I. PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia merupakan daerah agraris artinya pertanian memegang

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sektor perkebunan merupakan salah satu upaya untuk

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai peluang yang cukup besar dalam

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Way Kanan merupakan salah satu wilayah pemekaran dari wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung yang memiliki luas wilayah 3.921,63 km 2 atau sebesar 11,11% dari

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra karet di Indonesia, menurut

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar masyarakat Provinsi

I. PENDAHULUAN. rakyat akan pangan, meningkatkan pendapatan petani, membantu. memantapkan swasembada pangan serta meningkatkan produksi tanaman

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif

I. PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas

I. II. III. IV. V. I. PENDAHULUAN. yang diketahui memiliki potensi besar yang dapat terus dikembangkan dalam

I. PENDAHULUAN. ruang untuk penggunaan lahan bagi kehidupan manusia. Sehubungan dengan hal

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

perluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah.

I. PENDAHULUAN. Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan

DESKRIPSI PETANI KEBUN KARET DI DESA MENANGA JAYA KECAMATAN BANJIT KABUPATEN WAY KANAN

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

BAB I. PENDAHULUAN. adalah mencukupi kebutuhan pangan nasional dengan meningkatkan. kemampuan berproduksi. Hal tersebut tertuang dalam RPJMN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

BAB I. PENDAHULUAN. pembangunan Nasional. Ketersediaan pangan yang cukup, aman, merata, harga

I. PENDAHULUAN. empiris, baik pada kondisi ekonomi normal maupun pada saat krisis. Peranan pokok

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan

I. PENDAHULUAN. baik oleh kalangan pendidikan, perencanaan wilayah, ilmuan administrasi, dan. sebagainya (Juhadi dan Dewi Liesnor, 2001:1).

I. PENDAHULUAN. sektor yang mempunyai peranan yang cukup strategis dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui. perannya dalam pembentukan Produk Domestic Bruto (PDB), penyerapan

I. PENDAHULUAN. Salah satu kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk hidup adalah kebutuhan

I PENDAHULUAN. tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis

I. PENDAHULUAN. bekerja pada bidang pertanian. Menurut BPS tahun 2013, sekitar 39,96 juta orang

I. PENDAHULUAN. mutu hidup serta kesejahteraan masyarakat. Salah satu upaya peningkatan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam menopang kehidupan

I. PENDAHULUAN. terlihat dari peranan sektor pertanian dalam penyediaan lapangan kerja, penyedia

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

I. PENDAHULUAN. dan pada umumnya penduduk negara ini tinggal di daearah pedesaan yang bekerja

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. perkebunan, khususnya pada sektor tanaman karet. Penduduk di Desa Negeri

I. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan merupakan subsektor yang sangat penting bagi Indonesia

I. PENDAHULUAN. meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan

I. PENDAHULUAN. Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan pedesaan yang kehidupan

I PENDAHULUAN. pertanian yang dimaksud adalah pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.

I. PENDAHULUAN. negara dititikberatkan pada sektor pertanian. Produksi sub-sektor tanaman

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan pertanian tidak saja dititik-beratkan pada. peningkatan produksi, namun juga mengarah pada peningkatan

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian adalah sektor yang sangat potensial dan memiliki peran yang

I. PENDAHULUAN. diarahkan untuk dapat sekaligus memecahkan masalah-masalah ekonomi

Propinsi LAMPUNG. Total Kabupaten/Kota

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat pertumbuhan kesempatan kerja, untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditi perkebunan yang masuk dalam kategori komoditi

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian

1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian

I. PENDAHULUAN. perekonomian di Provinsi Lampung. Sektor pertanian terdiri dari. penting diantara subsektor lainnya karena mampu menghasilkan bahan

Dengan persetujuan bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN WAY KANAN dan BUPATI WAY KANAN MEMUTUSKAN :

I. PENDAHULUAN. Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu,

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

KETUA PENGADILAN AGAMA BLAMBANGAN UMPU SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA BLAMBANGAN UMPU NOMOR : W8-A9/006/HK.05/I/2014

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sedang berkembang, dengan sektor

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

I. PENDAHULUAN. dari 1,0 juta ton pada tahun 1985 menjadi 1,3 juta ton pada tahun 1995 dan 1,9

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang terkenal dengan sebutan negara agraris,

2015 PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan sektor yang terus. dikembangkan dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk menaikan taraf hidup dan dapat dikatakan bahwa

IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. A. Administrasi Wilayah Kabupaten Way Kanan. berikut ini : Tabel 7. Jumlah Penduduk Perkecamatan dan luas wilayah

I. PENDAHULUAN. yang sesuai dengan syarat tumbuh bagi tanaman perkebunan. Salah satu

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

Lampiran I.18 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. bahan baku pangan, dan bahan lain. Ketersediaan pangan yang cukup jumlahnya,

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

I. PENDAHULUAN. upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya sangat erat kaitannya dengan pemanfaatan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. maret Pada tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Mesuji dan

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah Indonesia merupakan daerah agraris artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada sektor pertanian dan produk nasional yang berasal dari pertanian (Mubyarto 1989:12). Pertanian mencangkup semua kegiatan manusia didalam menghasilkan komoditas bahan pangan dan usaha tani merupakan inti dari pertanian. Usaha tani berkaitan dengan pilihan terhadap penggunaan sumber daya alam yaitu, tanah, air, hewan, dan tanaman untuk menjadi barang dan jasa dan dapat dikonsumsi oleh manusia. Berhasil tidaknya suatu usaha tani dalam mencapai tujuannya tergantung pada bagaimana cara pengelolaan cabang usaha tani yang diusahakannya. Sektor pertanian terdiri atas subsektor tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan (Dumairy 1996:204). Perkebunan merupakan salah satu subsektor penting dari sektor pertanian yang memberikan peranan besar bagi perekonomian nasional, baik sebagai sumber pendapatan, lapangan kerja dan sumber devisa. Komoditas unggulan perkebunan disetiap daerah di Indonesia berbeda-beda.

2 Perbedaan komoditas unggulan perkebunan setiap daerah dengan wilayah lainnya akan menentukan mata pencaharian penduduk yang tinggal di daerah tersebut. Hal ini sesuai dengan konsep geografi yaitu konsep diferensiasi areal (IGI dalam Sumadi 2003:49) yang memandang bahwa suatu tempat atau wilayah terwujud sebagai hasil integrasi berbagai unsur atau fenomena lingkungan, baik yang bersifat alam dan kehidupan. Salah satu komoditas utama dari subsektor perkebunan yaitu komoditas karet. Di Indonesia perkebunan karet banyak tersebar di berbagai propinsi di Indonesia. Perkebunan karet tak hanya diusahakan oleh perkebunan-perkebunan besar milik negara, tetapi juga diusahakan oleh swasta dan rakyat. Adapun luas lahan dan jumlah produksinya dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Tabel 1. Luas Lahan dan Produksi Perkebunan Karet Menurut Status Pengusahaan Seluruh Indonesia Tahun 2006-2011 Tahun Luas Lahan (ha) Produksi (ton) PR PBN Swasta PR PBN Swasta 2006 2,832,982 238,003 275,442 2,082,597 265,813 288,821 2007 2,899,679 238,246 275,792 2,176,686 277,200 301,286 2008 2,910,208 238,210 275,799 2,173,616 276,809 300,861 2009 2,911,533 239,375 284,362 1,942,298 238,656 259,393 20010 2,934,378 236,714 274,029 2,065,178 252,408 274,349 20011 2,935,081 239,132 275,931 2,104,952 259,973 275,924 Sumber : Direktorat Jendral Perkebunan 2011 Berdasarkan Tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa luas lahan perkebunan karet rakyat lebih besar daripada perkebunan besar milik negara dan perkebunan swasta. Pertumbuhan luas lahan perkebunan karet rakyat mengalami peningkatan tiap tahunnya walaupun lambat yaitu sebesar 1,58% per tahun meskipun demikian produksi kebun karet rakyat masih tergolong rendah. Rendahnya produksi kebun

