PENGARUH VARIASI PANJANG LAPISAN DAN JARAK VERTIKAL ANTAR GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA PEMODELAN LERENG PASIR KEPADATAN 74%

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA Pola Keruntuhan Akibat Pondasi Dangkal di Tanah Datar

PENGARUH VARIASI PANJANG LEMBARAN GEOTEKSTIL DAN TEBAL LIPATAN GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI PADA PEMODELAN FISIK LERENG PASIR KEPADATAN 74%

PENGARUH VARIASI JUMLAH LAPIS DAN JARAK ANTARLAPIS VERTIKAL GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI PADA PEMODELAN LERENG PASIR KEPADATAN 74%

PENGARUH LEBAR PONDASI DAN JUMLAH LAPIS GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA PEMODELAN FISIK LERENG PASIR DENGAN SUDUT 56 O

PENGARUH LEBAR PONDASI DAN JUMLAH LAPIS GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA PEMODELAN FISIK LERENG PASIR DENGAN SUDUT 46

PENGARUH KEMIRINGAN LERENG DAN JUMLAH LAPIS GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI PADA PEMODELAN FISIK LERENG PASIR

PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN DAN JARAK PONDASI MENERUS DARI TEPI LERENG PADA PEMODELAN FISIK LERENG PASIR DENGAN PERKUATAN GEOGRID MAKALAH JURNAL

PENGARUH LEBAR DAN JARAK PONDASI KE TEPI LERENG TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA PEMODELAN FISIK LERENG PASIR DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL

PENGARUH PANJANG DAN JUMLAH LAPISAN GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI PADA PEMODELAN LERENG PASIR KEPADATAN 74%

PENGARUH KEMIRINGAN LERENG DAN LEBAR PONDASI DENGAN RASIO d/b = 1 TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI PADA PEMODELAN FISIK LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL

MAKALAH JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Disusun oleh : ANDRI ARI SETIAWAN

AMRU KHIKMI IGAM NIM.

PENGARUH JARAK PONDASI DARI TEPI LERENG DAN PANJANG GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA PEMODELAN LERENG PASIR

PENGARUH LEBAR PONDASI DAN JUMLAH LAPISAN GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI PADA PEMODELAN FISIK LERENG PASIR DENGAN KEMIRINGAN 51

PENGARUH LEBAR DAN JUMLAH LAPISAN GEOTEKSTIL DENGAN JARAK PONDASI DARI TEPI LERENG 6 CM TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA PEMODELAN LERENG

AULIYAH RIZKY SUHASMORO

PENGARUH LEBAR PONDASI DAN PERKUATAN GEOGRID TERHADAP DAYA DUKUNG LERENG TANAH PASIR KEMIRINGAN 51 0 MAKALAH JURNAL

Jl. MT. Haryono No. 167 Malang, 65145, Jawa Timur. Universitas Brawijaya Korespondensi : ABSTRAK

PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN DAN JUMLAH LAPISAN PERKUATAN GEOGRID TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA PEMODELAN FISIK LERENG TANAH PASIR

NASKAH TERPUBLIKASI TEKNIK SIPIL

Keywords: bearing capacity, sand slope, geogridreinforcement, slope angles, footing width.

Ditha Permata, As ad Munawir, Yulvi Zaika. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Jalan MT. Haryono 167, Jawa Timur, Indonesia

PENGARUH LEBAR PONDASI DAN SUDUT KEMIRINGAN LERENG TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH PADA PEMODELAN FISIK LERENG PASIR RC 85% DENGAN PERKUATAN GEOGRID

PENGARUH PERKUATAN PILE TERHADAP DAYA DUKUNG PADA PEMODELAN FISIK LERENG TANAH PASIR

PENGARUH LEBAR PONDASI DAN KEMIRINGAN LERENG TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH PASIR PADA PEMODELAN FISIK

PENGARUH LEBAR DAN JARAK PONDASI KE TEPI LERENG TERHADAP PEMODELAN FISIK LERENG TANAH PASIR DENGAN PERKUATAN GEOGRID PADA SUDUT KEMIRINGAN 46

ABSTRAK. Kata kunci : Daya dukung, pondasi menerus, geotekstil, anyaman bambu, pasir, BCI

PENGARUH LEBAR PONDASI DAN JARAK LAPIS GEOGRID TERATAS DENGAN RASIO d/b = 1 DAN n = 3 TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH PASIR PADA PONDASI MENERUS

