DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG E: DEFINISI DAN INTERPRETASI

dokumen-dokumen yang mirip
PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG E: DEFINISI DAN INTERPRETASI

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG E: DEFINISI DAN INTERPRETASI

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI PERJANJIAN POKOK INTERKONEKSI

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI PERJANJIAN POKOK INTERKONEKSI

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI

PETUNJUK PENYUSUNAN DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI (P2DPI) DAFTAR ISI

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI (DPI) MILIK PT. TELKOMSEL

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI PERJANJIAN POKOK INTERKONEKSI

DRAFT PERJANJIAN POKOK INTERKONEKSI

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI (DPI) REFERENCE INTERCONNECT OFFER (RIO) TELKOMSEL

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI PT. HUTCHISON 3 INDONESIA EXECUTIVE SUMMARY

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI YANG DITAWARKAN

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG B: PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG C: DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI DAN HARGA

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG B: PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI (DPI) MILIK PT. INDOSAT

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : PM. TAHUN 2005 TENTANG INTERKONEKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Dokumen Penawaran Interkoneksi (DPI) PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel) EXECUTIVE SUMMARY

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG B: PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. 08/Per/M.KOMINF/02/2006 TENTANG INTERKONEKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Dokumen Penawaran Interkoneksi (DPI) PT. Telekomunikasi Selular EXECUTIVE SUMMARY

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG C: DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI

2017, No b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika te

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG D: SPESIFIKASI TEKNIS

FTP Nasional 2000 I - i Pendahuluan

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA INTERNET TELEPONI UNTUK KEPERLUAN PUBLIK

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG C: DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI

ATURAN POKOK AKSES KE FASILITAS PENTING INTERKONEKSI

RANCANGAN KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : TAHUN 2002 T E N T A N G BIAYA INTERKONEKSI ANTAR PENYELENGGARA JARINGAN TELEKOMUNIKASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. 08/Per/M.KOMINF/02/2006 TENTANG INTERKONEKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 01/PER/M.KOMINFO/01/2010 TENTANG PENYELENGGARAAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : /PER/M.KOMINFO/ /2007 TENTANG

7. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 01/PER/M.KOMINFO/04/05 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Komunikasi dan Informatika;

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG A: PERENCANAAN DAN OPERASI

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TENTANG

Tanggapan BRTI terhadap masukan dan saran terhadap RPM Interkoneksi

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA TELEKOMUNIKASI

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 12/PER/M.KOMINFO/04/ 2008 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2001 T E N T A N G PENYELENGGARAAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI MENTERI PERHUBUNGAN,

8. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 8/P./M.Kominfo/2/2006 tentang Interkoneksi;

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : /PER/M.KOMINFO/ /2007 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 84 TAHUN 2002 TENTANG KLIRING TRAFIK TELEKOMUNIKASI MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 28 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III. KONFIGURASI MSC DAN MSS PT. INDOSAT, Tbk.

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 13/PER/M.KOMINFO/04/ 2008 TENTANG

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG D: SPESIFIKASI TEKNIS

TUGAS AKHIR ANALISA MESSAGE ISUP TRUNK INTERKONEKSI INDOSAT-TELKOM PASKA MIGRASI GATEWAY INTERKONEKSI PSTN TELKOM SEMARANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : TAHUN 2005 TENTANG

DAFTAR ISI RENCANA PENOMORAN

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 73/ DIRJEN/ 2006 TENTANG

Bab 9. Circuit Switching

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengatur telekomunikasi di Indonesia dengan Undang-undang

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 10/PER/M.KOMINFO/04/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

Analisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1991 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 05 /PER/M.KOMINFO/I/2006 TENTANG PENYELENGGARAAN WARUNG TELEKOMUNIKASI

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG REGISTRASI PELANGGAN JASA TELEKOMUNIKASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 01 /PER/M. KOMINFO/01/2009 TENTANG

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG A: PERENCANAAN DAN OPERASI

BAB II WIDE AREA NETWORK

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG A: PERENCANAAN DAN OPERASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. No.1388, 2013 KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Layanan Jelajah. Roaming. Internasional. Jaringan Bergerak Seluler.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : /DIRJEN/ 2007 TENTANG

Komputer, terminal, telephone, dsb

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG REGISTRASI PELANGGAN JASA TELEKOMUNIKASI

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2000 T E N T A N G PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 14/PER/M.KOMINFO/04/2008 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG

BAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS

Syarat dan Ketentuan Mega Syariah Mobile

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 11/PER/M.KOMINFO/04/2008 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN PANGGILAN TUNGGAL DARURAT

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

Makalah Seminar Kerja Praktek Analisa Kegagalan Panggil Pada Sentral Telepon Digital

BAB III LANDASAN TEORI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR: /PER/M.KOMINFO/ / TENTANG

Source situs kominfo/dowdloaded by mandor/170707/distributed to all daerahs & ham concern by 1

BAB III SENTRAL TELEPON DIGITAL EWSD. Electronic Wahler System Digital (EWSD) atau Digital Electronic Switching

BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI GSM. Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan salah satu trend

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.255, 2011 KEMENTERIAN KOMUNIKASI dan INFORMATIKA. Pelayanan Internet Teleponi. Standar Kualitas.

Teknologi Telekomunikasi

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 08/P/M.

Sentral Telepon. Syah Alam, M.T STTI JAKARTA

Memahami proses switching dalam sistem telepon Memahami rangkaian switching yang digunakan dalam sistem komunikasi telepon Menjelaskan aplikasi dan

Transkripsi:

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG E: DEFINISI DAN INTERPRETASI PT. XL AXIATA,Tbk 2014

DAFTAR ISI 1. A H... 1 2. I P... 3 3. Q Z... 7 Dokumen Pendukung E : Definisi Dan Interpretasi Hal ii

1. A H Area Pelayanan adalah suatu wilayah yang diidentifikasikan sebagai satu kesatuan pelayanan di suatu wilayah yang ditetapkan sebagai cakupan lokal dengan sebuah Titik Pembebanan. Alokasi Penomoran adalah pengalokasian nomor pelanggan yang dikaitkan dengan Area Pelayanan. Batas Fisik Tanggung Jawab Operasi dan Pemeliharaan Atas Perangkat Interkoneksi XL adalah Digital Distribution Frame milik XL. Berita Acara Settlement Final adalah dokumen tertulis yang dibuat dan ditandatangani oleh Para Pihak melalui wakil-wakilnya yang sah yang memuat data Interkoneksi yang telah disepakati oleh Para Pihak sebagai dasar penyelesaian hak dan kewajiban keuangan Interkoneksi masing-masing pihak. Berita Acara Settlement Sementara adalah dokumen tertulis yang dibuat dan ditandatangani oleh Para Pihak melalui wakil-wakilnya yang sah yang memuat settlement sementara atas data Interkoneksi yang disepakati adalah bersifat sementara untuk dipergunakan sebagai dasar penyelesaian hak dan kewajiban keuangan Interkoneksi masing-masing pihak dan yang belum dianggap benar sebelum dinyatakan secara tegas oleh masing-masing pihak dalam Berita Acara Rekonsiliasi. Berita Acara Rekonsiliasi adalah dokumen tertulis yang dibuat dan ditandatangani oleh Para Pihak melalui wakil-wakilnya yang sah yang memuat hasil rekonsiliasi atas data Interkoneksi yang dipakai sebagai dasar untuk penyelesaian hak dan kewajiban Interkoneksi masing-masing pihak. Berita Acara Penyaluran Trafik adalah dokumen tertulis yang dibuat dan ditandatangani oleh Para Pihak di atas meterai secukupnya melalui wakil-wakilnya yang sah yang memuat kesepakatan tentang dimulainya penyaluran trafik. BRTI adalah Badan Regulasi Independen yang diberi tugas oleh pemerintah atas pelaksanaan dan pengendalian Industri Telekomunikasi di Indonesia. Calling Line Identification (CLI) adalah identitas atau nomor pemanggil, dimana dalam kasus call forwarding CLI adalah nomor pemanggil yang melakukan panggilan pertama kali. Call Detailed Record (CDR) adalah Perekaman Data Trafik interkoneksi yang mencatat A#, B#, tanggal, start time, durasi dan identifikasi lokasi POI. Common Channel Signalling Number 7 (CCS #7) adalah suatu sistem pertukaran informasi yang diperlukan bagi pembentukan, pemantauan dan pembubaran hubungan melalui jaringan (signalling) nomor 7. Digital Distribution Frame (DDF) atau adalah perangkat yang digunakan sebagai tempat untuk menghubungkan suatu jaringan telekomunikasi dengan jaringan telekomunikasi yang lain. Dimensi Interkoneksi adalah jumlah/kapasitas sirkit/kanal telekomunikasi atau junctor yang digunakan untuk penyaluran Panggilan Interkoneksi. Dirjen Postel adalah Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi. F (Fixed) adalah Penyelenggara jaringan Telekomunikasi tetap. Dokumen Pendukung E : Definisi Dan Interpretasi Hal 1

Forecast Kebutuhan Kapasitas adalah estimasi kebutuhan kemampuan dari fasilitas telekomunikasi untuk menyalurkan trafik dan biasanya dinyatakan satuan 2 Mbit/detik. File Tagihan Layanan Penyelenggara Rekaman data-data panggilan yang rinci dari layanan Interkoneksi yang diberikan oleh suatu Penyelengara kepada Penyelenggara lainnya. F int 2M adalah penggilan terminasi dari penyelenggara sambungan internasional ke XL. FPI (Fasilitas Penting bagi Interkoneksi) adalah suatu istilah yang dipergunakan bagi berbagai fasilitas yang merupakan infrastruktur sipil dari suatu jaringan telekomunikasi, dimana akses ke fasilitas tersebut mutlak diperlukan bagi pelaksanaan Interkoneksi (guna memasang dan mengoperasikan Peralatan yang diperlukan oleh Penyelenggara Kedua untuk menyalurkan trafik interkoneksi dari/ke jaringannya). Fasilitas tersebut meliputi lokasi Sentral Gerbang (dimana terdapat Titik Interkoneksi), lokasi menara transmisi, menara transmisi dan fasilitas bawah tanah (duct). FPI yang menjadi subyek Aturan Pokok ini adalah pada kasus Penyelenggara Kedua tidak memiliki pilihan antara membangun atau menyewa akses ke FPI tersebut. Fundamental Technical Plan (FTP) adalah Rencana Dasar Teknis Nasional yang ditetapkan oleh Menteri. F2M adalah panggilan terminasi dari penyelenggara Fixed ke XL. GSM atau Global System for Mobile Communication adalah sistem telepon bergerak yang menggunakan teknik digital selular yang menggunakan pita frekuensi 900MHz dan/atau 1800MHz. GT Calling adalah SMS centre dari pihak yang mengirim SMS GT Called adalah MSC ID dari pihak yang menerima SMS Dokumen Pendukung E : Definisi Dan Interpretasi Hal 2

2. I P Identifikasi Panggilan adalah cara untuk mengenali identitas atau nomor pemanggil. Identitas Pemanggil adalah nomor telepon pemanggil. IEC (Interconnect Extension Circuit) adalah ekstension (perpanjangan) dari sirkit Interkoneksi, yang umumnya dipakai untuk sambungan menuju ke sentral gerbang pada lokasi remote. Informasi Penomoran adalah informasi tentang sistem alokasi penomoran yang berkaitan dengan Area Pelayanan (lokal atau jarak jauh) dan hal lain yang bersifat spesifik. Informasi Rahasia meliputi seluruh informasi, idea, konsep, teknologi, proses manufaktur serta pengetahuan (dalam berbagai bentuk alaminya) tentang industri, pemasaran dan komersial yang berhubungan dengan/atau dikembangkan guna mendukung bisnis suatu Penyelenggara. Interkoneksi adalah keterhubungan langsung antara jaringan telekomunikasi yang dikelola oleh XL dengan jaringan telekomunikasi Penyelenggara Kedua. International Roaming Expert Group 24 (IREG-24) adalah prosedur testing sebelum dilakukan implementasi untuk SMS yang disusun oleh Organisasi Internasional di bidang GSM (IREG). Jaringan XL adalah jaringan telekomunikasi yang dibangun dan dikelola oleh XL. Jaringan pihak ketiga adalah jaringan telekomunikasi milik pihak ketiga yang digunakan oleh XL dan Penyelenggara Kedua. Jaringan Penyelenggara Kedua adalah jaringan telekomunikasi yang dibangun dan dikelola oleh Penyelenggara Kedua. Jitter adalah adalah variasi dalam jangka pendek (yang tidak kumulatif) suatu sinyal digital dari posisinya yang ideal pada skala waktu yang bersifat sesaat (instant) dan signifikan. Juklak Pengoperasian dan Pemeliharaan Dokumen yang berisi petunjuk pelaksanaan pengoperasian dan pemeliharaan. Juklak Pengujian Operasi Dokumen petunjuk pelaksanaan pengujian operasional sistem Interkoneksi. Juklak Penyediaan Dokumen petunjuk pelaksanaan yang berisi prosedur untuk penyediaan dan pengaturan Kapasitas Interkoneksi. Kapasitas adalah kemampuan dari fasilitas telekomunikasi untuk menyalurkan trafik dan biasanya dinyatakan satuan 2 Mbit/detik. Kejadian Suspensi adalah kejadian atau peristiwa yang dapat mengakibatkan dilakukannya suspensi layanan Interkoneksi, yang meliputi : Kelangsungan pemberian akses ke suatu FPI dapat mengakibatkan ancaman terhadap keselamatan manusia, keamanan jaringan dan/atau Peralatannya; atau Penyelenggara Kedua tidak dapat melunasi kewajiban hutangnya; Dokumen Pendukung E : Definisi Dan Interpretasi Hal 3

