BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah menyadari peranan usaha kecil terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia sangat besar, terutama karena kontribusinya dalam Produk Domestik Bruto dan tingginya penyerapan tenaga kerja informal pada sektor Usaha Kecil. Oleh karena itu, Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan dan keputusan yang mengatur tentang pengembangan usaha kecil, diantaranya adalah Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 316/KMK.016/1994 Tentang Pedoman Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi Melalui Pemanfaatan Dana dari Bagian Laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Untuk lebih memperjelas Keputusan sebelumnya maka pemerintah mengeluarkan kembali Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 60/KMK.061/1996 Tentang Pedoman Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi Melalui Pemanfaatan Dana dari Bagian Laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dimana perlu penyesuaian terhadap besarnya bagian pemerintah atas laba BUMN untuk pembinaan usaha kecil dan koperasi. Pemerintah melalui Kementerian BUMN menerbitkan Keputusan Menteri BUMN No.236/MBU/2003 tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang mengatur kemitraan BUMN dengan usaha kecil dan pelaksanaan bina lingkungan yang lebih komprehensif dan sesuai dengan pengembangan
ekonomi serta kondisi lingkungan sekitar BUMN. Program PKBL terdiri dari Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan. Program Kemitraan merupakan suatu program yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari 1% hingga 3% dari laba bersih perusahaan. Program Kemitraan memiliki sasaran yaitu usaha kecil di wilayah regional perusahaan yang telah melakukan kegiatan usaha minimal 1 tahun, mempunyai prospek untuk dikembangkan dan belum mempunyai jaminan yang cukup untuk memperoleh kredit bank serta memiliki omset di bawah Rp. 200 juta. Sedangkan Program Bina Lingkungan yaitu program pemberdayaan kondisi masyarakat dan lingkungan yang berada di sekitar lokasi perusahaan, melalui pemanfaatan dana sebesar maksimal 1% dari laba bersih perusahaan. Program Bina Lingkungan diberikan dalam bentuk hibah khusus bagi masyarakat kurang mampu dalam bentuk bantuan pendidikan, bantuan kesehatan, bantuan bencana alam, bantuan sarana dan prasarana umum, serta bantuan sarana ibadah. Berbagai program ini dimaksudkan untuk mendorong peningkatan kesempatan kerja dan mengurangi tingkat kemiskinan dengan prioritas sektor sektor yang memiliki daya tampung tenaga kerja yang tinggi seperti pada sektor pertanian, industri padat karya, perdagangan dll. Menurut Tambunan (2002: 74) para usaha kecil mempunyai dua masalah utama dalam aspek financial yaitu mobilisasi modal awal dan akses ke modal kerja dan financial jangka panjang. Disini modal awal biasanya bersumber dari
tabungan pribadi para pengusaha kecil ini. Sedangkan modal kerja dan financial jangka panjang diperoleh dari pinjaman kredit. Pinjaman kredit sangat bermanfaat bagi para usaha kecil untuk memperluas usaha mereka dan juga untuk meningkatkan pendapatan mereka, sehingga menambah laba dari usaha itu sendiri. Agar usaha yang dirintis para pengusaha kecil sukses dan untuk memajukan bisnisnya sudah sewajarnyalah para pengusaha kecil tersebut meminjam kredit ke bank. Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya kembali dalam jangka waktu yang ditentukan. UU No. 10 tahun 1998 menyebutkan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka watu tertentu dengan pemberian bunga. Jika seseorang menggunakan jasa kredit, maka ia akan dikenakan bunga tagihan. (www.bi.go.id Home SIPUK, diakses 12 November 2010 pada pukul 20.25) Bank X merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia, memiliki 978 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dan lima cabang luar negeri (Singapura, Hong Kong, Tokyo, New York dan London), serta kantor perwakilan di beberapa negara, seperti di Timur Tengah. Melalui program CSR-nya, Bank X Sentra Kredit Kecil Polonia Medan memiliki mitra binaan yang juga menjadi debitur kredit kecil Bank tersebut. Pembinaan dilakukan kepada pengusaha mikro dan kecil, sampai calon debitur
