BAB IV MAKNA IDEAL AYAT DAN KONTEKSTUALISASINYA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

AZAS-AZAS HUKUM WARIS DALAM ISLAM

AZAS-AZAS HUKUM WARIS DALAM ISLAM

Siapa yang Mengajar Auwloh Berhitung?

Daftar Terjemah. Lampiran 1

BAB III KEUTAMAAN MATEMATIKA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN. agama-agama lain yang mampu menyamainya. Kesempurnaan Al-Qur an tidak

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

TINJAUAN HUKUM TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN ANAK DAN ORANG TUA DILIHAT DARI UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM

Oyo Kita Hormati Orang Tua Dan Guru Kita

bismillahirrahmanirrahim

Pengertian Mawaris. Al-miirats, dalam bahasa Arab adalah bentuk mashdar (infinitif) dari kata waritsa-yaritsuirtsan-miiraatsan.

BAB IV PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEWARISAN TUNGGU TUBANG ADAT SEMENDE DI DESA MUTAR ALAM, SUKANANTI DAN SUKARAJA

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia akan mengalami peristiwa hukum yang dinamakan kematian.

BAB IV PEMERATAAN HARTA WARISAN DI DESA BALONGWONO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Warisan Wanita Digugat!

DAHSYATNYA KEKUATAN DO A

KEADILAN DALAM HUKUM WARIS ISLAM Oleh : SURYATI Dosen Fakultas Hukum Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

Bab 4. ASI Antara Hak Bayi dan Kewajiban Ibu. Pemberian ASI menurut Tinjauan Nilai Keagamaan di Masyarakat

PEMBAHASAN KOMPILASI HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. pusaka peninggalan mayit kepada ahli warisnya. 1

BAB I PENDAHULUAN. bahu-membahu untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam hidupnya.

Ibu Melahirkan Tidak Harus Mati (Mencegah Kematian Ibu Melahirkan) Musdah Mulia

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTRI. A. Pengertian Umum Tentang Hak dan Kewajiban Suami Istri

Tasyakuran 4 Bulan Kehamilan

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki

KONSEP ANAK DALAM ISLAM

BAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN AGAMA BANJARMASIN TENTANG HARTA BERSAMA. A. Gambaran Sengketa Harta Bersama pada Tahun 2008 di PA Banjarmasin

BAB I. Persada, 1998, hlm. 1. Zahwan, Solo: CV. Pustaka Mantiq, 1994, hlm Ahmad Rofiq, Fiqh Mawaris Ed.1, Jakarta: PT.

Pembagian Warisan 2 PEMBAGIAN WARISAN (2)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Suatu ketika Rasulullah harus sedikit menegur Aisyah ketika sang Humaira cemburu berat.

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam realita. kehidupan umat manusia. Perseorangan maupun kelompok.

BAB I PENDAHULUAN. istri dan anak-anaknya, ini didasarkan pada Surat Al-Baqarah ayat 233. Yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berkembang, dimana saat ini Indonesia mengerahkan segala

Potensi Muslimah Muslimah Berpotensi

Volume V, Nomor 1, Januari-Juni NILAI-NILAI KEADILAN DALAM HARTA WARISAN ISLAM. Oleh: Dr. H. M. Mawardi Djalaluddin, M.Ag.

BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG TRADISI MELARANG ISTRI MENJUAL MAHAR DI DESA PARSEH KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN

Anak laki-laki yang dirawat dan mendapat sentuhan fisik ayah, dapat menerima diri secara positif dan merasa aman dengan maskulinitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA DALAM PERKAWINAN ISLAM. harta kerabat yang dikuasai, maupun harta perorangan yang berasal dari harta

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGALIHAN NAMA ATAS HARTA WARIS SEBAB AHLI WARIS TIDAK PUNYA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengatur kehidupan rumah tangga dan keturunan, tetapi dapat juga

DAFTAR TERJEMAH. No Hal Bab Terjemahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KETENTUAN PEMBIAYAAN KREDIT SINDIKASI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP. 8) : : : : :

Kedudukan Tauhid Dalam Kehidupan Seorang Muslim

BAB III KERANGKA TEORITIS. serangkaian kebiasaan dan nilai-nilai dari satu generasi kepada generasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Patriakat merupakan sistem pengelompokkan sosial yang menempatkan posisi

[ Indonesia Indonesian

Lingkungan Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan segala aktivitas hidup manusia. Seperti penelitian, penyuluhan,

BAB VII CATATAN REFLEKSI PENDAMPINGAN. yang melatarbelakanginya. Dari persoalan ekonomi, pendidikan, agama, budaya,

BAB I PENDAHULUAN. untuk akad nikah.nikah menurut syarak ialah akad yang membolehkan seorang

