BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian. Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

1. Rasio keuangan dapat terlalu tinggi atau terlalu rendah. dalam industri. Dalam laporan keuangan, angka-angka yang berdiri sendiri sulit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. peralatan lainnya yan mempunyai masa manfaat jangka panjang atau lebih dari satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan lain perusahaan. Untuk meningkatkan laba,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. finansial (financial assets) dan investasi pada aset riil (real assets). Investasi pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi masalah menarik karena akan memenuhi harapan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang kompetitif. Menghadapi persaingan tersebut, perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT NIAGARAYA KREASI LESTARI BANJARBARU

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. penting. Menurut Mulyadi (2012: 8): Biaya adalah pengorbanan sumber

BAB I PENDAHULUAN. diterimanya adalah informasi yang benar. Sistem perdagangan di Bursa Efek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB 2 LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Bambang Riyanto (2008:35) menyatakan bahwa profitabilitas adalah :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II URAIAN TEORITIS. aktiva dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Sumbetri Megah. Hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperhatikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dan. meningkatkan profit, hal ini daya tarik bagi investor dalam

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode Profitabilitas Terhadap Laba Perusahaan Pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terdapat di neraca. Menurut Munawir (2004:32) solvabilitas menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu periode tertentu. Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005:

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laba menurut beberapa ahli:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. mereka untuk mengetahui pergerakan saham yang terjadi berapapun besar

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sutrisno (2003: 266) Rasio profitabilitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh bank, sedangkan perusahaan yang membutuhkan dana untuk

Bagi pihak diluar perusahaan, terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan. Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi seakan menjadi mata rantai yang harus di koneksikan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan untuk mempertahankan keadaan going concern atau suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB II LANDASAN TEORI. banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya

Laba Bersih ROE = x 100% Modal Sendiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan, diperlukan kemampuan untuk membaca, menganalisa, dan menafsirkan

BAB II URAIAN TEORITIS. panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

Contoh : (200) (250) 2.550

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Tajjali Fatima dan Amir Shehzad (2014) menggunakan paired sample T-test. Penelitian ini menunjukkan bahwa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jogianto (2003:109), return merupakan hasil yang diperoleh dari

BAB 1I TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya nilai perusahaan dapat meningkatkan kesejahteraan pemilik

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai perusahaan. Menurut IAI dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. asimetri informasi antara pihak manajemen dan pihak eksternal. Untuk mengurangi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Biaya Kualitas Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya kualitas adalah sebagai berikut : Biaya kualitas adalah biaya yang tidak hanya untuk mencapai kualitas, tetapi juga biaya yang terjadi karena kualitas yang buruk. Menurut Prawirosentono (2007:25) menyatakan bahwa pengertian biaya kualitas adalah sebagai berikut :: Biaya mutu produk atau biaya kualitas adalah kegiatan mengidentifikasi semua biaya yang timbul berkaitan dengan upaya mengubah produk bermutu buruk (bad quality product) menjadi produk bermutu baik (good quality product). Menurut Hansen dan Mowen (2009:272) menyatakan bahwa pengertian biaya kualitas adalah sebagai berikut : Biaya kualitas (costs of quality) adalah biaya-biaya yang timbul karena mungkin atau telah terdapat produk yang kualitasnya buruk. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa biaya kualitas merupakan biaya yang dikeluarkan karena adanya produk yang berkualitas rendah dan semua biaya-biaya yang terkait perbaikan kualitas produk. 8

9 Menurut Gaspersz (2005:166) menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan menerapkan biaya kualitas untuk beberapa alasan, yaitu: 1. Untuk meningkatkan komunikasi antara manajer menengah dengan manajer puncak tentang ukuran dan masalah dari kualitas produk. 2. Untuk mengurangi ketidakpuasan pelanggan atas produk yang dihasilkan. 3. Untuk mengetahui besarnya biaya dengan adanya produk yang berkualitas buruk yang merupakan hasil dari kegagalan produk setelah penjualan. Menurut Hansen dan Mowen (2009:272) mengungkapkan ada beberapa kategori biaya kualitas, yaitu sebagai berikut : 1. Biaya Pencegahan (Prevention Cost) Adalah biaya yang terjadi untuk mencegah terjadinya cacat pada produk atau jasa yang dihasilkan. Jika biaya pencegahan naik, diharapkan cost of failure turun. Dengan demikian, biaya pencegahan dikeluarkan untuk menurunkan jumlah produk yang tidak memenuhi syarat. 2. Biaya Penilaian (Appraisal Cost) Adalah biaya yang terjadi untuk menentukan apakah produk atau jasa memenuhi syarat (standar) yang telah ditetapkan. 3. Biaya Kegagalan Internal (Internal Failure Cost) Adalah biaya yang terjadi karena dideteksinya produk atau jasa yang tidak sempurna sebelum produk tersebut dikirimkan kepada pihak eksternal. Biaya ini timbul sebagai akibat gagalnya deteksi yang dilakukan oleh aktivitas appraisal.

