang mewajibkan perseroan melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Pelaksanaan kegiatan CSR juga diatur dalam PP Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2012 pasal 6 ayat 1.

Perseroan yang tidak melakukan kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungan 2 ini akan dikenai sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Namun, pengungkapan pertanggung jawaban sosial di Indonesia masih bersifat voluntary disclosure karena belum ada standar pasti dalam pengaturan pengungkapan pertanggungjawaban sosial. Pengungkapan CSR mencerminkan akuntabilitas perusahaan atas pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan, namun tidak setiap perusahaan mampu melakukan kegiatan CSR sesuai dengan konsep dasar CSR. Menurut CSR Indonesia pengungkapan CSR di Indonesia masih bersifat pengiklanan diri dengan tujuan membangun reputasi. Menurut Terzaghi (2012) adanya penghargaan-penghargaan yang berkaitan dengan CSR dapat meningkatkan pengungkapan CSR perusahaan. Djumainah (2011) mengungkapkan bahwa pengungkapan CSR dilakukan karena menginginkan citra positif yang cenderung mengungkapkan informasi positif mengenai perusahaannya, hal ini memungkinkan laporan tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Chih (2008) menyatakan aktivitas CSR dapat digunakan manajer untuk menghadapi konflik kepentingan untuk memaksimalkan tujuan pemegang saham dan pemangku kepentingan yang memiliki kepentingan yang berbeda. Salah satu motivasi manipulasi laba yakni motivasi bonus, oleh karena itu menajemen tidak dapat dievaluasi dan memungkinkan manajemen menggunakan sumber daya perusahaan untuk kepentingan sendiri dan tidak mematuhi pengklaiman keuangan dan masyarakat pada umumnya.

Penelitian ini menguji dampak manipulasi laba akrual dan real pada 3 pengungkapan CSR karena kegiatan CSR digunakan sebagai tameng oleh manajer perusahaan untuk menggalang dukungan dari para pemangku kepentingan. Prior et al. (2007) menyatakan bahwa manajer yang memanipulasi laba (earnings management) menggunakan pengungkapan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) sebagai salah satu strateginya untuk menjaga hubungan dengan para stakeholder. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Cespa dan Cestone, (2007) manajer menggunakan suatu strategi pertahanan diri (entrenchment strategy) untuk mengatasi ketidakpuasan stakeholder dengan kebijakan perusahaan tentang penerapan CSR. Penelitian Arifin et al. (2012) menunjukkan bahwa manajer yang melakukan praktik manajemen laba memiliki dua alasan dalam memuaskan kepentingan stakeholder. Pertama, manajer mengantisipasi atas tindakan manipulasi laba dapat merugikan posisi mereka di perusahaan. Cara terbaik untuk mengantisipasinya adalah dengan memberikan kepuasan terhadap kepentingan stakeholder. Alasan kedua yaitu strategi pertahanan diri, manajer cenderung berkonspirasi dengan stakeholder yang lain sebagai strategi pelindung dalam praktik manajemen laba. Menurut Watts dan Zimmerman (1978) ada beberapa faktor yang melatarbelakangi manipulasi laba yakni bonus plan hypothesis, debt covenant hypothesis, dan political cost hypothesis. Political costs hypothesis berpendapat bahwa semakin banyak perusahaan yang tunduk pada transfer potensi kekayaan dalam proses politik, pengelolaannya semakin cenderung mengadopsi kebijakan akuntansi yang mengurangi transfer tersebut. Pengawasan politik dan tekanan

publik dapat memotivasi perusahaan untuk mengungkapkan pelaporan 4 pertanggungjawaban sosial (Setiorini dan Ishak, 2012). Praktik CSR berpotensi dapat dihubungkan dalam pemenuhan kepentingan manajer sendiri. Seorang manajer mungkin terlibat dalam aktivitas CSR untuk menutupi dampak dari pelanggaran perusahaan (Hemmingway dan Maclagen, 2004). Ketika manajer terlibat dalam praktik CSR berdasarkan insentif opportusitik, maka mereka cenderung menyesatkan pemangku kepentingan mengenai nilai perusahaan dan kinerja keuangan (Kim et al., 2012). Dengan fokus pada latar belakang opportunistik ini, maka kita akan menguji apakah manipulasi laba dapat mendorong pengungkapan pertanggungjawaban sosial. Beberapa peneliti sebelumnya Chih et al. (2008), Prior et al. (2008), Gargauri et al. (2010), Handajani et al.(2010), Mohammad et al. (2011), dan Arifin et al. (2012) mengungkap bahwa manipulasi laba berpengaruh positif dengan pengungkapan CSR. Namun, hal ini menimbulkan pertanyaan karena pada penelitian lain Yip et al., 2011; Hong dan Andersen 2011; Scholtens dan Kang, 2013; Kim et al., 2012; Pyo dan Lee, 2013 menyatakan bahwa perusahaan yang melakukan kegiatan CSR cenderung tidak memanipulasi laba. Yip et al. (2011) menyatakan bahwa perusahaan harus bertanggung jawab secara etis, menampilkan integritas dengan bersikap jujur, dan philantrophy. Pada sudut pandang etika, perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial dan mengungkapkan CSR cenderung memiliki kualitas laba yang baik. Yip et al. (2011) menguji pengungkapan CSR dan manipulasi laba dengan pertimbangan etika dan pertimbangan politis. Hasil menunjukkan pertimbangan politis

memberikan pengaruh lebih besar antara manipulasi laba dan pengungkapan CSR dibandingkan dengan kebijakan etika. 5 Pyo dan Lee (2013) memberikan bukti empiris bahwa perusahaan yang melakukan aktivitas CSR cenderung melaporkan laba lebih berkualitas. Dengan menggunakan biaya donasi dan pengungkapan sukarela CSR sebagai proksi CSR, hasil menunjukkan adanya hubungan negatif biaya donasi dan DA. Hubungan ini menjadi lebih kuat atau lebih ditunjukkan ketika perusahaan mengungkapkan CSR secara sukarela. Penelitian Kim et al. (2012) menunjukkan bahwa etika dapat mendorong manajer untuk menghasilkan laporan keuangan dengan kualitas yang tinggi. Perusahaan yang mengungkapkan tanggung jawab sosial cenderung berperilaku mengurangi manipulasi laba. Penelitian lain yakni Rahmawati (2011), dan Terzaghi (2012) menunjukkan bahwa manipulasi laba tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR, sehingga penelitian ini menjadi menarik karena banyak aspek yang dapat diteliti lebih luas mengingat kondisi perusahaan, sifat pengungkapan CSR, dan regulasi di Indonesia. Beberapa penelitian pada dekade terakhir menunjukkan manajer lebih banyak berdasar pada transaksi real perusahaan dibandingkan dengan transaksi akrual (Roychowdhury 2006 dan Subekti et al. 2010). Manipulasi laba real yakni campur tangan manager dalam proses pelaporan keuangan tidak hanya melalui metodemetode atau estimasi-estimasi akuntansi saja tetapi juga dapat dilakukan melalui keputusan-keputusan yang berhubungan dengan kegiatan operasional (Roychowdhury: 2006). Transaksi operasional memiliki pengaruh yang besar

dalam kelangsungan hidup perusahaan. Penelitian ini ingin mengungkap 6 manipulasi laba tidak hanya pada transaksi akrual, namun juga manipulasi laba berdasar pada aktivitas operasional perusahaan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah manipulasi laba akrual mendorong manajer untuk melakukan pengungkapan CSR? 2. Apakah manipulasi laba real mendorong manajer untuk melakukan pengungkapan CSR? 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah menyediakan bukti empiris bahwa: 1. Manipulasi laba akrual mempengaruhi pengungkapan CSR. 2. Manipulasi laba real mempengaruhi pengungkapan CSR. 1.3.2 Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

7 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan pengembangan ilmu pengetahuan mengenai teknik manajemen laba melalui manipulasi akrual dan real, dan dampaknya terhadap pengungkapan CSR. 2. Manfaat praktis a. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti yang menunjukkan bahwa kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan terkadang termotivasi karena adanya manipulasi laba, sehingga dapat memberi pertimbangan kepada investor agar lebih berhati-hati dalam menilai perusahaan yang melaporkan CSR. b. Bagi manajer, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai teknik manajemen laba melalui manipulasi laba akrual dan real. c. Bagi regulator, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sinyal peringatan bagi pembuat kebijakan bahwa kewajiban pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan juga perlu diikuti dengan pengawasan yang dilakukan oleh pembuat kebijakan, untuk menghindari perilaku oportunistik dari pihak manajemen, agar perusahaan dapat lebih memiliki tanggung jawab terhadap kegiatan CSR.