Respons Pertumbuhan dan Hasil Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Terhadap Jarak Tanam dan Waktu Penyiangan Gulma

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH WAKTU PENYIANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS SORGUM

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays Saccharata Sturt) TERHADAP PEMBERIAN LIMBAH KOPI DAN TEPUNG DARAH SAPI SKRIPSI OLEH :

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS TUK-TUK TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KCl

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBELAHAN UMBI BIBIT PADA BEBERAPA JARAK TANAM

BAHAN METODE PENELITIAN

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) DENGAN PERBEDAAN SISTEM PENGOLAHAN TANAH SKRIPSI OLEH:

Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) TERHADAP PEMBERIAN MULSA DAN BERBAGAI METODE OLAH TANAH SKRIPSI

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (7): 47-54

EFEK KOMBINASI DOSIS PUPUK N P K DAN CARA PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS. Jumini, Nurhayati, dan Murzani

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

SKRIPSI OLEH : RIRI AZYYATI / BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

Respons Pertumbuhan Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Aplikasi Mulsa dan Perbedaan Jarak Tanam

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitan Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan substansi pokok dalam kehidupan manusia sehingga

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Pada Dosis Pupuk Kalium dan Frekwensi Pembumbunan

PERIODE KRITIS PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) SKRIPSI OLEH : WILTER JANUARDI PADANG

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP DOSIS PUPUK KALIUM DAN FREKUENSI PEMBUMBUNAN SKRIPSI OLEH :

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT DAN PUPUK UREA PADA MEDIA PEMBIBITAN SKRIPSI OLEH :

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Terhadap Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair dan Aplikasi Pupuk NPK

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

Pertumbuhan dan Produktivitas Jagung Manis pada Beberapa Sistem Tanam

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Urin Kambing Pada Beberapa Jarak Tanam

Jurnal Online Agroekoteaknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG HIBRIDA PADA BERBAGAI CAMPURAN PUPUK KANDANG SAPI DAN NPKMg SKRIPSI OLEH YOZIE DHARMAWAN

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPON PERTUMBUHAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG TERHADAP FREKUENSI PEMUPUKAN PUPUK ORGANIK CAIR DAN APLIKASI PUPUK DASAR NPK SKRIPSI

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

PERIODE KRITIS KOMPETISI GULMA PADA DUA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L) HIBRIDA SKRIPSI OLEH :

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

DOSIS PUPUK CAIR ANORGANIK DAN JARAK TANAM BERPENGARUH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L. var. TUK TUK ) ASAL BIJI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sungai Niger di Afrika. Di Indonesia sorgum telah lama dikenal oleh petani

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

Respon Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Ubi(Ipomoea batatas L.) jalar Terhadap Pemberian Paclobutrazol

PENGARUH JENIS PUPUK KANDANG DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. var. saccharata Sturt) SKRIPSI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

EFEKTIFITAS JARAK TANAM DAN JUMLAH BENIH PER LUBANG TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI GOGO

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG ( Zea mays L. ) PADA BERBAGAI TINGKAT PEMBERIAN AIR SKRIPSI

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JAMBU AIR MADU DELI HIJAU (Syzgizium samarangense) SKRIPSI OLEH :

Periode Kritis Pengendalian Gulma Pada Tanaman jagung (Zea mays L.) Critical periode of weed control in Zea mays L

Respons Pertumbuhan Beberapa Varietas Sorgum (Sorghum bicolor L.) Pada Tanah Salin Dengan Pemberian Giberelin

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

JurnalAgroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.6.No.1, Januari 2018 (3): 14-19

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA PEMBERIAN HIDROGEL DAN FREKUENSI PENYIRAMAN DENGAN SISTEM VERTIKULTUR SKRIPSI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI MAIN NURSERY TERHADAP KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFAT

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian Tanjung Selamat, Kecamatan Tuntungan, Kabupaten Deli Serdang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

A. Waktu dan tempat penelitian. B. Bahan dan Alat. C. Metode Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani Tanaman Sorgum. Berdasarkan klasifikasi botaninya, Sorghum bicolor (L.) Moench termasuk

Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) berdasarkan Waktu Penyiangan dan Jarak Tanam yang Berbeda ABSTRAK

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PENINGKATAN MUTU DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) DENGAN PEMBERIAN HORMON GA3. Oleh :

