BAB I PENDAHULUAN. batasan mengenai anak sah, yaitu dalam pasal 42 disebut bahwa anak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. manusia mempunyai wewenang untuk mempunyai hak-hak khususnya. wewenang untuk mempunyai hak-hak keperdataan.

PROSES PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN BAGI ANAK YANG TERLAMBAT MENDAFTARKAN KELAHIRANNYA DAN AKIBAT HUKUMNYA

BAB I PENDAHULUAN. di atas selanjutnya akan diatur dalam Peraturan Pemerintah.

PROSES PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN TERHADAP ANAK YANG TERLAMBAT MENDAPAT AKTA (Studi kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 21 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN AKTA CATATAN SIPIL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan serta penghidupan masyarakat baik dari segi sosial, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. tangga dan keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami istri memikul

BAB I PENDAHULUAN. pencatatan setiap kelahiran anak yang dilakukan oleh pemerintah berasas non

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa negara hukum (rechtsstaat)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pengadilan Agama sebagai salah satu badan peradilan di Indonesia

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 25 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN DAN PENCATATAN PENDUDUK

BAB I PENDAHULUAN. warga negara merupakan badan yang berdiri sendiri (independen) dan. ini dikarenakan seorang hakim mempunyai peran yang besar dalam

I. PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dalam perjalanan di dunia mengalami 3 peristiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status

BAB I PENDAHULUAN. yaitu saat di lahirkan dan meninggal dunia, dimana peristiwa tersebut akan

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG PELAYANAN AKTA CATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

BAB I PENDAHULUAN. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Apabila mereka melangsungkan perkawinan maka timbullah hak dan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

2 alamat, pindah datang untuk menetap, tinggal terbatas, serta perubahan status orang asing tinggal terbatas menjadi tinggal tetap. Sedangkan Peristiw

BENI DHARYANTO C FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. Qur anul Karim dan Sunnah Rosullulloh saw. Dalam kehidupan didunia ini, Firman Allah dalam Q.S. Adz-Dzaariyat : 49, yang artinya :

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi rakyat Indonesia guna meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Kewarganegaraan Republik Indonesia, sejak 1 Agustus 2006 untuk. menggantikan Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 Tentang

TINJAUAN YURIDIS TENTANG IKUT SERTANYA PIHAK KETIGA ATAS INISIATIF SENDIRI DENGAN MEMBELA TERGUGAT (VOEGING) DALAM PEMERIKSAAN SENGKETA PERDATA

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan dialam dunia berkembang biak. Perkawinan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tetapi kadang-kadang naluri ini terbentur pada Takdir Illahi, di mana kehendak

BAB I PENDAHULUAN. Hakim merupakan pelaku inti yang secara fungsional melaksanakan. kekuasaan kehakiman. Hakim harus memahami ruang lingkup tugas dan

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH DENGAN MEMAKAI AKTA DI BAWAH TANGAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI BOYOLALI)

BAB I PENDAHULUAN. istri, tetapi juga menyangkut urusan keluarga dan masyarakat. Perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan tanah bahkan bukan hanya dalam. merupakan salah satu modal pembangunan yang mempunyai nilai strategis

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang tidak ternilai

BAB I PENDAHULUAN. perceraian/pemutusan perkawinan.

BAB I PENDAHULUAN. pihak lainnya atau memaksa pihak lain itu melaksanakan kewajibannya. dibentuklah norma-norma hukum tertentu yang bertujuan menjaga

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya seorang anak dilahirkan sebagai akibat dari hubungan

UPAYA PERLAWANAN HUKUM TERHADAP EKSEKUSI PEMBAYARAN UANG DALAM PERKARA PERDATA (Studi Kasus Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemeriksaan suatu perkara pidana di dalam suatu proses peradilan pada

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia akan terjadi suatu siklus hidup dimana manusia akan. berbagai peristiwa penting di dalam hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. masih bercorak agraris. Seluruh bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk dibicarakan, karena persoalan ini bukan hanya menyangkut tabiat

PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG KETENTUAN PELAYANAN CATATAN SIPIL KOTA DENPASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya sistem administrasi kependudukan merupakan sub sistem

III. METODE PENELITIAN. empiris sebagai penunjang. Pendekatan secara yuridis normatif dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. hidup seluruh umat manusia, sejak zaman dahulu hingga kini. Perkawinan

BAB II PENGESAHAN ANAK LUAR KAWIN DARI PASANGAN SUAMI ISTRI YANG BERBEDA KEWARGANEGARAAN BERDASARKAN PARTICULARS OF MARRIAGE

LEMBARAN DAERAH KOTA METRO Tahun 2011 Nomor 06

BAB I PENDAHULUAN. luasnya pergaulan internasional atau antar negara adalah adanya praktek

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan hukum perdata itu dibagi menjadi dua macam yaitu hukum perdata

TINJAUAN HUKUM PENYELESAIAN PERKARA PEMBATALAN AKTA HIBAH. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kembali hak-haknya yang dilanggar ke Pengadilan Negeri

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya salah satu kebutuhan manusia adalah perkawinan. Berdasarkan Pasal 28B ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

GUGAT BALIK (REKONVENSI) SEBAGAI SUATU ACARA PENYELESAIAN PERKARA PERDATA DALAM PERADILAN DI PENGADILAN NEGERI KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. masih tetap berlaku sebagai sumber utama. Unifikasi hak-hak perorangan atas

BAB I PENDAHULUAN. istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga ( Rumah Tangga ) yang bahagia

BUPATI BELITUNG RANCANGAN PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TELUK BINTUNI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum. 1. Hal itu

BAB I PENDAHULUAN. kepada Hakim menjatuhkan putusan tanpa hadirnya Tergugat. Putusan verstek

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum, dimana salah satu

BAB I PENDAHULUAN. sehingga munculah sengketa antar para pihak yang sering disebut dengan

SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERCERAIAN KARENA FAKTOR KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDY KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak diundangkannya UUPA maka pengertian jual-beli tanah

BAB I PENDAHULUAN. Didalam Hukum Acara Perdata terdapat dua perkara, yakni perkara

PERATURAN BERSAMA WALIKOTA DEPOK DAN KETUA PENGADILAN NEGERI DEPOK NOMOR : 32 TAHUN 2012 NOMOR : W11.U21/2238/UM.01.10/IX/2012

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 75 TAHUN 2011

BUPATI BINTAN PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 11 TAHUN 2009 TENTANG DISPENSASI PELAYANAN PENCATATAN KELAHIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa maupun media elektronik seperti televisi dan radio.

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

PERAN DAN KEDUDUKAN AHLI PSIKIATRI FORENSIK DALAM PENYELESAIAN PERKARA PIDANA

EFEKTIFITAS MEDIASI DALAM PERKARA PERDATA BERDASARKAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 01 TAHUN 2008 (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Boyolali) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia

BAB II PERANAN KANTOR CATATAN SIPIL DALAM PENCATATAN KELAHIRAN. dinamakan dengan Burgerlijke Stand (BS). Pada zaman Belanda, Burgerlijke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari hidup

BAB I PENDAHULUAN. Ketentuan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 menentukan bahwa: Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 merupakan peraturan dasar bagi pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. berlakunya Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana

BAB I PENDAHULUAN. batasan usia dewasa. Berbagai ketentuan dalam peraturan perundang-undangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia ada tata hukum yaitu tata tertib dalam pergaulan hidup

BAB IV. Agama yang telah disajikan pada bab sebelumnya. Berdasarkan hasil. 1. Menurut Hukum Islam, Pengertian Itsbat Nikah ini berasal dari bahasa

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan yang erat sekali dengan agama/kerohanian sehingga

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki, ada daya saling menarik satu sama lain untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. Selaras dengan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

PEMERINTAH KOTA BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Dalam menjalani kehidupan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai dimana-mana. Sejarah membuktikan bahwa hampir tiap Negara