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Pesyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Disusun Oleh: Lestari

PENGARUH LEBAR PONDASI DAN JUMLAH LAPIS PERKUATAN GEOGRID TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA PEMODELAN LERENG PASIR DENGAN KEMIRINGAN 46 O

NASKAH TERPUBLIKASI TEKNIK SIPIL

PENGARUH JARAK LAPIS GEOGRID TERATAS DAN RASIO D/B TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH PASIR PADA PONDASI MENERUS DENGAN PERKUATAN GEOGRID TIPE BIAKSIAL

Ach. Lailatul Qomar, As ad Munawir, Yulvi Zaika ABSTRAK Pendahuluan

PENGARUH GEOTEKSTIL PADA KUAT DUKUNG PONDASI TELAPAK DI ATAS TANAH GAMBUT

PENGARUH JUMLAH LAPIS GEOGRID DAN KEDALAMAN DENGAN LEBAR B = 10 CM TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH PASIR PADA PONDASI MENERUS DENGAN KEPADATAN RC 70%

PENGARUH LEBAR PONDASI DAN JARAK LAPIS GEOGRID KE PONDASI TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH PASIR PADA PONDASI MENERUS

PENINGKATAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG DENGAN PENAMBAHAN SIRIP ULIR MENGGUNAKAN PENDEKATAN RUMUS EMPIRIS DAN MODEL TEST

FADEL MUHAMMAD H. NIM.

PENDAHULUAN TUJUAN TINJAUAN PUSTAKA Geogrid sebagai Material Perkuatan pada Tanah Gambar 1. Gambar 1. Gambar

terhadap variasi lebar pondasi dan jumlah lapis perkuatan geogrid. PENDAHULUAN

Galuh Ajeng Listyaningrum, As ad Munawir, Yulvi Zaika

PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN DAN JUMLAH LAPISAN PERKUATAN GEOGRID PADA LERENG PASIR RC 85% TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH DENGAN PONDASI MENERUS

DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA PEMODELAN LERENG YANG DIPERKUAT TIANG BAMBU KOMPOSIT

UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK MALANG

PENGARUH VARIASI JUMLAH DAN JARAK ANTAR LAPIS GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI MENERUS PADA TANAH PASIR POORLY GRADED

NASKAH TERPUBLIKASI TEKNIK SIPIL. Ditujukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik DANU PURWOWASKITO NIM.

PENGARUH LEBAR PONDASI DAN JUMLAH LAPISAN GEOGRID TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI PADA PEMODELAN FISIK LERENG TANAH PASIR PADA SUDUT KEMIRINGAN LERENG 56

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMERIKSAAN KEKUATAN TANAH DENGAN PERKUATAN ANYAMAN KAWAT (STUDI KASUS : KAWASAN TINOOR)

PENGARUH PENGGUNAAN CERUCUK DAN ANYAMAN BAMBU PADA DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG LUNAK

ABSTRAK. JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 4, No ISSN

PERENCANAAN STABILITAS LERENG DENGAN SHEET PILE DAN PERKUATAN GEOGRID MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA. Erin Sebayang 1 dan Rudi Iskandar 2

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS TINGGI MUKA AIR PADA PERKUATAN TANAH DAS NIMANGA

ANALISIS TIMBUNAN PELEBARAN JALAN SIMPANG SERAPAT KM-17 LINGKAR UTARA ABSTRAK

PENGARUH BEBAN DINAMIS DAN KADAR AIR TANAH TERHADAP STABILITAS LERENG PADA TANAH LEMPUNG BERPASIR

ABSTRAK. Kata Kunci : Pasir, Pondasi menerus, Geogrid, Lebar pondasi, Jumlah lapisan geogrid ABSTRACT

Pengaruh Ukuran dan Kedalaman Geotekstil Teranyam Tipe HRX 200 terhadap Daya Dukung Ultimit dan Penurunan Tanah Lempung Lunak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN. tanah yang buruk. Tanah dengan karakteristik tersebut seringkali memiliki permasalahan

PENGARUH KEDALAMAN GEOTEKSTIL TERHADAP KAPASITAS DUKUNG MODEL PONDASI TELAPAK BUJURSANGKAR DI ATAS TANAH PASIR DENGAN KEPADATAN RELATIF (Dr) = ± 23%

ANALISIS DAYA DUKUNG TANAH FONDASI DANGKAL BERDASARKAN DATA LABORATORIUM

PENGARUH REMBESAN DAN KEMIRINGAN LERENG TERHADAP KERUNTUHAN LERENG

KONTRIBUSI DAYA DUKUNG FRIKSI DAN DAYA DUKUNG LACI PADA PONDASI TIANG TONGKAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan tuntutan pembangunan infrastruktur pada masa ini sangat

STUDI PENURUNAN PONDASI TELAPAK DIPERKUAT KOLOM KAPUR DI ATAS PASIR

NASKAH TERPUBLIKASI TEKNIK SIPIL. Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik RICO ANGGRIAWAN NIM.

PENGARUH JENIS TANAH TERHADAP KESTABILAN DINDING MSE DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL DI DAERAH REKLAMASI MALALAYANG

DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA TANAH LEMPUNG BERLAPIS MENGGUNAKAN METODE "MEYERHOF DAN HANNA" DAN METODE ELEMENT HINGGA (PLAXIS)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

INFO TEKNIK Volume 15 No. 2 Desember 2014 ( )

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

ALTERNATIF PERKUATAN TANAH PASIR MENGGUNAKAN LAPIS ANYAMAN BAMBU DENGAN VARIASI JARAK DAN JUMLAH LAPIS

D3 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN BAB II DASAR TEORI

Pengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

BAB III LANDASAN TEORI

TAHANAN CABUT TULANGAN BAJAPADA TANAH BERPASIR

DAYA DUKUNG ULTIMIT PONDASI DANGKAL DI ATAS TANAH PASIR YANG DIPERKUAT GEOGRID

PENGARUH BENTUK DASAR MODEL PONDASI DANGKAL TERHADAP KAPASITAS DUKUNGNYA PADA TANAH PASIR DENGAN DERAJAT KEPADATAN TERTENTU (STUDI LABORATORIUM)

AJI GIGIH NUR FADLI NIM.

STUDI STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH KANTILEVER PADA RUAS JALAN SILAING PADANG - BUKITTINGGI KM ABSTRAK

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Fondasi Rakit dan Tiang Rakit pada Timbunan di Atas Tanah Lunak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. paling bawah dari suatu konstruksi yang kuat dan stabil (solid).

Pengaruh Variasi Jarak Celah Pada Dinding Pasangan Beton Bertulang Penahan Tanah Terhadap Deformasi Lateral dan Sedimen yang Lolos Celah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanah lempung adalah tanah yang memiliki partikel-partikel mineral tertentu

MEKANISME KERUNTUHAN LERENG TEGAK DAN TEKNIK PERKUATANNYA DENGAN GEOTEKSTIL

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di daerah kota yang padat dan sekaligus daerah dimana

PENGARUH PERKUATAN KOLOM PASIR TERHADAP PENURUNAN PONDASI TELAPAK

DESAIN PERKUATAN TANAH PADA LERENG RUAS JALAN MANADO-TOMOHON STA7-250

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS DAN EKSPERIMEN PELAT BETON BERTULANG BAMBU LAPIS STYROFOAM

PENGARUH JARAK LAPIS TERATAS DAN JUMLAH LAPISAN GEOGRID TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH PASIR DENGAN PONDASI MENERUS NASKAH TERPUBLIKASI TEKNIK SIPIL

BAB 4 PEMBAHASAN. memiliki tampilan input seperti pada gambar 4.1 berikut.

PENGARUH MUKA AIR TANAH TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH YANG DIPERKUAT DENGAN GEOTEXTILE

PENGARUH TEKANAN AIR PORI TANAH TERHADAP PERKUATAN TEMBOK PENAHAN DAN GEOTEXTILE

EKSPERIMEN DAN ANALISIS BEBAN LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU RAJUTAN

Transkripsi:

PENGARUH VARIASI PANJANG LAPISAN DAN JARAK VERTIKAL ANTAR GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA PEMODELAN LERENG PASIR KEPADATAN 74% Yosephine Diajeng Janur Prasasti, As ad Munawir, Suroso Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia E-mail: yosephinediajeng@gmail.com ABSTRAK Dewasa ini, dengan tuntutan pembangunan yang semakin bertambah dan harus terus berjalan seiring dengan perkembangan jaman, menyebabkan penggunaan tanah yang kurang baik pun mulai dilakukan. Salah satunya adalah penggunaan lahan lereng yang digunakan untuk bangunan tempat tinggal penduduk. Oleh karena itu, perlu diadakan suatu inovasi secara signifikan dalam suatu teknologi konstruksi terutama yang dapat meningkatkan daya dukung tanah secara signifikan. Salah satunya adalah dengan diadakan perkuatan tanah (reinforced soil dengan menggunakan perkuatan geosintetik dengan salah satu jenisnya, yaitu geotekstil. Pada penelitian ini dipakai model test dengan ukuran panjang 1,50 m, lebar 1,0 m dan tinggi 1,0 m. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui lokasi pemasangan geotekstil yang maksimum pada saat jarak pondasi ke tepi lereng 12 cm dengan jumlah geotekstil 3 buah, dimana panjang lapisan geotekstil dipasang dengan tiga variasi berbeda dan dengan melakukan variasi jarak vertikal antarlapis geotekstil dengan tiga variasi berbeda pula. Hasil dari penambahan perkuatan geotekstil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa model lereng mengalami peningkatan daya dukung secara signifikan. Dimana lokasi terbaik perkuatan geotekstil adalah pada pemasangan panjang dengan rasio L/H 0,59 dan Sv/H 0,15. Berdasarkan pengujian ini dapat disimpulkan bahwa semakin rapat jarak antar geotekstil, maka penambahan daya dukung semakin PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu cabang ilmu yang dibutuhkan dalam bidang konstruksi terutama dalam perkuatan tanah adalah mekanika tanah. Dewasa ini, dengan tuntutan pembangunan yang semakin bertambah dan harus terus berjalan seiring dengan perkembangan jaman, menyebabkan penggunaan tanah yang kurang baik pun mulai dilakukan. Salah satunya adalah penggunaan lahan lereng yang digunakan untuk bangunan tempat tinggal penduduk. Lereng merupakan suatu permukaan tanah yang miring dengan sudut tertentu terhadap bidang horizontal (sudut inklinasi). Lereng dapat terjadi secara alamiah maupun buatan. Lereng alamiah biasanya dapat dijumpai pada perbukitan atau pegunungan yang terbentuk dari peristiwa-peristiwa alam. Sedangkan lereng buatan biasanya terjadi karena adanya kegiatan manusia seperti pembuatan timbunan atau galian tanah untuk jalan, bendungan, tanggul sungai, tanggul penahan air tebing kanal dan sebagainya. Lereng alamiah sering mengalami kelongsoran apabila terjadi perubahan derajat kejenuhan akibat hujan deras secara terus menerus atau adanya getaran-getaran yang cukup besar seperti gempa. Oleh karena itu, perlu diadakan suatu inovasi secara signifikan dalam suatu teknologi konstruksi terutama yang dapat meningkatkan daya dukung tanah secara signifikan. Salah satunya adalah dengan diadakan perkuatan tanah (reinforced soil). Seperti yang diketahui bahwa tanah kuat terhadap tekan dan lemah terhadap tarik sehingga salah satu metode perkuatan lereng adalah mechanically stabilized earth (MSE) yaitu memberikan perkuatan tambahan pada tanah agar mempunyai kuat tarik. Bahan-bahan perkuatan dapat terbuat dari metal atau geosintetik (geogrid, geotekstil dan lain-lain). Penggunaaan geosintetik dalam perkuatan tanah merupakan suatu inovasi teknologi yang ditemukan dan telah banyak dipergunakan pada beberapa tahun belakangan ini. Salah satu jenis geosintetik yang sering digunakan adalah geotekstil yang bahannya mirip sejumlah anyaman dari bahan sintetis yang dalam