Penyelenggara Kedua mengingkari kewajibannya seperti yang tercantum dalam perjanjian akses; Penyelenggara Kedua tidak dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan kelayakan kredit seperti yang diminta oleh XL. Koneksi Switch adalah peralatan penyambungan (untuk melakukan koneksi) dari sentral gerbang milik para Penyelenggara untuk penyediaan layanan Interkoneksi. Link adalah saluran/jaringan penghubung antara Jaringan Penyelenggara Kedua dengan Jaringan XL dan/atau sebaliknya. Lisensi adalah izin penyelenggaraan jaringan dan atau jasa telekomunikasi. LPHI (Laporan Perhitungan Hak Interkoneksi) adalah laporan perhitungan hak dan kewajiban dari masing-masing operator sebagai akibat adanya pengakuan trafik Interkoneksi yang dilakukan setiap bulan. M (Mobile) adalah penyelenggara jaringan telekomunikasi bergerak seluler. Manajemen Penagihan adalah pengelolaan tagihan penggunaan jaringan atau jasa telekomunikasi kepada Pelanggan atau Penyelenggara lain. Manajemen Trafik adalah pengelolaan trafik telekomunikasi dalam suatu jaringan telekomunikasi. Menteri adalah Menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang telekomunikasi. MSC atau Mobile Switching Center adalah sentral pelayanan STBS. M2F adalah Panggilan Originasi dari XL ke penyelenggara fixed. M2F int adalah Panggilan Originasi dari XL ke penyelenggara sambungan internasional. M2M adalah Panggilan Terminasi dari penyelenggara mobile ke XL atau Panggilan Originasi dari XL ke penyelenggara mobile. M2S adalah Panggilan Originasi dari XL ke penyelenggara satelit. Network Element dapat terdiri dari SMSC dan MSC, STP atau perangkat lain yang digunakan operator untuk sentral pelayanan SMS Nota Perhitungan Keuangan atau NPK adalah suatu daftar yang dibuat secara berkala yang berisi perhitungan hak dan kewajiban Interkoneksi masing-masing pihak yang timbul dari penyaluran trafik. Okupansi adalah tingkat kepadatan trafik pada satu saluran Interkoneksi. Order Kapasitas adalah pengorderan suatu Kapasitas yang dilakukan oleh salah satu pihak kepada pihak lainnya. Panggilan Incoming adalah panggilan yang masuk dan diterminasikan ke jaringan XL yang berasal dari Penyelenggara Kedua. Panggilan Interkoneksi adalah hubungan telekomunikasi yang terjadi antara Pengguna XL dengan Pengguna Penyelenggara Kedua atau sebaliknya. Panggilan Originasi adalah pembangkitan panggilan Interkoneksi dari penyelenggara pembangkit panggilan kepada penyelenggara penanggung jawab Panggilan Interkoneksi. Dokumen Pendukung E : Definisi Dan Interpretasi Hal 4

Panggilan Outgoing adalah panggilan yang berasal dari jaringan XL menuju jaringan Penyelenggara Kedua. Panggilan Terminasi adalah pengakhiran panggilan Interkoneksi dari satu penyelenggara kepada penyelenggara tujuan panggilan. Pelacakan Suatu Panggilan adalah usaha untuk mengenali identitas atau nomor pemanggil. Pencari Akses adalah penyelenggara telekomunikasi yang mengajukan permohonan akses/layanan Interkoneksi kepada penyelenggara telekomunikasi lain. Penyedia Akses adalah penyelenggara telekomunikasi yang menyediakan akses/layanan Interkoneksi bagi penyelenggara telekomunikasi lain. PDH (Plesiochron Digital Hierarchy) adalah suatu hirarki dan struktur transport digital yang distandarkan sebagai transport dengan ciri sinyal pada kondisi normal mempunyai kecepatan yang sama, dan jika terjadi penyimpangan harus dalam batasbatas yang telah ditentukan. Pelanggan adalah perseorangan, badan hukum, instansi pemerintah yang menggunakan jaringan telekomunikasi dan atau jasa telekomunikasi berdasarkan kontrak berlangganan. Pemakai adalah perseorangan, badan hukum, instansi pemerintah yang menggunakan jaringan telekomunikasi dan atau jasa telekomunikasi yang tidak berdasarkan kontrak. Pengguna adalah Pelanggan dan Pemakai jaringan/jasa telekomunikasi. Pengguna XL adalah setiap Pengguna jasa telekomunikasi yang menggunakan satuan sambungan telekomunikasi (nomor) dari Jaringan XL. Pengguna Penyelenggara Kedua adalah setiap Pengguna jasa telekomunikasi yang menggunakan satuan sambungan telekomunikasi (nomor) dari Jaringan Penyelenggara Kedua. Penyelenggara adalah sebutan untuk penyelenggara jaringan dan/atau jasa telekomunikasi. Penyelenggara Pertama adalah sebutan untuk penyelenggara jaringan telekomunikasi yang memberikan layanan Interkoneksi. Penyelenggara Kedua adalah sebutan untuk penyelenggara jaringan dan/atau jasa telekomunikasi yang memerlukan layanan Interkoneksi. Perangkat Interkoneksi adalah segala peralatan yang dipasang dalam rangka terjadinya Interkoneksi. Periode ACO adalah periode (kurun waktu) yang dicakup oleh ACO (Advance Capacity Order). Perjanjian adalah Perjanjian Kerjasama Interkoneksi Jaringan Telekomunikasi antara XL dan Penyelenggara Kedua sebagaimana tertuang dalam naskah ini termasuk dokumen-dokumen pendukungnya dan perubahan-perubahannya apabila ada. Perjanjian Pokok Interkoneksi adalah bagian dari Perjanjian yang memuat pasalpasal yang mengatur ketentuan pokok Interkoneksi antara XL dan Penyelenggara Kedua. Dokumen Pendukung E : Definisi Dan Interpretasi Hal 5

Persyaratan Jaminan Keuangan adalah instrumen (keuangan) yang kemungkinan diminta oleh XL untuk memperoleh keyakinan bahwa Penyelenggara Kedua akan mampu memenuhi kewajiban keuangannya sehubungan dengan penyediaan akses. Contoh jaminan keuangan tersebut antara lain adalah bank garansi dan jaminan pribadi (personal guarantee) dari pimpinan perusahaan. Pihak Ketiga adalah pihak lain (bukan XL atau Penyelenggara Kedua) yang berkepentingan atau terlibat (baik langsung atau tidak langsung) pada Perjanjian ini. Point Of Charging (POC) atau Titik Pembebanan adalah adalah suatu titik referensi yang ditetapkan oleh penyelenggara telekomunikasi untuk keperluan pencatatan, perekaman dan penentuan beban biaya layanan telekomunikasi. Point Of Interconnection (POI) atau Titik Interkoneksi adalah lokasi fisik terjadinya Interkoneksi dan merupakan batas wewenang dan tanggung jawab penyediaan, pengelolaan dan pemeliharaan jaringan telekomunikasi dari masing-masing pihak. Profil Kapasitas adalah profil dari Kapasitas yang akan diorder dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan mendatang. Dokumen Pendukung E : Definisi Dan Interpretasi Hal 6