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pembahasan pokok-pokok permasalahan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Aristoteles, seorang filsuf yunani yang terkemuka pernah berkata bahwa

BAB I PENDAHULUAN. sehingga telah memicu terbentuknya skema-skema persaingan yang ketat dalam segala

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok dan kemampuan manusia dalam hidup berkelompok ini dinamakan zoon

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA PERDATA MELALUI PERDAMAIAN MEDIASI

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan keberadaan anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, perkawinan tidak hanya mengandung unsur hubungan manusia. harus memenuhi syarat maupun rukun perkawinan, bahwa perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. mengenai anak sah diatur dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah SWT telah menghiasi alam semesta ini dengan rasa cinta dan kasih

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 memberikan batasan mengenai anak sah, yaitu dalam pasal 42 disebut bahwa anak yang sah adalah anak yang lahir dalam atau sebagai akibat perkawinan yang sah. 1 Jika anak tersebut dibenihkan dalam perkawinan tetapi lahirnya setelah perkawinan orang tuanya gugur maka anak-anak itu adalah anak yang sah. Begitu pula jika anak itu dibenihkan diluar perkawinan tetapi lahirnya setelah perkawinan atau dalam ikatan perkawinan, anak itu adalah anak sah juga. Dengan demikian anak yang dilahirkan dengan tidak memenuhi ketentuan tadi anak yang tidak sah atau anak di luar kawin atau anak yang dilahirkan di luar ikatan perkawinan. 2 Dalam pasa 43 Undang-undang No. 1 tahun 1974 disebutkan anak yang dilahirkan di luar perkawinan hanya mempunyai hubungan Perdata dengan ibunya dengan keluarga ibunya. Demi kepentingan hukum yang menyangkut segala akibatnya di bidang pewarisan, kewarganegaraan, perwalian dan lain sebagainya, 1 Victor M. Situmorang, Cormetyna Sitanggang, 1991, Aspek Hukum Catatan Sipil Di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, hal 39. 2 Ali, Affandi, Hukum Waris, Hukum Keluarga, Hukum Pembuktian, PT Bina Aksara, Jakarta, 1986, Hal 145 1

2 maka anak yang dilahirkan di luar perkawinan perlu diakui oleh ayah atua ibunya. Adapun pengakuan terhadap anak luar kawin melalui alat bukti yang autentik dapat dilakukan dengan cara : 1. Dalam akta kelahiran si anak. 2. Dalam akta perkawinan ayah atau ibu kalau kemudian meneruskan dengan perkawinan. 3. Dalam akta pengakuan / pengesahan anak. Peristiwa kelahiran seseorang anak, baik itu kelahiran anak luar kawin, peristiwa kelahirannya perlu mempunyai alat bukti yang tertulis dan autentik, karena untuk membuktikan identitas seseorang yang memiliki kekuatan hukum secara sempurna adalah dapat kita lihat dari akta kelahirannya yang dikeluarkan oleh suatu lembaga yang berwenang mengeluarkan akta tersebut. Dan dengan ditetapkannya Keputusan Presiden No. 12 tahun 1983 tentang Penataan dan Peningkatan Pembinaan Penyelenggaraan Catatan Sipil, maka setiap peristiwa yang terjadi ditengah-tengah masyarakat, baik itu kelahiran anak luar kawin juga perlu didaftarkan ke Kantor Catatan Sipil untuk mendapatkan akta kelahiran. Karena dengan adanya Akta Kelahiran ini hukum akan memberikan perlindungan yang tuntas yang berarti bahwa si pemilik akta oleh hukum telah diakui secara sempurna yang menyangkut keadaan diri pribadinya seperti nama, tanggal lahir, nama kedua orang tuanya dan lain-lain yang bersangkutan dengan identitas kelahirannya.