III. MATERI DAN METODE

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN WAKTU

The Growth and Production of Hybrid Corn at Various Manure Cow Mixture and N, P, K, Mg

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Hibrida Terhadap Pemberian Kompos Limbah Jagung dan Pupuk KCl

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L. Var. TUKTUK) ASAL BIJI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KALIUM DAN JARAK TANAM

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG VARIETAS P-23 TERHADAP BERBAGAI KOMPOSISI VERMIKOMPOS DENGAN PUPUK ANORGANIK

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

RESPON PERUBAHAN MORFOLOGI DAN KANDUNGAN ANTOSIANIN TANAMAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) TERHADAP BEBERAPA DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA SKRIPSI

Respons Pemberian Pupuk Hayati pada Beberapa Jarak Tanam Pertumbuhan dan Produksi Kailan (Brassica oleraceae var. acephala)

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SEMANGKA (Citrullus vulgaris Schard.) TERHADAP KONSENTRASI PACLOBUTRAZOL DAN DOSIS PUPUK NPK

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara, Medan, dengan ketinggian tempat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar

Transkripsi:

Respons Pertumbuhan dan Hasil Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Terhadap Jarak Tanam dan Response of growth and result sorghum in spacing and weeding time Wika Simanjutak, Edison Purba*, T Irmansyah Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, USU, Medan 20155 *Coressponding author :epurba@yahoo.com ABSTRACT The purpose of this research was to study the response of growth and result sorghum with spacing and weeding time. This research was conducted from December 2014 to April 2015 at the Experimental Farm of the Faculty of Agriculture, Sumatera Utara University, Medan with altitude 25 meter above sea level. The research design used Split Plot Factorial Design. The first factor was spacing (70 cm x 3 cm, 70 cm x 20 cm, 70 cm x 10 cm) and weeding time (without weeding, 2 weeks after planting, 4 weeks after planting, 6 weeks after planting, 8 weeks after planting, without weed). This research showed the treatment of spacing increased height of plant, wet weight of tassel per sample and sample seed production. Weeding time increased plant height, number of leaves, diameter of stem, wet weight of tassel per sample, wet weight of tessel per plot, sample seed production, plot seed production, weight of 1000 seed. Key Words : Spacing, Weeding Time, Sorghum ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui respons pertumbuhan dan hasil sorgum terhadap jarak tanam dan waktu penyiangan gulma. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2014 hingga April 2015 di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan dengan ketinggian 25 meter di atas permukaan laut. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Petak Terpisah Faktorial. Faktor pertama adalah jarak tanam (70 cm x 30 cm, 70 cm x 20 cm, 70 cm x 10 cm) dan faktor kedua adalah waktu penyiangan gulma (tanpa penyiangan, disiangi 2 minggu setelah tanam, disiangi 4 minggu setelah tanam, disiangi 6 minggu setelah tanam, disiangi 8 minggu setelah tanam, bebas gulma). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam meningkatkan tinggi tanaman, berat basah malai per sampel dan produksi biji per sampel sedangkan pada perlakuan waktu penyiangan gulma meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun umur, diameter batang, berat basah malai per sampel, berat basah malai per plot, produksi biji per sampel, produksi biji per plot, dan bobot 1000 biji. Kata kunci: Jarak Tanam,, Sorgum PENDAHULUAN Usaha peningkatan produksi bahan pangan terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan terutama makanan pokok terus meningkat sejalan dengan laju pembangunan dan pertambahan penduduk. Usaha ini tidak terbatas pada tanaman pangan utama melainkan penganekaraman dengan mengembangkan tanaman pangan alternatif seperti sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench). Sorgum merupakan komoditas pangan alternatif yang memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan di Indonesia. Sebagai bahan pangan, kandungan gizi pada sorgum sangat bersaing dengan beras dan jagung. Kandungan protein dan kalsium pada sorgum mencapai 11,0 g dan 28,0 mg. Selain itu, sorgum juga mengandung zat besi, fosfor, dan vitamin B1 yang tinggi. 2034