tersebut menjadi feasible (layak) bisnisnya, dengan memberikan fasilitas kredit PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Penyaluran kredit PKBL merupakan bentuk keseriusan Bank X Sentra Kredit Kecil Polonia Medan dalam memberdayakan usaha kecil sekaligus untuk meningkatkan porsi kredit segmen usaha kecil dan menegah. Produk Bank X Sentra Kredit Kecil Polonia Medan merupakan produk kredit yang didesain untuk membantu para wiraswasta yang ingin mengembangkan usahanya. Produk ini memiliki persyaratan yang ringan, seperti agunan, umur usaha dan perijinan usaha. Seiring perkembangan usahanya, kepada debitur yang sudah mendapatkan fasilitas PKBL diberikan tambahan kredit dengan skim kredit Bank X KUR (maksimum kredit sampai dengan Rp 500 juta). Sedangkan debitur yang sudah feasible dan bankable diberikan tambahan kredit dengan skim kredit Bank X Wirausaha (maksimum kredit sampai dengan Rp 1 milyar), agar debitur lebih berkesinambungan hubungannya dengan Bank X. Penelitian ini dilakukan di Bank X Sentra Kredit Kecil Polonia, Medan yang beralamat di JL. Iskandar Muda No. 95 Medan. Pada penelitian ini tercatat 50 debitur yang menerima kredit dari PKBL Bank X tersebut. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat perkembangan usaha kecil dari sisi profitabilitas sesudah menerima kredit dengan studi kasus pada Bank X Sentra Kredit Kecil Polonia Medan. Pandangan studi terdahulu bahwa permasalahan keterbatasan modal kerja dalam proses produksi, dapat diatasi dengan memperoleh pinjaman termasuk dari perbankan, terutama karena tingkat profitabilitas yang tinggi maka meskipun tingkat bunga yang dikenakan cukup
tinggi, hal ini tetap memberikan tingkat tambahan pendapatan kepada penerima kredit. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk mengkaji bagaimana pengaruh pengalokasian kredit terhadap usaha kecil yang di berikan oleh Bank X Sentra Kredit Kecil Polonia Medan, sehingga panulis mengangkat judul Pengaruh Pengalokasian Kredit Terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha Kecil Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) Bank X Sentra Kredit Kecil Polonia Medan. B. Perumusan masalah 1. Apakah pengalokasian kredit usaha kecil oleh Bank X Sentra Kredit Kecil Polonia Medan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan usaha kecil? 2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan pendapatan usaha kecil sebelum dan sesudah menerima kredit? C. Kerangka Konseptual Usaha kecil sebagai suatu yang mandiri dan dimiliki oleh satu orang atau satu keluarga yang memperoleh modal usaha dari tabungan pribadi. Usaha kecil sulit untuk berkembang disebabkan oleh karena keterbatasan modal yang dimiliki oleh para pengusaha kecil. Usaha kecil juga sangat sulit untuk memperoleh kredit dari perbankan, karena banyaknya persyaratan-persyaratan di dalam proses peminjaman kredit yang sulit untuk dipenuhi oleh para pengusaha kecil tersebut.
Terdapat dua permasalahan utama di dalam hal aspek finansial para pelaku usaha kecil, yaitu mobilisasi modal awal dan akses ke modal kerja serta finansial jangka panjang (Tambunan, 2004 : 74). Modal awal usaha kecil biasanya bersumber dari tabungan pribadi para pengusaha, sedangkan untuk modal kerja dan finansial jangka panjang diperoleh dari pinjaman kredit. Bank X Sentra Kredit Kecil Polonia Medan mengalokasikan kredit lewat Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) untuk membantu perkembangan usaha kecil. Adapun yang menjadi kerangka pemikiran dalam penulisan skripsi ini adalah: Pengalokasian Kredit (X) Peningkatan Pendapatan Usaha Kecil (Y) Gambar 1.1 Sumber : Kerangka Konseptual. : Penelitian lapangan (2010), diolah D. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu permasalahan sehingga kebenarannya perlu di uji. Dari perumusan masalah di atas ada beberapa hipotesis yang akan di uji kebenarannya melalui penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Pengalokasian kredit usaha kecil oleh Bank X Sentra Kredit Kecil Polonia Medan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pendapatan usaha kecil.
2. Terdapat perbedaan yang berarti pada peningkatan pendapatan usaha kecil sebelum dan sesudah menerima kredit. E. Tujuan dan manfaat penelitian 1. Tujuan penelitian Adapun tujuan penulis melakukan penelitian adalah: a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pemberian kredit kepada usaha kecil dari Bank X Sentra Kredit Kecil Polonia Medan terhadap peningkatan pendapatan usaha kecil di kota Medan. b. Untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan pendapatan usaha kecil sebelum dan sesudah menerima kredit dari Bank X Sentra Kredit Kecil Polonia Medan. 2. Manfaat penelitian a. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pangusaha kecil dalam hal pengajuan permohonan kredit. b. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi Bank X Sentra Kredit Kecil Polonia Medan dalam mengambil kebijakan dan keputusan khususnya dalam rangka menyalurkan kredit kepada pangusaha kecil. c. Sebagai penambah wawasan dan pengetahuan peneliti serta mendapatkan keselarasan teori dan praktek terutama mangenai pengalokasian kredit kepada usaha kecil.
d. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian tentang pengaruh pengslokasian kredit terhadap peningkatan pendapatan usaha kecil di masa yang akan datang. F. Metode penelitian 2. Batasan operasional Batasan operasional dilakukan untuk menghindari penelitian yang simpang siur terhadap permasalahan. Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor sebagai berikut: a. Variabel bebas (X) yaitu pengalokasian kredit b. Variabel terikat (Y) yaitu peningkatan pendapatan usaha kecil 3. Definisi Operasional Definisi operasional bertujuan untuk melihat sejauh mana variabel dari suatu faktor yang berkaitan dengan variabel faktor lainnya. Definisi operasional merupakan petunjuk bagaimana suatu variabel diukur untuk mengetahui baik buruknya suatu pengukuran dalam sebuah penelitian (Kuncoro, 2003 : 29). Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian dapat didefinisikan sebagai berikut : a. Variabel Bebas (X) Variabel bebas adalah variabel yang nilainya tidak tergantung dengan variabel lain. Sebagai variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengalokasian kredit, yaitu sejumlah kredit yang diberikan oleh Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Bank X Sentra Kredit Kecil Polonia
Medan. Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pemberian atau melabakan suatu pinjaman dengan janji bahwa waktu pembayarannya ditangguhkan pada suatu jangka yang telah disepakati (Astiko dan Sunardi, 2002 : 5). b. Variabel Terikat (Y) Variabel terikat adalah variabel yang nilainya tergantung atau dipengaruhi oleh variabel bebas. Sebagai variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan pendapatan usaha kecil. Tingkat pendapatan (Y) adalah jumlah pendapatan yang diterima dari suatu unit usaha, perusahaan atau organisasi pada satu periode teretentu. 4. Skala Pengukuran Variabel Pengukuran yang digunakan untuk mengetahui masing-masing variabel, yaitu variabel X (Pengalokasian Kredit) dan variabel Y (peningkatan pendapatan usaha kecil) adalah Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok mengenai fenomena sosial. (Sugiyono, 2005 : 79). Untuk keperluan analisis kuantitatif dalam penelitian ini, pertanyaan pada lembar kuesioner menggunakan bentuk pilihan ganda, dimana responden memilih salah satu dari jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda silang ( X ) dalam kurung di depan jawaban yang paling sesuai dengan keadaan responden. Jawaban masing-masing responden diberi skor, dimana skor pernyataan dengan nilai nominal yang terkecil diberi skor 1, begitu juga seterusnya hingga nilai nominal yang terbesar diberi skor 5. Kemudian skor responden dijumlahkan dan
jumlah ini merupakan total skor. Total skor inilah yang ditafsirkan sebagai keadaan responden dalam Skala Likert. Sebagai contoh dari kriteria pengukurannya adalah sebagai berikut : Tabel 1.1 Skor Pernyataan No. Pernyataan Skor 1 < Rp. 5.000.000 1 2 Rp. 5.000.001 Rp10.000.000 2 3 Rp. 10.000.001 Rp. 15.000.000 3 4 Rp. 15.000.001 Rp. 20.000.000 4 5 > Rp. 20.000.000 5 Sumber : Penelitian Lapangan (2010), diolah. 5. Tempat dan waktu penelitian a. Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di Bank X Sentra Kredit Kecil Polonia, Medan. b. Waktu penelitian Penelitian ini direncanakan dari bulan November 2010 sampai dengan Desember 2010. 6. Populasi dan sampel a. Populasi Populasi adalah kelompok elemen yang biasanya terdiri dari orang, objek, atau kejadian yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, diteliti, dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh usaha kecil di Medan yang menerima pinjaman kredit dari PKBL Bank X Sentra Kredit Kecil Polonia Medan yang berjumlah 50 debitur. b. Sampel Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2005:73). Adapun jumlah sampel yang diteliti adalah sebanyak 50 debitur dengan memakai metode sensus yang berarti seluruh populasi usaha kecil dijadikan sebagai responden. 7. Sumber data yang diperlukan Skripsi ini merupakan suatu karangan yang bersifat ilmiah, oleh sebab itu dalam penulisannya diperlukan data yang akurat dan yang dapat dipertanggung jawabkan. Adapun data tersebut yang dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu : a. Data primer : Data pokok yang langsung berkaitan dengan kebutuhan analisis dalam penelitian ini. Data primer yang diperoleh secara langsung pada objek penelitian melalui peneliti lapangan, yang diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dengan karyawan Bank X Sentra Kredit Kecil Polonia Medan. b. Data sekunder Data pendukung yang sifatnya memperkuat hasil anlisis. Data sekunder diperoleh melalui penelitian kepustakaan pada sumber-sumber yang terkait dengan obyek penelitian.
8. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah : a. Pengamatan langsung Dengan melakukan peninjauan langsung dengan responden untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. b. Wawancara Yaitu dengan cara melakukan wawancara langsung kepada karyawan Bank X Sentra Kredit Kecil Polonia Medan, serta kepada para pengusaha kecil yang telah menjadi mitra binaannya. c. Kuesioner : Yaitu dengan cara membuat daftar pertanyaan untuk diisi oleh para responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini, yakni kepada para pengusaha kecil yang telah menjadi mitra binaan Bank X Sentra Kredit Kecil Polonia Medan. 9. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Uji validitas dilakukan untuk menguji sejauh mana suatu alat pengukur tersebut dapat mengukur apa yang akan diukur dalam suatu penelitian (Ginting, 2008 : 172). Bila korelasi setiap pertanyaan positif dan besarnya yaitu 0,30 ke atas maka butir pertanyaan tersebut dianggap sudah valid. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan dalam suatu penelitian (Ginting, 2008 : 176). Skala pengukuran yang reliabel sebaiknya memiliki nilai positif dan besarnya minimal yaitu sebesar 0,70 pada proses pengujiannya.
Pengujian validitas dan reliabilitas ini dilakukan terhadap 30 unit usaha kecil yang menjadi mitra binaan pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Bank Mandiri Medan, dengan menggunakan bantuan program software SPSS (Statistic Product and Service Solution) 16 untuk menguji validitas dan reliabilitas tersebut. 10. Metode Analisis Data Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua model analisis data yaitu : a. Metode Analisis Deskriptif, yaitu metode penganalisisan data yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisis, dan menginterpretasikan data sehingga memberikan gambaran menyeluruh mengenai masalah yang dihadapi (Sugiono, 2003:142). b. Metode Analisis Statistik Untuk mengetahui peranan pemberian kredit terhadap peningkatan pendapatan usaha kecil pada PKBL Bank X Sentra Kredit Kecil Polonia Medan, digunakan analisis : (1). Analisis Regresi Sederhana Digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan dan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk memperoleh hasil yang lebih terarah, maka peneliti menggunakan bantuan program software SPSS (Statisik Product and Service Solution). Menurut Sugiono (2003:204) persamaan regresi sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y = a +bx + e Dimana : Y a b X E = Peningkatan pendapatan usaha kecil = Konstanta = Koefisien Regresi = Jumlah kredit = Standar error Sebagai variabel bebas (independent variabel) dalam penelitian ini adalah (x) jumlah kredit yaitu sejumlah kredit yang diberikan oleh PKBL Bank X Sentra Kredit Kecil Polonia Medan, sedangkan variabel tidak bebas (dependent variabel) dalam penelitian ini adalah (Y) peningkatan pendapatan usaha kecil. (2). Analisis Statistik t Yaitu sebagai uji signifikan yang menunjukkan seberapa jauh pengaruh atau variabel penjelas secara individu dalam menerangkan variasi variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah : Ho : b 1 = 0, artinya suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Ho : b 1 0, artinya suatu variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan :
Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5 % Ha diterima jika t tabel > t tabel pada α = 5 % (3). Uji statistik F Uji F digunakan pada dasarnya menunjukkan apakah variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya : Ho : b 1 = 0, artinya suatu varibel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Ha : b 1 0, artinya suatu variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan: Ho diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5% Ho diterima jika F hitung > F tabel pada α = 5% (4). Koefisien determinasi (R 2 ) Pengujian kontribusi pengaruh dari variabel bebas (X) terhadap variabel tidak bebas (Y), dapat dilihat dari koefisien determinasi (R 2 ) dimana 0<R 2 <1. Hal ini mmenunjukkan jika R 2 semakin dekat dengan 1 maka pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel tidak bebas (Y) semakin kuat. Sebaliknya jika R 2 semakin dekat pada 0 maka pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel tidak bebas (Y) semakin lemah. 5. Uji t perbedaan dua harga rata-rata
Untuk menguji perbedaan yang berarti dalam pengembangan usaha kecil sebelum dan sesudah menerima kredit, digunakan uji t perbedaan dua harga rata-rata dengan rumus (Sugiono 2003, hal 198): t = ( n 1 X 2 1) s1 + ( n2 1) s n + n 2 1 X 2 1 2 2 2 1 1 + n1 n2 Keterangan : X 1 = Pendapatan sebelum adanya kredit X 2 = Pendapatan sesudah adanya kredit S 1 = Standar Deviasi sebelum adanya kredit S 2 = Standar Deviasi sesudah adanya kredit n 1 =n 2 = Jumlah sampel yang diteliti Tingkat kepercayaan = 0,05 Derajat keabsahan = n 1 + n 2 2 Kriteria : Terima H 0 jika t hitung < t tabel Tolak H 0 jika t hitung > t tabel Rumus hipotesis : H 0 : X 1 = X 2 (Tidak ada perbedaan yang berarti antara X 1 dan X 2 )
H 0 : X 1 X 2 (Terdapat perbedaan yang berarti antara X 1 dan X 2 )