3 karet rakyat disebabkan oleh banyaknya areal tua, rusak tidak produktif, penggunaan bahan tanam asal biji (seedling) bukan klon unggul tanpa pemeliharaan yang baik serta kondisi kebun yang menyerupai hutan. Propinsi Lampung merupakan salah satu daerah yang menghasilkan karet cukup besar di Indonesia, mengingat daerah ini mempunyai iklim, jenis tanah, dan luas lahan yang sesuai dengan tanaman tersebut. Sektor ini diharapkan sebagai penggerak perekonomian masyarakat dan sebagai salah satu penghasilan utama warga di Propinsi Lampung. Untuk melihat luas lahan dan produksi perkebunan karet yang ada di Propinsi Lampung per kabupaten/kota dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Tabel 2. Luas Lahan dan Produksi Karet di Propinsi Lampung Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2013 No Kabupaten Luas Lahan Produksi (ha) (ton) 1 Lampung Barat 320-2 Lampung Tengah 3203 619 3 Lampung Selatan 3070 620 4 Lampung Timur 3016 392 5 Lampung Utara 13.241 11.217 6 Way Kanan 25.328 14.552 7 Tulang Bawang 10.094 6.169 8 Pesawaran 567 327 9 Pringsewu 242 27 10 Mesuji 11.949 6.357 11 Tulang Bawang Barat 11.251 4.217 12 Bandar Lampung 135 16 13 Metro - - 14 Tanggamus 684 22 Jumlah 83.104 44.535 Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Lampung 2013 Berdasarkan Tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa Kabupaten Way Kanan memiliki luas lahan karet dan menghasilkan produksi karet lebih besar

4 dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lainnya. Kabupaten Way Kanan memiliki luas lahan seluas 25.328ha dan mampu memproduksi karet sebanyak 14.525ton. Daerah Kabupaten/Kota di Propinsi Lampung yang tidak memiliki perkebunan karet adalah Kota Metro. Di Propinsi Lampung Kabupaten Way Kanan merupakan salah satu sentral produksi karet di Propinsi Lampung. Kabupaten Way Kanan mempunyai luas lahan perkebunan karet sebesar 46.687ha dengan produksi 34.939ton dan produktivitas 29.93ton per ha. Adapun luas lahan dan produksi per kecamatan di Kabupaten Way Kanan dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Tabel 3. Luas Lahan dan Produksi Karet di Kabupaten Way Kanan Menurut Kecamatan Tahun 2013 No Kecamatan Luas Lahan (ha) Produksi (ton) Produktivitas (ton/ha) 1 Banjit 474 372 2.55 2 Baradatu 558 463 2.01 3 Gunung Labuhan 647 916 3.01 4 Kasui 1052 1120 2.51 5 Rebang Tangkas 660 717 3.16 6 Blambangan Umpu 7409 4675 1.65 7 Way Tuba 1849 1030 2.03 8 Negeri Agung 4382 5130 1.74 9 Bahuga 5663 3620 1.59 10 Buay Bahuga 2605 3820 2.16 11 Bumi Agung 2639 2840 1.82 12 Pakuan Ratu 11673 8760 1.32 13 Negara Batin 1287 1040 2.04 14 Negeri Besar 436 436 2.34 Jumlah 46.687 34.939 29.93 Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Way Kanan 2013 Berdasarkan Tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa Kecamatan Pakuan Ratu mempunyai luas lahan karet terbesar yaitu 11.673ha dengan produksi 8.760ton dan produktivitas 1.32ton per ha sedangkan luas lahan terkecil yaitu Kecamatan

5 Negeri Besar sebesar 436ha dengan produksi 436ton dan produktivitas 2.34ton per ha di Kabupaten Way Kanan. Namun, di daerah penelitian yaitu Kecamatan Banjit yang memiliki luas lahan kebun karet sebesar 474ha hanya mampu menghasilkan produksi 372ton dengan produktivitas 2.55ton dibawah produksi yang dapat dihasilkan luas lahan kebun karet Kecamatan Negeri Besar. Salah satu daerah penghasil perkebunan karet yang ada di Kecamatan Banjit yaitu Desa Menanga Jaya. Untuk melihat jumlah luas lahan dan produksi perkebunan karet yang ada di Kecamatan Banjit dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Tabel 4. Luas Lahan dan Produksi Tanaman Karet di Kecamatan Banjit Kabupaten Way Kanan Tahun 2013 No Desa Luas Lahan Produksi (ha) (ton) 1 Juku Batu 34 10 2 Bandar Agung 32 10 3 Sumber Sari 3 6 4 Bonglai 25 8 5 Campang Lapan 28 9 6 Kemu 20 6 7 Sumber baru 15 5 8 Neki 7 3 9 Rantau Temiang 19 6 10 Menanga Siamang 36 10 11 Menanga Jaya 20 6 12 Rebang Tinggi 22 7 13 Argo Mulyo 17 5 14 Rantau Jaya 28 8 15 Simpang Asam 27 8 16 Pasar Banjit 5 1,5 17 Bali Sadar Selatan 5 1,5 18 Bali Sadar Tengah 22 7 19 Bali Sadar Utara 12 3 20 Dono Mulyo 45 10 Jumlah 422 130 Sumber : UPTD Perkebunan Kecamatan Banjit Tahun 2013

6 Berdasarkan Tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa Kecamatan Banjit mempunyai luas lahan tanaman karet yaitu 422ha dengan produksi 130ton. Desa yang memiliki luas lahan perkebunan karet terluas di Kecamatan Banjit yaitu Desa Dono Mulyo dengan luas lahan yaitu 45ha dengan produksi 10ton, sedangkan Desa yang memiliki luas lahan perkebunan karet terkecil yaitu Desa Sumber Sari yaitu 3ha dengan produksi 6ton. Pada daerah penelitian yaitu Desa Menanga Jaya memiliki luas lahan perkebunan karet 20ha dengan produksi 6ton. Desa Menanga Jaya memiliki luas wilayah 1.100ha. Lahan merupakan salah satu faktor yang penting dalam kegiatan usaha tani. Menurut penggunaan lahannya di Desa Menanga Jaya Kecamatan Banjit pada tahun 2013 masih didominasi oleh luas lahan yang digunakan untuk pertanian. Pertanian tersebut meliputi persawahan dan perkebunan, seperti padi, kopi, cokelat dan karet. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Tabel 5. Luas Lahan Menurut Penggunaan Lahan di Desa Menanga Jaya Kecamatan Banjit Kabupaten Way Kanan Tahun 2013 No Penggunaan Lahan Luas Lahan (ha) Persentase (%) 1 Pemukiman 21 1,90 2 Sawah 90 8,18 3 Tegalan/Ladang 3 0,27 4 Perkebunan Rakyat 738 67,09 5 Tambak/Kolam 14,5 1,31 6 Lapangan 0,75 0,07 7 Perkantoran Pemerintah 0,5 0,04 8 Pemakaman 3 0,27 9 Tanah Rawa 3,5 0,32 10 Hutan Lindung 225,75 20,52 Jumlah 1.100 100 Sumber : Profil Desa Menanga Jaya Tahun 2013

7 Berdasarkan Tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa keseluruhan luas Desa Menanga Jaya menurut penggunaan lahannya yaitu 1.100ha. Penggunaan lahan yang paling besar yaitu untuk perkebunan rakyat yaitu 738ha sedangkan penggunaan lahan yang paling kecil untuk perkantoran pemerintahan yaitu 0,5ha. Jadi bila dilihat dari luas lahan di Desa Menanga Jaya menurut penggunaannya, lahan untuk perkebunan memiliki luas lahan yang cukup luas bila dibandingkan dengan penggunaan lahan lainnya. Ditinjau dari mata pencaharian penduduk, maka sebagian besar penduduk di Desa Menanga Jaya mempunyai jenis mata pencaharian utama sebagai petani karet yaitu sebanyak 503 jiwa, dengan demikian perkebunan karet rakyat di Desa Menanga ini mempunyai peranan yang cukup besar terhadap perekonomian daerah tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Mata Pencarian di Desa Menanga Jaya Kecamatan Banjit Kabupaten Way Kanan Tahun 2013 No Mata Pencarian Jumlah Penduduk (jiwa) Persentase (%) 1 Petani Sawah 138 8,61 2 Petani Campuran 217 13,54 3 Petani Karet 503 31,39 4 Buruh Tani 67 4,18 5 Peternak 70 4,36 6 Tukang 12 0,74 7 Buruh Bangunan 13 0,81 8 Pedagang 25 1,56 9 Industri Rumah Tangga 9 0,56 10 Guru 38 2,37 11 Bidan 1 0,06 10 Dukun Bayi 5 0,31 11 Lain-lain 504 31,46 Jumlah 1.602 100 Sumber : Profil Desa Menanga Jaya Tahun 2013

8 Berdasarkan Tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa jenis mata pencaharian penduduk di Desa Menanga Jaya beraneka ragam namun yang paling banyak adalah penduduk yang bekerja diberbagai sektor pertanian. Salah satunya yaitu sebagai petani yang menanam karet sebanyak 503 jiwa atau 31,77% sedangkan yang paling sedikit adalah mata pencaharian utama sebagai bidan sebanyak 1 jiwa atau 0,06%. Sebagai tanaman utama yang diusahakan, maka ketergantungan terhadap pendapatan dari hasil penjualan karet ini sangat mempengaruhi tingkat kesejahteraan mereka. Ironisnya sektor pertanian yang merupakan menyerap tenaga kerja terbesar dan tempat menggantungkan harapan hidup sebagian besar masyarakat justru menghadapi masalah yang cukup kompleks. Masalah-masalah tersebut antara lain luas lahan garapan kebun karet, pengetahuan petani karet tentang pertanian Karet, biaya produksi kebun karet, produksi yang dihasilkan kebun karet, pemasaran hasil kebun karet dan pendapatan bersih petani kebun karet. Luas lahan kebun karet petani akan berpengaruh terhadap tingkat pendapatan petani dari usaha taninya. Semakin luas lahan garapan semakin besar pula biaya yang dipakai. Petani menggunakan sumber-sumber yang berbeda untuk mendapatkan pengetahuan usaha tani kebun karet yang mereka perlukan dalam pengelolaan usaha tani mereka. Biaya produksi dalam usaha tani kebun karet juga dapat mempengaruhi hasil produksi yang diusahakan. Besar kecilnya biaya yang dipakai ditentukan oleh luas lahan garapan yang dimiliki oleh petani dan akan berpengaruh terhadap pendapatan petani tersebut. Jumlah hasil produksi karet akan berhubungan dengan besarnya pendapatan petani karet, semakin besar

9 jumlah hasil produksi karet yang dihasilkan akan semakin besar pula pendapatan yang diterima petani. Sebaliknya semakin kecil jumlah hasil produksi karet akan semakin kecil pula pendapatan yang dapat diterima petani. Pemasaran merupakan faktor penting yang tidak terpisahkan dari usaha tani dan merupakan tujuan akhir dari kegiatan produksi yaitu penjualan. Harga karet pada saat penjualan akan berpengaruh terhadap pendapatan petani. Semakin tinggi harga karet yang diterima petani maka semakin besar pula pendapatan petani. Sebaliknya semakin rendah harga karet yang diterima petani maka semakin kecil pula pendapatan petani tersebut. Berhasil atau tidaknya usaha tani dapat dilihat dari besarnya pendapatan yang diperoleh petani dalam mengelola usaha taninya, pendapatan petani dipengaruhi oleh jumlah hasil produksi, harga karet dan biaya yang dikeluarkan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Deskripsi Petani Kebun Karet di Desa Menanga Jaya Kecamatan Banjit Kabupaten Way Kanan Tahun 2014. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi tentang deskripsi petani kebun karet diantaranya: 1. Luas lahan garapan yang diusahakan oleh petani karet 2. Pengetahuan petani karet tentang pertanian Karet 3. Biaya produksi usaha kebun karet 4. Produksi yang dihasilkan dari usaha kebun karet 5. Pemasaran hasil usaha kebun karet 6. Pendapatan bersih hasil usaha kebun karet

10 C. Rumusan Masalah Berdasarkan masalah yang dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Berapakah luas lahan garapan petani kebun karet di Desa Menanga Jaya Kecamatan Banjit Kabupaten Way Kanan? 2. Darimanakah sumber pengetahuan petani kebun karet di Desa Menanga Jaya Kecamatan Banjit Kabupaten Way Kanan? 3. Berapakah biaya produksi yang dikeluarkan petani kebun karet di Desa Menanga Jaya Kecamatan Banjit Kabupaten Way Kanan? 4. Berapakah produksi kebun karet yang dihasilkan petani kebun karet di Desa Menanga Jaya Kecamatan Banjit Kabupaten Way Kanan? 5. Bagaimanakah pemasaran hasil produksi oleh petani kebun karet di Desa Menanga Jaya Kecamatan Banjit Kabupaten Way Kanan? 6. Berapakah pendapatan yang diperoleh petani kebun karet di Desa Menanga Jaya Kecamatan Banjit Kabupaten Way Kanan? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini yaitu untuk dapat memberikan gambaran tentang luas lahan garapan petani, sumber pengetahuan petani, besarnya biaya produksi yang dikeluarkan petani, produksi kebun karet yang dihasilkan petani, cara memasarkan hasil produksi kebun karet oleh petani, pendapatan yang diperoleh petani kebun karet di Desa Menanga Jaya Kecamatan Banjit Kabupaten Way Kanan Tahun 2014.

11 E. Kegunaan Penelitian 1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Imu Pendidikan Universitas Lampung. 2. Sebagai sarana aplikasi ilmu pengetahuan yang diperoleh peneliti selama pendidikan di Perguruan Tinggi khususnya mengenai Geografi Ekonomi. 3. Sebagai bahan masukan dan saran bagi pemerintah dan masyarakat luas khususnya petani kebun karet yang bermukim di Desa Menanga Jaya Kecamatan Banjit Kabupaten Way Kanan tahun 2014. 4. Sebagai suplemen bahan ajar Geografi SMA Kelas XI semester 1 pokok bahasan sumber daya alam. F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup subjek penelitian yaitu Petani responden yang membuka usaha kebun karet di Desa Menanga Jaya Kecamatan Banjit Kabupaten Way Kanan tahun 2014. 2. Ruang lingkup objek penelitian yaitu Luas lahan garapan kebun karet, Pengetahuan petani karet tentang pertanian Karet, Biaya produksi kebun karet, Produksi yang dihasilkan dari kebun karet, Pemasaran hasil kebun karet, Pendapatan bersih hasil usaha kebun karet di Desa Menanga Jaya Kecamatan Banjit Kabupaten Way Kanan tahun 2014. 3. Ruang lingkup tempat dan waktu penelitian yaitu Desa Menanga Jaya Kecamatan Banjit Kabupaten Way Kanan tahun 2014.

12 4. Ruang lingkup ilmu yaitu ilmu Geografi Ekonomi. Geografi Ekonomi adalah cabang geografi manusia yang bidang studinya struktur aktivitas keruangan ekonomi. Dengan demikian, sehingga titik berat studinya adalah aspek keruangan struktur ekonomi manusia yang termasuk di dalamnya bidang pertanian, industri, perdagangan, komunikasi, transportasi dan sebagainya (Nursid Sumaatmadja 1988:54 ). Alasan digunakannya geografi ekonomi sebagai ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini, karena kajian penelitian ini yang menjadi objek pokoknya berkaitan dengan pertanian karena hidup manusia dipengaruhi oleh lokasi, iklim, tanah, tumbuhan dan hewan. Pengolahan suatu lahan pertanian oleh manusia merupakan hubungan manusia dengan alam, didukung kemajuan akal dan teknik manusia, serta aktivitas daya cipta dan keuletan manusia mampu mengadakan perubahan-perubahan dalam lingkungan alam sekitarnya.