10 4. Biaya Kegagalan Eksternal (External Failure Cost) Adalah biaya yang terjadi karena produk atau jasa yang dihasilkan gagal memenuhi standar setelah produk tersebut sampai ke tangan pembeli. Sedangkan menurut Blocher (2012:486) mengungkapkan bahwa biaya kualitas terdiri dari beberapa jenis, yaitu : 1. Biaya Pencegahan (Prevention Cost) Biaya pencegahan (prevention cost) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mencegah terjadinya kecacatan kualitas produk. Biaya pencegahan mencakup: a. Biaya pelatihan kualitas, yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk program-program pelatihan internal dan eksternal, yang meliputi upah dan gaji yang dibayarkan dalam pelatihan, biaya instruksi, biaya staf klerikal, bahan habis pakai untuk menyiapkan buku pegangan dan manual instruksi. b. Biaya desain ulang produk dan peningkatan proses, biaya ini ditujukan untuk mengevaluasi dan meningkatkan desain produk dan proses operasional untuk menyederhanakan proses manufaktur atau untuk mengeliminasi atau mengurangi masalah terkait kualitas produk. c. Biaya perawatan peralatan, biaya ini termasuk biaya untuk pemasangan, penyesuaian, perawatan perbaikan dan pengecekan alat-alat produksi. d. Biaya sistem informasi, biaya ini diperlukan untuk pengembangan data yang yang dibutuhkan, serta pengukuran, audit, dan pelaporan data terkait kualitas.

11 2. Biaya Penilaian (Appraisal Cost) Biaya Penilaian (appraisal cost) merupakan biaya yang terkonsentrasi pada pengukuran dan analisis data untuk menentukan keselarasan antara hasil produksi dengan spesifikasi yang ditentukan. Biaya ini digunakan selama masa produksi dan secara prioritas biaya penilaian ini untuk mengidentifikasi produk-produk yang rusak. Biaya penilaian mencakup: a. Biaya pengujian dan inspeksi Biaya yang dikeluarkan untuk menguji dan menginspeksi bahan yang datang, produk dalam proses, dan produk yang selesai. b. Instrumen dan peralatan pengujian Biaya ini digunakan untuk menemukan, mengoperasikan atau menjaga fasilitas, peranti lunak mesin dan instrumen untuk menilai atau menaksir kualitas dari barang atau jasa. 3. Biaya Kegagalan Internal (Internal Failure Cost) Biaya kegagalan internal (internal failure cost) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan karena rendahnya kualitas yang ditemukan sejak penilaian awal sebelum produk dikirimkan kepada pelanggan. Biaya ini mencakup: a. Biaya kegiatan koreksi Biaya yang dikeluarkan untuk mencari penyebab kegagalan dan mencari solusinya. b. Biaya pengerjaan ulang (rework)

12 Biaya ini meliputi biaya yang dikeluarkan untuk melakukan proses pengerjaan ulang agar dapat memenuhi standar kualitas yang ditentukan. c. Biaya sisa bahan baku (scrap) Biaya ini adalah kerugian yang terjadi karena adanya sisa bahan baku yang tidak terpakai dalam upaya memenuhi tingkat kualitas yang dikehendaki. d. Biaya proses Biaya yang dikeluarkan untuk mendesain ulang produk atau proses, penghentian mesin yang tidak terencana untuk penyesuaian, dan kehilangan produksi yang bertujuan untuk perbaikan dan pengerjaan kembali. 4. Biaya kegagalan eksternal (external failure cost) Biaya kegagalan eksternal (external failure cost) merupakan biaya terkait cacatnya kualitas yang terdeteksi setelah produk sampai ke tangan pelanggan. Biaya kegagalan eksternal mencakup: a. Biaya perbaikan atau pergantian Perbaikan atau pergantian dari barang-barang yang dikembalikan. b. Biaya untuk menangani keluhan dari konsumen dan pengembalian produk Gaji dan pengeluaran tambahan untuk administrasi departemen layanan konsumen, diskon untuk kualitas yang rendah, dan ongkos angkut untuk barang yang dikembalikan.

13 c. Penjualan yang hilang dari konsumen Pemesanan yang dibatalkan dan penurunan pangsa pasar. Menurut Hansen dan Mowen (2009:276) mengungkapkan bahwa biaya kualitas disusun oleh perusahaan atas dasar suatu tujuan sebagai berikut: 1. Memperbaiki dan mempermudah perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan manajerial. 2. Memproyeksikan mengenai kapan biaya dan penghematan itu terjadi dan dibuat. Jadi dapat disimpulkan tujuan pembuatan biaya kualitas adalah untuk mempermudah proses keputusan manajemen. Selain itu juga, agar perusahaan dapat memproyeksikan kapan biaya terjadi, serta agar perusahaan dapat mengefisiensikan biaya. Dengan adanya tujuan biaya kualitas, perusahaan mengharapkan agar biaya kualitas dapat dipergunakan dengan baik. Menurut Garrison et al (2006:90) laporan biaya kualitas memiliki beberapa kegunaan yaitu : 1. Informasi biaya kualitas membantu para manjer melihat keuntungan financial dari cacat. 2. Informasi biaya kualitas membantu para manajer mengidentifikasikan pentingnya masalah-masalah kualitas yang dihadapi perusahaan. 3. Informasi biaya kualitas membantu para manajer melihat apakah biayabiaya kualitas di perusahaan mereka didistribusikan secara tidak baik.

14 Menurut Hansen dan Mowen (2009:276) mengungkapkan bahwa manfaat dari biaya kualitas sebagai berikut : 1. Untuk memperbaiki perencanaan manajerial, kontrol, dan pengambilan keputusan manajemen. 2. Untuk mengevaluasi keseluruhan kinerja dari program perbaikan kualitas. 3. Untuk menerapkan dan mengawasi efektivitas program kualitas. 4. Informasi biaya kualitas penting bagi pihak luar ketika mereka menilai kualitas perusahaan melalui program-program ISO 9000. Jadi dapat disimpulkan manfaat biaya kualitas adalah untuk membantu manajemen menentukan laba, juga untuk mengambil keputusan strategi, serta untuk mempermudah pelaksanaan program pengendalian kualitas. Menurut Gaspersz (2005:168) mengungkapkan bahwa perusahaan mengukur dan menganalisis biaya kualitas sebagai indikator keberhasilan program perbaikan kualitas yang dapat dihubungkan dengan ukuran-ukuran biaya lain, yaitu : 1. Biaya kualitas dibandingkan dengan nilai penjualan, semakin rendah nilai ini menunjukkan program perbaikan kualitas semakin sukses. 2. Biaya kualitas dibandingkan dengan keuntungan, semakin rendah nilai ini menunjukkan program perbaikan kualitas semakin sukses. 3. Biaya kualitas dibandingkan dengan harga pokok penjualan, diukur berdasarkan persentase biaya kualitas total terhadap nilai harga pokok penjualan, dimana semakin rendahnya nilai ini menunjukkan semakin baik program perbaikan kualitas.

15 Menurut Supriyono (2002:383) mengungkapkan bahwa biaya kualitas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Biaya pencegahan = XXX Biaya penilaian = XXX Biaya kegagalan internal = XXX Biaya kegagalan eksternal = XXX Jumlah biaya kualitas = XXX 2.1.2 Profitabilitas (Rentabilitas) Setiap perusahaan mempunyai tujuan yaitu untuk memperoleh keuntungan yang besar. Keuntungan tersebut akan dipergunakan bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu produk dan melakukan investasi baru. Oleh karena itu, manajemen perusahaan dituntut harus mampu untuk memenuhi target yang telah ditetapkan. Sehingga, besarnya keuntungan haruslah dicapai sesuai dengan yang telah diharapkan dan bukan berarti asal untung saja. Keuntungan yang diperoleh perusahaan memang sangat menarik investor karena tingkat profit yang didapatkan dalam pembagian dividen, tetapi perlu disadari bahwa tujuan dalam memaksimumkan profit memiliki kendala atau kelemahan, seperti yang dikemukakan oleh Sartono (2008:7) yaitu : 1. Standar ekonomi mikro dengan memaksimumkan profit. Ingat profit maksimum dapat dicapai pada saat biaya marginal sama dengan pendapatan marginal adalah bersifat statis karena tidak memperhatikan dimensi waktu. Dengan kata lain, tidak ada perbedaan yang nyata antara profit dalam jangka pendek dengan profit dalam jangka panjang.

16 2. Pengertian profit itu menyesatkan. Apakah perusahaan harus memaksimumkan jumlah profit secara nominal ataukah tingkat profit? Apabila tingkat keuntungan yang ingin dimaksimumkan, maka timbul masalah penentuan tingkat keuntungan. Apakah keuntungan dalam kaitannya dengan penjualan, dengan total aktiva, atau dengan kepemilikan modal sendiri? Kemudian karena pengertian profit adalah merupakan selisih positif antara pendapatan dan biaya, timbul pertanyaan biaya apa saja yang harus diperhitungkan? Haruskan opportunity costs harus diperhitungkan dan bagaimana mengukurnya? Perlu dipahami pula bahwa pengertian profit tidak sama dengan aliran kas. Laba per saham atau earnig per share yang semakin besar tidak berarti peningkatan dividen dalam bentuk kas; karena pembayaran dividen hanya ditentukan oleh kebijakan dividen. 3. Menyangkut risiko yang berkaitan dengan setiap alternatif keputusan. Memaksimumkan profit tanpa memperhitungkan tingkat risiko setiap alternatif akan sangat menyesatkan. 4. Apabila memaksimumkan profit merupakan tujuan utama maka akan sangat mudah dalam hal ini dilakukan oleh perusahaan. Maka untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan, digunakanlah rasio profitabilitas yang dikenal juga dengan rasio rentabilitas.rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan. Rasio profitabilitas mencerminkan hasil akhir dari seluruh kebijakan keuangan dan keputusan operasional.

17 berikut : berikut : berikut : berikut : Menurut Sartono (2008:122) pengertian rasio profitabilitas adalah sebagai Kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Menurut Sutrisno (2009:16) pengertian rasio profitabilitas adalah sebagai Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan semua modal yang bekerja didalamnya. Menurut Harahap (2009:309) pengertian rasio profitabilitas adalah sebagai Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuannya, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, ekuitas, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Menurut Kasmir (2010:196) pengertian rasio profitabilitas adalah sebagai Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini dapat dilakukan dengan membandingkan berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama neraca dan laporan laba rugi. Tujuannya untuk melihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan. Rasio profitabilitas mempunyai tujuan dan manfaat, tidak hanya bagi pihak pemilik usaha atau manajemen saja, tetapi juga bagi pihak di luar perusahaan, terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan. Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi

18 perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan menurut Kasmir (2012:197), yaitu : 1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu 2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang 3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu 4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri 5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri 6. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri 7. Dan tujuan lainnya Sementara itu, manfaat yang diperoleh adalah untuk : 1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode 2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang 3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu 4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri 5. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri 6. Manfaat lainnya

19 Adapun jenis-jenis rasio profitabilitas menurut Sutrisno (2009:222) adalah sebagai berikut : 1. Net Profit Margin (NPM) Net profit margin merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai. 2. Return On Assets (ROA) Return on assets sering disebut juga rentabilitas ekonomis merupakan ukuran kemampuan perusahaan dlam mengfhasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. 3. Return On Equity (ROE) Return on equity yaitu kemampuan perusahaan dlam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiriyang dimiliki. 4. Return On Investment (ROI) Return on investment merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. 5. Earning Per Share (EPS) Earning per share merupakan ukuran kemempuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham yang pemiliki. Berikut ini adalah penjelasan mengenai beberapa indikator untuk mengukur rasio, yaitu :