BAB IV ANALISIS DATA. Pengetahuan tentang peran wanita. Oleh karena perbedaan fisik dan psikis, maka

BAB IV ANALISIS TERHADAP TIDAK ADANYA HAK WARIS ANAK PEREMPUAN PADA MASYARAKAT KARO DI DESA RUMAH BERASTAGI KECAMATAN BERASTAGI KABUPATEN KARO

pusaka), namun keduanya tidak jumpa orang yang mampu menyelesaikan perselisihan mereka. Keutamaan Hak harta Simati

FATWA MAJLIS ULAMA INDONESIA Tentang Perayaan Natal Bersama

Dosa Durhaka Kepada Orang Tua

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap kematian erat kaitannya dengan harta peninggalan. Setiap

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

PEMBAGIAN WARISAN. Pertanyaan:

BAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN HAK NAFKAH PEREMPUAN DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DALAM PERSPEKTIF FEMINISME

BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan

LAMPIRAN TERJEMAHAN AYAT AL-QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

Ketahuilah wahai saudaraku sesungguhnya syariah Islam itu terbagi dua bagian:

PENGHALANG HAK WARIS (AL-HUJUB)

BAB IV ANALISIS POLA PENDIDIKAN KEAGAMAAN ANAK DI KELUARGA RIFA IYAH DESA PAESAN KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV. ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SEMARANG No.684/Pdt.G/2002/PA.Sm DALAM PERSPEKTIF MUHAMMAD SYAH{RU<R

HUKUM WARIS ISLAM DAN PERMASALAHANNYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SERIAL KAJIAN ULIL ALBAAB No. 22 By : Tri Hidayanda

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

b. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan

DAFTAR LAMPIRAN. 1. Daftar Riwayat Hidup Penulis. 2. Daftar Terjemah. 3. Struktur Organisasi MAN 1 Banjarmasin. 4.

ALASAN MEREKA YANG ENGGAN BERJILBAB

BAB IV. Setelah mempelajari putusan Pengadilan Agama Sidoarjo No. 2355/Pdt.G/2011/PA.Sda tentang izin poligami, penulis dapat

Wasiat Luqman Kepada Putranya

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

Standar Kompetensi : 7. Memahami hukum Islam tentang Waris Kompetensi Dasar: 7.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan hukum waris 7.2 Menjelaskan contoh

LAMPIRAN TERJEMAH. No Bab Surah/Hadis Terjemah. 1 I QS. al-baqarah: 132 Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan


BAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhannya telah mampu merombak tatanan atau sistem kewarisan yang

Spirit Keadilan Dalam Warisan :Dirasah Hadis Edisi 37

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Pendidikan Agama Islam

BAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN WASIAT KEPADA NON MUSLIM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Islam Punya Cara Terhormat Untuk Memuliakan Wanita

Bab 2 LANDASAN ETIKA DALAM ISLAM

BAB V KESIMPULAN. bab- bab sebelumnya maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut:

1 1-4 Kepada yang kekasih saudara saya seiman Titus yaitu anak rohani

Kewajiban Berbakti Kepada Orang Tua

Transkripsi:

BAB IV MAKNA IDEAL AYAT DAN KONTEKSTUALISASINYA A. Relefansi Masa Turunnya Ayat dengan Masa Kini Ayat 15 dari surat Al-Ahqaf tersebut merupakan ayat makiyah. Sebelum al-qur an diturunkan, di daerah Makkah dan sekitarnya wanita merupakan sosok manusia yang dianggap lemah. Mereka tidak mendapat hak kemanusiaan secara utuh, tidak mendapatkan perlakuan yang semestinya sebagai seorang manusia bermartabat. Bukan saja tidak mampu menyuarakan pendapatnya sendiri, tetapi juga harus patuh secara muthlaq kepada suaminya. 1 Berbagai macam bentuk penindasan terhadap wanita, misalnya kekerasan dalam rumah tangga, tidak mendapatkan hak waris, perempuan menjadi harta warisan layaknya harta benda yang lain, dan yang paling ekstrim adalah kebiasaan mengubur anak perempuan hidup-hidup. 2 Pada masa itu masyarakat Makkah mempunyai kebiasaan berperang kemana-mana untuk mencari uang dan bahan pangan. Mereka berperang untuk mendapatkan harta ghanimah, dan tawanan untuk dijadikan budak, yang kemudian budak-budak itu dijual sehingga menghasilkan uang. Sedangkan menurut masyarakat Makkah pada masa itu, perempuan tidak mampu ikut serta dalam peperangan, mereka hanya akan menyusahkan pasukan perang lainnya. 1 Ira. M. Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam, terj. Ghufron A. Mas adi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999),42. 2 Ratna Batara Munti, Perempuan sebagai Kepala Rumah Tangga, (Jakarta: Lembaga Kajian Agama, 1999), 49. 89

90 Sehingga pada masa itu mempunyai anak perempuan merupakan aib, karena perempuan dianggap tidak berguna. Maka pada masa itu anak perempuan dikubur hidup-hidup. 3 Adanya posisi wanita pada struktur masyarakat sebagai manusia paling rendah, bahkan dapat juga dikatakan tidak dipandang sebagaimana layaknya manusia. Maka wanita tidak diperbolehkan untuk tampil ke permukaan publik sebagaimana lakilaki, karena dianggap tidak memiliki keterampilan yang layak untuk ditampilkan di masyarakat. Selain yang telah disebutkan, terdapat pula kebiasaan di antara orangorang kaya dan kaum bangsawan Arab bahwa ibu-ibu tidak mengasuh anak-anak mereka, tetapi mereka mengirimkan anak-anak itu ke pedesaan untuk diasuh dan dibesarkan di sana. Kemudian al-qur an diturunkan, selain seruannya yang berupa penegasan bahwa Tuhan (Allah) itu Maha Esa, adalah perubahan mendasar tentang posisi wanita yang ditempatkan sangat terhormat. Hal ini dapat dilihat dari: a) syariat pemberian mahar, secara tidak langsung menegaskan bahwa wanita bukanlah barang yang dapat diperjual belikan b) Penghapusan adat jahiliah mengenai wanita yang tidak berhak mendapat warisan, bahkan dalam kondisi tertentu ia menjadi harta warisan. Yaitu dengan turunnya surat An-Nisa ayat 12: 3 Hashemi Rafsanjani dan Syaikh Husain Fadhlullah, Misteri kehidupan Fatimah Az- Zahra: Kajian atas Fungsi dan Peran Wanita, ter. Alwiyah Abdurrahman (Bandung: Mizan. 1993), 153.

91 Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteriisterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. jika isteri-isterimu itu mempunyai anak, Maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya. Para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. jika kamu mempunyai anak, Maka Para isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), Maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris). (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syari'at yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Penyantun. 4 Dan surat An-Nisa ayat 19: 4 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya (Bandung: Jabal Roudhotul Jannah, 2009), 79.

92 Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata[279]. dan bergaullah dengan mereka secara patut. kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, Padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. 5 c) Adapun kebiasaan mengubur anak perempuan juga dihapus dengan turunnya surat An-Nahl ayat 57-60: (57) Dan mereka menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan. Maha suci Allah, sedang untuk mereka sendiri (mereka tetapkan) apa yang mereka sukai (Yaitu anak-anak laki-laki). (58) Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan Dia sangat marah. (59) Ia Menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah Dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)?. ketahuilah, Alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu. (60) Orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, mempunyai sifat yang buruk; dan Allah mempunyai sifat yang Maha Tinggi; dan Dia-lah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. 6 5 Ibid., 80. 6 Ibid., 273.

93 Seiring dengan perkembangnya zaman, wanita pada era sekarang tidak lagi dipandang rendah, bahkan kini wanita sudah banyak mengambil peran publik dan sosial. Hal ini dianggap sebagai persamaan hak antara laki-laki dan wanita di segala bidang. Sehingga selain berperan sesuai kodratnya yakni sebagai manusia yang melahirkan anak, istri, dan ibu, wanita juga mempunyai peran baru dalam publik dan sosial. B. Makna Ideal Moral Ayat 15 dari Surat Al-Ahqa>f Jika dipahami secara tekstual pada awal Surat Al-Ahqaf ayat 15 berisi perintah berbuat baik kepada kedua orangtua. Akan tetapi pada kalimat selanjutnya ayat tersebut menerangkan tentang pengorbanan seorang ibu. Bagaimana beratnya mengandung, melahirkan dan mendidik anak. Meskipun secara tersurat ayat tersebut menceritakan tentang perjuangan seorang ibu, akan tetapi secara tersirat ayat tersebut menunjukan bahwa ibu mempunyai peran yang sangat besar dalam membentuk karakter seorang anak. Pada saat ayat ini turun, peran wanita di dunia publik belum begitu banyak, sehingga mereka bisa fokus dalam mendidik anak-anak mereka. Namun dewasa ini banyak ibu yang berkecimpung dalam dunia karir, sehingga waktu bersama anak menjadi berkurang. Hal ini tidak menjadi masalah selama ibu masih memprioritaskan tugas pokoknya sebagai madrasah al-u>la> bagi anak. Artinya meskipun ia berkarir namun perhatian utamanya tetap pada pendidikan dan karakter anak. Sehingga sang anak tetap mendapatkan haknya, dan ia tetap tumbuh dalam pengawasan orangtuanya terutama dari sang ibu.

94 Demikian itu, ayat ini mempunyai makna ideal moral bahwa tugas utama seorang ibu ialah mengandung, melahirkan, menyusui dan menyapih anaknya, sekaligus mendidiknya. Hal ini dilakukan dengan susah payah dalam kurun waktu kurang lebih 30 bulan. Sadar ataupun tidak kebersamaan ibu dan anak dalam kurun waktu yang tidak pendek, memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan anak. Bukan hanya perkembangan kesehatan fisik tetapi juga mencakup perkembangan karakter anak. Sehingga secara tidak langsung di dalam ayat tersebut mengandung pesan agar ibu mencurahkan perhatiannya kepada anaknya, dengan harapan anak tersebut dapat menjadi anak yang baik dan berbakti kepada orangtua di kemudian hari. C. Kontektual isasi Pesan Moral Surat Surat Al-Ahqa>f Ayat 15 pada Masa Kini Tentang Peran Ibu dalam Pembentukan Karakter Anak Pesan berbakti kepada kedua orang tua telah banyak disebutkan dalam al-qur an. Salah satunya adalah pada surat Al-Ahqaf ayat 15. Pada ayat ini disebutkan perintah kepada siapapun untuk berbuat baik kepada dua orangtua, terutama kepada ibu. Hal itu semata-mata karena ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya juga dengan susah payah. Kemudian menyusuinya, mendidiknya serta melayaninya dalam masa yang tidak singkat. Berbuat baik atau berbakti kepada kedua orang tua merupakan kewajiban seorang anak. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk berbakti kepada kedua orangtua. Di antaranya adalah memulyakan mereka dengan ucapan dan perbuatan, menghormati mereka, dan masih banyak cara-cara yang lain.

95 Penghormatan yang diberikan seorang anak terhadap orangtuanya tidak akan serta merta terjadi begitu saja. Akan tetapi perilaku tersebut dipengaruhi dari bimbingan dan apa yang sudah diajarkan oleh orangtuanya. Bimbingan dan juga pendidikan yang diberikan oleh orangtua kepada anaknya sewaktu kecil tersebutlah yang akan menjadi watak seorang anak. Dalam artian sebagai orangtua jangan mengharapkan sang anak ketika besar kelak bisa menghormati dirinya, jika orangtua tidak mengajarkan kepada sang anak bagaimana seharusnya menghormati orangtua. Orangtua yang tidak pernah mengajarkan pendidikan sikap mental terhadap anak-anaknya, maka jangan salahkan anak ketika kelak sang anak berlaku kasar terhadap orangtuanya. Di sini yang harus dipertanyakan adalah orangtuanya, terutama ibu yang kodratinya sebagai orang tua yang lebih dekat dengann anaknya. Apakah ia sudah mengajarkan anaknya bersikap dan berperilaku sopan. Jadi pembiasaan atau pola asuh dari ibu yang baik dan benar dapat mempengaruhi konsep diri atau cara berfikir seorang anak. Kemudian konsep diri tersebut akan menghasilkan karakter yakni kebiasaan yang menjadi ciri khas dari akhlak seseorang. Dari inilah akan terbentuk sikap atau akhlak yang baik, bukan hanya akhlak kepada orang tua saja, tapi terhadap masyarakat di sekitarnya juga akan ikut baik. Dari beberapa keterangan yang telah disebutkan, dapat dipahami bahwa surat al-ahqa>f ayat 15 selain merupakan perintah bagi semua orang atau semua anak untuk berbakti kepada kedua orangtua, terutama ibu, juga

96 mengandung perintah bagi orangtua, terutama ibu sebagai orang yang paling sering berhubungan dengan anak, untuk mendidik dan membimbing anaknya, khususnya pada masa-masa pertumbuhan dan perkembangan jiwanya. Karena hal tersebut sangatlah berpengaruh pada kehidupan anak di masa dewasa. Namun perlu ditekankan, bahwa menghormati kedua orangtua terutama ibu ini sudah menjadi kewajiban mutlak seorang anak. Jadi, bagaimanapun dan apapun yang ibu berikan kepada anaknya, sang anak tetap wajib taat dan berbakti kepada orangtua, terutama kepada ibu. Bahkan seorang anak tetap harus menghormati dan memperlakukan orang tua dengan baik dan sopan walaupun mereka tidak beragama Islam, selama orang tua tidak mengajak kepada kemungkaran anak wajib taat kepada orang tua. Sebagaimana firman Allah surat Luqman ayat 15: Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-ku, kemudian hanya kepada-kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. 7 7 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya (Bandung: Jabal Roudhotul Jannah, 2009),

97 Dengan demikian jelas sudah seorang anak wajib menghormati dan berperilaku baik terhadap orang tua meskipun mereka berbeda keyakinan. Di samping orangtua wajib memberikan pendidikan dan suri tauladan yang baik bagi anak.