pembuatannya ditenun atau dirajut dan dipakai sebagai lapisan untuk memperkuat massa tanah atau dalam bentuk lembaran plastik, baik itu permeable atau tidak permeable. Geotekstil ini merupakan salah satu jenis geosintetik yang berfungsi sebagai perkuatan dan sebagai stabilisasi serta ada juga yang berfungsi sebagai drainase. Penggunaan geotekstil ini telah mencakup berbagai konstruksi mulai dari perkuatan timbunan tanah, perkuatan lereng, perkuatan tanah gambut, dan lain sebagainya. Banyak peneliti di bidang geoteknik yang telah meneliti manfaat pemasangan geotekstil dalam meningkatkan daya dukung. Diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh A.N. Sommers dan B.V.S. Viswanadham (2009) dan Sabermahani et al (2009), dalam penelitiannya tersebut, mereka menyimpulkan bahwa pemasangan geosintetik jika panjang perkuatannya lebih panjang dari kritis panjang perkuatan, maka perkuatan yang diberikan kepada lereng tidak ada manfaatnya. Dan salah satu penelitian oleh Vafaeian dan Abbaszadeh (2006) yang mempelajari tentang perilaku lereng curam akibat pengaruh beban luar yang bekerja dipermukaan tanah dengan menggunakan model pengujian dengan skala kecil disimpulkan bahwa dengan meningkatkan jarak antar lapisan perkuatan akan mengurangi beban luar yang bekerja pada lereng yang mengakibatkan kegagalan/keruntuhan. Terkait dengan masalah diatas, penulis tertarik untuk mendesain dan mempelajari pengaruh dari panjang perkuatan (L) dan spasi antara layer perkuatan (h) terhadap jumlah lapisan perkuatan (n) dan jarak pondasi terhadap tepi lereng (d) yang dilakukan pada lereng pasir buatan yang diperkuat. Bahan perkuatan yang digunakan adalah geotekstil dengan material tanah timbunan yang dipilih adalah pasir. Penelitian ini dilakukan pada pemodelan lereng yang menggunakan kepadatan yang telah ditetapkan yaitu kepadatan 74%. TINJAUAN PUSTAKA Daya Dukung Pondasi Analisis daya dukung (bearing capacity) mempelajari kemampuan tanah dalam mendukung beban pondasi dari struktur yang terletak di atasnya. Daya dukung menyatakan tahanan geser tanah untuk melawan penurunan akibat pembebanan, yaitu tahanan geser yang dapat dikerahkan oleh tanah di sepanjang bidang-bidang gesernya. Analisis-analisis daya dukung dilakukan dengan cara pendekatan untuk memudahkan hitungan. Persamaan yang dibuat dikaitkan dengan sifat-sifat tanah dan bentuk bidang geser yang terjadi saat keruntuhan. Analisisnya dilakukan dengan menganggap bahwa tanah berkelakuan sebagai bahan yang bersifat plastis. Konsep ini pertama kali dikenalkan oleh Prandtl (1921), yang kemudian dikembangkan oleh Terzaghi (1943), Meyerhof (1955) dan lainnya (Hardiyatmo,H.C., 2011:110-111). Daya Dukung Lereng tanpa Perkuatan Permasalahan khusus yang cukup sering terjadi di dunia teknik sipil khususunya geoteknik adalah pondasi yang berlokasi di dekat atau diatas lereng. Ada banyak cara pendekatan analitis yang dapat dilakkan untuk menghitung daya dukung tanah untuk pondasi yang berlokasi di dekat atau diatas lereng tanpa perkuatan, yaitu dengan menggunakan metode Hansen dan Vesic, Shields (1990), Meyerhof (1957). Mekanisme Kerja Geotekstil pada Tanah Geosintetik memiliki banyak kegunaan dalam rekayasa teknik sipil. Salah satunya adalah sebagai fungsi stabilisasi tanah untuk meningkatkan sifat mekanis massa tanah, meningkatkan faktor keamanan lereng dan menstabilkan lereng dengan kemiringan curam (kurang dari 70 ). Lereng tanah yang diperkuat umumnya terdiri dari timbunan padat yang digabungkan dengan perkuatan geosintetik yang disusun kearah horisontal. Ketika tanah dan geosintetik digabungkan, material komposit (tanah yang diperkuat) tersebut menghasilkan kekuatan tekan dan

tarik tinggi sehingga dapat menahan gaya yang bekerja dan deformasi. Pada tahapan tersebut, geosintetik berlaku sebagai bagian tahanan tarik (gesekan, adhesi, saling mengikat (interlocking) atau pengurungan (confinement)) yang digabungkan ke tanah/timbunan dan menjaga stabilitas massa tanah. Gambar 1. Dasar Mekanisme Perkuatan Lereng Tanah dengan Geosintetik Mekanisme Transfer Beban antara Geotekstil dengan Tanah Menurut Mitchell dan Villet (1987), dalam suatu perkuatan tanah kombinasi antara material tanah dan perkuatan harus sedemikian rupa sehingga interaksi antara keduanya menghasilkan material komposit yang perilakunya jauh lebih baik. Tanah yang umumnya memiliki kekuatan tekan yang baik dan kemampuan tarik yang sangat lemah dapat diperbaiki perilakunya dengan menambahkan perkuatan yang memiliki kekuatan tarik. Kerjasama kedua material ini dapat menghasilkan material koheren dan memperbaiki perilaku teknis tanah asli. Perbaikan perilaku teknis tanah asli ini terjadi karena adanya transfer beban antara perkuatan dan tanah. Mitchell dan Villet (1987) selanjutnya membagi perkuatan ke dalam dua golongan, yaitu extensible (dapat memanjang) dan inextensible (tidak dapat memanjang). Pada dasarnya, hamper semua material perkuatan adalah inextensible kecuali geotekstil. Oleh karena mareial perkuatan ini mempunyai modulus yang jauh lebih tinggi dibanding tanah, maka mampu menahan deformasi tanah dalam arah sejajar perkuatan. Sehingga keberadaan perkuatan ini dapat dianggap menaikkan kohesi tanah atau menambah confining pressure. Transfer tegangan antara tanah dan perkuatan dapat terjadi melalui dua mekanisme, yaitu tahanan friksi dan tahanan pasif. Umumnya kedua mekanisme transfer beban ini bekerja bersama secara aktif. Perkuatan yang tergolong kedalam kategori friksi antara lainnya adalah Reinforced Earth, Plastic Strip, Geotextile. Meskipun demikian, hanya geotekstillah yang bidang permukaannya halus. Sehingga hanya geotekatil sajalah yang transfer bebannya terjadi melalui friksi murni. Oleh karena sistim perkuatan yang lainnya tidak mempunyai permukaaan yang rata dan halus, maka koefisien friksinya didapat dari pengukuran langsung. Analisis Bearing Capacity Improvement (BCI) Pengaruh adanya perkuatan baik menggunakan geotekstil ataupun perkuatan yang lain, digambarkan dalam bentuk besaran non-dimensional yang biasanya disebut BCI. Bearing Capacity Improvement (BCI) adalah suatu perbandingan rasio yang menjelaskan perbandingan antara daya dukung tanah saat diberi perkuatan dengan daya dukung tanah tanpa diberi perkuatan. Nilai BCI dapat ditentukan berdasarkan dua hal, yaitu daya dukung pada saat ultimit atau BCIu (S.M. Marandi, 2008; P.K. Haripal dkk, 2008;E. C. Shin dkk, 2000; J. Thanapalasingam dkk, 2008; M.J. Kenny dkk, 1997) dan daya dukung pada penurunan yang sama atau BCIs (A. Zahmatkesh dkk, 2010; S. M. Marandi, 2008) Dari penelitian ini dapat diketahui peningkatan daya dukung (Bearing Capacity Improvement) dengan membandingkan daya dukung dengan dan tanpa perkuatan geotekstil, sebagai berikut. BCI = q qo... (2.1) Dimana, BCI = Bearing Capacity Improvement q = daya dukung dengan geotekstil menurut spasi dan panjang lapisan qo = daya dukung tanpa geotekstil

METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini. Sifat Fisik Tanah: 1. Pemeriksaan Analisis Saringan 2. Pemeriksaan Berat Jenis Tanah 3. Pemeriksaan Kepadatan Tanah Tanpa Perkuatan d= 12 c Mulai Persiapan Alat dan Bahan Persiapan Model Test Pembebanan pada Model Test Sifat Mekanik Tanah: Pengujian Geser Langsung Perkuatan dengan Geotekstil Variasi Jarak antar lapisan geotekstil (Sv/H) Variasi Panjang Geotekstil dari ujung lereng (L/H) digunakan load cell dan untuk mengetahui penurunan yang terjadi digunakan LVDT yang dipasang pada tengah pondasi. Beban yang diberikan adalah berupa beban merata yang diteruskan dari beban terpusat hydraulic jack melalui balok kayu berukuran 6 cm x 4 cm x 98,4 cm. Hal ini dilakukan agar beban yang diberikan dapat tersalur merata secara kaku (rigid). Beban diberikan setiap kelipatan 25 kg sampai lereng mengalami keruntuhan dan tidak mampu menahan beban yang diberikan. Pada percobaan ini dibuat 9 buah benda uji untuk setiap jenis lereng dengan 3 variasi panjang geotekstil (L) dan 3 variasi jarak vertikal antarlapis (Sv) dengan sudut kemiringan lereng α= 51 serta jumlah lapisan 3 buah. Panjang penjangkaran yang digunakan sepanjang 15,4 cm. PROVING RING BALOK KAYU DILAPISI BAJA Pembahasan Kesimpulan 12.0 6.0 6.0 Analisis: 1. Daya Dukung Lereng 2. Penurunan GEOTEKSTIL L Sv Sv Kesimpulan Gambar 2. Diagram alur penelitian Elemen utama yang digunakan dalam penelitian ini antara lain box, terbuat dari fiberglass dengan ukuran panjang 100 cm x 100 cm x 70 cm. Dasar box menggunakan pelat baja tebal 1,2 cm. Penggunaan fiberglass diharapkan dapat digunakaan supaya dapat diamati dan dilihat saat pelaksanaan.gambar box terlihat seperti pada Gambar 3 berikut ini. Gambar 3. Model box pengujian Pembebanan dilakukan dengan menggunakan hydraulic jack (dongkrak hidrolik) berkapasitas 10 ton. Sebagai pengukur besarnya beban yang terjadi, LERENG PASIR 10.0 90.0 Gambar 4. Pemodelan lereng HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Bahan Jenis material yang digunakan pada penelitian ini menggunakan pasir lepas dengan ukuran butiran seragam. Sebelum pasir tersebut digunakan, dilakukan pengujian dasar terlebih dahulu, meliputi analisis gradasi butiran, analisis spesific gravity, uji direct shear, analisis pemeriksaan kepadatan tanah. Hubungan Variasi Panjang Geotekstil terhadap Bearing Capacity Improvement (BCI) Pengaruh dari penambahan nilai daya dukung ultimit pada lereng dengan Sv 10.0 70.0

BCI BCI BCI BCI perkuatan geotekstil digambarkan dengan nilai BCI. BCI merupakan analisis perbandingan antara daya dukung lereng dengan menggunakan perkuatan dengan lereng tanpa menggunakan perkuatan. Untuk penelitian ini, digunakan 2 metode penentuan BCI yaitu berdasarkan pada beban ultimit BCI(u) dan pada level penurunan yang sama BCI(s). 3.3 2.8 2.3 1.8 2.529 2.399 2.254 2.783 2.638 2.464 3.109 2.797 2.688 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 L/H 0 Sv/H=0.15 Sv/H=0.18 Sv/H=0.21 Gambar 5. Grafik hubungan panjang geotekstil dengan BCI(u) 1.7 1.6 1.5 1.4 1.2 1.1 1 0.9 1.432 08 1.133 1.524 96 1.227 1.580 1.490 15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 L/H 0 Sv/H=0.15 Sv/H=0.18 Sv/H=0.21 Gambar 6. Grafik hubungan panjang geotekstil dengan BCI(s) Hubungan Variasi Jarak Vertikal antarlapis Geotekstil terhadap Bearing Capacity Improvement (BCI) BCI merupakan rasio perbandingan antara nilai daya dukung pada lereng dengan perkuatan dengan lereng tanpa perkuatan. Nilai BCI yang didapatkan merupakan rasio besarnya penambahan yang terjadi dengan adanya perkuatan. Nilai BCI yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan 2 metode yaitu berdasarkan pada beban ultimit BCI(u) dan pada rasio penurunan (s/b) yang sama BCI(s). 3.3 2.8 2.3 1.8 3.109 2.783 2.529 2.797 2.638 2.688 2.464 2.399 2.254 0.1 0.11 0.12 0.13 0.14 0.15 0.16 Sv/H 0 L/H=0.45 L/H=0.52 L/H=0.59 Gambar 7. Grafik hubungan jarak vertikal antarlapis geotekstil dengan BCI(u) 1.7 1.6 1.5 1.4 1.2 1.1 1 0.9 1.580 1.524 1.432 1.490 96 08 15 1.227 1.133 0.1 0.11 0.12 0.13 0.14 0.15 0.16 Sv/H 0 L/H=0.45 L/H=0.52 L/H=0.59 Gambar 8. Grafik hubungan jarak vertikal antarlapis geotekstil dengan BCI(s) KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan pengaruh variasi panjang lapisan dan jarak vertikal antarlapis perkuatan geotekstil pada pemodelan lereng pasir kepadatan 74%, didapatkan kesimpulan sebagai berikut. 1. Daya dukung yang terjadi pada lereng dengan perkuatan geotekstil meningkat dibandingkan tanpa menggunakan perkuatan. 2. Semakin panjang lapisan geotekstil yang digunakan, maka daya dukung yang mampu di tahan semakin bertambah. 3. Semakin rapat jarak vertikal antarlapis geotekstil, maka beban runtuh yang mampu ditahan oleh tanah semakin besar pula. 4. Dalam penelitian ini terlihat bahwa berdasarkan analisis nilai BCIqu dan BCIs yang terjadi, penempatan lokasi geotekstil yang paling maksimum adalah saat pemasangang geotekstil pada rasio L/H=0,59 dan Sv/H=0,15.