3 Sedangkan pembuktian selain dengan akta kelahiran tidak mendapatkan perlindungan hukum yang sempurna yaitu seandainya ada pihak yang meragukan tentang asal-usul kelahirannya maka orang yang diragukan tadi harus membuktikan sendiri tentang kelahirannya, tanpa ada kewajiban dari pihak lawan untuk membuktikan apa yang diragukan. Pembuktian dengan akta juga diatur dengan pasal 261 Kitab Undang-undang Hukum Perdata yang meneybutkan bahwa keturunan anak-anak yang sah dapat dibuktikan dengan akta-akta kelahiran mereka, sekedar telah dibukukan dalam register catatan sipil. Kemudian dalam Undang-undang No. 1 tahun 1974 pasal 55 juga disebutkan bawah asal-usul seorang anak hanya dapat dibuktikan dengan akta kelahiran yang autentik yang dilakukan oleh pejabat yang berwenang. Jadi dari uraian-uraian tersebut di atas, maka dapat kita tarik kesimpulan bawah hukum hanya akan memberikan perlindungan yang sempurna terhadap peristiwa kelahiran seseorang, jika anak tersebut memiliki akta kelahiran. Karena akta kelahiran ini dibuat oleh pejabat yang berwenang berdasarkan peraturan-peraturan yang berlaku. Maka dari itu akta kelahiran memang sangatlah diperlukan bagi anak luar kawin untuk menyatakan status anak terhadap orang tuanya. Dalam hal ini diperlukan suatu bukti tertulis yang dibuat oleh lembaga yang resmi, yaitu Kantor Pencatatan Sipil. Namun sampai saat ini masih banyak anak khususnya anak luar kawin yang belum mendapatkan akta

4 kelahiran dikarenakan prosedur dan persyaratannya yang sulit. Anak luar kawin adalah anak yang lahir di luar ikatan perkawinan atau anak yang lahir tanpa mempunyai seorang ayah, karena anak itu tidak mempunyai seorang ayah maka sulit untuk mendapatkan akta kelahiran oleh karena itu pemerintah untuk membantu anak luar kawin di dalam memperoleh akta kelahiran, agar bisa tercapai suatu hukum yang maksimal, maka pemerintah membantu dengan suatu program yang dinamakan program dispensasi akta kelahiran. Dengan program ini yang bertindak aktif adalah pemerintah dan diharapkan anak luar kawin dapat dilayani dengan cara cepat, mudah persyaratannya serta murah. Dispensasi akta kelahiran adalah pemerintah memberikan kemudahan baikitu syarat maupun biaya yang khususnya bagi warga negara Indonesia untuk mendapatkan akta kelahiran. Prosedur untuk memperoleh akta kelahiran dengan cara dispensasi lebih mudah, sederhana dan cepat tanpa melalui sidang pengadilan negeri dan tidak terikat dimana anak tersebut dilahirkan dan dengan biaya yang cukup murah bila dibandingkan dengan cara memperoleh akta kelahiran umum maupun akta kelahiran istimewa. Mengenai peraturan tentang pembuatan akta kelahiran dengan cara dispensasi adalah sebagai berikut :

5 1. Reglement Catata stb. 1920 No. 75 Jo stb. 1927 No. 564 tentang reglement Catatan Sipil untuk beberapa golongan penduduk Indonesia asli dan Jawa dan Madura. 2. Reglement Catatan Sipil stb. 1933 No. 75 Jo. stb. 1936 No. 607 tentang reglement Catatan Sipil untuk orang Indonesia Nasrani, Jawa, Ambon, Saparua, dan Banda tanpa pulau-pulau Teun, Nila dan Sarua. Dispensasi akta kelahiran memberikan suatu cara bagi anak luar kawin untuk lebih mudah memperoleh akta kelahiran sehingga, dengan adanya dispensasi akta kelahiran ini diharapkan anak luar kawin dapat memiliki bukti tertulis dalam menentukan status atas kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa seperti tersebut diatas, sehingga penulis tertarik untuk meneliti bagaimana pelaksanaan pemberian dispensasi akta kelahiran anak luar kawin jika ditinjau secara yuridis. Berdasarkan uraian tersebut diatas, dan didorong oleh keinginan untuk mendapatkan gambaran secara jelas bagimana pelaksanaan pemberian dispensasi akta kelahiran anak luar kawin khususnya pada Kantor Catatan Sipil Kabupaten Wonogiri, maka penulis tertarik untuk menelitinya dan mendeskripsikannya melalui sebuah skripsi dengan judul: TINJAUAN YURIDIS TENTANG PEMBERIAN DISPENSASI AKTA KELAHIRAN TERHADAP ANAK LUAR KAWIN YANG BELUM MENDAPAT AKTA KELAHIRAN.

6 B. Perumusan Masalah Untuk lebih mengfokuskan penelitian ini maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana proses pemberian dispensasi akta kelahiran pada anak luar kawin yang belum mendapat akta kelahiran dan hambatannya? 2. Apa akibat hukum dari pemberian dispensasi akta kelahiran pada anak luar kawin yang belum mendapat akta kelahiran? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana proses pemberian dispensasi akta kelahiran pada anak luar kawin yang belum mendapat akta kelahiran dan hambatannya. 2. Untuk mengetahui akibat hukum dari pemberian dispensasi akta kelahiran pada anak luar kawin yang belum mendapat akta kelahiran. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi diri sendiri Sebagai usaha untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan pemikiran bagi penulis dalam bidang hukum perdata, mengenai

7 masalah akta kelahiran khususnya tentang pemberian dispensasi akta kelahiran. 2. Bagi ilmu pengetahuan Dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dalam memecahkan masalah yang timbul dalam pemberian dispensasi akta kelahiran. 3. Bagi masyarakat Memberikan sumbangan, masukan, dan informasi kepada masyarakat sehingga mereka mengetahui tentang proses pemberian dispensasi akta kelahiran. E. Metode Penelitian Dalam penelitian yang penulis lakukan tentang pemberian dispensasi terhadap anak luar kawin yang belum memperoleh akta yang bertujan untuk mengetahui proses pembeian dispensasi ini dan untuk mengetahui akibat hukum dari adanya pemberian dispensasi ini, maka dari apa yang dikemukakan penulis diatas metode yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah : 1. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah bersifat deskriptif. Sehingga peneliti menggambarkan dan menguraikan semua data yang diperoleh dari lapangan yang berkaitan dengan tema dan judul skrisi secara jelas dan terperinci yang kemudian dianalisa guna

8 memecahkan masalah-masalah yang membutuhkan suatu penyelesaian. Dalam hal ini penulis menggambarkan, menguraikan dan mendeskripsikan mengenai bagaimana proses pemberian dispensasi akta kelahiran anak diluar kawin sampai pada pelaksanaannya di kantor catatan sipil wonogiri serta akbat hukum dari adanya pemberian dispensasi tersebut. 2. Sumber Data a. Penelitian kepustakaan Penelitian kepustakaan merupakan metode penelitian yang dimaksud untuk mendapatkan dasar teori dan memecahkan suatu masalah yang timbul dengan menggunakan bahan-bahan : 1) Bahan hukum primer Yaitu bahan yang mengikat berupa peraturan perundangundangan terdiri dari : a) HIR b) RBG 2) Bahan hukum sekunder Yaitu bahan hukum yang tidak mengikat yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer dan buku-buku ilmiah yang berhubungan dengan masalah-masalah tentang dispensasi akta kelahiran ini.

9 3) Bahan hukum tersier Yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan merupakan petunjuk terhadap bahan hukum primer dan sekunder yaitu kamus hukum. b. Penelitian lapangan Yaitu tekhnik pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung dan mencatat secara sistematis datadata yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti. 1) Lokasi Penelitian Penulis memilih lokasi penelitian di kantor Catatan Sipil Wonogiri 2) Subjek Penelitian Yang dijadikan subjek dalam penelitian ini adalah Responden, dalam hal ini adalah kepala atau staf pegawai di Kantor Catatan Sipil Kabupaten Wonogiri. 3. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini akan digunakan metode pengumpulan data sebagai berikut: a. Penelitian Kepustakaan Yang dilakukan denga mencari, mengumpulkan serta mempelajari ketiga baha hukum tersebut yaitu bahan hukum primer sekunder dan hukum tersier.

10 b. Penelitian Lapangan Yaitu melakukan penelitian langsung keobyek penelitian melalui : 1) Observasi (pengamatan) Yaitu dilakukan dengan mengamati secara langsung pada obyek penelitian dalam hal ini Kepala atau staf pegawai di Kantor Catatan Sipil Kabupaten Wonogiri. 2) Wawancara Yaitu merupakan cara untuk memperoleh informasi dengan bertanya langsung pada yang diwawancarai. Jenis wawancara yang penulis gunakan adalah terarah yaitu wawancara yang telah ditentukan pelaksanaannya, telah diatur daftar pertanyaannya, membatasi jawabannya serta membatasi aspek-aspek dari masalah yang akan diperiksa. Dengan wawancara tersebut diharapkan akan didapat data yang sesuai dengan masalah yang diteliti dan menutup kemungkinan adanya perluasan pembicaraan yang tidak sesuai dengan materi permasalahan yang diteliti. 3) Quesioner Tehnik pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara tidak langsung atau tertulis dengan pegawai di Kantor Catatan

11 Sipil di Wonogiri yang berkaitan dengan masalah pemberian dispensasi akta kelahiran terhadap anak luar kawin. 4) Penarikan Sampel Dalam penelitian penulis menggunakan tehnik purposive sample yaitu pemilihan kelompok subjek yang didasarkan atas criteria tertentu yang brhubungan erat dengan pemberian dispensasi akta kelahiran terhadap anak luar kawin, subjek dalam penelitian ini adalah kepala atau staf di kantor Catatan Sipil yang mengetahui atau mengerti akan permasalahan tentang pemberian dispensasi akta kelahiran bagi anak luar kawin tersebut. 4. Metode Analisis Data Tehnik analisis data tidak dapat dipisahkan dari jenis data yang dikumpulkan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini tehnik analisis data yang diperlukan adalah bersifat kualitatif yaitu data-data atau keterangan-keterangan yang terkumpul tidak disajikan dalam bentuk uraian dengan memadukan antara penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Penelitian lapangan digunakan untuk mendapatkan data primer yang dilakukan dengan cara observasi da interview dari responden sehingga dapat gambaran lengkap mengenai pemberian dispensasi akta kelahiran pada anak

12 luar kawin. Kemudian dianalisis secara kualitatif dicari pemecahannya dan ditarik kesimpulan. F. Sistematika Skripsi Penulisan skripsi ini dibagi menjadi empat bab dan setiap bab dibagi menjadi sub-sub bab. Sistematika ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara menyeleruh dari rencana penulisan skripsi dengan judul TINJAUAN YURIDIS TENTANG PEMBERIAN DISPENSASI AKTA KELAHIRAN TERHADAP ANAK LUAR KAWIN YANG BELUM MENDAPAT AKTA KELAHIRAN. Adapun sistematika dari skrisi ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Metode Penelitian F. Sistematika Skripsi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Dispensasi B. Pengertian Akta Kelahiran C. Pengertian Anak Luar Kawin

13 D. Pentingnya Akta Kelahiran E. Prosedur Permohonan Akta Kelahiran F. Fungsi Akta Kelahiran G. Keharusan Anak Luar Kawin untuk Mendapatkan Akta Kelahiran H. Dispensasi Akta Kelahiran Terhadap Anak Luar Kawin BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Proses Pemberian Dispensasi Akta Kelahiran Pada Anak Luar Kawin dan Hambatannya. B. Akibat Hukum Dari Adanya Pemberian Dispensasi Akta Kelahiran Pada Anak Luar Kawin BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran