MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 91 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SOPPENG BUPATI SOPPENG,

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 55

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG

PEDOMAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas d

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI BERAU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

2011, No Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2

BUPATI PAMEKASAN PERATURAN BUPATI PAMEKASAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

INSPEKTORAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

INSPEKTORAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2011 NOMOR : 50

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PETUNJUK TEKNIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BAB I P E N D A H U L U A N

PEDOMAN TEKNIS EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

PEDOMAN EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI ATAS IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEDOMAN EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA MAHKAMAH AGUNG DAN PENGADILAN TINGKAT BANDING SELURUH LINGKUNGAN PERADILAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PEDOMAN EVALUASI INTERNAL ATAS LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) SKPD DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

PETUNJUK TEKNIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

PEMERINTAH KABUPATEN SIAK. PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR 11.a TAHUN 2013

Umum Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi. transparan, akuntabel, efisien dan efektif terhadap

2014, No639 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indon

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN EVALUASI TERHADAP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI PENGELOLAAN ENERGI, SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN ANGGARAN 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI PANGAN DAN PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI

LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP. 12 TAHUN 2012 TENTANG

LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP

PEDOMAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG

LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI PERCEPATAN INFRASTRUKTUR DAN PENGEMBANGAN WILAYAH TAHUN ANGGARAN 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

2016, No Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentan

TAR BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.581,2012

PEDOMAN MEKANISME KERJA PENILAIAN MANDIRI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DPR RI

LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI EKONOMI MAKRO DAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI

LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI PERNIAGAAN DAN INDUSTRI TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI

oaaaimahmaiffli^^ PT?PTrmcT?iTiTTTTV?m[n]m;V.'/ii um _ GHIQIIDma3!ZESEC] /MoatiiMDnnani

PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 092/KA/VI/2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 20 SERI E

BERITA NEGARA. KEMEN-ESDM. SAKIP. Evaluasi. Juklak. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN. PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR Nomor : 9 Tahun 2016 TENTANG

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT ITWASDA

A. PELAKSANAAN EVALUASI ATAS IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP)

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-5- Kerangka kerja evaluasi atas implementasi SAKIP secara umum digambarkan sebagai berikut:

2016, No Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Keuangan, yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 42/PMK.01/2012 ten

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

Disampaikan dalam Persiapan Asistensi Sakip Barenlitbang Kota Malang Malang, 11 April Oleh : Sugeng Widodo, AP, MM Inspektorat Kota Malang

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi; Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.450, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Program Aksi. Reformasi Birokrasi. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Ke

Berdasarkan Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan jangka Panjang Nasional (RPJPN) , bahwa tahun

2015, No c. bahwa untuk mewujudkan pengawasan tersebut dalam huruf b, diperlukan peran Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsio

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

EVALUASI IMPLEMENTASI SAKIP. c. Memberikan saran perbaikan untuk peningkatan implementasi SAKIP.

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 169 TAHUN 2005 TENTANG PETUNJUK TEKNIS EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan akuntabilitas, responsibilitas dan kinerja instansi pemerintah serta kualitas laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perlu dilakukan evaluasi terhadap laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah secara intensif; b. bahwa dalam rangka evaluasi laporan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu disusun pedoman evaluasi laporan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian tentang Pedoman Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian; Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 2. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 24); 3. Peraturan...

-2 3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 15); 4. Keputusan Presiden Nomor 41/P Tahun 2014; 5. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor : PER-03/ M.EKON / 08/ 2008 tentang Reformasi Birokrasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian; 6. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor : PER-11/M.EKON/08/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN TENTANG PEDOMAN EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini yang dimaksud dengan: 1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang selanjutnya disingkat LAKIP adalah dokumen yang berisi gambaran perwujudan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

- 3 - Pemerintah yang disusun dan disampaikan secara sistematik dan melembaga. 2. Pedoman Evaluasi LAKIP adalah panduan dalam pelaksanaan evaluasi LAKIP oleh Inspektorat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. 3. Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian nilai, atribut, apresiasi dan pengenalan permasalahan serta pemberian solusi-solusi atas permasalahan yang ditemukan. 4. Akuntabilitas Kinerj a I n stansi Pemerintah yang selanjutnya disingkat AKIP adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik. 5. Evaluasi LAKIP adalah kegiatan analisis kritis, penilaian yang sistematis, pemberian atribut, pengenalan permasalahan, serta pemberian solusi untuk tujuan peningkatan kinerja dan akuntabilitas instansi pemerintah oleh Inspektorat. 6. Laporan Hasil Evaluasi yang selanjutnya disingkat LHE adalah laporan Inspektorat yang menyajikan informasi pelaksanaan sistem AKIP dan evaluasi atas kinerja unit kerja yang dievaluasi sehingga diperoleh data sebagai bahan perbaikan. BAB II PELAKSANAAN EVALUASI LAKIP Pasal 2 ( 1 ) Pelaksanaan evaluasi LAKIP di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dilaksanakan oleh Inspektorat. (2) Inspektorat...

4 (2) Inspektorat melaksanakan evaluasi LAKIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan 1 (satu) kali dalam setahun. (3) Rencana pelaksanaan evaluasi LAKIP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan dalam program kerja pengawasan tahunan Inspektorat. (4) Hasil pelaksanaan evaluasi LAKIP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan dalam bentuk LHE yang diterbitkan paling lambat 15 (lima belas) hari kerja setelah selesainya pelaksanaan evaluasi LAKIP. (5) Dalam pelaksanaan evaluasi LAKIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Inspektorat menggunakan Pedoman Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini. BAB IV TINDAK LANJUT HASIL EVALUASI Pasal 4 (1) Semua unit kerja di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian wajib menindaklanjuti rekomendasi LHE. (2) Inspektorat wajib memantau tindak lanjut LHE dari setiap unit kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Unit kerja di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang tidak menindaklanjuti basil evaluasi LAKIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB V...

- 5 - BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 5 Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 15 Oktober 2014 MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN, ttd. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 17 Oktober 2014 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA, ttd. CHAIRUL TANJUNG AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA TAHUN 2014 NOMOR 1615 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bir. Hukum, Persidangan dan HubunE a sy arak a t, S.H., M.S.E.N113.49710901 199603 1 001

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM 1. Agenda reformasi birokrasi yang sedang dijalankan oleh Pemerintah diantaranya dituangkan dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP) adalah implementasi reformasi yang dijalankan secara "self assessment" oleh masing-masing instansi pemerintah. Hal tersebut berarti instansi pemerintah secara mandiri merencanakan, melaksanakan, mengukur dan memantau kinerja serta melaporkannya kepada instansi yang lebih tinggi. Pelaksanaan sistem dengan mekanisme semacam itu, memerlukan evaluasi dari pihak yang lebih independen agar diperoleh umpan balik yang obyektif untuk meningkatkan akuntabilitas dan kinerja instansi pemerintah. 2. Presiden selaku pemimpin tertinggi di pemerintahan perlu mengetahui sampai seberapa jauh pengaruh implementasi Sistem AKIP terhadap tingkat akuntabilitas dan capaian kinerja instansi pemerintah. Untuk mencapai maksud tersebut, pelaksanaan evaluasi akuntabilitas kinerja instansi sebagai bagian yang inherent dengan Sistem AKIP haruslah direncanakan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. 3. Untuk mengetahui sejauh mana Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melaksanakan program kerja yang telah ditetapkan, sekaligus untuk mendorong adanya peningkatan kinerja instansi pemerintah, maka perlu dilaksanakan penilaian atas hasil evaluasi akuntabilitas kinerja tersebut. 4. Pelaksanaan...

-2-4. Pelaksanaan evaluasi akuntabilitas kinerja instansi yang merupakan bagian inherent dengan Sistem AKIP, harus dilakukan dengan sebaikbaiknya. Untuk itu diperlukan suatu petunjuk pelaksanaan evaluasi akuntabilitas kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang dapat dijadikan panduan bagi evaluator. 5. Pedoman Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian merupakan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) evaluasi akuntabilitas kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang disusun selaras dengan kebijakan Pemerintah sebagaimana tertuang dalam pedoman umum evaluasi akuntabilitas kinerja instansi yang ditetapkan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. B. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Pedoman pelaksanaan evaluasi akuntabilitas kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dimaksudkan untuk: a. Memberi panduan bagi evaluator untuk: 1) Memahami tujuan evaluasi dan penetapan ruang lingkup evaluasi; 2) Memahami strategi evaluasi dan metodologi yang digunakan dalam evaluasi; 3) Menetapkan langkah-langkah kerja yang harus ditempuh dalam proses evaluasi; 4) Menyusun Laporan Hasil Evaluasi (LHE) dan memahami mekanisme pelaporan hasil evaluasi serta proses pengolahan datanya. b. Menjadi panduan dalam mengelola pelaksanaan evaluasi akuntabilitas kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bagi pejabat dan staf pelaksana. 2. Tujuan evaluasi akuntabilitas kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah sebagai berikut: a. Memperoleh informasi tentang implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP); b.menilai...

b. Menilai akuntabilitas kinerja; - 3 - c. Memberikan saran perbaikan untuk peningkatan kinerja dan penguatan akuntabilitas instansi pemerintah; dan d. Memonitor tindak lanjut rekomendasi hasil evaluasi periode sebelumnya. C. RUANG LINGKUP EVALUASI 1. Ruang lingkup evaluasi meliputi : a. Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah melalui evaluasi atas penerapan Sistem AKIP dan pencapaian kinerja organisasi; dan b. Evaluasi terhadap penerapan Sistem AKIP dilakukan dengan mempertimbangkan upaya yang telah dilakukan evaluatan sampai dengan saat terakhir pembahasan hasil evaluasi. 2. Entitas akuntabilitas yang dievaluasi adalah seluruh entitas eselon 1 pada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang telah membuat LAKIP. D. PENUGASAN 1. Evaluasi akuntabilitas kinerja unit kerja di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dilaksanakan oleh Inspektorat. 2. Evaluasi akuntabilitas kinerja unit kerja dilakukan berdasarkan pedoman pelaksanaan evaluasi akuntabilitas kinerja internal yang diterapkan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan mengacu pada ketentuan dan pedoman yang ditetapkan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. E. SISTEMATIKA Sistematika Pedoman Evaluasi LAKIP terdiri dari 5 (lima) BAB, yaitu : BAB I. PENDAHULUAN BAB II. PELAKSANAAN EVALUASI SECARA UMUM BAB III. EVALUASI ATAS AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI BAB IV. PELAPORAN HASIL EVALUASI BAB V. PENUTUP. BAB II...

-4- BAB II PELAKSANAAN EVALUASI SECARA UMUM A. STRATEGI EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI 1. Pelaksanaan evaluasi akuntabilitas kinerja instansi difokuskan untuk peningkatan mutu penerapan manajemen berbasis kinerja (Sistem AKIP) dan peningkatan kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. 2. Strategi yang akan dijalankan menggunakan prinsip: a. Partisipasi dan coevaluation dengan pihak yang dievaluasi. Keterlibatan pihak yang dievaluasi pada proses evaluasi ini sangat penting untuk meningkatkan efektivitas evaluasi; dan b. Proses konsultasi yang terbuka dan fokus pada pembangunan dan pengembangan serta implementasi komponen utama Sistem AKIP. 3. Mengumpulkan informasi mengenai tindak lanjut terhadap saran atau rekomendasi yang diberikan tahun lalu. Hambatan dan kendala pelaksanaan tindak lanjut hasil evaluasi tahun lalu, jika cukup relevan perlu dilaporkan kembali pada Laporan Evaluasi LAKIP tahun berjalan. B. TAHAPAN EVALUASI Tahapan evaluasi meliputi: 1. Evaluasi akuntabilitas kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian; 2. Penyusunan pemeringkatan basil evaluasi; dan 3. Pelaporan basil evaluasi LAKIP kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan dilampirkan kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. C. METODOLOGI EVALUASI Metodologi yang digunakan untuk melakukan evaluasi akuntabilitas kinerja instansi dengan menggunakan teknik "criteria referrenced survey", dengan cara menilai secara bertahap langkah demi langkah (step by step assessment) setiap komponen dan selanjutnya menilai secara keseluruhan (overall...

