BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya dan belajar menggunakan kemampuan sendiri secara optimal.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan perwujudan diri individu. Tidak seorang pun manusia yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan pada umumnya ialah menyediakan lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan

Nur Jati Zahrah Saputri 1, Agung Nugroho Catur Saputro 2*, dan Haryono 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya meningkatkan kualitas setiap individu

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran fisika di SMP Muhammadiyah 1 Kalianda guru sudah mencoba

BAB I PENDAHULUAN. untuk membudayakan manusia (Dhiu, 2012:24). Subjek sentral dalam dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, manusia lebih mudah menerima informasi yang melimpah, cepat, praktis

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Pendidikan, kita mengenal dengan Kegiatan Belajar Mengajar

INOVASI PEMBELAJARAN DENGAN PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya IPTEK di era modern ini memberikan kesadaran

ABSTRAK. Kata kunci: Tingkat pendidikan keluarga, Asal sekolah, dan Motivasi belajar

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa untuk memahami nilai-nilai, norma, dan pedoman bertingkah laku karena

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DILENGKAPI MACROMEDIA FLASH

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu sendiri, yakni untuk membudayakan manusia. Menurut Dhiu (2012:25-27)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai peranan penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai salah satu sumber belajar, selalu berusaha memberikan

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa melalui model matematika. sebagai produk yang siap pakai. Selain itu guru-guru tidak mengetahui bahwa

Pengaruh Model Discovery learning Dengan Media Teka-Teki Silang Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Koloid

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Dalam situasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICTION, OBSERVATION AND EXPLANATION

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang secara khusus

Dosen Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia ABSTRAK

PENGEMBANGAN LKS PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA KELAS XI IPA SMA

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

*Keperluan Korespondensi, telp/fax: ,

*Keperluan korespondensi, HP: ,

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut segala aspek kehidupan, baik Pendidikan, Kesehatan, Spiritual, Budaya,

Fian Totiana*, Elfi Susanti VH 2, Tri Redjeki 2. Dosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat tercermin dari hasil prestasi belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aspek penting bagi pengembangan sumber daya manusia karena merupakan

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia tidak hanya bertujuan menemukan zat-zat yang langsung bermanfaat

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

BAB I PENDAHULUAN. mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Proses

I. PENDAHULUAN. di SMA Persada Bandar Lampung, diperoleh informasi bahwa rata-rata nilai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak pernah terlepas dari kehidupan manusia sehari hari,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada proses belajar mengajar ada interkasi atau hubungan timbal balik antara siswa dengan guru, dimana

BAB I PENDAHULUAN. bermutu adalah pelaksanaan proses pembelajaran oleh guru yang prosesional yang

BAB I PENDAHULUAN. bahkan sampai ke perguruan tinggi. Belajar matematika di sekolah dasar tentunya

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan kegiatan pembelajaran IPA dengan pendekatan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. telah banyak yang dilakukan pemerintah, beberapa diantaranya dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi kimia di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang

Keywords: Self Concept, Learning Facilities, Learning Creativity, Parental Attention, Learning Outcomes

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat dibutuhkan orang untuk kelangsungan hidup dalam segala aspek baik kemajuan negara,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci utama dalam kehidupan suatu bangsa, karena

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia. *Keperluan Korespondensi, telp: ,

I. PENDAHULUAN. dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti

BAB I PENDAHULUAN. Swasta Eria Medan peneliti mengamati bahwa proses pembelajaran di dalam kelas

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia 2 Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, pendidikan merupakan ujung tombak pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, yang mana praktik-praktik pembelajaran di lapangan cenderung

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SIMULASI IPAL MELALUI PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMA NEGERI II SUKOHARJO.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikanlah peserta dapat memiliki kompetensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kimia adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan di

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA FKIP Universitas Sebelas Maret, Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

I. PENDAHULUAN. proses kognitif. Proses belajar yang dimaksud ditandai oleh adanya perubahanperubahan

mungkin terjadi proses interaksi bila satu unsur yang aktif.

Keperluan korespondensi, HP: ,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang universal dan berlangsung terus menerus dari generasi ke generasi. Pendidikan yang dialami manusia bersifat kompleks dan berlangsung seumur hidup. Sekolah merupakan sarana untuk melaksanakan pendidikan. Kegiatan disekolah tidak terlepas dari kegiatan belajar mengajar dimana siswa dan guru saling berinteraksi dan diharapkan anak didik lebih aktif dan kreatif dibandingkan guru. Siswa yang kreatif adalah siswa yang penuh dengan keterbukaan terhadap segala sumber yang dimilikinya, mengolah sumber tersebut untuk mencari alternatif. Siswa yang kreatif mampu mengambil keputusan yang bijak, mampu melahirkan banyak gagasan yang baru. Siswa yang kreatif dapat berinteraksi dengan lingkungan dimana ia berada, mampu mengembangkan talenta yang dimilikinya dan belajar menggunakan kemampuan sendiri secara optimal. Kreativitas merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan siswa dalam belajar. Dengan kata lain, kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Siswa yang kreatif diharapkan akan memiliki hasil/prestasi belajar yang lebih baik dari siswa yang kurang kreatif. Kreatif itu merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan yang sebelumnya.

Dalam proses belajar mengajar, setiap siswa memiliki potensi kreatif tetapi perkembangannya tidak sama bagi semua orang. Adakalanya kreativitas tersebut berkembang dengan baik dan ada juga potensi kreatif itu kurang berkembang. Belajar merupakan suatu proses yang membutuhkan kreativitas yang tinggi. Dalam belajar, semakin berkembangnya kreativitas siswa dengan baik maka cara belajar siswa juga akan menjadi kreatif, sebaliknya jika kreativitas kurang berkembang maka cara belajar siswa kurang kreatif. Sehingga guru diharapkan dapat menciptakan dan mengembangkan kreativitas siswa. Faktor berikutnya yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar adalah motivasi. Motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada setiap individu manusia. Pengembangan motivasi akan membawa perubahan dalam energi di dalam sistem psikologi yang ada pada diri manusia karena menyangkut kegiatan fisik manusia itu sendiri. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia. Motivasi akan dirangsang karena ada tujuan, jadi dalam hal ini motivasi sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yaitu tujuan. Motivasi bagi siswa dapat mengembangkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar dan hendaknya dalam diri anak perlu ditanamkan suatu motivasi, sehingga dengan motivasi tersebut maka prestasi belajar siswa diharapkan dapat meningkat. Dengan demikian peran guru dalam pembelajaran tidak hanya sekedar pemberi materi, tetapi juga sebagai motivator yaitu guru harus berusaha membuat siswa terdorong dan tertarik akan materi yang disajikan. Memberikan motivasi kepada siswa, berarti menggerakkan siswa untuk

melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu. Sehingga siswa memiliki motivasi untuk berprestasi. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa untuk belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar tersebut, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat dicapai. Dengan demikian dapat dikatakan kreativitas dan motivasi dalam diri siswa diharapkan dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, serta dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Menurut hasil penelitian Chandra Putri Tirtiana yang berjudul Pengaruh Kreativitas Belajar, Penggunaan Media Pembelajaran Power Point, dan Lingkungan Keluarga terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Pada Siswa Kelas X AKT SMK Negeri 2 Blora Tahun Ajaran 2012/2013 yang menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara kreativitas belajar, penggunaan media pembelajaran power point, dan lingkungan keluarga motivasi belajar; adanya pengaruh langsung dan tidak langsung antara kreativitas belajar, penggunaan media pembelajaran power point, dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar. (Economic Education Analysis Journal ISSN 2252-6544 oktober 2013) di upload 19 Februari 2015. Menurut hasil penelitian Muhammad Nasir, dkk, yang berjudul Pengaruh Pembelajaran Menggunakan LKS Inkuiri Terintegrasi Generik Sains (ITGS) terhadap Hasil Belajar Fisika ditinjau dari Motivasi Berprestasi Siswa di SMAN 1 Aikmel yang menunjukkan ada perbedaan pengaruh antara motivasi berprestasi kategori tinggi dan rendah terhadap hasil belajar fisika siswa, dan tidak ada

interaksi antara pembelajaran menggunakan LKS dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar fisika siswa. (Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA) ISSN 2407-795X Vol 1, No 1 Januari 2015) di upload 20 Februari 2015. Menurut hasil penelitian Fransisca Mudjijanti yang berjudul Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Kebiasaan Belajar terhadap Keberhasilan Belajar Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Tahun Akademis 2011/2012 yang menunjukkan bahwa Motivasi berprestasi dan kebiasaan belajar berpengaruh terhadap keberhasilan belajar mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Tahun Akademis 2011/2012. (Widya Warta No. 02 Tahun XXXV II/ Juli 2013 ISSN 0854-1981) di upload 19 Februari 2015. Menurut hasil penelitian Dhika Rizqi Damayanti yang berjudul Upaya Peningkatan Kreativitas Dan Prestasi Belajar Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving disertai Hierarki Konsep Pada Materi Hidrolisis Garam Siswa Kelas XI Semester Genap SMA Negeri 1 Ngemplak Tahun Pelajaran 2013/2014 yang menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Solving disertai hierarki konsep dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa pada materi hidrolisis garam. Pada siklus I, presentase kreativitas tinggi siswa adalah 48,00% dan meningkat menjadi 76,00% pada siklus II. Peningkatan prestasi belajar dapat dilihat dari aspek kognitif dan aspek afektif. Pada aspek kognitif, ketuntasan belajar siswa 68,00% pada siklus I meningkat menjadi 80,00% pada siklus II dan aspek afektif menunjukkan bahwa terjadi peningkatan presentase dari 74,49% pada siklus I meningkat menjadi 79,40% pada siklus II. (Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) ISSN 2337-9995 Vol. 3

No. 4 Tahun 2014 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret) di upload 19 Februari 2015. Menurut hasil penelitian Ekohariadi Siswati yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Ms Excel yang menunjukkan bahwa pada hasil uji hipotesis terhadap nilai postes kedua kelas yaitu nilai t hitung 3,983 > t tabel 1,69 atau (F hitung ) 76,190 > 0,073 pada taraf signifikan 0,05. (2) Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi dengan siswa yang mempunyai motivasi berprestasi rendah. Kesimpulan ini didasarkan dari hasil uji hipotesis dengan t hitung 0,259 < t tabel 1,69 atau (F hitung ) 0,026 < 0,899 pada taraf signifikan 0,05, (3) Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi berprestasi siswa. Kesimpulan ini didasarkan dari hasil uji probabilitas F hitung 0,129 < F tabel 0,169 or F hitung 0,129 < 0,720 pada taraf signifikan 0,05. (Jurnal Pendidikan Vokasi: Teori dan Praktek. 28 Pebruari 2014. Vol.2 No.1 ISSN : 2302-285X 36) di upload 20 Februari 2015. Dari penelusuran jurnal hasil penelitian Menurut hasil penelitian Chandra, Muhammad Nasir, Fransisca Mudjijanti, Dhika Rizqi Damayanti, Ekohariadi Siswati menunjukkan bahwa kreativitas belajar dan motivasi berprestasi secara umum memberikan peningkatan prestasi belajar siswa secara signifikan yang dikelompokkan dalam kategori baik. Berdasarkan observasi awal yang dilaksanakan di SMK Swasta Muhammadiyah 10 Kisaran Tahun Pembelajaran 2014/2015, peneliti memperoleh informasi dari guru mata pelajaran kearsipan kelas X AP, diketahui bahwa

prestasi belajar siswa masih kurang memuaskan yaitu 40 % atau sekitar 64 dari 160 siswa yang memenuhi nilai rata-rata Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan sebesar 75. Data 3 tahun terakhir yang diperoleh peneliti dari SMK Swasta Muhammadiyah 10 Kisaran menunjukkan bahwa rendahnya prestasi belajar siswa, hal ini terlihat pada nilai rata-rata yang diperoleh siswa dibawah KKM yaitu 7,00 pada Tahun Pembelajaran 2011/2012, 6,80 pada Tahun Pembelajaran 2012/2013, dan 6,50 pada Tahun Pembelajaran 2013/2014. Ini disebabkan sebagian besar siswa kurang aktif dan kreatif dalam belajar yang berarti masih ada kebiasaan siswa yang hanya mendengar dan mencatat. Hal ini ditandai bahwa jika guru bertanya atau mengajukan sesuatu permasalahan hanya sebagian siswa yang dapat memberikan jawaban. Apabila guru membuat diskusi kelompok, hanya sebagian siswa yang aktif. Hal ini bisa terjadi karena siswa kurang termotivasi, sehingga semangat belajar siswa menurun dan malas belajar. Akibatnya siswa tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Sehingga dengan begitu dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Sementara itu, peneliti juga memperoleh informasi dari siswa bahwa rendahnya prestasi belajar siswa juga disebabkan kurangnya kreatif guru dalam mengajar, sehingga siswa kurang tertarik untuk belajar. Disamping itu, siswa juga kurang termotivasi untuk berprestasi dalam belajar karena kurangnya motivasi yang diberikan oleh guru tentang pentingnya prestasi dalam pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merasa tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut dalam suatu penelitian yang berjudul : Pengaruh Kreativitas Belajar dan Motivasi Berprestasi Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMK Swasta Muhammadiyah 10 Kisaran Tahun Pembelajaran 2014/2015. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah dalam penelitian sebagai berikut: 1. Proses belajar mengajar hanya terfokus pada guru sehingga siswa SMK Swasta Muhammadiyah 10 Kisaran kurang kreatif dalam belajar. 2. Kurangnya motivasi yang diberikan oleh guru sehingga siswa SMK Swasta Muhammadiyah 10 Kisaran motivasi berprestasinya masih rendah. 3. Guru kurang kreatif dalam mengajar sehingga prestasi belajar siswa SMK Swasta Muhammadiyah 10 Kisaran rendah. 1.3 Pembatasan Masalah Untuk menghindari meluasnya permasalahan yang akan dibahas, maka peneliti perlu membatasi masalah untuk lebih terperinci dan jelas, agar permasalahannya lebih terarah dan berhasil. Maka yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Kreativitas belajar dan motivasi berprestasi siswa dalam mendukung prestasi belajar. 2. Kelas yang menjadi objek penelitian adalah kelas X AP SMK Swasta Muhammadiyah 10 Kisaran Tahun Pembelajaran 2014/2015. 3. Prestasi belajar yang diteliti adalah prestasi belajar siswa pada mata pelajaran kearsipan. 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada pengaruh kreativitas belajar terhadap prestasi belajar kearsipan siswa kelas X AP SMK Swasta Muhammadiyah 10 Kisaran Tahun Pembelajaran 2014/2015? 2. Apakah ada pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar kearsipan siswa kelas X AP SMK Swasta Muhammadiyah 10 Kisaran Tahun Pembelajaran 2014/2015? 3. Apakah ada pengaruh kreativitas belajar dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar kearsipan siswa kelas X AP SMK Swasta Muhammadiyah 10 Kisaran Tahun Pembelajaran 2014/2015? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan merupakan pedoman dan arah dalam melaksanakan suatu kegiatan. Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai beberapa tujuan yang ingin dicapai yaitu:

1. Untuk mengetahui pengaruh kreativitas belajar terhadap prestasi belajar kearsipan siswa kelas X AP SMK Swasta Muhammadiyah 10 Kisaran Tahun Pembelajaran 2014/2015. 2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar kearsipan siswa kelas X AP SMK Swasta Muhammadiyah 10 Kisaran Tahun Pembelajaran 2014/2015. 3. Untuk mengetahui pengaruh kreativitas belajar dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar kearsipan siswa kelas X AP SMK Swasta Muhammadiyah 10 Kisaran Tahun Pembelajaran 2014/2015. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Menambah pengetahuan dan pemahaman peneliti mengenai pengaruh kreativitas belajar dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar. 2. Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran bagi jurusan dan fakultas ekonomi khususnya Program Studi Administrasi Perkantoran UNIMED. 3. Sebagai bahan masukan bagi guru dan siswa kelas X AP SMK Swasta Muhammadiyah 10 Kisaran tentang pentingnya kreativitas belajar dan motivasi berprestasi dalam rangka meningkatkan prestasi belajar. 4. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian dalam permasalahan yang sama.