SARAN Analisis dalam penelitian ini merupakan hal kompleks yang harus sangat teliti dan terkontrol dalam pelaksanaannya, oleh karena itu untuk penelitian selanjutnya diharapkan penelitian ini dapat menjadi lebih sempurna dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Diperlukan adanya variasi jarak antarlapis geotekstil lebih rapat lagi, karena dalam penelitian ini belum didapatkan hasil yang optimum. 2. Diperlukan adanya penambahan variasi panjang lapisan geotekstil yang lebih panjang dari rasio yang sudah ada, karena dalam penelitian ini belum didapatkan hasil yang optimum. 3. Diperlukan adanya variasi jumlah geotekstil yang digunakan dalam penelitian menjadi lebih banyak karena memungkinkan adanya penambahan daya dukung yang terjadi dalam penelitian ini belum optimal. 4. Perlu adanya peninjauan lebih lanjut perhitungan secara numerik, sehingga dapat dilihat secara pasti faktor-faktor mana yang lebih berpengaruh terhadap daya dukung yang terjadi. DAFTAR PUSTAKA As ad Munawir, Murni dewi, Yulvi Zaika, Agoes Soehardjono MD. 2013. Bearing Capacity on Slope Modeling with Composite Bamboo Pile Reinforcement. Jurnal Terpublikasi: International Journal of Engineering and Advanced Technology (IJEAT) A.N. Sommers, B.V.S. Viswanadham. 2009. Centrifuge Model Tests on The Behavior of Strip Footing on Geotextile-Reinforced Slopes. Jurnal Terpublikasi: Department of Civil Engineering, Indian Institute of Technology, Bombay, Powai, Mumbai, India S.V. Anil Kumar, K. Ilamaparuthi. 2009. Respon of Footing on Sand Slopes. Jurnal Terpublikasi. Anna University Chennai, Chennai, India. Bowles, J.E. 1993. Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah. Jakarta: Erlangga. Das, Braja M, Foundation Engineering, Fourth Edition, PWS Publishing, New York 1998. DPU. 2009. Pedoman Konstruksi Bangunan: Perencanaan dan Pelaksanaan Pekuatan tanah dengan Geosintetik No. 003/BM/2009 Hardiyatmo, H.C. 1994. Mekanika Tanah 1. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hardiyatmo, H.C. 1994. Mekanika Tanah 2. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. J. Thanapalasingam, C.T. Gnanendran. 2008. Predicting the Performance of Foundations Near Reinforced Sloped Fills. Jurnal Terpublikasi. University of New South Wales at ADFA, Canberra, Australia. Qiming Chen. 2007. An Experimental Study on Characteristics and Behavior of reinforced Soil Foundation. Disertasi Terpublikasi: The Department of Civil and Environmental Engineering. Suroso, As ad Munawir, dan Herlien Indrawahyuni. Buku Ajar Teknik Pondasi. Malang: Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Yulvi Zaika, Budi Agus Kombino. 2010. Penggunaan Geotekstil Sebagai Alternatif Perbaikan Tanah terhadap Penurunn Pondasi Dangkal. Jurnal Terpublikasi: Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang Yun Hu, Ga Zhang, Jian-Min Zhang, C. F. Lee. 2010. Centrifuge Modeling of Geotextile-Reinforced Cohesive Slope. Jurnal Terpublikasi: State Key Laboratory of Hydroscience and Engineering, Tsinghua University, Beijing, China Zonberg, Jorge G. 2007. The Handbook of Groundwater Engineering. Jurnal Terpublikasi : University of Texas at Austin