- 5 - (overall assessment) dengan kriteria evaluasi dari masing-masing komponen yang telah ditetapkan sebelumnya. Kriteria evaluasi sebagaimana tertuang dalam Lembar Kriteria Evaluasi (LKE) akuntabilitas kinerja, ditentukan berdasarkan pada: 1. Kebenaran normatif sebagaimana yang ditetapkan dalam pedoman penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 2. Kebenaran normatif yang bersumber pada modul-modul atau buku-buku petunjuk mengenai Sistem AKIP; 3. Kebenaran normatif yang bersumber pada best practice baik di Indonesia maupun di luar negeri; dan 4. Kebenaran normatif yang bersumber pada berbagai praktik manajemen stratejik, manajemen kinerja, dan sistem akuntabilitas yang baik. Dalam menilai apakah suatu instansi telah memenuhi suatu kriteria, harus didasarkan pada fakta obyektif dan professional judgement dari para evaluator dan supervisor. D. TEKNIK EVALUASI Teknik evaluasi yang dapat dipilih untuk pengumpulan data antara lain: 1. Kuisioner; 2. Wawancara; 3. Observasi; dan 4. Studi dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data antara lain: 1. Telaahan sederhana; 2. Analisis dan pengukuran; 3. Metode statistik; 4. Pembandingan; dan 5. Analisis logika program. E. KERTAS KERJA EVALUASI Setiap langkah evaluator dan setiap penggunaan teknik evaluasi harus didokumentasikan dalam Kertas Kerja Evaluasi (KKE). Kertas kerja tersebut berisi fakta dan data yang dianggap relevan dan berarti untuk perumusan...

- 6 - perumusan temuan permasalahan. Data dan deskripsi fakta ini ditulis mulai dari uraian fakta yang ada, analisis (pemilahan, pembandingan, pengukuran, dan penyusunan argumentasi), sampai pada simpulannya. F. ORGANISASI DAN JADWAL EVALUASI 1. Evaluasi LAKIP Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dilakukan setelah Laporan AKIP per eselon 1 tahun sebelumnya selesai dibuat. Penyampaian Laporan AKIP per eselon 1 pada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian kepada Inspektorat dijadwalkan pada 10 hari pertama bulan Mei tahun berjalan. 2. Penyusunan Evaluasi LAKIP per eselon 1 pada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dilaksanakan setelah adanya Surat Tugas dari Inspektur. 3. Laporan hasil evaluasi diselesaikan paling lambat tanggal 29 September tahun berjalan dan disampaikan kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pada tanggal 30 September tahun berjalan. 4. Laporan hasil evaluasi juga disampaikan kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi paling lambat tanggal 31 Oktober tahun berjalan. BAB III...

7 BAB III EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI A. UMUM Bab ini akan menjelaskan langkah kerja evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Langkah-langkah kerja tersebut terdiri dari : 1. Evaluasi atas komponen akuntabilitas kinerja; 2. Penilaian; 3. Penyimpulan. B. EVALUASI ATAS KOMPONEN AKUNTABILITAS KINERJA 1. Evaluasi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, terdiri atas evaluasi penerapan komponen manajemen kinerja (Sistem AKIP) yang meliputi perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja internal dan pencapaian kinerja yaitu pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. 2. Evaluasi penerapan manajemen kinerja (Sistem AKIP) meliputi penerapan kebijakan penyusunan dokumen, penetapan kinerja dan Indikator Kinerja Utama (IKU) sampai saat dilakukan evaluasi. 3. Evaluasi atas pencapaian kinerja organisasi yang tertuang dalam dokumen LAKIP dan sumber lain yang akurat dan relevan dengan kinerja instansi pemerintah. 4. Evaluasi atas sistem pengukuran dan pengumpulan data kinerja. 5. Evaluasi atas pengungkapan informasi pencapaian kinerja instansi dalam LAKIP. 6. Evaluasi atas keterkaitan antara seluruh komponen perencanaan kinerja dengan penganggaran, kebijakan pelaksanaan dan pengendalian serta pelaporannya. 7. Evaluasi atas tingkat AKIP. C. PENILAIAN...

C. PENILAIAN DAN PENYIMPULAN -8 Evaluasi atas akuntabilitas kinerja instansi harus menyimpulkan hasil penilaian atas fakta objektif instansi pemerintah dalam mengimplementasikan perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja dan capaian kinerja sesuai dengan kriteria masing-masing komponen yang ada dalam LKE. 1. Langkah penilaian dilakukan sebagai berikut: a. Dalam melakukan penilaian, terdapat tiga variabel yaitu: (i) komponen, (ii) sub-komponen, dan (iii) kriteria. b. Setiap komponen dan sub-komponen penilaian diberikan alokasi nilai sebagai berikut: No Komponen Bobot Sub-Komponen 1 Perencanaan 35% a. Rencana Strategis (Renstra) 12,5%, Kinerja meliputi: Pemenuhan Renstra, Kualitas Renstra, dan Implementasi Renstra b. Perencanaan Kinerja Tahunan 22.5%, meliputi : Pemenuhan Perencanaan Kinerja Tahunan (4,5%), Kualitas Perencanaan Kinerja Tahunan (11,25%), dan Implementasi Perencanaan Kinerja Tahunan (6,75%) 2 Pengukuran 20% a. Pemenuhan pengukuran 4% Kinerja b. Kualitas pengukuran 10% c. Implementasi pengukuran 6% 3 Pelaporan 15% a. Pemenuhan pelaporan 3% Kinerja b. Penyajian informasi kinerja 8% c. Pemanfaatan informasi kinerja 4% 4 Evaluasi 10% a. Pemenuhan evaluasi 2% 5 Kinerja b. Kualitas evaluasi 5% c. Pemanfaatan hasil evaluasi 3% Capaian 20% a. Kinerja yang dilaporkan (output) 5%; Kinerja b. Kinerja yang dilaporkan (outcome) 5%; c. Kinerja tahun berjalan (benchmark) 5%; d. Kinerja lainnya 5% TOTAL 100% Penilaian...

- 9 - Penilaian terhadap butir 1 sampai 4 terkait dengan penerapan Sistem AKIP pada instansi pemerintah, sedangkan butir 5 terkait dengan pencapaian kinerja, baik yang telah tertuang dalam dokumen LAKIP maupun dalam dokumen lainnya. Butir 5a, 5b dan 5c, penilaian didasarkan pada pencapaian kinerja yang telah disajikan dalam LAKIP maupun dokumen pendukung seperti Pengukuran Kinerja. Penilaian terhadap butir 5d didasarkan pada penilaian pihak lain, seperti opini BPK terhadap Laporan Keuangan dan lainnya. c. Setiap sub komponen akan dibagi ke dalam beberapa pertanyaan sebagai kriteria pemenuhan sub komponen tersebut. Setiap pertanyaan akan dijawab dengan ya/tidak atau a/ b / c/ d/e. Jawaban ya/ tidak diberikan untuk pertanyaan-pertanyaan yang langsung dapat dijawab sesuai dengan pemenuhan kriteria. d. Jawaban a/b/c/d/e diberikan untuk pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan 'judgement" dari evaluator. d. Setiap jawaban "Ya" akan diberikan nilai 1 sedangkan jawaban "Tidak" maka akan diberikan nilai 0. e. Untuk jawaban a/b/c/d/e, penilaian didasarkan pada judgement evaluator dengan kriteria sebagai berikut: Jawaban Kriteria Nilai A B C D E Memenuhi hampir semua kriteria (lebih dari 80% s/d 100% ) Memenuhi sebagian besar kriteria (lebih dari 60% s/d 80% ) Memenuhi sebagian kriteria (lebih dari 40% s/d 60%) Memenuhi sebagian kecil kriteria (lebih dari 20% s/d 40%) Sangat kurang memenuhi kriteria (kurang dari 20%) 1 0.75 0.50 0.25 0 f. Dalam...

- 10 - f. Dalam memberikan penilaian "Ya" atau "Tidak" maupun "a/ b/ c/ d/ e", evaluator harus menggunakan profesional judgement dengan mempertimbangkan hal-hal yang mempengaruhi setiap kriteria, dan didukung kertas kerja evaluasi g. Setelah setiap pertanyaan diberikan nilai maka penyimpulan akan dilakukan sebagai berikut: 1) Tahap pertama dijumlahkan nilai pada setiap pertanyaan pada setiap sub-komponen sehingga ditemukan suatu angka tertentu misal: sub-komponen Indikator Kinerja mempunyai alokasi nilai 10% dan memiliki 10 (sepuluh) buah pertanyaan. Dari 10 (sepuluh) ) pertanyaan tersebut apabila pertanyaan yang dijawab "Ya" ada 3 (tiga) pertanyaan maka nilai untuk sub komponen tersebut adalah: (3/10) x 10 = 3; 2) Untuk kriteria yang berhubungan dengan kondisi yang memerlukan penyimpulan, karena terdiri dari beberapa sub kriteria, penyimpulan tentang kriteria dilakukan melalui nilai rata-rata; 3) Tahap berikutnya adalah melakukan penjumlahan seluruh nilai sub komponen yang ada sehingga ditemukan suatu angka tertentu untuk total nilai dengan range nilai antara 0 s.d. 100. 2. Setelah setiap pertanyaan diberikan nilai maka penyimpulan akan dilakukan sebagai berikut: Penyimpulan atas hasil reviu terhadap akuntabilitas kinerja instansi dilakukan dengan menjumlahkan angka tertimbang dari masing -masing komponen. Nilai basil akhir dari penjumlahan komponen-komponen akan dipergunakan untuk menentukan tingkat akuntabilitas instansi terhadap kinerjanya, dengan kategori sebagai berikut: No Kategori Nilai Angka Interpretasi 1. AA >85-100 Memuaskan 2. A >75-85 Sangat Baik yang bersangkutan 3. B >65-75 Baik, perlu sedikit perbaikan 4. CC >50-65 Cukup (memadai), perlu banyak perbaikan yang tidak mendasar. 5....

No Kategori Nilai Angka Interpretasi 5. C >30-50 6. D 0-30 Kurang, perlu banyak perbaikan, termasuk perubahan yang mendasar. Sangat Kurang, perlu banyak sekali perbaikan 86 perubahan yang sangat mendasar. BAB IV...

A. UMUM MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN - 12 BAB IV PELAPORAN HASIL EVALUASI 1. Laporan Hasil Evaluasi (LHE) disusun berdasarkan prinsip kehatihatian dan mengungkapkan hal-hal penting bagi perbaikan manajemen kinerja instansi yang dievaluasi. Permasalahan atau temuan hasil evaluasi (tentative finding) dan saran perbaikannya harus diungkapkan secara jelas dan dikomunikasikan kepada pihak instansi yang dievaluasi untuk mendapatkan konfirmasi ataupun tanggapan secukupnya. 2. Penulisan LHE harus mengikuti kaidah-kaidah umum penulisan laporan yang baik, yaitu antara lain: a. Penggunaan kalimat dalam laporan, diupayakan menggunakan kalimat yang jelas dan bersifat persuasif untuk perbaikan. Akan tetapi disarankan tidak menggunakan ungkapan yang ambivalen atau membingungkan dalam proses penyimpulan dan kompilasi data. b. Evaluator harus berhati-hati dalam menginterpretasikan data basil evaluasi, menyimpulkan dan menuangkannya dalam laporan. B. FORMAT DAN ISI LHE KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN INSPEKTORAT Jln. Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta Pusat, 10710 Telp. (021) 3456825 Nomor Sifat Lampiran Perihal : Rahasia ( ) Eksemplar : Laporan Hasil Evaluasi LAKIP (unit organisasi yang dievaluasi) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun Anggaran [tanggal bulan tahun] BAB I...

- 13 - BAB I. SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan Surat Tugas Inspektur Nomor tanggal, Tim Evaluasi telah melakukan Evaluasi atas LAKIP (unit organisasi yang dievaluasi) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun Anggaran Evaluasi dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Surat Keputusan MENPAN Nomor: KEP-135/M.PAN/2004 tentang Pedoman Umum Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Surat Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor.B / 1301/ M.PAN/ 04 / 2009 perihal Kebijakan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Tahun 2009. Hasil evaluasi terhadap LAKIP tahun anggaran yang disajikan oleh (unit organisasi yang dievaluasi) dituangkan dalam bentuk nilai kisaran mulai dari 0 s/d 100, dan capaian yang diperoleh (unit organisasi yang dievaluasi) dengan nilai sebesar (hasil dari LKE). Nilai sebagaimana tersebut, merupakan akumulasi penilaian terhadap seluruh komponen manajemen kinerja yang dievaluasi di lingkungan (unit organisasi yang dievaluasi), yang meliputi 5 (lima) Komponen Manajemen Kinerja, yaitu: Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja, Evaluasi Kinerja dan Capaian Kinerja. Dari hasil evaluasi diketahui terdapat beberapa hal yang perlu mendapat penyempurnaan, yaitu: a. b. c. dst. B. REKOMENDASI Terhadap permasalahan yang telah dikemukakan di atas, kami merekomendasikan kepada Deputi (unit organisasi yang dievaluasi), beserta seluruh jajarannya agar melakukan perbaikan sebagai berikut: a. b. dst BAB II...

- 14 - BAB II. URAIAN HASIL EVALUASI A. Data Umum 1. Dasar Pelaksanaan Evaluasi a. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. b. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. c. Surat Keputusan MENPAN Nomor: KEP-135/M.PAN/2004 tentang Pedoman Umum Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Surat Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor.B / 1301/ M. PAN/ 04/2009 perihal Kebijakan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Tahun 2009. d. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor: PER-11/ M.EKON/ 08/ 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. e. Surat Tugas Inspektur Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Nomor, tanggal 2. Waktu pelaksanaan Evaluasi. Evaluasi dilaksanakan dari tanggal sampai dengan 3. Tujuan Evaluasi Tujuan Evaluasi adalah untuk memberikan penilaian dan saran perbaikan terhadap penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP) guna peningkatan kinerja dan akuntabilitas aparatur Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang disajikan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah komponen sebelum disampaikan kepada Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dalam rangka penyusunan LAKIP Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun Anggaran 4. Sasaran Evaluasi Sasaran Evaluasi adalah memperoleh keyakinan bahwa LAKIP telah disusun, disajikan dan diterapkan sesuai dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 5. Ruang

- 15-5. Ruang Lingkup Evaluasi Ruang lingkup evaluasi adalah kegiatan evaluasi terhadap perencanaan strategis dan perencanaan kinerja tahunan termasuk penerapan anggaran berbasis kinerja, pelaksanaan program dan kegiatan, pengukuran capaian kinerja serta pelaporan kinerja yang digunakan dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilingkungan komponen Eselon I lingkup Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. B. Hasil Evaluasi. 1. Aspek yang dievaluasi. Evaluasi dilaksanakan terhadap 5 (lima) komponen manajemen kinerja, yang meliputi: Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja, Evaluasi Kinerja dan Capaian Kinerja. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun merupakan salah satu dokumen yang dievaluasi selain Rencana Strategis (Renstra), dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT), dokumen Penetapan Kinerja (PK) serta dokumen terkait lainnya. 2. Penilaian Hasil Evaluasi. Hasil evaluasi yang dituangkan dalam bentuk nilai kisaran mulai dari 0 s/d 100, dan capaian yang diperoleh (unit organisasi yang dievaluasi) dengan nilai sebesar (dilihat dari LKE). Nilai tersebut, merupakan akumulasi penilaian terhadap seluruh komponen manajemen kinerja yang dievaluasi di lingkungan (unit organisasi yang dievaluasi) untuk Tahun Anggaran yang terdiri dari: No Komponen yang dinilai Bobot 1 Perencanaan Kinerja 35 Hasil Evaluasi 2 Pengukuran Kinerja 20 3 Pelaporan Kinerja 15 4 Evaluasi Kinerja 10 5 Pencapaian Kinerja 20 Jumlah 100 (Poin a s/d d menyajikan hasil penilaian atas berbagai atribut akuntabilitas instansi yang telah dituangkan Lembar Kriteria Evaluasi (LKE terlampir/lampiran. 1), yang dapat mengindikasikan tingkat Akuntabilitas Kinerja Instansi). Dari hasil evaluasi diketahui terdapat beberapa hal yang perlu mendapat penyempurnaan, yaitu: a. b. c. dst. 3. Rekomendasi

3. Rekomendasi - 16 - Terhadap permasalahan yang telah dikemukakan di atas, kami merekomendasikan kepada Deputi (unit organisasi yang dievaluasi), beserta seluruh jajarannya agar dilakukan perbaikan sebagai berikut: a. b. c. dst. Demikian disampaikan Hasil Evaluasi atas Laporan akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah pada (unit organisasi yang dievaluasi) tahun sebagai laporan. Penanggung Jawab Evaluasi LAKIP Inspektur (nama) C. PENYAMPAIAN LHE LHE akuntabilitas kinerja unit kerja yang dievaluasi disampaikan kepada masing-masing pimpinan eselon 1 dengan tembusan kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Ikhtisar dari laporan basil evaluasi tersebut disampaikan kepada Kementerian PAN dan RB. BAB V...

- 17 - BAB V PENUTUP A. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN 1. Sebuah evaluasi, termasuk evaluasi Akuntabilitas Kinerja merupakan bagian dari siklus manajemen yang tidak terlepas dari perubahan paradigma baru dalam manajemen pemerintahan terutama melalui manajemen kinerja yang berorientasikan hasil. 2. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, para penyelenggara evaluasi harus mengembangkan keahlian profesionalnya, termasuk mengikuti perkembangan terbaru di bidang manajemen pemerintahan dan auditing, agar dapat memberikan sumbangan yang berarti untuk perbaikan kinerja instansi pemerintah. 3. Dalam hal terjadi kondisi yang belum tercakup atau terdapat keraguan terhadap suatu hal dari petunjuk pelaksanaan ini, maka kepada pihakpihak yang terkait diharapkan untuk senantiasa melakukan koordinasi dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN, ttd. CHAIRUL TANJUNG Salinan sesuai dengan aslinya Bi Hukum, Persidangan dan voc;#11 1Vir5:20. rakat, Aikk,y4A\ (Cifi S.H. M.S.E 1 199603 1 001'&---