20 1. Net Profit Margin Menurut Sutrisno (2009:222) pengertian net profit margin adalah sebagai berikut : Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai. Terdapat dua rumus untuk mencari net profit margin, yaitu untuk margin laba kotor dan laba bersih. Untuk margin laba bersih merupakan cara untuk penetapan harga pokok penjualan, sedangkan margin laba bersih menunjukan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan. Rumus yang bisa digunakan adalah sebagai berikut : Net Profit Margin = 100% 2. Return on Asset Menurut Brigham dan Houston (2010:148) pengertian return on assets adalah sebagai berikut : Rasio laba bersih terhadap total aset mengukur pengembalian atas total aset. Return on assets juga sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Rumus yang bisa digunakan adalah sebagai berikut : Return on Assets = 100%

21 3. Return on Equity berikut : Menurut Syamsudin (2004:64) pengertian return on equity adalah sebagai Suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan baik (pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka diinvestasikan didalam perusahaan. Semakin tinggi return atas penghasilan yang diperoleh maka semakin baik kedudukan pemilik perusahaan. Return on equity ini sering disebut dengan rate of return on net worth yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga return on equity ini ada yang menyebut sebagai rentabilitas modal sendiri. Laba yang diperhitungkan adalah laba bersih setelah dipotong pajak atau earning after tax. Rumus yang bisa digunakan adalah sebagai berikut : Return on Equity = 100% 4. Return on Investment Menurut Fahmi (2012 : 98) pengertian return on investment adalah sebagai berikut : Sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Return on investment merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Rumus yang bisa digunakan adalah sebagai berikut : Return on Investment = 100%

22 5. Earning Per Share Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2012:154) pengertian earning per share adalah sebagai berikut : Rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham. EPS menggambarkan profitabilitas perusahaan yang tergambar pada setiap lembar saham. Makin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham karena makin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham dan kemungkinan peningkatan jumlah dividen yang diterima pemegang saham. Earning per share atau laba per lembar saham merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik. Rumus yang bisa digunakan adalah sebagai berikut : EPS = 2.2 Kerangka Pemikiran 2.2.1 Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Profitabilitas Sesuai dengan pernyataan Tandiotong dkk (2010) yang mengatakan semakin rendahnya biaya kualitas maka semakin baiknya program perbaikan kualitas yang akan meningkatnya penjualan dengan semakin menurunnya biaya yang dikeluarkan maka akan meningkatkan tingkat profitabilitas perusahaan. Sandag dkk (2014:1332) menyatakan ketika biaya pengendalian meningkat, maka biaya kegagalan seharusnya turun, dengan menurunnya biaya kegagalan menmaka laba dan profitabilitas perusahaan akan meningkat. Menurut Blocher (2002:200) apabila biaya pencegahan dan penilaian meningkat, maka biaya kegagalan internal dan eksternal akan menurun, hal ini akan berpengaruh terhadap kualitas produk yang dihasilkan meningkat, karena produk akan sesuai dengan spesifikasi desain awal tanpa memilki suatu kecacatan

23 baik sebelum maupun setelah produk tersebut dikirim ke konsumen. Masih menurut Blocher (2002:200) meningkatnya kualitas pada suatu produk yang dihasilkan maka perusahaan akan memiliki keunggulan kompetitif dan menikmati tingkat profitabilitas yang tinggi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Maidin dkk (2011) bahwa biaya kualitas yakni biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal memiliki pengaruh positif terhadap profitabilitas (Net Profit Margin), didukung oleh penelitian Sari (2011) dan Pradana (2011) menyatakan biaya kualitas berpengaruh positif terhadap profitabilitas (Net Profit Margin). Sedangkan, hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2014) menyatakan biaya kualitas berpengaruh negative signifikan terhadap profitabilitas (Net Profit Margin). Berdasarkan pernyataan dan hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa biaya kualitas berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas perusahaan. Penjelasan mengenai pengaruh biaya kualitas terhadap tingkat profitabilitas dapat dilihat secara singkat pada gambar kerangka pemikiran sebagai berikut : Variabel Independen Biaya Kualitas (X) (Prawirosentono, 2007:25) Variabel Dependen Profitabilitas (Y) (Kasmir, 2010:196) Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

24 2.3 Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang terbentuk dalam penelitian ini sebagai berikut : Ho : Biaya kualitas tidak berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas Ha : Biaya kualitas berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas