BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zaman modern ini, manusia menjadikan makanan sehat sebagai pilihan yang kedua dalam menu sehari-hari. Dengan kecanggihan alat elektronik sekarang ini maka dengan mudahnya produk makanan yang cepat saji dipromosikan melalui media massa dengan berbagai jenis menu makanan yang serba instant, sehingga produk makanan siap saji merupakan pilihan yang paling digemari oleh berbagai kalangan umur tanpa terkecuali remaja pun gemar mengkonsumsi nya. Kesibukan yang menyita waktu selalu menjadi alasan utama untuk makan secara cepat, mencari makanan yang tersaji cepat dan kemudahan mendapatkannya di lingkungan sekitarnya hal ini akan mempengaruhi pola makan seseorang (Jenni, 2012). Pola makan merupakan cara atau perilaku yang ditempuh seseorang atau sekelompok orang dalam memilih, menggunakan bahan makanan dalam konsumsi pangan setiap hari yang meliputi pengaturan waktu makan, jumlah makanan, frekuensi makanan dan jenis makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan dan status nutrisi. Pola makan yang sehat dan seimbang sangat bermanfaat bagi tubuh untuk menjaga kondisi tubuh untuk tetap sehat dan terhindar dari penyakit. Pola makan yang baik sangat berpengaruh terhadap keseimbangan pemenuhan gizi remaja (Agita, 2011). Menurut Proverawati (2010), pemenuhan kebutuhan zat gizi remaja pada saat ini tidak lagi didasarkan pada pola makan yang baik dan pemilihan makanan tidak lagi didasarkan pada kandungan gizinya, tetapi remaja lebih banyak memilih makanan yang serba instan untuk sekedar sosialisasi dengan teman sebayanya, untuk kesenangan dan agar tidak kehilangan status. Pada masa ini pengaruh teman sebaya lebih menonjol dari pada peran keluarga. Remaja lebih mudah menerima kebiasaan 1
2 makan pada masyarakat modern dengan mengkonsumsi makanan yang serba siap saji dengan kandungan makanan tinggi karbohidrat, protein, tinggi lemak dan kurang serat yang dapat mempengaruhi asupan energi menjadi berlebih, sehingga remaja rentan mengalami masalah gizi seperti obesitas. Obesitas merupakan kelebihan berat badan yang lebih dari berat badan ideal. Obesitas dapat terjadi karena ketidak seimbangan antara jumlah makanan yang masuk dan keluar serta kurang mengoptimalkan energi yang tersedia. Dikalangan remaja, obesitas merupakan permasalahan karna dapat menurunkan rasa percaya diri seseorang dan dapat menyebabkan gangguan psikologis yang serius pada remaja, jika obesitas terjadi pada remaja maka remaja tersebut akan tumbuh menjadi remaja yang kurang percaya diri karena sering tidak dilibatkan dari setiap kegiatan yang ada disekolah, belum lagi kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Dapat dibayangkan jika obesitas terjadi pada remaja, maka remaja tersebut akan tumbuh menjadi remaja yang kurang percaya diri (Marmi, 2013). Obesitas sangat berdampak pada prestasi belajar anak sekolah dimana pada anak obesitas sering dijumpai Obstruktive sleep apnea yang menyebabkan tidur gelisah dan susah tidur, sehingga keesokan harinya anak cenderung mengantuk. Rasa mengantuk yang berlebihan pada saat jam belajar akan mempengaruhi kosentrasi belajar anak dan menyebabkan kesulitan anak dalam menyelesaikan tugasnya (Purwani, 2013). Obesitas yang terjadi pada usia remaja dan berlanjut sampai dewasa dapat berdampak pada berbagai penyakit degeneratif seperti penyakit diabetes tipe 2, tekanan dara tinggi (Hipertensi), stroke, serangan jantung, gagal jantung, kanker seperti kanker prostat dan kanker usus, batuk kandung kemih dan batuk kandung empedu, gout dan arthritis, osteoritis, sindroma pickwickian (Proverawati, 2010). Menurut WHO (2009), obesitas sudah merupakan epidemi global dan menjadi masalah kesehatan yang harus segera diatasi. Berdasarkan penelitian University of
