1 EFFECTIVENESS MODEL FOR INCREASING AWARENESS TO RECOGNIZE RECOGNIZE KNOWLEDGE ON MOTHERS IN THE VILLAGE KALIMANJUNG AMBARKETAWANG GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA 1 Febriana DLS, 2 Induniasih, 3 Yanita Trisetiyaningsih ABSTRACT Breast cancer can be caught early with breast self examination, clinical examination and mammography examinations. Early detection can reduce mortality by 25-30%. The prevalence of the incidence of tumor / cancer in Indonesia, according to the Health Research Association (Riskesdas) In 2007, at 4.3 per 1000 population. Department of Health in 2007 showed that the prevalence of tumors and cancer in the DIY reached 9.6 per 1,000 people or above the national prevalence of 4.3 per 1,000 people. Based on these two efforts to increase knowledge of the mothers in order to prevent the occurrence of breast cancer need to do breast self-exam counseling. Knowing the effectiveness of breast self-counseling model to increase the knowledge of mothers about breast self examination. The research was quasi experiment used was a pretest and posttest. The samples used were mothers aged 20-50 years who lived in the village of Kalimanjung. The results of analysis of increasing knowledge of breast self-exam and breast self-efficacy model of education, mothers with good knowledge (64.8%) and mothers with adequate knowledge (33.3%) mothers with less knowledge (1.9%). ANOVAstatistical test results is known that the statistical F value of 5.897 and for p-value of 0.005 <0.05, it can be concluded between the three groups there are significant differences counseling. Tukey test results with a menu of Post Hoc test showed that the best demonstration of the media in improving the knowledge of mothers about breast self-exam. Conclusion:Counseling demonstration using the media more effectively improve the knowledge of BSE in the mothers compared with leaflets and lectures the media. EFEKTIVITAS MODEL PENYULUHAN SADARI TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG SADARI PADA IBU-IBU DI DUSUN KALIMANJUNG AMBARKETAWANG GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA INTISARI Kanker payudara dapat ditemukan secara dini dengan pemeriksaan SADARI, pemeriksaan klinik dan pemeriksaan mamografi. Deteksi dini dapat menekan angka kematian sebesar 25-30%. Prevalensi kejadian tumor/kanker di Indonesia, menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2007, sebesar 4,3 per 1000 penduduk. Departemen Kesehatan 2007 menunjukkan, tingkat prevalensi tumor dan kanker di DIY mencapai 9,6 per 1.000 orang atau di atas prevalensi nasional sebesar 4,3 per 1.000 orang. Berdasarkan hal tersebut maka upaya peningkatan pengetahuan dari para ibu-ibu dalam rangka mencegah terjadinya kanker payudara perlu dilakukan penyuluhan SADARI. Tujuan mengetahui efektifitas model penyuluhan SADARI terhadap peningkatan pengetahuan ibu- ibu tentang SADARI. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperiment yang digunakan adalah pretest dan posttest. Sampel yang digunakan adalah ibu yang berusia 20-50 tahun. Hasil analisis peningkatan pengetahuan SADARI dan efektivitas model penyuluhan SADARI, ibu dengan
2 pengetahuan baik (64,8%) dan ibu dengan pengetahuan cukup ( 33,3%) ibu dengan pengetahuan kurang (1,9%). Hasil uji statistik anova diketahui bahwa nilai F statistik sebesar 5,897 dan untuk p-value sebesar 0,005 < 0,05, dapat disimpulkan antara ketiga kelompok penyuluhan terdapat perbedaan yang signifikan. Hasil uji Tukey dengan menu uji Post Hoc menunjukkan bahwa media demonstrasi paling baik dalam meningkatkan pengetahuan ibu-ibu tentang SADARI. Kesimpulan :Penyuluhan menggunakan media demonstrasi lebih efektif meningkatkan pengetahuan tentang SADARI pada ibu-ibu di Dusun Gamping Sleman dibandingkan dengan media leaflet dan ceramah. Kata kunci: Model Penyuluhan, SADARI, pengetahuan 1, 3 Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes A.Yani Yogyakarta 2 Jurusan Keperawatan Poltekes Kemenkes Yogyakarta Pendahuluan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pemeriksaan payudara setiap wanita. Pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan sejak usia 20 tahun karena dapat menghindarkan wanita dari kanker payudara. Kelainankelainan pada payudara dapat di deteksi sedini mungkin dengan mengenal payudara sendiri serta melakukan pemeriksaan payudara sendiri. 6 Prevalensi kejadian tumor/kanker di Indonesia, menurut Riset Kesehatan Dasar Riskesdas) Tahun 2007, sebesar 4,3 per 1000 penduduk. Departemen Kesehatan 2007 menunjukkan, tingkat prevalensi tumor dan kanker di DIY mencapai 9,6 per 1.000 orang atau di atas prevalensi nasional sebesar 4,3 per 1.000 orang. Prevalensi ini tertinggi di Indonesia. Kanker payudara dapat ditemukan secara dini dengan pemeriksaan SADARI, pemeriksaan klinik dan pemeriksaan mamografi. Deteksi dini dapat menekan angka kematian sebesar 25-30%. 7 Salah satu upaya untuk mengetahui Kanker Payudara yaitu dilakukan SADARI. Pemeriksaan payudara sendiri adalah bagian penting dari perawatan kesehatan, yang dapat melindungi dari resiko kanker payudara. 5 Berdasarkan hal tersebut maka upaya peningkatan pengetahuan dari para ibu- ibu dalam rangka mencegah terjadinya kanker payudara perlu dilakukan penyuluhan melalui sebuah kegiatan penyuluhan kesehatan. Penyuluhan kesehatan menjadi penting karena pemberian informasi yang terusmenerus dalam skala yang luasakan meningkatkan kesehatan diri. Kanker payudara merupakan penyakit yang bisa
3 dideteksi dari awal sebagai modal dasar Metode Penelitian Metode penelitian kuasi eksperiment yang digunakan adalah pretest dan posttest. X1 O1 ---------------------------- O1 X2 O2 ----------------------------O2 X3 O3 --------------------------- O3 O1 = Observasi terhadap tingkat pengetahuan tentang SADARI sebelum penyuluhan dengan metode leaflet (pretest) O2 = Observasi terhadap tingkat pengetahuan tentang SADARI sebelum penyuluhan dengan metode demonstrasi (pre-test) O3 = Observasi terhadap tingkat pengetahuan tentang SADARI sebelum penyuluhan dengan metode ceramah (pre-test) O1 = Observasi terhadap tingkat pengetahuan tentang SADARI setelah penyuluhan dengan metode leaflet (posttest) O2 = Observasi terhadap tingkat pengetahuan tentang SADARI setelah dalam mencegah kanker payudara. penyuluhan dengan metode demonstrasi (post-test) O3 = Observasi terhadap tingkat pengetahuan tentang SADARI setelah penyuluhan dengan metode ceramah (post-test) X1 = Perlakuan (penyuluhan dengan leaflet) X2 = Perlakuan (penyuluhan dengan demonstrasi) X3 = Perlakuan (penyuluhan dengan ceramah) Lokasi Penelitian Dusun Kalimanjung. Populasi dan sampel dalam penelitian adalah ibu-ibu di Dusun Kalimanjung, dengan jumlah 54 orang dengan total sampling. Penelitian ini menetapkan kriteria inklusi: Bersedia menjadi responden, Bisa membaca dan menulis, Berumur 20-50 tahun, kriteria eksklusi : Ibu-ibu yang sedang menyusui, Ibu-ibu yang sudah menopause, Ibu yang sakit (tumor payudara)
4 Hasil dan Pembahasan 1. Karakteristik Responden Tabel 1. Distribusi Ibu-Ibu di Dusun Kalimanjung, Ambarketawang, Gamping, Sleman Yogyakarta Berdasarkan Umur Tahun 2011 Media penyuluhan Total Umur Leaflet Ceramah Demonstrasi F % f % F % f % 20-30 12 22,2 13 24,1 10 18,5 35 64,8 31-40 3 5,6 3 5,6 6 11,1 12 22,2 41-50 tahun 3 5,6 2 3,7 2 3,7 7 13,0 Jumlah tahun 18 18 18 54 100 Sumber: Data Primer Tahun 2011 Tabel 1. menunjukkan sebagian besar ibu-ibu di Dusun Kalimanjung, berumur 20-30 tahun sebanyak 35 orang (64,8%) dan paling sedikit berumur 41-50 tahun sebanyak 7 orang (13%). Umur sebagian besar ibu-ibu yang diberi penyuluhan menggunakan media leaflet adalah 20-30 tahun sebanyak 12 orang (22,2%) dan sisanya berumur 31-40 tahun dan 41-50 tahun masingmasing sebanyak 3 orang (5,6%). Umur sebagian besar ibu-ibu yang diberi penyuluhan metode ceramah adalah 20-30 tahun sebanyak 13 orang (24,1%) dan paling sedikit berumur 41-50 tahun sebanyak 2 orang (3,7%). Umur sebagian besar ibuibu yang diberi penyuluhan metode demonstrasi 41 adalah 20-30 tahun sebanyak 10 orang (18,5%) dan paling sedikit berumur 41-50 tahun sebanyak 7 orang (13%). Tabel 2. Distribusi Ibu-Ibu di Dusun Kalimanjung, Ambarketawang, Gamping, Sleman Yogyakarta Berdasarkan Pendidikan Tahun 2011 Media Penyuluhan Pendidikan Leaflet Ceramah Demonstrasi Total f % f % F % f % SD 3 5,6 1 1,9 2 3,7 6 11,1 SMP 5 9,3 6 11,1 6 11,1 21 31,5 SMA 9 16,7 11 20,4 10 18,5 26 55,6 D3 1 1,9-0 - 0 1 1,9 Jumlah 18 18 18 54 100 Sumber: Data Primer Tahun 2011 Tabel 2 menunjukkan pendidikan sebagian besar ibu-ibu di Dusun Kalimanjung, Ambarketawang Gamping Sleman adalah SMA sebanyak 26 orang (55,6%) dan paling sedikit berpendidikan D3 sebanyak 1 orang (1,9%). Pendidikan sebagian besar ibu-ibu yang diberi penyuluhan menggunakan media leaflet
5 adalah SMA sebanyak 9 orang (16,7%) dan paling sedikit berpendidikan D3 sebanyak 1 orang (1,9%). Pendidikan sebagian besar ibu-ibu yang diberi penyuluhan metode ceramah adalah SMA sebanyak 11 orang (20,4%) dan paling sedikit berpendidikan SD sebanyak 1 orang (1,9%). Pendidikan sebagian besar ibu-ibu diberi penyuluhan metode demonstrasi adalah SMA sebanyak 10 orang (18,5%) dan paling sedikit berpendidikan SD sebanyak 2 orang (3,7%). 2. Tingkat Pengetahuan Ibu Sebelum dan Sesudah Diberikan Penyuluhan a. Tingkat Pengetahuan tentang SADARI pada Ibu-ibu di Dusun Kalimanjung Sebelum Diberikan Penyuluhan Tabel 3. Distribusi Tingkat Pengetahuan tentang SADARI pada Ibu-Ibu di Dusun Kalimanjung Sebelum Diberikan Penyuluhan Menggunakan Media Leaflet, Ceramah dan Demonstrasi Tahun 2011 Tingkat Media penyuluhan Total pengetahuan Leaflet Ceramah Demonstrasi F % F % F % f % Baik - 0-0 - 0-0 Cukup 1 1,9 3 5,6 3 5,6 7 13,0 Kurang 17 31,5 15 27,8 15 27,8 47 87,0 Jumlah 18 18 18 54 100 Sumber: Data Primer Tahun 2011 Tabel 3. menunjukkan tingkat pengetahuan tentang SADARI pada ibuibu di Dusun Kalimanjung sebelum diberikan penyuluhan sebagian besar adalah kurang sebanyak 47 orang (87,0%) dan sisanya sebanyak 7 orang (13,0%) memiliki pengetahuan cukup. Tingkat pengetahuan ibu-ibu sebelum diberikan penyuluhan menggunakan media leaflet sebagian besar adalah kurang sebanyak 17 orang (31,5%) dan sisanya cukup sebanyak 1 orang (1,9%). Tingkat pengetahuan ibu-ibu tentang SADARI sebelum diberikan penyuluhan menggunakan media ceramah sebagian besar adalah kurang sebanyak 15 orang (27,8%) dan sisanya cukup sebanyak 3 orang (5,6%). Sedangkan tingkat pengetahuan ibu-ibu tentang SADARI sebelum diberikan penyuluhan menggunakan media demonstrasi sebagian besar adalah kurang sebanyak 15 orang (27,8%) dan sisanya cukup sebanyak 3 orang (5,6%). b. Tingkat Pengetahuan tentang SADARI pada Ibu-ibu di Dusun Kalimanjung Sesudah Diberikan Penyuluhan
6 Tabel 4. Distribusi Tingkat Pengetahuan tentang SADARI pada Ibu-Ibu di Dusun Kalimanjung Sesudah Diberikan Penyuluhan Menggunakan Media Leaflet, Ceramah dan Demonstrasi Tahun 2011 Tingkat Media penyuluhan pengetahuan Leaflet Ceramah Demonstrasi Total F % f % F % f % Baik 9 16,7 12 22,2 14 25,9 35 64,8 Cukup 9 16,7 5 9,3 4 7,4 18 33,3 Kurang - 0 1 1,9-0 1 1,9 Jumlah 18 18 18 54 100 Sumber: Data Primer Tahun 2011 Tabel 4 menunjukkan tingkat pengetahuan tentang SADARI pada ibuibu di Dusun Kalimanjung sesudah diberikan penyuluhan sebagian besar adalah baik sebanyak 35 orang (64,8%) dan yang memiliki tingkat pengetahuan kurang jumlahnya paling sedikit sebanyak 1 orang (1,9%). Tingkat pengetahuan ibu-ibu sesudah diberikan penyuluhan menggunakan media leaflet adalah baik dan cukup masing-masing sebanyak 9 orang (50%). Tingkat pengetahuan ibu-ibu sesudah diberikan penyuluhan menggunakan media ceramah sebagian besar adalah baik sebanyak 12 orang (66,7%) dan yang memiliki pengetahuan kurang jumlahnya paling sedikit yaitu 1 orang (5,5%). Sedangkan tingkat pengetahuan ibu-ibu sesudah diberikan penyuluhan menggunakan media demonstrasi sebagian besar adalah baik sebanyak 14 orang (77,8%) dan yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 4 orang (22,2%). 3. Efektivitas Model Penyuluhan SADARI Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji One way(non parametrik) bila data tidak berdistribusi normal. Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Data Peningkatan Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Menggunakan Media Leaflet, Ceramah dan Demonstrasi Pada Ibu-Ibu di Dusun Kalimanjung Tahun 2011 Metode penyuluhan Shapiro-Wilk Statistic p-value Leaflet 0,912 0,091 Ceramah 0,925 0,156 Demonstrasi 0,936 0,248 Sumber: Hasil analisis data tahun 2011 Tabel 5. menunjukkan nilai signifikansi (p-value) > 0,05 peningkatan pengetahuan pada ketiga model penyuluhan lebih besar dari 0,05, dapat disimpulkan data berdistribusi normal.
7 Uji anova didahului dengan hasil test of homogenity varians yang hasilnya : Tabel 6. hasil Test of Homogenity Varians Peningkatan pengetahuan Levene p-value Statistic 2,462 0,095 Dari tabel 6 diketahui bahwa nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,095 > 0,05, artinya varian dalam kelompok homogen. Sehingga asumsi untuk menggunakan uji Anova telah terpenuhi, yaitu varians dalam kelompok sama. Tabel. 7. Hasil Uji Anova Kelompok Jumlah Peningkatan F (n) pengetahuan Statistic p-value Leaflet 18 6,89+1,967 5,897 0,005 Ceramah 18 6,83+3,053 Demonstrasi 18 9,61+3,146 Total 54 7,78+3,020 Sumber : Hasil analisis data tahun 2011 Tabel 7. menunjukkan p-value sebesar 0,005 < 0,05, dapat disimpulkan antara ketiga kelompok penyuluhan terdapat perbedaan yang signifikan. Selanjutnya untuk melihat mana yang paling berbeda diantara ketiga kelompok tersebut, dapat dilihat pada uji Tukey menu Post Hoc Test berikut: Tabel 8. Post Hoc Test (I) Sampel (J) sampel Mean Diff p-value Leaflet Ceramah 0,056 0,998 Demonstrasi Leaflet 2,722 0,013 Ceramah 2,778 0,011 Sumber : Hasil analisis data Hasil perhitungan pada tabel 4.8 diketahui bahwa antara (I) leaflet dengan (J) ceramah tidak ada perbedaan secara signifikan (p=0,998 > 0,05). Selanjutnya antara leaflet (I) dengan demonstrasi (J) diperoleh p- value (0,013) < 0,05, artinya ada perbedaan yang signifikan. Demikian juga antara ceramah (I) dengan demonstrasi (J) diperoleh p-value (0,011) < 0,05, berarti secara statistik ada perbedaan yang signifikan. Kesimpulan dari uji Post Hoc adalah ada perbedaan peningkatan pengetahuan antara
8 kelompok yang memperoleh penyuluhan metode demonstrasi dengan leaflet dan antara kelompok yang memperoleh penyuluhan metode demonstrasi dengan ceramah. Nilai Pembahasan 1. Karakteristik Responden Hasil penelitian menunjukkan bahwa terhadap karakteristik responden umur sebagian besar responden adalah 20-30 tahun sebanyak 35 orang (64,8%). Sejalan dengan bertambahnya usia seseorang maka pengalaman juga semakin bertambah. Pengalaman dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Bahwa faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pengalaman. 5 Pendidikan sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah SMA sebanyak 26 orang (55,6%). Pendapat yang menyatakan bahwa pendidikan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan. Pendidikan diperlukan untuk memperoleh keterampilan yang dibutuhkan manusia dalam hidup bermasyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin banyak ilmu dan pengetahuan yang didapat. 5 Mean Different yang positif menunjukkan bahwa media demonstrasi paling baik dalam meningkatkan pengetahuan ibu-ibu tentang SADARI. 2. Tingkat Pengetahuan tentang SADARI Sebelum Diberikan Penyuluhan Tingkat pengetahuan tentang SADARI pada ibu-ibu di Dusun Gamping Sleman sebelum diberikan penyuluhan sebagian besar adalah kurang sebanyak 47 orang (87,9%). Banyaknya ibu yang memiliki pengetahuan kurang tentang SADARI disebabkan oleh faktor-faktor yaitu kurangnya informasi dan pengalaman yang masih kurang ditunjukkan dengan umur ibu yang sebagian besar antara 20-30 tahun (35 orang atau 64,8%). Hal ini sesuai pendapat yang menyatakan bahwa diantara faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang adalah informasi dan pengalaman. 5 Pendidikan ibu yang sebagian besar masih berpendidikan Dasar (SD dan SMP) sebanyak 27 orang (50%) juga turut menyebabkan rendahnya tingkat pengetahuan ibu, termasuk
9 pengetahuan tentang SADARI. Bahwa tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. 5 Kurangnya pengetahuan tentang SADARI pada ibu-ibu di Dusun Kalimanjung dapat mengakibatkan tidak adanya upaya untuk melakukan SADARI sehingga ibu tidak dapat melndungi diri dari risiko kanker payudara. Hal ini sesuai pendapat yang menyatakan bahwa, pemeriksaan payudara sendiri adalah bagian penting dari perawatan kesehatan, yang dapat melindungi dari resiko kanker payudara. 4 3. Tingkat Pengetahuan tentang SADARI Sesudah Diberikan Penyuluhan Tingkat pengetahuan tentang SADARI pada ibu-ibu di di Dusun Gamping Sleman sesudah diberikan penyuluhan tentang SADARI sebagian besar adalah baik sebanyak 35 orang (64,8%). Hal ini sesuai dengan pendapat Effendi (1998) bahwa penyuluhan adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada kelompok sasaran sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan. Pengetahuan yang baik dari ibuibu di Dusun Kalimanjung tentang SADARI diharapkan dapat mempengaruhi perilaku mereka sehingga mau melakukan SADARI. Bahwa tujuan penyuluhan kesehatan masyarakat adalah agar individu atau kelompok dan masyarakat secara keseluruhan melakukan perilaku hidup sehat dan agar individu atau kelompok dan masyarakat secara keseluruhan mampu berperan aktif dalam upaya kesehatan. 3 Pada metode leaflet terdapat 17 orang (94,4%) yang pengetahuannya mengalami peningkatan, metode ceramah terdapat 14 orang (77,8%) yang pengetahuannya mengalami peningkatan, dan pada metode demonstrasi terdapat 15 orang (83,3%) yang tingkat pengetahuannya mengalami peningkatan. Peningkatan pengetahuan ibu disebabkan bertambahnya informasi setelah diberikannya penyuluhan tentang SADARI. Hasil penelitian ini sesuai dengan Aidah Siti (2009) yang menunjukkan penyuluhan SADARI efektif untuk
10 meningkatkan pengetahuan remaja ke arah yang lebih baik. 4. Analisis Efektivitas Model Penyuluhan SADARI Hasil uji statistik menunjukkan adanya perbedaan peningkatan pengetahuan tentang SADARI pada ibu-ibu di Dusun Gamping Sleman yang diberikan penyuluhan dengan media leaflet, ceramah dan demonstrasi. Media demonstrasi lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan tentang SADARI dibandingkan media leaflet dan ceramah. Hal ini disebabkan berbagai keuntungan yang diperoleh dari metode demonstrasi dibandingkan metode leaflet dan ceramah. Pada metode demonstrasi keuntungan yang diperoleh adalah: 1) perhatian responden dapat dipusatkan kapada hal-hal yang dianggap penting sehingga hal-hal penting dapat diamati seperlunya; 2) perhatian responden lebih mudah dipusatkan pada proses belajar dan tidak tertuju pada hal-hal lain; 3) dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca di dalam buku. Meskipun dalam metode demonstrasi terdapat beberapa kelemahan, seperti daya tanggap setiap responden yang berbeda, dan tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas, namun berbagai kelemahan ini dapat diatasi dengan memperpanjang waktu untuk proses belajar dan mengikutsertakan responden untuk bereksperimen. Sedangkan dalam metode leaflet terdapat kelemahan yaitu responden enggan membaca. Pada metode ceramah kelemahan yang terjadi adalah bersifat satu arah, memungkinkan terjadinya bahaya verbalisme yaitu responden hafal susunan kata-kata atau kalimat tanpa memahami makna yang terkandung didalamnya, responden cenderung pasif, tidak berkembang, dan membosankan. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu : 1. Penyuluhan menggunakan media demonstrasi lebih efektif meningkatkan pengetahuan tentang SADARI pada ibu-ibu di Dusun Gamping Sleman dibandingkan dengan media leaflet dan ceramah. 2. Tingkat pengetahuan tentang SADARI pada ibu-ibu di Dusun
11 Gamping Sleman sebelum dilakukan penyuluhan sebagian besar adalah kurang sebanyak 47 orang (87,9%). 3. Tingkat pengetahuan tentang SADARI pada ibu-ibu di Dusun Gamping Sleman sesudah dilakukan penyuluhan sebagian besar adalah baik sebanyak 35 orang (64,8%). 6. YKI, (1999). Informasi tentang Kanker Pedoman Bagi Penyuluh Kanker, Binarupa Aksara : Jakarta. 7. Saryono, Pramitasari. (2009), Perawatan Payudara. Mitra Cendekia : Yogyakarta. DAFTAR PUSTAKA 1. Depkes, (2003). Profil Kesehatan Indonesia 2004. (Internet), Tersedia dalam : (http://www.depkes.go.id/do wn bads/ publikasi /profil % 20 kesehatan %20 Indonesia % 20 2003.pdf ). Diakses 2 Januari 2011. 2. Effendi. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC. 3. Ilham (1996). Evaluasi Pelaksana Penyuluhan di Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Depok 1 Kecamatan Depok, Sleman, Tesis Magister Perilakudan Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Program Pasca Sarjana UGM. 4. Maulani. 2009. Kanker Payudara dan Solusinya. Jakarta : Media Aesclapius. 5. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.