3. Q Z Regulasi adalah peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia yang berkenaan dengan industri telekomunikasi. Rencana Induk Teknis adalah dokumen yang berisi rincian tentang perencanaan induk teknis. Roaming (penjelajahan) adalah suatu fasilitas yang memungkinkan Pengguna yang sedang berada didaerah pelayanan sentral gerbang negara lain, dapat menerima dan melakukan panggilan telepon di dalam cakupan wilayah satu penyelenggara yang sama ataupun berbeda. Route adalah jalur di dalam jaringan yang diikuti atau harus diikuti untuk menyalurkan pesan atau untuk membangun hubungan interkoneksi antara sentral asal dan sentral tujuan. Routing adalah proses penentuan dan penggunaan route berdasarkan suatu aturan tertentu, untuk menyalurkan pesan atau untuk pembangunan hubungan interkoneksi. S (Satelite) adalah Penyelenggara jaringan Telekomunikasi bergerak satelit. S2M adalah panggilan terminasi dari penyelenggara satelit ke XL. SDH (Synchronous Digital Hierarchy) adalah standar ITU untuk transfer data secara sinkron melalui jaringan optik. Sender Keeps All (SKA) adalah cara pembagian pendapatan Interkoneksi dimana seluruh pendapatan yang diterima oleh pengirim pesan adalah sepenuhnya milik pengirim pesan tersebut dan tidak dibagikan kepada penerima pesan. Sentral Gerbang adalah sentral induk pelayanan penyelenggara yang merupakan gerbang ke jaringan lain, dan langsung berhubungan dengan sentral (gerbang) jaringan lain melalui Titik Interkoneksi. Service Centre Address (SCA) adalah nomor telepon yang bertindak sebagai gateway untuk mentransfer pesan SMS antara perangkat selular Settlement adalah Proses Perhitungan antara hak dan kewajiban atas biaya Interkoneksi. Short Message Service (SMS) adalah pesan singkat dalam bentuk text atau dalam bentuk lain yang berbasis text yang dapat diterima dan atau dikirimkan dari jaringan XL ke jaringan Penyelenggara Kedua dan sebaliknya. Short Message Service Interoperator adalah layanan SMS yang memungkinkan keadaan dimana pengirim dan penerima SMS merupakan Pengguna dari operator yang berbeda. SMS Domestik adalah layanan SMS yang memungkinkan keadaan dimana pengirim dan penerima SMS merupakan pengguna dari operator yang sama maupun yang berbeda namun masih berada di dalam satu wilayah negara SMS International adalah layanan SMS yang memungkinkan keadaan dimana pengirim dan penerima SMS merupakan Pengguna dari operator berbeda negara Dokumen Pendukung E : Definisi Dan Interpretasi Hal 7

SMS Broadcast adalah SMS yang dikirimkan oleh salah satu pihak secara massal (lebih dari satu) dalam detik yang bersamaan. Spamming atau Unsolicited Messages adalah pengiriman pesan SMS oleh salah satu pihak kepada Pengguna pihak lain dalam Perjanjian ini yang dimaksudkan untuk mempengaruhi Pengguna pihak lainnya. STM (Synchronous Transfer Mode) adalah sistem transmisi SDH yang memiliki tingkat transmisi berdasarkan formula 4 n x 155 Mbps dimana n = 0, 1, 2,.., n STBS atau Sambungan Telepon Bergerak Selular adalah sambungan telepon bergerak yang menggunakan gelombang radio dengan teknologi selular baik analog maupun digital. Tarif Interkoneksi adalah bagian pendapatan yang dibayarkan oleh Penyelenggara Kedua kepada XL atau sebaliknya atas pendapatan yang diterima dari Pengguna Penyelenggara Kedua dan/atau Pengguna XL berdasarkan kerja sama ini. Visitor adalah Pengguna penyelenggara telekomunikasi selain dari Para Pihak yang sedang berada di Area Pelayanan Para Pihak dan melakukan percakapan melalui jaringan XL dan atau jaringan Penyelenggara Kedua. Volume Compare adalah suatu kegiatan Interkoneksi untuk mencari perbedaan perhitungan teknis hak dan kewajiban sebagai akibat perbedaan biaya hak dan kewajiban melebihi kesepakatan. Wander adalah variasi dalam jangka panjang (yang tidak kumulatif) suatu sinyal digital dari posisinya yang ideal pada skala waktu yang bersifat sesaat (instant) dan signifikan. Dokumen Pendukung E : Definisi Dan Interpretasi Hal 8