3 North Carolina (UNC) Gillings School of Global Public Health, di Carolina Utara Amerika Serikat dan 38 negara lainnya memiliki prevalensi obesitas pada anak usia 10 sampai 17 tahun mencapai lebih dari 12 juta kasus tahun 2010. Data Riskesdas tahun 2007 dan 2010 pada penduduk usia di atas 15 tahun menunjukkan adanya peningkatan prevalensi obesitas dari 10,3% menjadi 19,1%. Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) tahun 2010, prevalensi obesitas pada remaja usia 15 tahun keatas adalah 8,09 %. Berdasarkan hasil penelitian Budi (2013), tentang perilaku remaja dalam upaya pencegahan obesitas di Prodi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo dengan jumlah populasi 456 orang dan jumlah sampel 82 0rang, Hasil penelitian didapatkan dari 82 responden sebagian besar 44 responden (53,66%) berperilaku positif dalam upaya pencegahan Obesitas, dan sebanyak 38 responden (46,34%) berperilaku negatif dalam upaya pencegahan Obesitas. Penelitian ini didapatkan bahwa upaya pencegahan obesitas pada remaja dapat dipengaruhi oleh pengetahuan tentang pola makan dan gaya hidup. Berdasarkan penelitian Nazlina (2010), tentang gambaran tingkat pengetahuan remaja SMA Negeri 6 Medan tentang obesitas. Diperoleh hasil penelitian tingkat pengetahuan remaja terhadap obesitas dalam kategori baik yaitu sebesar 54%, dan kategori sedang sebesar 46 % dapat disimpulkan bahwa pengetahuan remaja SMA Negeri 6 Medan tentang obesitas berada pada kategori baik. Didukung dengan hasil penelitian Susi, tentang faktor risiko kejadian obesitas pada remaja SMA Negeri 2 dan SMA Negeri 3 di Kota Pekalongan tahun 2010. Populasi dalam penelitian ini siswa SMA Negeri 2 dan SMA Negeri 3 di Kota Pekalongan yang obesitas dengan jumlah total 30 siswa dan menggunakan teknik total sampling sehingga jumlah sampel 30 siswa. Hasil Penelitian menunjukan bahwa faktor kejadian obesitas dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan gizi pada remaja sebesar (71,7%) mempunyai tingkat pengetahuan kurang, ada hubungan signifikan antara pengetahuan gizi remaja dengan kejadian obesitas (p 0,016 < 0,05) dan pola makan sebesar (51,7%)
4 mempunyai pola makan yang kurang sehat, ada hubungan signifikan antara pola makan dengan kejadian obesitas (p= 0,010 < 0,05). Berdasarkan hasil survei pendahuluan, peneliti mendapatkan jumlah Siswa /siswi kelas XI di SMA Santo Thomas 3 Medan dengan jumlah 103 orang. Dimana siswa/siswi yang mengwakili untuk diukur BB, TB dan diwawancara 64 siswa, berdasarkan hasil penimbangan BB dan pengukuran TB mendapatkan hasil Indeks masa tubuh (IMT) berat badan lebih (overweight) 13,4 % dan obesitas 8.3 %. Dari hasil wawancara dari 64 siswa rata-rata pola makan siswa kurang baik, dimana siswa/siswi banyak yang suka makan yang bergorengan, burger, coklat, bakso, minuman yang manis-manis, minuman soft drink, suka ngemil pada malam hari dan siswa /siswi banyak yang jarang sarapan dari rumah ketika berangkat ke sekolah sehingga lebih banyak yang cenderung jajan di kantin sekolah saat jam istrahat. Berdasarkan hasil survei pendahuluan dan penelitian sebelumnya menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul hubungan pengetahuan remaja tentang pola makan dengan pencegahan obesitas pada siswa kelas XI di SMA Santo Thomas 3 Medan Tahun 2014. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan pengetahuan remaja tentang pola makan dengan pencegahan obesitas pada siswa kelas XI di SMA Santo Thomas 3 Medan Tahun 2014? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan pengetahuan remaja tentang pola makan dengan pencegahan obesitas pada siswa kelas XI di SMA Santo Thomas 3 Medan Tahun 2014.
5 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja tentang pola makan pada siswa kelas XI di SMA Santo Thomas 3 Medan Tahun 2014. b. Untuk mengetahui gambaran pencegahan obesitas pada siswa kelas XI di SMA Santo Thomas 3 medan tahun 2014. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Sekolah Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap pihak sekolah dalam memberikan pemahaman kepada siswa/siswi tentang pola makan yang baik dalam mencegah obesitas. 2. Bagi Remaja Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan akan pengetahuan tentang pola makan dengan pencegahan obesitas agar remaja dapat mempertahankan pola makan yang benar untuk mencegah obesitas dan mencegah terjadinya berbagai penyakit. 3. Bagi peneliti selanjutnya Sebagai informasi tambahan untuk melengkapi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan pengetahuan remaja tentang pola makan dengan obesitas.