Kandungan besi, fosfor, dan vitamin B1 pada sorgum berturut-turut 4.4 mg, 287 mg, dan 0.38 mg. Benih sorgum dapat tumbuh dengan baik pada berbagai agroekosistem dan tingkat cekaman kekeringan. Secara fisiologis, permukaan daun sorgum yang mengandung lapisan lilin dan sistem perakaran yang ekstensif, fibrous, dan dalam cenderung membuat tanaman lebih efisien dalam absorpsi dan pemanfaatan air (laju evapotranspirasi sangat rendah). Selain itu, populasi tanaman dan jarak tanam merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil produksi. Peningkatan tingkat kerapatan tanam persatuan luas sampai batas tertentu dapat meningkatkan hasil biji, akan tetapi penambahan jumlah tanam akan menurunkan hasil karena terjadinya persaingan hara, air, radiasi matahari, dan ruang tumbuh sehingga akan mengurangi jumlah biji pertanaman Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian guna mengetahui respon pertumbuhan dan hasil sorgum terhadap jarak tanam dan waktu penyiangan gulma. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dengan ketinggian tempat ± 25 m diatas permukaan laut. Penelitian dilaksanakan dari bulan Desember 2014 sampai dengan April 2015. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih sorgum varietas Kawali, Nitrogen (urea), Posfor (SP-36), Kalium (KCL), dan fungisida (Dithane M- 45). Alat yang digunakan adalah cangkul, meteran dan timbangan analitik. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terpisah faktorial (RPT) dengan dua faktor perlakuan yaitu : Faktor pertama Jarak tanam dengan 3 taraf yaitu T0 (70 cm x 30 cm); T1 (70 cm x 20cm); T2 (70 cm x 10cm). Faktor kedua yaitu waktu penyiangan gulma dengan 6 taraf yaitu P0 (tanpa penyiangan gulma/kontrol); P1 (disiangi 2 minggu setelah tanam); P2 (disiangi 4 minggu setelah tanam); P3 (disiangi 6 minggu setelah tanam); P4 (disiangi 8 minggu setelah tanam); P5 (disiangi hingga panen/bebas gulma) sehingga diperoleh 18 kombinasi dengan 3 ulangan. Data yang menunjukan hasil yang nyata di analisis lanjut dengan menggunakan uji Duncan 5%. Lahan yang telah diolah kemudian di cangkul sebanyak 3 kali dengan kedalaman olah tanah 15-20 cm, dibuat petakan plot dengan ukuran plot utama sebesar 300 cm x 1650 cm dan ukuran anak plot 300 cm x 200 cm. Kemudian dibuat jarak antrar plot 50 cm, jarak antar sub plot 50 cm dan jarak antar blok 100 cm. Benih direndam selama 1 jam dengan air kemudian dilakukan penanaman dengan menugal 3 benih kedalam lubang tanam dengan kedalaman 3 cm. Pupuk yang diberikan yaitu 90 Kg N/ha, 45 Kg P 2 O 5 /ha dan 30 Kg K 2 O/ha.Dosis pemupukan dikonversikan ke dalam 200 Kg Urea/ha, 125 Kg SP- 36/ha dan 50 Kg KCl/ha. Pemupukan N dilakukan dua kali, yaitu 1/3 bagian diberikan pada saat awal penanaman sorgum yang dilakukan bersamaan dengan pemberian pupuk P dan K seluruhnya dan 2/3 bagian pupuk N diberikan pada saat umur 4 minggu setelah tanam. Pemupukan dilakukan dengan cara menabur pada lubang yang dibuat sedalam 5 cm dengan jarak 10 cm dari lubang tanam lalu ditutup dengan tanah. Penyiraman dilakukan secara rutin hingga tanaman berumur 4 minggu setelah tanam. Penyiangan dilakukan sesuai dengan perlakuan yang telah ditetapkan dan pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menggunakan fungisida Dithane M- 45 dengan dosis 2 g/liter air. Pengendalian penyakit dilakukan dua kali pada saat tanaman berumur 4 dan 6 minggu setelah tanam dengan menggunakan knapsack dan disemprotkan ke daun dan batang tanaman secara merata. Pemanenan dilakukan pada saat tanaman mencapai umur 109 hari. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), diameter batang (mm), umur berbunga (hari), berat basah malai per plot (g), produksi biji per 2035

sempel (g), produksi biji per plot (g) dan berat seribu bijji (g). HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi tanaman (cm) Berdasarkan daftar sidik ragam diketahui bahwa perlakuan jarak tanam dan waktu penyiangan gulma berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 6 dan 8 minggu setelah tanam. Interaksi jarak tanam dan waktu penyiangan gulma berpengaruh tidak nyata terhadap parameter tinggi tanaman. Pengamatan parameter umur 8 minggu setelah tanam perlakuan jarak tanam menunjukkan tinggi tanaman tertinggi yaitu jarak tanam 70 x 20 (150.25 cm) yang berbeda nyata terhadap jarak tanam 70 x 30 cm (145.93 cm) dan 70 x 10 cm (139.95 cm). tinggi tanaman terhadap jarak tanam dan waktu penyiangan gulma pada umur 2-8 minggu setelah tanam dapat dilihat pada Tabel 1. Jarak tanam sorgum berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman 6 dan 8 minggu setelah tanam. Hal ini diduga karena jarak tanam sorgum mempengaruhi pertumbuhan sorgum pada kerapatan tanam tertentu. Jarak tanam memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan sorgum termasuk pada tinggi tanaman. Semakin rapatnya jarak tanam maka pertumbuhan sorgum akan berkurang akibat adanya persaingan hara, air, dan sinar matahari. Jarak tanam yang terlalu jauh juga tidak mendapatkan hasil yang terbaik. Hal itu disebabkan tanah menjadi kering terkena sinar matahari dan terjadi penguapan dipermukaan tanah lebih besar yang menyebabkan tanaman akan kekurangan air. Hal ini sesuai dengan pernyataan Widyastusi et al (2007) yang menyatakan jarak tanam akan mempengaruhi kerapatan tanaman atau jumlah populasi per unit area. Hal ini berhubungan erat dengan penangkapan energi cahaya, dan ketersediaan hara dan air dalam tanah. Dengan demikian kerapatan tanaman akan menentukan produksi tanaman. Mengatur jarak tanam berarti memberi ruang lingkup hidup yang sama dan merata bagi setiap tanaman. Tabel 1.Tinggi tanaman pada perlakuan jarak tanam dan waktu penyiangan gulma Umur Jarak Tanam P0 P1 P2 P3 P4 P5 -----------------------------cm--------------------------- T0 24.95 21.98 25.69 22.99 23.68 24.47 23.96 2 T1 23.35 22.58 24.05 22.52 23.73 24.47 23.45 T2 26.47 25.43 23.24 23.65 20.09 24.03 23.82 24.92 23.33 24.33 23.05 22.50 24.32 T0 77.84 70.52 76.13 68.64 65.47 78.45 72.84 4 T1 71.57 72.91 76.22 65.47 74.41 71.80 72.06 T2 76.68 74.11 70.27 69.37 63.30 73.17 71.15 75.36 72.51 74.20 67.83 67.72 74.47 T0 105.30 108.54 111.38 106.59 100.81 119.22 108.64b 6 T1 98 113.58 111.50 103.37 114.37 120.34 112.45a T2 99.43 105.56 107.83 100.14 98.79 117.38 104.85b 105.43c 109.23bc 110.24b 103.37c 104.66c 118.98a 8 T0 134.90 145.64 153.95 136.69 136.43 167.94 145.93b T1 139.89 148.12 159.05 140.48 143.18 170.80 150.25a T2 130.21 142.02 135.88 137.56 135.67 158.35 139.95c 135.00d 145.26bc 149.63b 138.24d 138.43d 165.70a Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut Uji.Jarak Berganda Duncan pada taraf α = 5% Jumlah daun Berdasarkan daftar sidik ragam diketahui bahwa perlakuan jarak tanam berpengaruh tidak nyata terhadap parameter jumlah daun, sedangkan waktu penyiangan 2036

gulma berpengaruh nyata dan meningkatkan pertumbuhan terhadap parameter jumlah daun 4, 6 dan 8 minggu setelah tanam. Interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap pengamatan parameter jumlah daun. jumlah daun terhadap jarak tanam dan waktu penyiangan gulma pada umur 2-8 minggu setelah tanam dapat dilihat pada.tabel.2. Pada parameter jumlah daun perlakuan penyiangan terbaik terdapat pada perlakuan disiangi 2 minggu setelah tanam (11.42 helai) yang menurun 2.22 % dari perlakuan bebas gulma (11.68 helai) dan meningkat 16.91 % dari perlakuan tanpa penyiangan (9.99 helai). Hal ini dapat diduga bahwa gulma sudah mempengaruhi pertumbuhan sorgum pada jumlah daun. Penyiangan gulma berpengaruh pada penampilan fisik sorgum karena terjadinya kompetisi antara gulma dengan sorgum. Menurut Moenandir (1993) tanaman budidaya dan gulma saling memperebutkan persyaratan tumbuh seperti cahaya, nutrisi, air gas CO 2, dan gas lainnya bila jumlahnya terbatas bagi kedua tanaman. Tabel 2. Jumlah daun pada pelakuan jarak tanam dan waktu penyiangan gulma Umur Jarak Tanam P0 P1 P2 P3 P4 P5 T0 4.29 4.00 4.46 3.96 4.08 4.17 4.16 2 T1 4.13 4.08 4.00 4.00 4.13 4.33 4.11 T2 4.17 4.33 4.13 3.96 3.67 4.29 4.09 4.19 4.14 4.19 3.97 3.96 4.26 T0 6.33 7.50 7.46 6.50 6.38 7.29 6.91 4 T1 6.67 7.67 7.92 6.04 6.83 7.92 7.17 T2 6.08 7.38 7.25 6.42 6.17 8.29 6.93 6.36c 7.51bc 7.54b 6.32c 6.46c 7.83a T0 8.50 10.00 9.67 8.71 8.54 10.29 9.28 6 T1 8.92 9.92 10.08 8.17 9.13 10.17 9.40 T2 7.79 9.58 9.50 8.54 8.33 10.42 9.03 8.40c 9.83b 9.75b 8.47c 8.67c 10.29a T0 10.04 11.75 11.00 10.38 10.29 11.63 10.85 8 T1 10.54 11.42 11.67 10.08 10.92 11.29 10.99 T2 9.38 11.08 11.13 10.63 10.38 12.13 10.78 9.99c 11.42b 11.26bc 10.36c 10.53c 11.68a Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α = 5% Produksi biji per sampel (g) Berdasarkan daftar sidik ragam diketahui bahwa perlakuan jarak tanam menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap pengamatan parameter produksi biji per sampel. Namun perlakuan waktu penyiangan gulma berpengaruh nyata terhadap pengamatan parameter produksi biji per sampel. Interaksi jarak tanam dan waktu penyiangan gulma berpengaruh tidak nyata terhadap parameter produksi biji per sampel. produksi biji per sampel terhadap jarak tanam dan waktu penyiangan gulma dapat dilihat pada Tabel 3. Produksi biji per sampel tertinggi pada perlakuan waktu penyiangan terdapat pada perlakuan bebas gulma (83.60 g) berbeda nyata terhadap perlakuan disiangi 2 minggu setelah tanam (65.28 g), disiangi 4 minggu setelah tanam, disiangi 6 minggu setelah tanam (62.94 g), disiangi 8 minggu setelah tanam dan tanpa penyiangan sebagai data terendah (53.66 g ). 2037

Tabel 3. Produksi biji per sampel terhadap jarak tanam dan waktu penyiangan gulma Jarak Tanam P0 P1 P2 P3 P4 P5 -----------------------------g--------------------------- T0 54.93 77.14 97.60 82.12 54.21 94.69 76.78a T1 71.04 66.44 80.43 64.00 65.44 92.88 73.37b T2 35.01 52.26 52.42 42.71 42.15 63.24 47.97c 62.98c 71.79c 89.01b 73.06bc 59.82c 93.78a Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang berbeda pada baris dan kolom menunjukkan berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α = 5%. Produksi biji per plot Berdasarkan daftar sidik ragam diketahui bahwa perlakuan jarak tanam berpengaruh tidak nyata pada pengamatan parameter produksi biji per plot, tetapi pada perlakuan waktu penyiangan gulma berpengaruh nyata terhadap produksi biji per plot. Namun, interaksi jarak tanam dan waktu penyiangan gulma berpengaruh tidak nyata terhadap produksi biji per plot. Pada produksi biji per plot hasil tertinggi terdapat pada perlakuan bebas gulma (disiangi hingga panen). Namun perlakuan tersebut bukan merupakan perlakuan yang efisien untuk diaplikasikan untuk budidaya tanaman sorgum. Pada hasil pengamatan produksi biji per plot, data terbaik yaitu pada perlakuan disiangi 4 minggu setelah tanam (1537.88 g) mengalami peningkatan hasil sebesar 68.01% terhadap perlakuan tanpa penyiangan (915.33 g) dan menurunkan hasil sebesar 12.15% dari perlakuan bebas gulma (1750.60 g). Hal ini diduga karena keberadaan gulma pada sorgum memiliki pengaruh yang nyata yaitu akan menurunkan hasil jika tidak dilakukannya penyiangan sampai masa panen dan begitu sebaliknya. Hal tersebut terjadi karena terjadinya persaingan gulma atau kompetisi antara gulma yang tumbuh dengan tanaman budidaya. Persaingan tersebut berupa persaingan hara, cahaya matahari dan ketersediaan air tanah. Hasil penelitian Tarigan (2013) menunjukkan pengaruh keberadaan gulma terhadap kehilangan hasil sorgum dimana pada waktu penyiangan yang terlalu cepat (7 HST) dan terlalu lama (28 HST) menunjukkan kehilangan hasil (37.97 % - 46.56 %). Sedangkan pada waktu penyiangan 14 dan 21 hari setelah tanam menunjukkan kehilangan hasil sekitar 29.68 % - 34.37 %.Kehadiran gulma di sekitar tanaman budidaya tidak dapat di elakkan, terutama bila lahan pertanaman tersebut tidak dikendalikan. Tabel 4. Produksi biji per plot pada jarak tanam dan waktu penyiangan gulma Jarak Tanam P0 P1 P2 P3 P4 P5 -----------------------------g--------------------------- T0 726.09 1470.11 1658.55 1197.57 1147.64 1878.60 1346.43 T1 1169.32 1205.71 1628.87 1070.25 1047.55 1870.38 1332.01 T2 850.57 1345.50 1326.21 1054.56 968.54 1502.82 1174.70 915.33d 1340.44bc 1537.88b 1107.46cd 1054.58d 1750.60a Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α = 5%. 2038

SIMPULAN Jarak tanam berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 6 8 minggu setelah tanam. Penyiangan terbaik pada parameter produksi biji per sampel yaitu disiangi 4 minggu setelah tanam (89.01 g) yang mengalami peningkatan hasil sebesar 41.33 % dari perlakuan tanpa penyiangan(p0). Penyiangan terbaik pada parameter produksi biji per plot yaitu disiangi 4 MST (1537.88 g) mengalami peningkatan hasil sebesar 68.01% terhadap perlakuan tanpa penyiangan (P0). Tidak ada pengaruh nyata terhadap interaksi perlakuan jarak tanam dan waktu penyiangan gulma yang berbeda. Widyastuti, T., S.S. Dewi dan Haryono., 2007. Dasar-Dasar Agronomi. Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah, Yogyakarta. DAFTAR PUSTAKA Balai Informasi Pertanian, 1990. Budidaya Tanaman Sorgum. Departemen Pertanian. Irian Jaya. www.pustaka.litbang.deptan.go.id Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1992.Daftar Komposisi Bahan Makanan. Bhratara. Jakarta. Dinas Pertanian, 2011. Teknologi Budidaya Sorgum. http://www.distan.pemdadiy.go.idimagestories[20 Februari 2014] FAO, Agricultural Department. 2002. Sweet Sorghum In China. World Food Summit, 10-13 June 2002. http://www.fao.org/ag[ Diakses tanggal 7 Mei 2014]. Irfan, M. 1999. Respon Tanaman Jagung (Zea mays) Terhadap pengolahan tanah dan kerapatan tanam pada tanah andisol dan ultisol.tesis. Universitas Sumatera Utara. Hal 7,13. Moenandir, H. J., 1988. Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma. Rajawali Pers, Jakarta. Hal. 83 Puspitasari, G. N., D. Kastono, dan S. Waluyo. 2012. Pertumbuhan dan Hasil Sorgum manis (Sorghum bicolor (L.)Moench) Tanam Baru dan Ratoon pada Jarak Tanam Berbeda. Universitas Gadjah Mada. Jogjakarta. Vol. 1,No.4 (2012) 2039